Human Resource Management
DOI: 10.21070/ijler.2019.V4.377

Impact of Teamwork and Compensation on Employee Performance in Manufacturing Companies in Pasuruan, Indonesia


Dampak Kerja Sama Tim dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Pasuruan, Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Job Satisfaction Teamwork Compensation Emplayee Performance

Abstract

This study aims to determine the effect of job satisfaction, teamwork, and compensation on emplayee performance at PT. Wastra Karya Prima at Pandaan.  This research is quantitative research with hypothesis testing. The sample used in this study were 100 employess at PT. Wastra Karya Prima at Pandaan. The analytical tool used is multiple linear regression analysis, coefficient of determination (R2), partial correlation coefficient, t test, F test and classic asumption test using SPSS version 18 for windows. This primary data was obtained from a questionnaire whose measurement used a Likert scale that tested the validity and reability and the data was declared valid and reliable.The results of this study prove that job satisfaction, teamwork, and compensation simultaneously influence emplayee performance. Job satisfaction. teamwork, and compensation have a partial effect on emplayee performance.

PENDAHULUAN

Organisasi dituntut untuk selalu berinovasi sesuai dengan trend saat ini. Faktor - faktor seperti ketatnya persaingan dan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut organisasi untuk menjadi kreatif dan inovatif. Organisasi yang selalu inovatif dan kreatif selalu memiliki visi masa depan yang terencana dan terukur. Oleh karena itu, setiap bagian organisasi mengimplementasikan visi tersebut menjadi misi yang harus dijalankan tiap bagian, salah satunya adalah kinerja kreatif organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting untuk menunjang keberlangsungan suatu organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia harus dapat diarahkan pada upaya yang mampu menggali potensi sumber daya manusia yang siap pakai agar dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan. Sumber daya manusia mempunyai posisi yang sangat penting mengingat kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya, selain itu sumber daya alam yang memiliki kualitas tinggi bermanfaat dalam penyesuaian gerak atas perubahan iklim usaha yang begitu cepat [Habibie, Ahmad Wahyudin, dkk (2017)]

Sumber daya manusia merupakan merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur suatu bidang ilmu khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. Manajemen sumber daya manusia juga disebut suatu bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan. Fokus yang di pelajari dalam manajemen sumber daya manusia adalah masalah yang terkait dengan tenaga kinerja manusia[, I Komang Ardana dkk., 2012 ]. Sehingga proses memanfaatkan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan sumber daya manusia, persedian sumber daya manusia, peramalan suplai dan permintaan sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan suatu organisasi yang mengimplementasikan dalam kinerja perusahaan hingga tercapainya kinerja karyawan.

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan di ukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh suatu organisasi [Moehariono, 2014]. Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan, sebuah organisasi memerlukan dukungan kepada para anggotanya berupa reformasi kerja guna mencapain tujuan yang ditetapkan organisasi, perusahaan yang maju dan berkembang merupakan keinginan setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut [Veithzalm Rivai 2010].

Jika dilihat dari sudut pandang makna kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan motivasi bisa jadi untuk tercapainya kepuasan kerja [Sedarmayanti, 2011]. Kepuasan kerja adalah memandang kepuasan kerja sebagai evaluasi seseorang atas pekerjaannya dan konteks pekerjaan. Sedangkan bahwa Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan pekerjaannya. [T. Hani Handoko, 2012]

Jika tingginya tingkat kepuasan kerja karyawan,maka semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan sistem kinerja yang dianut individual [Sedarmayanti, 2011]. Bahwa seseorang dengan kepuasan kerja tinggi akan menyukai pekerjaannya secara umum, dimana seseorang merasakan diperlakukan selayaknya dan percaya bahwa pekerjaan mempunyai banyak segi yang diinginkan salah satu cara perusahaan dalam mengukur seberapa besar sumber daya manusia berkontribusi untuk menunjang keberlangsungan perusahaan yaitu dengan mengukur kerjasama tim.

