Accounting System
DOI: 10.21070/ijler.v19i2.1065

MSME Accounting Revolution from Perceptions, Challenges, Solutions


Revolusi Akuntansi UMKM dari Persepsi, Tantangan, Solusi

Program studi Akuntansi, universitas muhammadiyah sidoarjo, Indonesia
Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

MSMEs Perception Accounting Improvement Financial Management

Abstract

This study investigates the perceptions of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) regarding accounting practices, focusing on Citra Pertiwi Farm and SUGOfreshmilk. Using a qualitative approach with interviews, observations, and documentation, the research identifies positive perceptions of accounting's benefits while noting shortcomings in inventory recording and accounts payable management. The study concludes that the current accounting practices in these MSMEs do not fully align with accounting standards for MSMEs. The findings suggest a need for improved accounting systems in MSMEs to enhance financial management and sustainability.

 

Highlight: 

  1. MSMEs' perceptions of accounting practices.
  2. Benefits and shortcomings in MSMEs' accounting.
  3. Emphasizes need for improved accounting systems.

 

Keyword:  MSMEs, Perception, Accounting, Improvement, Financial Management

Pendahuluan

Usaha mikro kecill dan menengah (UMKM) berperan penting untuk Negara. Peran penting yang pertama, UMKM dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Data milik kementrian koperasi dan UMKM menerangkan bahwa pada tahun 2018 jumlah unit UMKM mencapai angka 64,19 juta dan tenaga kerja daripada UMKM mencapai angka 116,98 juta. Peran penting kedua, UMKM menyumbang devisa baagi negara dengan nominal yang cukup tinggi. Menurut data dari kementrian dan koperasi devisa negara dari pelaku UMKM mencapai 88,45 miliar rupiah pada tahun 2017. Angka ini mengalami kenaikan delapan kali lipat dari tahun sebelumnya. Peran penting ketiga, tersebarnya UMKM di berbagai daerah, termasuk daerah yang jauh dari kota besar. Sehingga penduduk yang dekat bisa mendapat pekerjaan , tanpa harus pergi ke luar kota.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Usaha mikro dan menengah (UMKM) adalah yang terkait dengan pengelolaan dana dan pernyusunaan laporan keuangannya. Pengelolaan dana dan penyusunan laporan keuangan yang baik merupakan faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan UMKM. Meskipun masih banyak lagi akibat lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalan-persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan mengelola dana.[1] pelaku UMKM telah membuat pembukuan meskipun terbilang sederhana, serta pengetahuan akuntansi yang mereka punya termasuk sederhana sesuai dengan taraf pendidikan mereka. Namun demikian para pelaku UMKM masih dirasa kesulitan untuk membuat laporan keuangan mereka seperti yang seharusnya.

[2] akuntansi dasar mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha bagi pemilik, pengelola dan pegawai usaha mikro. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha, antara lain pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.

[3] Penerapan akuntansi dalam UMKM sangat diperlukan karena digunakan untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan keuangan. Dengan sistem pencatatan dan pelaporan keuangan yang baik dapat mengetahui laporan hasil usaha dan kondisi UMKM.

[4] Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada umumnya masih menerapkan akuntansi yang sederhana tanpa melihat standar akuntansi yang baik dan benar. Dan masalah akan timbul jika penerapan akuntansi tidak dilakukan secara baik dan benar, apalagi jika memang tidak ada penerapan akuntansi sama sekali. Sehingga akan membuat pemilik UKM akan menetapkan keputusan dengan cara memperkirakan tanpa memiliki dasar yang kuat untuk keputusannya tersebut.

[5] Proses akuntansi terdiri dari 3 kegiatan dasar, yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi. Akuntansi adalah tindakan pengumpulan data perihal keuangan suatu perusahaan untuk dijadikan sebuah informasi yang kemudian akan digunakan pihak-pihak yang berkepentingan menangani aktivitas ekonomi perusahaan. Peran akuntansi pada sebuah usaha mikro juga sangat dibutuhkan, seperti memperhatikan arus kas yang berjalan guna mengawasi dan mengidentifikasi setiap kemungkinan yang berpengaruh terhadap kesehatan keuangan perusahaan di masa mendatang.

[6] Pengertian akuntansi adalah : “Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan”.

[7] Secara sederhana pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau periode kedepannya. Maksud dan tujuan laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan.

[8] laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.

[9] Standar akuntansi EMKM ini, yaitu aturan dasar akuntansi finansial yang lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dibandingkan dengan standar akuntansi sebelumnya sebab berkaitan dengan transaksi umum yang telah dikerjakan oleh EMKM.

