This study aims to determine the influence of leadership style on employee performance, the effect of work motivation on employee performance, the effect of loyalty on employee performance, and the simultaneous influence of leadership style, work motivation, and loyalty on employee performance at Alfamart Buduran branch. This research is a type of quantitative research. The population used is all Alfamart employees, totaling 40 employees. Data collection techniques using questionnaires. The data analysis technique used was classical assumption test, multiple linear regression and hypothesis testing. This study concludes that leadership style has an effect and is significant on employee performance, while work motivation has no effect and is not significant on employee performance, and loyalty has an effect on employee performance. And simultaneously Leadership Style, Work Motivation and Loyalty affect the Employee Performance of Alfamart Buduran branch.
Sumbar daya manusia adalah hal penting dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi maka pencapaian yang didapat juga sesuai dengan harapan. Untuk mendapatkan tujuan yang berhasil setiap organisasi atau perusahaan harus mampu mengarahkan sumber daya manusia dengan baik, serta menggunakan beberapa cara agar mencapai tujuan yang sudah di tetapkan untuk meningkatkan kinerja karyawan.[1]
Dimana Gaya kepemimpinan adalah seorang pemimpin yang mampu merubah sifat orang lain. [2] mengatakan bahwa Gaya kepemimpinan adalah sebuah cara yang diaplikasikan oleh seorang pemimpin untuk memberikan pengaruh terhadap perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan tata cara perilaku yang diaplikasikan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Dari setiap gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan mengaplikasikan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Termasuk memberikan motivasi, dimana motivasi kerja adalah suatu kemauan dan dorongan di dalam diri pegawai itu sedniri untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Motivasi timbul berawal dari adanya kebutuhan dan keinginan. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perilaku sehingga timbul dorongan-dorongan, selanjutnya dorongan akan mempengaruhi perilaku sehingga tercapai tujuan.[3] oleh karna itu motivasi kerja yang di berikan oleh seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Ketika pemimpin mampu menyajikan motivasi yang baik maka kinerja karyawan akan semakin baik. Namun sebaliknya Ketika pemimpin menyajikan motivasi yang buruk maka kinerja karyawan akan ikut menurun. Sesuai dengan motivasi yang sudah diberikan.
Tidak hanya motivasi dalam kinerja dibutuhkan Loyalitas atau kesetiaan yaitu, suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk meningkatkan kesetiaaan kinerja karyawan dengan memotivasi karyawan. Dengan loyaliyitas maka persatuan pekerja akan menguntungkan perusahaan dan mengerjakan semua tugasnya dengan optimal. Loyalitas kerja karyawan merupakan suatu kesetiaan kepada instansi tempat dimana dia bekerja dengan kawajiban. Loyalitas merupakan kualitas perasaan, dan perasaan tak selalu membutuhkan penjelasan rasional.[2]
Kinerja dapat dilihat Ketika individua tau kelompok dapat menghasilkan sebuah prestasi. Dalam prestasi tentunya memiliki kriteria dan tujuan dalam melaksanakan pekerjaanya. Ketika pekerja tidak memiliki kriteria atau tujuan maka tidak dapat menghasilkan kinerja yang diinginkan. Kinerja adalah sebuah proses yang sudah dikerjaan atau hasil yang di dapat dalam kinerja tersebut.[4]
Pemimpin yang baik akan memberikan motivasi yang baik untuk para anggotanya. Motivasi yang dilakukan untuk anggotanya biasanya dengan memberikan reward atau hadiah yang sudah di siapkan oleh pusat perusahaan yang dilakukan setiap 3 bula sekali. Itu yang membuat para karyawan toko alfamart selalu semangat dalam bekerja. Namun beberapa pekan terakhir ini karyawan sedang mengalami penurunan motivasi yang dapat dilihat dari tabel yang telah dilampirkan diatas. Dimana menurunnya motivasi yang diberikan oleh seorang pemimpin, serta loyalitas yang menurut terhadap kinerja karyawan, seharusnya dengan adanya gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan loyalitas kinerja karyawan akan meningkat serta produktivitas bisa berjalan dengan baik.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil kebenaran dan pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur metodologi penelitian yang sudah ditetapkan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan cv.berca putra delta sidoarjo yang berjumlah 66 karyawan. Pada penelitian menggunakan Teknik sampel jenuh, yang dimana semua populasi dijadikan sampel
A. Kerangka Konseptual
B. Hipotesis
1. Uji Validitas
pertanyaan akan di katakan valid jika tingkat signifikannya berada pada nilai di bawah 0,05 [5]
Corrected item-toal correlation | construct | Keterangan | |
X1.1 | 0,844 | 0,312 | Valid |
X1.2 | 0,862 | 0,312 | Valid |
X1.3 | 0,875 | 0,312 | Valid |
X1.4 | 0,897 | 0,312 | Valid |
X1.5 | 0,912 | 0,312 | Valid |
X1.6 | 0,928 | 0,312 | Valid |
X1.7 | 0,732 | 0,312 | Valid |
X1.8 | 0,790 | 0,312 | Valid |
X1.9 | 0,849 | 0,312 | Valid |
Dari tabel di atas dapat disumpulkan bahwa nilai validitas untuk masing-masing pertanyaan variabel gaya kepemimpinan (X1) mempunya nilai r hitung > r tabel dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dan α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,312. Dengan demikian dapat disimpulkan masing-masing pertanyaan pada variabel gaya kepemimpinan (X1) dikatakan valid.