Kerja sama tim adalah suatu kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan pengambilan keputusan untuk membantu setiap anggota kelompok yang bekerja di dalam area tanggung jawabnya [Robbins, Stephen P dan Timothy Judge, 2015]. Sedangkan Kerja sama tim adalah suatu daya dorong yang memiliki sinergisitas bagi individu – individu yang tergabung dalam kerja sama tim. Kerja sama tim dibentuk atas dasar kebutuhan perusahaan dan pribadi individu menciptakan keberhasilan bersama termasuk perusahaan. Dimana hal tersebut bisa membantu untuk menetapkan seberapa besar reward atau kompensasi yang bisa diberikan perusahaan untuk setiap karyawannya

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kinerja mereka. Bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi, kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat [T. Hani Handoko, 2012]. kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi yang sesuai dengan beban kerja yang diemban oleh karyawan bisa meningkatkan kinerja karyawan untuk bekerja lebih baik agar tercapai sasaran atau tujuan perusahaan. Apabila kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan tidak sesuai, maka bisa mengakibatkan turunnya kinerja dan kepuasan kerja karyawan.[Hasibuan Melayu, 2016]

Pada PT. Wastra Karya Prima, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa outsourcing industri. Yang berada di Jl. Wijaya Permai17 Pasagen Pandaan, Pasuruan. Perusahaan ini secara garis besar memproduksi textil (kain). PT. Wastra Karya Prima sudah berdiri puluhan tahun, sesuai dengan visi yang dimilikinya menciptakan kualitas hasil produksi yang baik dan bermanfaat untuk semua khalayak.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 25 Maret 2019 dengan Bapak. Zainal, S. Kom selaku Pimpinan bagian HRD Perusahaan dan beberapa karyawan, didapatkan hasil perusahaan ini memang benar-benar memegang teguh akan kebaikan hasil produksinya yaitu target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan baik kualitas dan kuantitas berhasil dipenuhi oleh setiap karyawan di berbagai devisi, namun terdapat beberapa indikasi terkait sumber daya manusia di PT. Wastra Karya Prima.

METODE

Lokasi PT. Wastra Karya Prima yang terletak di Jl. Wijaya Permai 17 Pasegan, Pandaan, Pasuruan - Jawa Timur. Menurut [Sugiyono, 2016] populasi adalah wilayah yang generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan kontrak PT. Wastra Karya Prima yang berjumlah 134 orang karyawan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut[9]. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggunakan teknik propability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk yang di pilih menjadi pengambilan sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini di lakukan secara acak atau Simple Random Sampling, Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin di atas, jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 karyawan pada PT. Wastra Karya Prima.

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif.sumber data yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu data primer yang meliputi data kuesioner yang telah disebar kepada responden dan data sekunder yang membantu seorang peneliti dalam mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab.Dan peneliti juga mewawancara beberapa karyawan di PT. Wastra Karya Prima yang sebagai pengumpulan data.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan pada rumusan masalah dan pokok permasalahan di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : 1) Kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Wastra Karya Prima; 2) Kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Wastra Karya Prima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Variabel Item Variabel Correlation (r-hitung) r- kritis Sig. Keterangan
VariabelKepuasan Kerja X1.1 0,667 0,3 0,000 Valid
X1.2 0,520 0,000 Valid
X1.3 0,665 0,000 Valid
X1.4 0,733 0,000 Valid
X1.5 0,585 0,000 Valid
VariabelKerja samatim X2.1 0,823 0,000 Valid
X2.2 0,885 0,000 Valid
X2.3 0,622 0,000 Valid
X2.4 0,690 0,000 Valid
VariabelKompensasi X3.1 0,786 0,000 Valid
X3.2 0,589 0,000 Valid
X3.3 0,416 0,000 Valid
X3.4 0,467 0,000 Valid
X3.5 0,764 0,000 Valid
X3.6 0,487 0,000 Valid
X3.7 0,814 0,000 Valid
VariabelKinerja Karyawan Y.1 0,768 0,000 Valid
Y.2 0,805 0,000 Valid
Y.2 0,729 0,000 Valid
Y.4 0,782 0,000 Valid
Y.5 0,626 0,000 Valid
Table 1. Uji Validitas (Sumber : Lampiran Output SPSS Pengujian uji validitas)
Variabel Nilai cronbach alpha Nilai Kritis Keterangan
Kepuasan kerja 0,608 0,60 Reliabel
Kerja sama tim 0,755 0,60 Reliabel
Kompensasi 0,742 0,60 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,792 0,60 Reliabel
Table 2.Uji Reliabilitas (Sumber: Lampiran Output SPSS Pengujian Reliabilitas )

Berdasarkan tabel validitas dan reliabilitas diatas dari variable kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi dan kinerja karyawan dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan dikatakan valid dan reliabel sehingga peneliti dapat menggunakan pertanyaan secara keseluruhan.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Figure 1. Normal Probability Plot

Sumber : OutputData SPSS 18.0

Berdasarkan gambar 1 diatas menunjukkan bahwa sebaran data membentuk titik-titik mendekati garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdisitribusi norma.