Kurangnya kesadaran pelaku usaha akan pentingnya pencatatan akuntansi menjadi penyebab pelaku usaha tidak terlalu memikirkan laporan keuangan. Masih banyak usaha kecil yang belum menggunakan informasi akuntansi ataupun menerapkannya, begitupun juga timbul pola pikir bahwa penerapan akuntansi atau pencatatannya hanya akan menambah rumit pekerjaan. Seharusnya pelaku usaha mempelajari manfaat akan penerapan atau pencatatan akuntansi.

Pencatatan akuntansi sederhana atau biasa disebut pembukuan sederhana adalah suatu hal yang familiar bagi para pengusaha. Setiap jenis bisnis dengan skala kecil sampai skala besar perlu memahami pembukuan sederhana.

Pembukuan seederhana berisi seluruh laporan keuangan sebuah perusahaan. Pembukuan sangat penting bagi usaha apapun , karena dari pembukuan itu pengusaha dapat melihat perkembangan usahanya dari segi keuntungan penjualan , sebaik apa kinerja usaha, kendali arus dana , nilai asset perusahaan , nilai likuiditas dan lain sebagainya.

Suatu pembukuan pasti dilakukan atau dibuat dengan cara yang berbeda beda , karena pastinya perusahaan memiliki bidang yang berbeda-beda. Namun , pada umumnya pembukuan sederhana meliputi catatan pengeluaran, catatan masukan, buku kas utama, buku persediaan barang, buku inventaris barang, buku laba rugi. Jika terdapat jenis pembukuan lain maka sah-sah saja karena semakin lengkap pembukuan yang dimiliki perusahaan maka semakin baik pula kesehatan perusahaannya.

Banyak sekali UMKM di Ds. Tropodo , Krian , Sidoarjo yang bisa dibilang lagi berkembang namun belum memiliki pembukuan yang terstruktur rapi. Alasan penulis melakukan penelitian terhadap UMKM adalah untuk mengetahui proses akuntansi yang terjadi pada UMKM, guna mengembangkan pengetahuan perihal akuntansi sederhana yang telah berjalan dan diterapkan oleh pelaku UMKM. Alasan menjadikan UMKM di Ds. Tropodo sebagai objek penelitian adalah, selain karena bahan baku yang menjadi salah satu minuman sehat sehingga akan tetap digemari oleh konsumen, juga mengenai produksi yang sederhana, waktu yang singkat, sampai pemasaran yang fleksibel.

Penelitian mengenai pencatatan sederhana sudah sering kita temui namun masih banyak kekurangan akan UMKM yang belum melakukan pencatatan dengan baik. Pencatatan sederhana yang dimaksud adalah suatu pencatatan yang didasaarkan dengan SAK EMKM .

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Creswell (2015), penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupannya, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk (misalnya, pengamatan,wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen dan berbagai laporan),dan melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus

[10] mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian

[11], jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder [11].

Metode

Penelitian ini fokus kepada sistem pencatatan keuangan yang ada pada usaha mikro menengah dan kecil. Peneliti akan fokus terhadap pencatatan pembelian dan penjualan yang sedang diterapkan oleh pelaku UMKM , dan presepsi pelaku usaha terhadap akuntansi sederhana.

[11] teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Ada 3 teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelititan ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

1.Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara bertanya langsung kepada informan atau pelaku usaha mengenai suatu permasalahan yang akan diajadikan sebagai data dalam penelitian ini. Wawancara bisa juga dibilang suatu interaksi antara peneliti dengan informan atau pelaku usaha secara langsung dimana pertanyaan yang akan diberikan kepada informan sudah dipersiapkan sebelumnya.

Secara umum wawancara dibagi menjadi 2, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti telah memprediksi jawaban informan dan membatasi jawaban informan dalam lingkup yang telah ditentukan. Peneliti juga telah menyiapkan pertanyaan sebelumnya dalam wawancara sehingga dapat memfokuskan informasi yang akan didapat.

b. wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menyiapkan pertanyaan sebelumnya, sehingga wawancara ini memiliki jawaban dengan lingkup yang luas. Wawancara ini biasa digunakan untuk mendalami indormasi-informasi yang tidak umum dari informan.

Informan pada penelitian ini adalah Mochamad Nalendra Ardhaniswara sebagai manajer keuangan sekaligus produksi pada UMKM Citra Pertiwi Farm dan SUGO freshmilk.

2.Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti datang ke tempat objek penelitian sehingga peneliti bisa dengan mudah melakukan pengamatan secara langsung dan mengerti keadaan sebenarnya objek penelitian. Seiring dengan observasi ini peneliti juga dapat memudahkan dan memaksimalkan pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan wawancara.

3.Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dimana data yang diminta berupa catatan atau video guna melengkapi dan mendukung data-data yang lain dimana data tersebut relevan dengan dokumen tersebut atau bisa dijadikan sebagai informasi tambahan. Istilah dokumen mengarah kepada foto, video, memo, catatan harian, surat, dan segala macam data yang dapat dikumpulkan untuk menjadi informasi tambahan dalam penelitian.

