International Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v19i2.1098

Business Models Drive Investor Reactions in Construction Sector


Model Bisnis Mendorong Reaksi Investor di Sektor Konstruksi

Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Integrated Reporting Investor Reactions Building Construction Indonesia Stock Exchange Quantitative Analysis

Abstract

This study investigates the effect of presenting integrated reporting elements in annual reports on investor reactions in building construction companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2018 to 2020. Using a quantitative method with multiple linear regression analysis in SPSS version 18, the study analyzed data from 10 purposively sampled companies. Results indicate that the business model element significantly affects investor reactions, while other elements like organizational description, governance, risks and opportunities, strategy and resource allocation, performance, future prospects, and basic elements of disclosure do not. These findings suggest companies should focus on enhancing their business model disclosures to better meet investor expectations and improve market responses.

 

Highlight:  

  1. Business Model Impact: Only the business model significantly affects investor reactions.
  2. Other Elements: Organizational description, governance, etc., show no significant investor impact.
  3. Recommendation: Enhance business model disclosures to meet investor expectations.

Keyword:  Integrated Reporting, Investor Reactions, Building Construction, Indonesia Stock Exchange, Quantitative Analysis

Pendahuluan

Di era globalisasi saat ini, Perkembangan informasi sangatlah berlangsung dengan pesat, begitu pula dengan kondisi lingkungan ekonomi dengan unit usaha yang terus mengalami perubahan. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang diperoleh dari laporan-laporan 5 perusahaan sebagai unit bisnis. Selain itu, persaingan industri yang semakin kuat membuat perusahaan selalu melakukan inovasi untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan melakukan perluasan usahanya untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Serta dengan melakukan perluasan usaha yang dilakukan perusahaan tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan dana. Tuntunan atas kebutuhan dana tersebut membuat perusahaan membutuhkan campur tangan dari pihak eksternal, seperti investor dan kreditor. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber infomasi yang secara formal dipublikasikan dan menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pihak eksternal dan menjadi media bagi perusahaan untuk menunjukkan kualitas kinerja yang dihasilkan dalam periode tertentu. Perusahaan menerbitkan laporan-laporan tersebut sebagai informasi tambahan dalam bentuk informasi non-keuangan sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan oleh stakehorders .

Integrated reporting merupakan laporan perusahaan dalam bentuk baru yang ditujukan kepada para penyedia modal dan informasi yang disajikan merupakan informasi yang berhubungan dengan stak holders. Informasi tersebut merupakan gabungan dari informasi material tentang strategi, tata kelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek organisasi, serta sosila dan lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi . Integrated reporting bukanlah kutipan laporan tahunan biasa ataupun kombinasi antara laporan tahunan dengan laporan berkelanjutan, akan tetapi lebih menggabungkan informasi penting keuangan, pendapatan manajemen, tata kelola, sustainability secara komprehensif. Integrated reporting ini menunjukkan bagaimana hubungan antar elemen dan bagaimana elemen tersebut mempengaruhi perusahaaan dalam menciptakan nilai tambah dan mempertahankannya dalam jangka waktu pendek, menengah dan panjang. Konsep dasar dari integrated reporting ini adalah meningkatkan keterkaitan antar informasi dan mengurangi jumlah laporan yang harus diterbitkan. Dengan adanya integrated reporting, komunikasi antar perusahaan dengan pihak eksternal akan lebih konsisten, analisis masa depan serta penentuan indikator penciptaan nilai lebih tepat . Walaupun integrated reporting dianggap sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan misleading information pada mual report dan mengatasi kritik atas pelaporan sustainability, namun tidak banyak perusahaan yang telah melaporkan informasi keuangan dan non-keuangan dalam bentuk integrated reporting . Sebagai contoh, berdasarkan hasil observasi, di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang menerbitkan laporannya dalam bentuk integrated reporting, diantaranya yaitu PT. Tractors United Tbk, PT. Pertamina, dan PT. Antam (Persero) Tbk. Oleh karena itu peneliti akan melakukan pegujian penyajian elemen-elemen integrated reporting dalam laporan o tahunan dan reaksi investor dasar dari pengujian hubungan antara penyajian elemen-elemen integrated reporting dalam laporan tahunan dan reaksi investor adalah bahwa pada tingkat pengungkapan yang lebih tinggi akan berkontribusi pada penurunan asimetri informasi antara manajer dan investor . Sehingga dapat diasumsikan apabila asimetri informasi berkurang bagi investor, maka investor akan mengambil keputusan investasi yang dapat tercermin dalam harga saham. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh penyajian elemen-elemen “integrated reporting dalam laporan tahunan terhadap reaksi investor.