Uji Linieritas

Variabel F Sig. Linearity Kondisi Kesimpulan
X1 – Y 58.949 0.000 Sig. < 0.05 Linier
X2– Y 21.094 0.000 Sig. < 0.05 Linier
X3 – Y 61.291 0.000 Sig. < 0.05 Linier
Table 3. Hasil Pengujian Linieritas (Sumber : Output Data SPSS, 18.0 )

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikan lebih besar (>) dari 0,05 maka model regresi memiliki hubungan yang linier antara variabel employe engagement, motivasi, dan lingkungam kerja terhadap kinerja karyawan.

Uji Autokorelasi

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .761a .578 .565 1.571 1.774
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Kerja sama tim, Kepuasan kerja
b. Dependent Variable: Kinerja karyawanSumber : Output Data SPSS, 18.0
Table 4. Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dinyatakan bahwa nilai untuk Durbin Watson nya adalah 1.774, maka tidak terjadi autokorelasi. Karena sesuai ketentuan ketiga yang berbunyi “Jika nilaiDurbin-Watson 1.774 berada diantara du dan 4 – du (Du<d<4-du), yakni 1.7364 < 1.774 < 2.2636. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini.

Uji Heterokedasitas

Figure 2. Heterokedasitas

Sumber : Output Data SPSS, 18.0

Berdasarkan gambar 4.3 di atas menyatakan bahwa data yang menyebar secara acak, dapat disimpulkan bahwa homogeny atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kepuasan Kerja (X1) .658 1.520
Kerja Sama Tim (X2) .762 1.350
Kompensasi (X3) .880 1.137
Table 5. Uji Multikolinieritas Coefficientsa

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai VIF lebih kecil dari 10 (< 10) dan toleransi, lebih besar dari 0.1 (> 0.1), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel penjelas yang satu dengan variabel lainnya tidak saling berkolinearitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.573 2.156 -1.194 .236
Kepuasan kerja .526 .087 .426 6.012 .000 .875 1.143
Kerja sama tim .282 .077 .252 3.666 .000 .930 1.075
Kompensasi .268 .051 .375 5.244 .000 .857 1.167
Table 6.Regresi Linier Berganda Coefficients a (Sumber : Output Data SPSS, 18.0)

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a +b1 X1 +b2 X2 +b3X3 +e

Y = - 2 ,573 + 0,526 X 1 + 0,282 X 2 + 0,268 X 3 + e

Pengujian Hipotesis

Uji F ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 325.129 3 108.376 43.903 .000a
Residual 236.981 96 2.469
Total 562.110 99
Table 7.Pengujian Menggunakan Uji F ANOVA ANOVA b (Sumber : Output Data SPSS, 18.0)

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Kerja sama tim, Kepuasan kerja

b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Dari hasil pengujian secara simultan menunjukkan nilai Fhitung sebesar 43,903 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan signifikansi sebesar 5% dan df sebesar k=3 dan df2 = n-k-1 (100-3-1=96) maka didapat nilai Ftabel sebesar 2,70. Oleh karena itu Fhitung 43,903 lebih besar dari Ftabel 2,70 dan tabel diatas juga menunjukkan nilai sig = 0,000 yang lebih kecil dari α=0,05 maka dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepuasan kerja (X1), kerja sama tim (X2) dan kompensasi (X3) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y). karyawan pada PT. Wastra Karya Prima.