[12] objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal,validitas eksternal, reliabilitas, dan obyektivitas. [13]. [14] triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini data dari subjek akan saling dicek melalui triangulasi sumber untuk memperoleh data yang kredibel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan model analisis [15]

Penelitian ini dilakukan pada Usaha mikro kecil dan menengah di Kecamatan Krian Kota Sidoarjo, khususnya pada UMKM Citra Pertiwi Farm dan SUGO Freshmilk. Dalam penelitian ini data dari subjek akan saling dicek melalui triangulasi sumber untuk memperoleh data yang kredibel.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan masalah yang diteliti, bagaimana persepsi pelaku UMKM terhadap penerapan akuntansi dan bagaimana penerapan akuntansi yang diterapkan dalam UMKM, peneliti mendapat temuan-temuan sebagai berikut :

Persepsi

Menurut narasumber, penerapan akuntansi itu penting karena dianggap dapat bermanfaat untuk mengetahui arus dana dalam usaha. Dari persepsi narasumber terkait penerapan akuntansi, terbukti pencatatan yang sudah berjalan dalam UMKM terbilang rapi, terstruktur, dan rutin dilakukan. Persepsi terhadap akuntansi dan penerapan akuntansi adalah salah satu sebab bahwa usaha yang telah berjalan sekitar 38 tahun dapat ini berkembang dan terus bersaing.

Pencatatan

Pencatatan adalah hal yang sangat penting dalam setiap usaha, sebab dari pencatatan dapat diketahui suatu kondisi dalam perusahaan, pun juga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Peternakan Citra Pertiwi telah menerapkan pencatatan dengan cukup baik, meskipun tidak sesuai dengan SAK EMKM, tapi pencatatan yang diterapkan sudah cukup detail dan terstruktur.

Pencatatan peternakan citra pertiwi dimulai dari menghitung pendapatan per hari, penjualan dilakukan satu hari 2 kali, pada pagi dan sore hari. Pendapatan keseluruhan dihitung, kemudian dikurangi dengan biaya gaji karyawan, dan pakan. Ada 2 pakan yang terhitung, ampas tahu dan rumput. Ketika tidak ada rumput maka pakan dapat digantikan dengan yang lain seperti daun tebu atau daun jagung. Rata-rata biaya pakan dengan rumput adalah Rp.100.000. Rata-rata biaya pakan dengan daun tebu adalah Rp. 150.000. Rata-rata biaya pakan dengan daun jagung adalah Rp. 200.000. Jadi pakan yang digunakan dapat berubah sewaktu-waktu karena stok yang terbatas.

Setelah menghitung pendapatan dan dikurang dengan biaya, maka diketahui laba per hari atau disebut dengan saldo dalam pencatatan.

Pencatatan dilakukan berulang setiap hari, Peternakan Citra Pertiwi tidak melakukan rekapitulasi bulanan. Diungkapkan oleh sumber bahwa kondisi sapi dapat berubah , sehingga susu yang dikeluarkan sapi bisa bertambah atau berkurang. Seperti ketika sapi setelah melahirkan maka akan bertambah susu yang dihasilkan. Namun ketika ada sapi afkir (diatas umur produksi) maka akan menurun susu yang dihasilkan , sapi afkir biasanya akan segera dijual dan digangi dengan sapi baru. Kondisi sapi yang bisa berubah sewaktu-waktu , penjualan atau pembelian sapi baru tidak masuk dalam pencatatan.

Selain pencatatan laba rugi, Peternakan Citra Pertiwi juga mencatat transaksi penjualan dan pembelian. Transaksi penjualan dicatat setiap hari seperti customer A sekian liter, customer B sekian liter dan seterusnya. Transaksi pembelian dicatat setiap hari seperti harga pakan jagung, bensin kendaraan, gaji supir.

Pencatatan SUGOfreshmilk

Pencatatan SUGOfreshmilk hampir mirip dengan pencatatan pada Peternakan Citra Pertiwi. Pencatatan dimulai dari perhitungan pendapatan per hari , kemudian dikurangi dengan biaya. Beberapa biaya yang ada pada pencatatan adalah gula, keperluan makan, sewa stand, dan biaya lain-lain. Kemudian dikurng dengan biaya beli susu. Setelah itu dapat diketahui laba usaha atau ditulis dengan saldo dalam pencatatan.