Metode

No. Variabel Indikator
1. Gambaran Organisasi dan Lingkungan Eksternal Gambaran Organisasi :Budaya, etika dan nilaiKepemilikan dan struktur operasiAktivitas pokok dan kompetitif dan penentuan posisi pasarPosisi dalam rantai nilaiInformasi kuantitatis utamaFaktor signifikan yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan respon organisasiLingkungan Eksternal :Kebutuhan dan kepentingan yang sah dari pemangku kepentingan utamaKondisi ekonomi makro dan mikroKekuatan pasar, Kecepatan dan pengaruh teknologiMasalah masyarakatTantangan lingkunganLingkungan legislatif dan peraturan tempat organisasi beroperasiLingkungan politik di negara-negara dimana organisasi beroperasi dan negara lain dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menerapkan strategi.
2. Tata Kelola perusahaan Struktur kepemimpinan organisasi, termasuk keterampilan dan keragamanProses khusus yang digunakan untuk membuat keputusan strategis dan untuk membangun dan memantau budaya organisasiFungsi dewan komisaris dalam mempengaruhi dan memantau arahan strategis organisasi dan pendekatannya terhadap manajemen risikoBagaimana budaya organisasi, etika dan nilai-nilai tercermin dalam penggunaan dan pengaruhnya terhadap modal.Apakah organisasi menerapkan praktik tata kelola yang sesuai dengan hukumTanggung jawab dewan komisaris untuk mempromosikan dan memungkinkan inovasiBagaimana remunerasi dan insentif dikaitkan dengan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menenga dan panjang
3. Model Bisnis MasukanAktivitas bisnis perusahaanKeluaran HasilElemen kunci dalam model bisnisDiagram model bisnisNarrative flow model bisnisKetergantungan dengan stakehorlderKeterkaitan dengan informasi pendukung lain misal KPI
4. Risiko dan Peluang Sumber risiko dan peluang spesifik, yang bisa bersifat internal, eksternal atau umum (perpaduan keduanya)Penilaian organisasi Mterhadap kemungkinan bahwa risiko atau peluang akan membuahkan hasil dan besar pengaruhnya jika terjadiLangkah-langkah spesifik yang diambil untuk mengurangi atau mengelola risiko utama atau menciptakan nilai dari peluang kunci
5. Strategi dan Alokasi Sumber Daya Tujuan strategis jangka pendek, menengah dan jangka panjang organisasiStrategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan Rencana alokasi sumber daya harus menerapkan strategisnyaMengukur prestasi dan target pencapaian jangka pendek, menengah dan panjangHubungan antara strategi dan alokasiApa yang membedakan strategi perusahaan dengan memanfaatkan apa yang ada di lingkunganPeran stakeholder dalammperumusan strategi
6. Kinerja Indikator kuantitatif berkenaan dengan target dan risiko serta peluang, menjelaskan signifikansi, implikasi, metode dan asumsi yang digunakan dalam menyusunyaEfek organisasi (positif maupun negatif) terhadap modal/sumberTdayaHubungan pemangku kepentingan dan bagaimana organisasi telah memenuhi kebutuhan dan kepentingan stakeholderKeterkaitan antara kinerja masa lalu dan saat ini, dan antara kinerja saat ini dan pandangan organisasiKPI yang dikombinasikan dengan financial measures lainnya atau penjelasan financial implication dengan hubungan yang lainPeran regulasi terhadap kinerja
7. Prospek Masa Depan Ekspektasi organisasi tentang lingkungan eksternal yang mungkin dihadapi organisasiBagaimana hal itu akan mempengaruhi organisasiBagaimana organisasi saat ini dipersiapkan untuk menanggapi tantangan dan ketidakpastian yang mungkin timbulKemampuan organisasi untuk memanfaatkan peluang dan modalProspek kinerja keuangan/ketersediaan modal yang digunakanPerbandingan rencana dan realisasi kinerja/targetKetersediaan KPI Pengungkaan prospek masa depan sesuai dengan hukum
8. Dasar Pengungkapan Elemen Ringkasan proses materialitas organisasiPenjelasan bats pelaporan dan bagaimana hal itu telah ditentukan.Ringkasan kerangka kerja dan metode yang signifikan yang digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi hal yang materialitas.
Table 1.Indikator Variabel Independen

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi dan Bursa Efek Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial yang beralamat di JL. Majapahit 666B, Sidoarjo, Jawa Timur.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif, merupakan data yang diukur dalam suatu sekala numerik atau angka. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang dipakai data perusahaan sector konstruksi bangunan yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020.

Sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020. Ada 10 perusahaan yang digunakan. Adapun kriteria pengambilan sampel yang harus dipenuhi selama periode 2018 sampai 2020 adalah sebagai berikut:

Perusahaan sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018-2020.

Perusahaan sektor konstruksi bangunan yang menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut dan lengkap selama periode 2018-2020.

Perusahaan sektor konstruksi bangunan yang menggunakan mata uang Rupiah.

Perusahaan sektor konstruksi bangunan yang melaporkan data harga saham selama pengamatan.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunaka teknik analisi kuantitatif. Dalam penelitian ini analisiss kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian menggunakan program SPSS versi 18. Terdapat tiga uji yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians dan range statistik. Dalam uji asumsi klasik terdapat 4 uji yang harus dilakukan diantaranya uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas . Dalam penelitian ini untuk pengujian hipotesis menggunakan multiple regression (regresi berganda) . Persamaan multiple regression untuk pengujian hipotesis sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Keterangan:

Y= Reaksi Investor

a = Konstanta

X1 = Gambaran Organisasi Dan Lingkungan Eksternal

X2 = Tata Kelola Perusahaan

X3 = Model Bisnis

X4 = Resiko Dan Peluang

X5 = Strategi Dan Alokasi Sumber Daya

X6 = Kinerja

X7 = Prospek Masa Depan

X8 = Dasar Pengungkapan Elemen

e = Error

b1,2,3,4 5,6,7,8= Koefisien regresi variabel X1,2,3,4,5,6,7,8

Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Tujuan dilakukannya analisis deskriptif statistik yaitu untuk memberikan gambaran atau deskripsi data berdasarkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum dari masing-masing variabel penelitian.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gambaran Organisasi 30 ,43 ,79 ,5834 ,12452
Tata Kelola 30 ,57 1,00 ,8333 ,14570
Model Bisnis 30 ,22 ,67 ,3852 ,14804
Resiko Dan Peluang 30 ,33 1,00 ,6222 ,22717
Strategi Dan Alokasi 30 ,00 ,86 ,4381 ,22489
Kinerja 30 ,33 1,00 ,7722 ,18301
Prospek Masa Depan 30 ,63 1,00 ,8000 ,11652
Dasar Pengungkapan Elemen 30 ,33 1,00 ,6445 ,21324
Reaksi Investor 30 10,59 12,93 11,6202 ,72049
Valid N (listwise) 30
Table 2.Hasil Analisis Deskriptif Statistik

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menguji apakah dalam model regresi berganda, variabel residual atau variabel pengganggu memiliki distribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,56145169
Most Extreme Differences Absolute ,114
Positive ,091
Negative -,114
Kolmogorov-Smirnov Z ,624
Asymp. Sig. (2-tailed) ,831
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Table 3.Hasil Uji Normalitas

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov, hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa data dapat berdistribusi normal. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya hasil olah data dengan menggunakan Uji K-S yang menunjukkan bahwa nilai Asymph. Sig (2-tailed) di atas tingkat signifikansi 0,05, yaitu diperoleh nilai sebesar 0,831.

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel independen di dalam model regresi.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10,848 1,393 7,785 ,000
Gambaran Organisasi ,895 1,093 ,155 ,818 ,422 ,769 1,301
Tata Kelola ,324 ,962 ,065 ,336 ,740 ,725 1,380
Model Bisnis -2,788 1,069 -,573 -2,608 ,016 ,569 1,758
Resiko Dan Peluang ,234 ,599 ,074 ,390 ,701 ,769 1,301
Strategi Dan Alokasi -,473 ,642 -,147 -,736 ,470 ,683 1,465
Kinerja ,038 ,760 ,010 ,050 ,960 ,737 1,357
Prospek Masa Depan 1,248 1,178 ,202 1,060 ,301 ,757 1,321
Dasar Pengungkapan Elemen ,136 ,669 ,040 ,203 ,841 ,701 1,426
Table 4. Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa keempat variabel independen elemen-elemen Integrated reporting menunjukkan angka VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut terjadi heterokedastisitas atau tidak. Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji glejser dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji hetrokedastisitas menggunakan uji variabel Absolut Residual (AbsRes).

coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,209 ,370 ,564 ,391
Gambaran Organisasi 1,003 ,333 ,530 3,016 ,211
Tata Kelola ,009 ,288 ,005 ,030 ,957
Model Bisnis ,826 ,311 ,489 2,661 ,314
Resiko dan Peluang ,088 ,184 ,080 ,480 ,301
Strategi dan Alokasi ,242 ,225 ,193 1,077 ,520
Kinerja -,182 ,317 -,116 -,574 ,641
Prospek Masa Depan -1,201 ,388 -,598 -3,096 ,406
Dasar Pengungkapan elemen ,020 ,203 ,017 ,097 ,391
Table 5.Hasil Uji Heteroskedastisitas

a. Dependent Variable: Reaksi Investor

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Berdasarkan pada hasil uji heteroskedastisitas terlihat bahwa kedelapan variabel independen yaitu gambaran organisasi, tata kelola, model bisnis, resiko dan peluang, strategi dan alokasi, kinerja, prospek masa depan, dan dasar pengungkapan elemen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW test).

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0 1 ,557a ,311 ,048 ,513472 1,964
a. Predictors: (Constant), Dasar Pengungkapan elemen, Model Bisnis, Strategi dan Alokasi , Gambaran Organisasi, Resiko dan Peluang, Tata Kelola, Prospek Masa Depan, Kinerja
b. Dependent Variable: Reaksi Investor
Table 6.Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Nilai Durbin-Watson (DW test) yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 1,964, karena nilai Durbin-Watson (DW test) dengan jumlah n=30 dan k=8, sehingga diperoleh nilai dU sebesar 1,7245. Pengambilan keputusan uji autokorelasi dilakukan dengan ketentuan dU < dw < 4- dU atau 1,7245 < 1,963 < 2,2755 yang dapat disimpulkan bahwa data tersebut bebas dari masalah autokorelasi.

Hasil Uji Hipotesis

Uji T merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari masing-masing variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Uji T dapat dilihat dari hasil output menggunakan SPSS dengan tingkat signifikasi 0,05.

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10,848 1,393 7,785 ,000
Gambaran Organisasi ,895 1,093 ,155 ,818 ,422
Tata Kelola ,324 ,962 ,065 ,336 ,740
Model Bisnis -2,788 1,069 -,573 -2,608 ,016
Resiko Dan Peluang ,234 ,599 ,074 ,390 ,701
Strategi Dan Alokasi -,473 ,642 -,147 -,736 ,470
Kinerja ,038 ,760 ,010 ,050 ,960
Prospek Masa Depan 1,248 1,178 ,202 1,060 ,301
Dasar Pengungkapan Elemen ,136 ,669 ,040 ,203 ,841
Table 7.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Dari hasil analisis uji t menunjukkan bahwa signifikansi variabel model bisnisdibawah tingkat signifikan 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,016 artinya variabel model bisnisditerima. Sedangkan ketujuh variabel lainnyadiatas tingkat signifikan 0,05.

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependennya. Nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
dimension0 1 ,651a ,424 ,204 4,85690
a. Predictors: (Constant), Dasar Pengungkapan elemen, Model Bisnis, Strategi dan Alokasi , Gambaran Organisasi, Resiko dan Peluang, Tata Kelola, Prospek Masa Depan, Kinerja
b. Dependent Variable: Reaksi Investor
Table 8.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021

Berdasarkan hasil diatas bahwa hasil pengolahan data diperoleh nilai R Square sebesar 0,424. Hal ini berarti variabel elemen-elemen integrated reporting dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 42,4%, sedangkan sisanya yaitu 57,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Pengaruh penyajian gambaran organisasi Terhadap reaksi investor

Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa gambaran organisasi tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,422. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa gambaran organisasi berpengaruh terhadap reaksi invertor tidakdapat diterima.

Meskipun perusahaan menyajikan elemen gambaran organisasi dan lingkungan eksternal yang merupakan gambaran secara keseluruhan terkait dengan situasi internal perusahaan termasuk kegiatan operasi yang dijalankan perusahaan serta lingkungan eksternal meliputi aspek yang disebabkan oleh beberapa hal di luar organisasi, perubahan peraturan yang cepat dalam satu satu rentang waktu tertentu, adanya peraturan yang berbeda antara satu dengan yang lain, dan lain sebagainya tidak menjamin para pelaku pasar untuk melakukan investasi pada perusahan tersebut.