Uji Parsial ( Uji t )

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.573 2.156 -1.194 .236
Kepuasan kerja .526 .087 .426 6.012 .000
Kerja sama tim .282 .077 .252 3.666 .000
Kompensasi .268 .051 .375 5.244 .000
Table 8. Pengujian Menggunkan Uji t (Sumber : Output Data SPSS, 18.0)

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Koefisien Korelasi Berganda (Uji R)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson
1 .761a .578 .565 1.571 1.774
Table 9.Hasil Uji R Model Summary b

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Kerja sama tim, Kepuasan kerja

b. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber : Lampiran Output SPSS, versi 18

Jangkauan nilai R adalah berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti hubungan antar variabel bebas secara bersama-sama dan variabel terikat adalah semakin kuat. Semakin mendekati 0 berarti hubungan antar variabel bebas secara bersama-sama dan variabel terikatnya semakin lemah atau bahkan tidak ada sama sekali. 1) Berdasarkan tabel thitung sebesar 6,012, hal ini menunjukkan thitung 6,012 lebih besar dari ttabel 1,660. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 2) Berdasarkan tabel thitung sebesar 3,666, hal ini menunjukkan thitung 3.666 lebih besar dari ttabel 1,660. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 3) Berdasarkan tabel thitung 5,244, hal ini menunjukkan thitung 5,244 lebih besar dari ttabel 1,660. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.

Koefisien Determinan Berganda (Uji R 2 )

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson
D 1 .761a .578 .565 1.571 1.774
Table 10.Hasil Uji R 2 Model Summary b

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Kerja sama tim, Kepuasan kerja

b. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber : Lampiran Output SPSS, diolah

Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program stastistik SPSS versi 18 diperoleh nilai koefisien determinasi ( R Square ) sebesar 0,578. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 57,8 % sedangkan 42,2 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam peneliti ini.

Pembahasan

Hasil dari penelitian yang ada di atas dapat diketahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS Statistik versi 18.0.

Hipotesis pertama : Ada pengaruh Kepuasan Kerja, Kerjasama Tim dan Kompensasi Secara Simultan terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan proses kepuasan kerja, perusahaan sudah cukup baik untuk memenuhi hak dan jaminan kepada karyawan, aspek kerja sama tim dari kayawan juga sudah efektif dalam setiap kegiatan dalam pekerjaan dan kompensasi yang diberikan sudah terpenuhi sehingga kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima akan meningkat.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini kuat dan searah antara variabel bebas yang meliputi kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi dengan variabel terikat yaitu kinerja karyawan, yang artinya jika variabel bebas yang meliputi kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi ditingkatkan, maka akan meningkatkan juga variabel terikat yaitu kinerja karyawan, demikian sebaliknya. Kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena kepuasan kerja yang tinggi dengan yang didukung oleh upah, pekerjaan, kesempatan promosi, penyelia, dan rekan sekerja yang diberikan untuk karyawan dengan baik akan menyebabkan meningkatnya atau merasakan kepuasan kerja pada karyawan PT. Wastra Karya Prima. PT.Wastra Karya Prima sudah menerapkan sistem kerja sama tim untuk bisa menyatukan seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas – tugas mereka untuk mencapai tujuan perusahaan dengan hasil yang lebih baik. Semakin baik karyawan dalam bekerja sama meliputi memahi kemampuan dari para anggota, kepribadian para anggota dan keragaman para anggota mengenali dengan jelas dan mengembangkan keterampilan dalam menangani pekerjaannya yang sudah di desain efektif oleh perusahaan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga pekerjaan akan berjalan dengan mudah dan lancar. Kemudian faktor terakhir yaitu kompensasi juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan, kompensasi yang diberikan PT. Wastra Karya Prima perusahaan sudah memenuhi kebutuhan karyawan dengan memberikan Gaji, Tunjangan profesional, Tunjangan tidak tetap, Insentif, Kesehatan , Dana pensiun dan Liburan.