Corrected item-toal correlation | construct | Keterangan | |
X2.1 | 0,742 | 0,312 | Valid |
X2.2 | 0,956 | 0,312 | Valid |
X2.3 | 0,829 | 0,312 | Valid |
X2.4 | 0,921 | 0,312 | Valid |
X2.5 | 0,772 | 0,312 | Valid |
X2.6 | 0,794 | 0,312 | Valid |
X2.7 | 0,869 | 0,312 | Valid |
X2.8 | 0,804 | 0,312 | Valid |
X2.9 | 0,690 | 0,312 | Valid |
X2.10 | 0,676 | 0,312 | Valid |
Dari tabel di atas dapat disumpulkan bahwa nilai validitas untuk masing-masing pertanyaan variabel motivasi kerja (X2) mempunya nilai r hitung > r tabel dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dan α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,312. Dengan demikian dapat disimpulkan masing-masing pertanyaan pada variabel motivasi kerja (X2) dikatakan valid.
Corrected item-toal correlation | construct | Keterangan | |
X3.1 | 0,493 | 0,312 | Valid |
X3.2 | 0,672 | 0,312 | Valid |
X3.3 | 0,880 | 0,312 | Valid |
X3.4 | 0,684 | 0,312 | Valid |
X3.5 | 0,880 | 0,312 | Valid |
X3.6 | 0,569 | 0,312 | Valid |
X3.7 | 0,856 | 0,312 | Valid |
X3.8 | 0,689 | 0,312 | Valid |
Dari tabel di atas dapat disumpulkan bahwa nilai validitas untuk masing-masing pertanyaan variabel loyalitas (X3) mempunya nilai r hitung > r tabel dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dan α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,312. Dengan demikian dapat disimpulkan masing-masing pertanyaan pada variabel loyalitas (X3) dikatakan valid.
Corrected item-toal correlation | construct | Keterangan | |
Y1 | 0,610 | 0,312 | Valid |
Y2 | 0,872 | 0,312 | Valid |
Y3 | 0,847 | 0,312 | Valid |
Y4 | 0,817 | 0,312 | Valid |
Y5 | 0,691 | 0,312 | Valid |
Y6 | 0,832 | 0,312 | Valid |
Y7 | 0,825 | 0,312 | Valid |
Y8 | 0,755 | 0,312 | Valid |
Y9 | 0,824 | 0,312 | Valid |
Y10 | 0,771 | 0,312 | Valid |
Dari tabel di atas dapat disumpulkan bahwa nilai validitas untuk masing-masing pertanyaan variabel kinerja karyawan (Y) mempunya nilai r hitung > r tabel dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dan α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,312. Dengan demikian dapat disimpulkan masing-masing pertanyaan pada variabel kinerja karyawan (Y) dikatakan valid.
2. Uji Realibitas
instrument penelitian dapat dikatakan reliable ketika Cronbach’s alpha > 0,60. Jadi reabilitas dapat dikatakan reliabel ketika nilai cronbach’s alpha >0,06. [6]
Variabel | Cronbach’s Alpha | N of Item | Alpha | Keterangan |
Gaya Kepemimpinan | 0,953 | 9 | 0,60 | Reliabel |
Motivasi Kerja | 0,938 | 10 | 0,60 | Reliabel |
Loyalitas | 0,861 | 8 | 0,60 | Reliabel |
Kinerja Karyawan | 0,929 | 10 | 0,60 | Reliabel |
Dari tabel di atas dapat di simpukan bahwa pada tabel Reliability Statistics diperoleh hasil Cronbach’s Alpha >0,60. Sehingga dapat di katakana bahwa kuisioner dengan variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Cronbach’s Alpha 0,953, variabel Motivasi Kerja (X2) dengan Cronbach’s Alpha 0,938, variabel Loyalitas (X3) dengan Cronbach’s Alpha 0,861, dan variabel Kinerja Karyawan (Y) dengan Cronbach’s Alpha 0,929 dinyatakan Reliabel dan layak untuk digunakan alat ukur.