Bentuk Pencatatan

WAKTU PENDAPATAN JUMLAH PENJUALAN BIAYA LABA
PAGI 1.800.000 180 Liter Ampas 50 sak = 500.000 Pegawai =100.000 Rumput = 150.000 3.000.000- 750.000
SORE 1.200.000 120 Liter
2.250.000
Table 1.Pencatatan penjualan harian Peternakan Citra Pertiwi

Nama Jumlah Susu (Liter)
Ko Jang 180
Duwan 120
Bu Pipin 20
H. Firdaus 20
Mas Yoyok 25
Juari 6
Mbak Ten 4
Cak Yut 8
Total 383
Table 2.Pencatatan transaksi penjualan harian Peternakan Citra Pertiwi
Bensin 50.000
Supir 100.000
Karyawan 75.000
Daun Jagung 500.000
Total 725.000
Table 3.Pencatatan transaksi pembelian pakan Peternakan Citra Pertiwi

Waktu Pendapatan Gula Stand Setor Pengeluaran Saldo
Pagi 383.500 50.000 30.000 136.000 (17 Lt) 10.000 (Makan) 6.000 (Aqua) 17.000 (Sate) 561.500 50.000 30.000 240.000 33.000
Sore 178.000 104.000 (13Lt)
561.500 240.000 208.500
Table 4.Pencatatan penjualan harian SUGOFreshmilk

Perbandingan Pencatatan dengan SAK EMKM

Menurut SAK EMKM (2016:8) laporan keuangan entitas yang telah di tetapkan oleh IAI terdiri atas 3 macam:

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Laba Rugi

Catatan atas laporan keuangan

Laporan posisi keuangan menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas entitas pada akhir periode pelaporan.

Laporan Laba Rugi adalah laporan yang ditujukan untuk mengetahui kinerja keuangan entitas dalam suatu periode.

Catatan atas Laporan keuangan berisi tentang prinsip yang mendasari informasi, yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Peternakan Citra Pertiwi dan SUGOfreshmilk sudah melakukan pencatatan yang cukup baik namun belum memenuhi kriteria atas SAK EMKM pada konteks laporan keuangan. Sampai saat ini Peternakan Citra Pertiwi hanya menerapkan laporan laba rugi namun tidak menerapkan laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.

Simpulan

1.Peneliti menarik kesimpulan bahwa Peternakan Citra Pertiwi dan SUGOfreshmilk memiliki persepsi yang baik terhadap akuntansi dan menganggap bahwa pencatatan memiliki banyak manfaat terhadap usahanya.

2.Pencatatan yang diterapkan dalam UMKM sudah cukup baik dan dilakukan rutin setiap hari. Pencatatan cukup detail mengenai pendapatan sampai laba usaha. Namun demikian pencatatan yang telah diterapkan memiliki banyak kekurangan seperti pencatatan persediaan, dan hutang piutang. Pencatatan Peternakan Citra Pertiwi dan SUGOfreshmilk juga tidak memenuhi kriteria atas SAK EMKM dalam konteks laporan keuangan, karena tidak menerapkan laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Menurut narasumber pencatatan laba harian sudah cukup untuk mengetahui arus dana dalam usaha tanpa harus melakukan rekapitulasi mingguan atau bulanan

References

  1. A. O. Siagian and N. Indra, “Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil (UMKM) dan Menengah terhadap Laporan Keuangan,” Jurnal Ilmiah Indonesia, pp. 17-35, 2019.
  2. D. P. Hapsari, A. Dharmawan, and A. N. Hasanah, “Model Pembukuan Sederhana bagi Usaha Mikro di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang,” Jurnal Akuntansi, pp. 36-47, 2017.
  3. M. R. R., “Analisis Sistem Pencatatan Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Baubau,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen, pp. 60-71, 2019.
  4. F. Saragih and S. , “Analisis Penerapan Akuntansi dan Kesesuaiannya dengan SAK ETAP pada UKM Medan Perjuangan,” Seminar Nasional Manajemen dan Akuntansi, pp. 1-16, 2015.
  5. J. J. Weygandt, P. D. Kimmel, and D. E. Kieso, Financial Accounting, 2012.
  6. H. Kartikahadi and d., Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS, Jakarta: Salemba Empat, 2016.
  7. I. Y. F. Diyana, “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah,” Studi Kasus pada Asosiasi Batik Mukti Manunggal Kabupaten Sleman, pp. 1-113, 2017.
  8. R. V. Savitri and S. , “Pencatatan Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi pada UMKM MR. Pelangi Semarang),” Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi, pp. 117-125, 2018.
  9. E. P. Kurniawati, P. I. Nugroho, and C. Arifin, “Penerapan Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” Jurnal Manajemen Keuangan, pp. 1-10, 2012.
  10. L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
  11. S. , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, CV, 2017.
  12. M. B. Miles, A. M. Huberman, and J. Saldana, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed., USA: Sage Publications, 2014.
  13. S. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, CV, 2017.
  14. E. P. Kurniawati, P. I. Nugroho dan C. Arifin, “Penerapan Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” JMK, pp. 1-10, 2012.
  15. M. B. Miles, A. M. Huberman dan J. Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook, Edition 3, USA: Sage Publications, 2014