Hasil penelitian ini didukung oleh [Rais, Reinhard, dkk., 2016] menyatakan bahwa variabel komitmen organisasi, kepuasan kerja dan lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh [Dewi, Chadek Novi Charisma, dkk., 2014] yang membuktikan bahwa komunikasi, kerjasama tim dan pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis Kedua : Ada Pengaruh Kepuasan Kerja, Kerja Sama Tim Dan Kompensasi Secara Parsial Terhadap Kinerja Karyawan. 1) Ada Pengaruh Kepuasan Kerja Secara Parsial Terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa kepuasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hal ini menunjukkan bahwa proses pekerjaan karyawan menjadi menyenangkan atau merasakan puas dengan cara menyesuaikan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja bisa memberikan dampak yang positif bagi kinerja karyawan. Kepuasan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Karyawan yang ada pada PT. Wastra Karya Prima sudah merasakan kepuasan kerja, hal ini dibuktikan keadaan dimana tugas pekerjaan dianggap menarik, memberikan kesempatan untuk belajar, dan bertanggung jawab dan perusahaan juga memberikan promosi jabatan terhadap karyawan. Kepuasan secara keseluruhan dikumpulkan untuk organisasi, bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas, dengan demikian, karyawan yang puas dalam bekerja sangat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi [Edison, Emron Dr, dkk., 2017]. Hasil penelitian [Dewi, Chadek Novi Charisma, dkk., 2014] membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian [Zubair, dkk., 2015] membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja menggambarkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,hal ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai interaksi karyawan terhadap lingkungan kerjanya. 2) Ada Pengaruh Kerja Sama Tim Secara Parsial Terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa Semakin baik Kerja Sama Tim yang ditetapkan maka kinerja karyawan di PT. Wastra Karya Prima akan semakin meningkat. Kerja sama tim berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima karena kerja sama tim sudah dibuat dan diterapkan dengan baik oleh PT. Wastra Karya Prima. Hal ini terbukti dengan PT. Wastra Karya Prima memberikan kesempatan karyawan dengan memberikan pelatihan. Perusahaan harus bisa mengidentifikasi bakat atau kemampuan setiap karyawannya. Dari bakat itu, perusahaan bisa melakukan pelatihan dengan intensif agar meningkat dan bisa bermanfaat untuk masa depan perusahaan, pimpinan juga memberikan masukan dan motivasi kepada karyawan supaya menjadi kepribadian yang lebih baik dengan ini mereka akan merasa dihargai oleh perusahaan sehingga akan membangkitkan kinerja para tim. Kerja sama tim sangat membantu perusahaan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian di dukung oleh menurut [Robbins, Stephen P dan Timothy Judge, 2015] menyatakan bahwa tim kerja merupakan bagian dari kelompok kerja, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiosis) pada interaksi antar anggota, sinergi yang positif akan memungkinkan bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja. Terdapat hubungan kerja sama tim secara signifikan terhadap kinerja karyawan[Habibie, Ahmad Wahyudin, dkk., 2017]. Sedangkan hasil penelitian [Lawasi, Eva Silvani, dan Boge Triatmanto, 2017] juga membuktikan bahwa Komunikasi, motivasi dan kerjasama tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dicapai sebuah tim lebih baik dari pada kinerja perindividu di suatu organisasi maupun di suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama tim menunjukkan adanya kesepakatan dan kesadaran rasa tanggung jawab antara dua orang atau lebih dengan tujuan menghasilkan kinerja yang baik.

Ada Pengaruh Kompensasi Secara Parsial Terhadap Kinerja Karyawan, Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Wastra Karya Prima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kompensasi bisa memberikan dampak yang positif bagi kinerja karyawan. Kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Pemberian kompensasi yang ada pada PT. Wastra Karya Prima sudah memberikan kompensasi terlaksana dengan baik, hal ini dibuktikan dengan perusahaan memberikan upah berdasarkan UMK, Uang absensi, uang absensi yang diberikan karyawan bertujuan untuk membuat karyawan untuk tidak membolos kerja. Perusahaan juga memberikan uang masa kerja yang diberikan karyawan bertujuan untuk membuat karyawan merasa dihargai atas royalitasnya selama bekerja diperusahaan, sehingga karyawan bisa bekerja secara baik dan tetap fokus di PT. Wastra Karya Prima. Selain itu perusahaan memberikan bonus dan jaminan kerja, yaitu berupa tunjangan uang pensiun, uang jaminan keselamatan kerja, dan uang jaminan kesehatan kerja. dan bonus lain yang berasal dari absensi pegawai selama satu tahun yang diberikan bersamaan dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).