1. Uji Normalitas
Ketentuan dalam uji normalitas yaitu sebagai berikut[7] :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 40 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 3.59302329 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .148 |
Positive | .148 | |
Negative | -.133 | |
Kolmogorov-Smirnov Z | .934 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .347 | |
Test distribution is Normal. | ||
Calculated from data. |
Dapat di simpulkan berdasarkan gambar di atas dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailled) sebesar 0,347 > 0,05 di katakana bahwa data berdistribusi secara normal. Karena nilai yang diperoleh signifikasi yaitu lebih besar dari 0,05.
2. Uji Multikolinieritas
Ketentuan dalam pengujian multikolinieritas, yaitu[7] :
Coefficients a | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
(Constant) | 9.866 | 7.157 | 1.379 | .177 | ||||
Gaya Kepemimpinan | .446 | .171 | .458 | 2.604 | .013 | .468 | 2.137 | |
Motivasi Kerja | -.137 | .213 | -.122 | -.641 | .525 | .401 | 2.493 | |
Loyalitas | .652 | .188 | .484 | 3.470 | .001 | .744 | 1.345 | |
a. Dependent Variable: Kinerja Kryawan |
Dapat di simpulkan dari gambar di atas diketahui bahwa nilai tolerance variabel X1 sebesar 0,468, lalu variabel X2 sebesar 0,401 dan variabel X3 sebesar 0,744. Sedangkan pada nilai VIF pada variabel sebesar X1 2.137, lalu variavel X2 sebesar 2.493 dan variabel X3 sebesar 1.345. dan dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji heteroskedastisitas
Dalam uji heteroskedatisitas terdapat dasar analisis[7] yaitu :
Pada gambar di atas menyimpulkan bahwa tidak terapat pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dari itu dinyatakan tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Coefficients a | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | 9.866 | 7.157 | 1.379 | .177 | |||
Gaya Kepemimpinan | .446 | .171 | .458 | 2.604 | .013 | .468 | 2.137 | |
Motivasi Kerja | -.137 | .213 | -.122 | -.641 | .525 | .401 | 2.493 | |
Loyalitas | .652 | .188 | .484 | 3.470 | .001 | .744 | 1.345 | |
a. Dependent Variable: Kinerja Kryawan |
Berdasarkan hasil regresi linier berganda pada table diatas, apabila diperlihatkan dalam miodel persamaan statistic maka diperoleh sebagai berikut :
Y = 9.866 + 0,446 X1 – 0,137 X2 + 0,652X3 + 7.157
1. Konstanta = 9.866
Jika nilai gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan loyalitas di anggap sama dengan nol yang artinya tidak diperhitungkan, maka nilai konstanta kinerja karyawan sebesar 9.866
2. Koefisien X1 = 0,446
Jika nilai variabel gaya kepemimpinan (X1), mengalami kenaikan 1%, sementara nilai variabel penilaian motivasi kerja (X2) dan loyalitas (X3) dianggap tetap, maka mempengaruhi peningkatan nilai variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,446. Atau sebaliknya jika nilai variabel gaya kepemimpinan (X1), mengalami penurunan 1%, sementara nilai variabel motivasi kerja (X2) dan loyalitas (X3) dianggap tetap, maka akan mempengaruhi penurunan nilai variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,446.
3. Koefisien regresi X2 = -0,137
Kofisien regresi X2 sebesar -0,137 hal ini menunjukan bahwa arah hubungan yang negative antaa variabel motivasi kerja (X2) dengan kinerja karyawan (Y), artinya jika X2 naik dengan anggapan variabel lainnya konstan, maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan sebesar -0,137 persen.
4. Koefisien regresi X3 = 0,652
Jika nilai variabel loyalitas (X3), mengalami kenaikan 1%, sementara nilai variabel gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) dianggap tetap, maka mempengaruhi peningkatan nilai variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,652. Atau sebaliknya jika nilai variabel loyalitas (X3), mengalami penurunan 1%, sementara nilai variabel gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) dianggap tetap, maka akan mempengaruhi penurunan nilai variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,652.