Pengaruh penyajian tata kelola Terhadap reaksi investor

Untuk hipotesis kedua, setelah dilakukan hasil uji t, diperoleh nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,740. Hal ini membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa tata kelola berpengaruh terhadap reaksi investorditolak.

Walaupun tata kelola perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemiliknya dan para pemegang sahamnya, perusahaan juga harus meningkatkan nilai perusahaan guna untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham yaitu dengan memiliki sistem tata kelola perusahaan yang baik. Investor memiliki keyakinan bahwa dengan menarapkan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan telah berupaya untuk menjadi perusahaan yang dapat dipercaya .

Perusahaan harus mengarahkan setiap sumber dayanya secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi .Namun, Tata kelola perusahaan yang mampu memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, belum tentu akan menimbulkan keyakinan pada para investor terhadap perolehan keuntungan dari investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi.

Pengaruh penyajian model bisnis Terhadap reaksi investor

Pada pengujian hipotesis ketiga, disimpulkan bahwa model bisnis berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal tersebut berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,016. Hasil temuan ini menerima hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa model bisnis berpengaruh terhadap reaksi investor.

Hal ini membuktikan bahwa dengan mengungkapkan model bisnis, maka akan diketahui bagaimana perusahaan peroperasi, mulai dari pengolahan input hingga menghasilkan output bagi perusahaan. Hal ini juga dapat meminimalisis kesenjangan informasi antara manajemen dan pihak eksternal serta dapat memperoleh kepercayaan dan menambah keyakinan investor dalam mengivestasikan sahamnya dan investor yakin bahwa perusahaan tersebut dapat menghindar atau meminimalkan dampak dari ancaman potensial yang muncul .

Pengaruh penyajian resiko dan peluang Terhadap reaksi investor

Pada pengujian hipotesis keempat, hasil uji t menunjukkan bahwa resiko dan peluang tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,701. Oleh karena itu, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa resiko dan peluang berpengaruh terhadap reaksi investorditolak.

Manajemen selalu berusaha untuk memberikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh stakeholders. Stakeholder memiliki hak untuk mengetahui semua aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan upaya meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai risiko dan peluang yang dimiliki perusahaan.

Pengungkapan risiko dan peluang ini merupakan informasi tentang bagaimana pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaan dan dampaknya terhadap masa depan perusahaan. Akan tetapi, perusahaan yang mengungkapkan informasi ini dengan baik, tidak menjamin akan memberikan dampak baik kepada persepsi para pelaku pasar .

Pengaruh penyajian strategi dan alokasi Terhadap reaksi investor

Untuk hipotesis kelima, setelah dilakukan hasil uji t, diperoleh nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,470. Hal ini membuktikan hipotesis kelima yang menyatakan bahwa strategi dan alokasi berpengaruh terhadap reaksi investorditolak.

Meskipun perusahaan telah memaksimalkan strategi dan alokasi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran dan tujuan jangka panjang suatu peusahaan dan untuk mencapai kinerja yang optimal belum bisa dijadikan jaminan untuk menarik para pelakuka pasar dalam melakukan investasi pada perusahaan.

Pengaruh penyajian kinerja Terhadap reaksi investor

Pada pengujian hipotesis keenam, disimpulkan bahwa kinerja tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal tersebut berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,960. Hasil temuan ini menolak hipotesis keenam yang menyatakan bahwa kinerja berpengaruh terhadap reaksi investor.

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dilakukan secara legal dan sesuai dengan moral dan etika. kinerja adalah gambaran kondisi perusahaan dan prospeknya, berdasarkan hasil kegiatan operasionalnya .

Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan memberikan kabar baik bagi investor dan calon investor. Dengan informasi kinerja yang baik, investor akan memberikan respon positif dalam menginvestasikan sahamnya dalam perusahaan karena perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan lebih dapat diandalkan. Akan tetapi kinerja tidak menjadi pertimbangan satu-satunya investor dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi masih terdapat faktor lain yang lebih penting yang perlu dipertimbangkan.

Pengaruh penyajian prospek masa depan Terhadap reaksi investor

Pada pengujian hipotesis ketujuh, disimpulkan bahwa prospek masa depan tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal tersebut berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,301. Hasil temuan ini menolak hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa prospek masa depan berpengaruh terhadap reaksi investor.