Hubungan kompensasi dengan kinerja karyawan yaitu untuk memotivasi karyawan dalam rangka meningkatkan kinerjanya dan mempertahankan karyawan yang berkompeten agar bertahan di perusahaan. Dengan merancang imbalan yang baik akan memiliki dampak ganda bagi organisasi, di sisi lain imbalan akan memenuhi perilaku serta sikap kerja karyawan sesuai dengan keinginan organisasi agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya [Moeheriono, 2014]. Hasil penelitian [Zubair, dkk., 2015] membuktikan bahwa kompensasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kompensasi ini merupakan bentuk imbalan baik itu terbentuk uang maupun yang lain yang di terima karyawan atas usaha yang dihasilkan. Sejalan dengan penelitian [Frenda Nawa dan Sesilya Kempa, 2017] menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi juga mempunyai tujuan yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan, tanpa adanya kompensasi, perusahaan tersebut tidak akan berkembang dengan baik dan sekaligus untuk mempertahankan karyawan yang ada.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa kepuasan kerja, kerjasama tim dan kompensasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hal ini berarti jika semakin baik kepuasan kerja, kerja sama tim dan kompensasi maka kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima juga akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh [10] menyatakan bahwa variabel komitmen organisasi, kepuasan kerja dan lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh [11] yang membuktikan bahwa komunikasi, kerjasama tim dan pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hal ini bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas, dengan demikian, karyawan yang puas dalam bekerja sangat mempengaruhi dan juga akan meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hasil penelitian ini adalah pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan [11]. Sedangkan penelitian [13] menunjukkan bahwa budaya organisasi, kompensasi dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa kerja sama tim berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hal ini mempunyai arti jika semakin baik dengan melakukan kerja sama tim maka kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima juga akan meningkat. Hasil penelitian ini yaitu komunikasi, kerjasama tim, dan pengambilan keputusan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan [1]. Sedangkan hasil penelitian [14] juga membuktikan bahwa Komunikasi, motivasi dan kerjasama tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa secara parsial kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima. Hal ini mempunyai arti jika perusahaan sudah memberikan kompensasi sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten atau Kota (UMK) dan secara adil sesuai dengan hasil kerja karyawan maka kinerja karyawan pada PT. Wastra Karya Prima juga akan meningkat. Hasil penelitian [13] membuktikan bahwa kompensasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sejalan dengan penelitian [15] menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang senantiasa member dukungan baik materiil maupun mengiringi dengan do’a dan kasih sayang. Ibu Dewi Komala Sari., SE., MM selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Teman-teman kelas Manajemen Sumber Daya Manusia A1 yang turut membantu dalam pembuatan Skripsi ini dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis.

References

  1. Habibie, Ahmad Wahyudin, dkk (2017). Pengaruh Komunikasi, Kerjasama Tim dan Pengambilan Keputusan Terhadap Kinerja Karyawan PT. GEO Given Sidoarjo. Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 39-49.
  2. Ardana, I Komang, dkk. (2012). Manajemen Sumber daya Manusia.Edisi 1.Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
  3. Moeheriono. (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Edisi Revisi. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta
  4. Rivai, Veithzalm. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Raja wali Pers. Jakarta.
  5. Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima. PT. Refika Aditama. Bandung
  6. Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya ManusiaEdisi 2. Yogyakarta.
  7. Robbins, Stephen P dan Timothy Judge. (2015). “Perilaku Organisasi”Edisi 16.Penerjemah: Ratna Saras Wati dan Febriella Sirait. Salemba Empat. Jakarta
  8. Hasibuan , Melayu S.P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
  9. Sugiyono. (2016).Metode Penelitian Manajemen Kuantitatif,Kualitatif.Cetakan ke -23. Alfabeta. Bandung.
  10. Rais, Reinhard, dkk. (2016). Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT.PLN (PERSERO) Wilayah Suluttenggo. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01, 185-197.
  11. Dewi, Chadek Novi Charisma, dkk (2014). Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Tenaga Penjualan UD Surya Raditya Negara. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha jurusan Manajemen (Volume 2), 1-9.
  12. Edison, Emron Dr, dkk. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi ke Tujuh. Bandung: Alfabeta.
  13. Zubair, dkk. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Kerhadap Keompensasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja serta dampaknya terhadap kinerja karyawan kantor Pusat Operasional PT Bank Aceh. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 4, No. 3, 29-38.
  14. Lawasi, Eva Silvani, dan Boge Triatmanto. (2017). Pengaruh Komunikasi, Motivasi Dan Kerjasama Tim Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Merdeka Malang Vol 5 No.1
  15. Nawa, Frenda dan Sesilya Kempa. (2017). Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Nusa Tenggara Timur. Jurnal AGORA Vol.5, No:3, 1-9.