5. Standar error sebesar 7.152 artinya seluruh variabel yang dihitung dalam uji SPSS ini memiliki tingkar variabel penganggu sebesar 7.152
1. Uji T
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 9.866 | 7.157 | 1.379 | .177 | |
Gaya Kepemimpinan | .446 | .171 | .458 | 2.604 | .013 | |
Motivasi Kerja | -.137 | .213 | -.122 | -.641 | .525 | |
Loyalitas | .652 | .188 | .484 | 3.470 | .001 | |
a. Dependent Variable: Kinerja Kryawan |
Disimpulkan dari hasil pengujian hipotesis diatas sebagai berikut :
2. Uji F
ANOVA a | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 462.917 | 3 | 154.306 | 11.033 | .000b |
Residual | 503.483 | 36 | 13.986 | |||
Total | 966.400 | 39 | ||||
a. Dependent Variable: Kinerja Kryawan | ||||||
b. Predictors: (Constant), Loyalitas, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja |
Dapat dilihat pada tabel diatas hasil uji hipotesis berikut disimpulkan bahwa nilai signifikan untuk pengaruh variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai f hitung 11.033 > 2,87, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yang artinya terdapat pengaruh X1, X2, dan X3 secara Bersama-sama terhadap Y.
Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh peneliti yang menggunakan uji secara statistic membuktikan bahwa variabel gaya kepemimpinan, mtoivasi kerja dan loyalitas terhadap kinerja karyawan Alfamart cabang Buduran sebagai berikut :
H1. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil uji statistis pada variabel gaya kepemimpinan menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan studi empiris yang dilakukan oleh peneliti bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karena dilihat dari gaya kepemimpinan yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, diterapkan seperti seorang pemimpin yang selalu melakukan pendeketan serta merangkul karyawannya dengan baik. Bukan hanya itu pemimpin pada Alfamart juga selalu mempunyai ide kreatif dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki wawasan luas dalam menghadapi karyawan lainnya. Yang akhirnya akan di ikuti oleh para karyawaannya dan mengahasilkan kinerja serta hasil yang di harapkan.
Hasil pada penelitian ini sama seperti hasil penelitian oleh Arini Yulianti, (2017)[5] yang menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dan dapat dilihat dari hasil penelitian yang sama oleh Rianto Efendi, (2020) [8]yang menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil uji statistik pada variabel motivasi kerja menyatakan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan studi empiris yang dilakukan oleh peneliti bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sebab tidak semua karyawan dapat berinteraksi dengan baik, yang akhirnya tidak semua karyawan dapat bersikap ramah dalam menanggapi pelanggan. Begitu juga dengan keamanan yang ada di toko alfamart, sebagian karyawan yang sangat antusia dalam menjaga keamanan dan sebaian membersihkan dan mengecek kelayakan barang-barang yang ada di toko. Dan para karyawan mengapresiasi dirinya sendiri saat bekerja.
Hasil penelitian sama seperti hasil penelitian oleh Jelita Caroline dkk, (2016)[9] yang menyatakan bahwa secara parsial variabel motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian oleh Arief Teguh Nugroho, (2018)[2] yang menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh secara posotif terhadap kinerja karyawan.
H3. Loyalitas terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil uji statistik pada variabel loyalitas menyatakan bahwa loyalitas berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan studi empiris yang dilakukan oleh peneliti bahwa loyalitas berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang dapat dilihat dari kejujuran, dimana karyawan selalu berkata jujur saat menanggapi pelanggan. Serta para karyawan yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosuder yang ada, para karyawan juga mampu melaksanakan tugas diluar jam kerjanya dan saling mengingatkan antar karyawan. Yang artinya karyawan selalu bertanggung jawab dalam pekerjaannya serta taat akan peraturan yang ada.
Hasil penelitian ini sama seperti hasil penelitian oleh Deviyanti Putri Armadita, (2021)[10]. Yang menyatakan bahwa variabel loyalitas berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Serta sama seperti hasil penelitian oleh Dewi Lasari[6] yang menyatakan loyalitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
H4. Gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan loyalitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil uji statistik menyatakan bahwa gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan loyalitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Dengan studi empiris yang dilakukan oleh peneliti bahwagaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan loyalitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Karena ketika seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang menarik, dapat merangkul baik setiap karyawannya serta dapat diterima baik oleh karyawannya maka akan timbulnya motivasi yang sangat baik yang dapat ditiru oleh para karyawan, lalu keamanan serta cara berinteraksi akan semakin baik ketika pemimpin mampu menerapkan itu. Yang akhirnya loyalitas akan timbul di setiap karyawan dan pemimpin. Dimana karyawan mampu berkata jujur, bertanggung jawan serta taat kepada peraturan. Dan kinerja karyawanpun akan meningkat serta menghasilkan kinerja yang lebih baik dengan kuantitas serta evektivitas dalam bekerja.
Dari hasil pada penelitian ini sama seperti hasil penelitian oleh Yusuf Rifai, (2018)[11]. Yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan loyalitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan loyalitas terhadap kinerja karyawan Alfamart cabang Buduran menyimpulkan bahwa :