Perusahaan yang mengungkapkan prospek masa depan akan menambah keyakinan para pemakai terkait dengan kelangsungan hidup di masa depan. Integrated report bukan hanya mengandung informasi relevan yang me

mbantu memprediksi kondisi perusahaan dalam janga panjang, namun juga memberikan informasi yang mempermudah dalam proses analisis kinerja dan prospek masa depan perusahaan .

Akan tetapi, Perusahaan yang mampu mengungkapkan jaminan dalam kelangsungan hidup yang baik, belum tentu dapat menarik minat para investor untuk terjun dalam dunia investasi.

Pengaruh penyajian dasar pengungkapan elemen Terhadap reaksi investor

Pada pengujian hipotesis terakhir yaitu hipotesis kedelapan, disimpulkan bahwa dasar pengungkapan elemen tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Hal tersebut berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,841. Hasil temuan ini menolak hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa dasar pengungkapan elemen berpengaruh terhadap reaksi investor.

Secara umum, pengungkapan elemen tersebut bertujuan untuk menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan menyajikan dasar pengungkapan elemen, maka akan mempermudah dalam mengevaluasi tingkat kelengkapan kriteria pelaporan. Namun semakin jelas dasar pengungkapan elemen dalam suatu laporan keuangan, tidak menjamin akan mendapatkan respon positf dari pihak eksrternal

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penyajian elemen-elemen integrated reporting dalam laporan tahunan terhadap reaksi investor. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka berikut adalah simpulan dari penelitian ini:

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa gambaran organisasi tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial patau uji t dapat disimpulkan bahwa tata kelola tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa model bisnis berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa resiko dan peluang tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa strategi dan alokasi tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa kinerja tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa prospek masa depan tidak berpengaruh terhadap reaksi investor. Berdasarkan hasil dari uji secara parsial atau uji t dapat disimpulkan bahwa dasar pengungkapan elemen tidak berpengaruh terhadap reaksi investor.

References

  1. L. L. Fuadah, Yuliani, and R. H. Safitri, "Pengungkapan Sustainability Reporting di Indonesia," 2018.
  2. N. A. Kustiani, "Penerapan Elemen-Elemen Integrated Reporting pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia."
  3. I. A. Novaridha, "Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Elemen-Elemen Integrated Reporting (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Listing di BEI Tahun 2015)," vol. 4, 2017.
  4. K. Utami, "Disclosure dan Cost of Capital: Implementasi Integrated Reporting di Asia Pasifik," 2015.
  5. D. Khairina, "Pengaruh Integrated Reporting terhadap Asimetri Informasi," Skripsi, vol. 151, pp. 1–85, 2018, doi: 10.1145/3132847.3132886.
  6. I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19," Semarang: Universitas Diponegoro, 2011.
  7. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D," Bandung: Alfabeta, 2016.
  8. K. D. Pradita, A. Hartono, and A. F. Mustoffa, "Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, dan Komitmen Manajemen terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan," ISOQUANT: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, vol. 3, no. 2, p. 87, 2019, doi: 10.24269/iso.v3i2.291.
  9. D. Untuk, M. Salah, S. Syarat, P. Pendidikan, S. Satu, and J. Akuntansi, "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan," Artikel Ilmiah, 2014.
  10. R. Martusa et al., "Tata Kelola Perusahaan," 2011.
  11. J. Gunawan, "Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Corporate Governance terhadap Agresivitas Pajak," Jurnal Akuntansi, vol. 21, no. 3, p. 425, 2017, doi: 10.24912/ja.v21i3.246.
  12. W. H. Beaver, "The Information Content of Annual Earnings Announcements," Journal of Accounting Research, vol. 6, p. 67, 1968, doi: 10.2307/2490070.
  13. S. Hartini, "Hubungan Orientasi Pasar, Strategi Bersaing, Kewirausahaan Korporasi dan Kinerja Perusahaan," Ekuitas (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), vol. 17, no. 1, p. 39, 2017, doi: 10.24034/j25485024.y2013.v17.i1.2220.
  14. M. R. Wijaya, "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan serta Dampaknya terhadap Nilai Perusahaan," Media Riset Akuntansi, vol. 4, no. 2, pp. 66–92, 2014.
  15. S. Zhou, R. Simnett, and W. Green, "Does Integrated Reporting Matter to the Capital Market?," Abacus, vol. 53, no. 1, pp. 94–132, 2017, doi: 10.1111/abac.12104.