The purpose of this study was to determine the effect of training, supervision, and occupational safety and health (K3) culture on employee performance either partially or simultaneously. And to find out the most significant influence between the influence of Training, Supervision, and Occupational Safety and Health (K3) Culture on Employee Performance at PT. Maspion Electronic Sidoarjo The data in this study used tabulated data from respondents from the questionnaire results. The sample used in this study were 83 employees at PT. Maspion Electronic Sidoarjo. This primary data was obtained from a questionnaire whose measurement was using a Likert scale which was tested for validity and reliability. The analysis used is multiple linear regression analysis, coefficient of determination (R2), partial correlation coefficient, t test, F test and classical assumption test using SPSS program. This research results that training has an effect on performance, supervision has an effect on performance, and occupational safety and health (K3) culture has an effect on performance. and training, supervision, and occupational safety and health (K3) culture affect performance. Variables of training, supervision, and occupational safety and health (K3) culture have an effect on performance and have a strong and direct relationship to employee performance.
Di era globalisasi ini sumber daya manusia (SDM) harus yang terampil, berdaya saing tinggi dan juga tangguh agar dapat menghadapi persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja karyawan didalam suatu organisasi dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja dengan kemampuan kerja yang tinggi dalam intelektual, hard skill maupun soft skill yang sangat baik akan mempermudah dalam mengatasi masalah pekerjaan. Oleh karena itu, semua hal yang mencakup sumber daya manusia/pegawai tersebut harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen, agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar.
[1] Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah Disiplin Kerja. Disiplin merupakan kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi (Handoko : 2018:132). Disiplin yang terbentuk dalam diri pekerja merupakan cerminan tanggungjawab seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya sehingga dapat mendorong karyawan untuk bekerja dengan semangat. Dengan adanya disiplin kerja karyawan akan benar benar menghargai waktu dan mentaati aturan peruasahaan. Karyawan akan bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan berdasarkan prosedur perusahaan yang pada akhirnya kinerja karyawan bisa dioptimalkan.
[2] Selain pengawasan, upaya untuk meningkatkan kinerja adalah dengan memperbaiki Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan perhatian global bagi pengusaha, karyawan dan pemerintah. Menurut Rivai (2018:67) Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu Budaya untuk mematuhi program yang dibuat oleh pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan pengusaha maupun pekerja sebagai upaya mencegah 4 timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tidak aman atau kurang terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja dari karyawan akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan karena Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang kurang aman dapat meningkatkan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
[3] PT. Maspion Electronic merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan peralatan elektronik rumah tangga. Perusahaan ini berusaha dengan keras untuk memajukan perusahaan dengan meningkatkan pelatihan karyawan dalam bentuk training setiap kali ada pergantian posisi. Selain itu perusahaan berusaha untuk memperbaiki pengawasan yang ketat dalam bekerja dengan membuat checklist kelengkapan kerja. Disampin itu perusahaan juga meningkatkan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) agar karyawan tidak mengalami kecelakaan dalam bekerja .[5] Fenomena yang terjadi di PT. Maspion Electronic adalah ditemukan adanya masalah dalam perusahaan dimana pelatihan, pengawasan dan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan oleh manajemen perusahaan sudah maksimal, tetapi ada indikasi kinerja karyawan belum maksimal
Oleh sebab peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul :“PENGARUH PELATIHAN, PENGAWASAN DAN BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MASPION ELECTRONIC SIDOARJO”
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di PT. Maspion Electronic yang berlokasi di / Sawo Tratap, Waru Gedangan, Sidoarjo East Java
Teknik Pengumpulan Data : Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner (angket).
Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual Secara Simultan
Supplementary Files
Gambar 1. Kerangka Konseptual Secara Simultan
Kerangka Konseptual Secara Parsial
Supplementary Files
Gambar 2. Kerangka Konseptual Secara Parsial
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kajian teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotetsis pada penelitian ini adalah :
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Variabel | Item Variabel | Correlation (r-hitung) | r-kritis | Sig | Keterangan |
Pelatihan (X1) | X1_1 | 0,690 | 0,216 | 0,000 | Valid |
X1_2 | 0,737 | 0,000 | Valid | ||
X1_3 | 0,730 | 0,000 | Valid | ||
X1_4 | 0,653 | 0,000 | Valid | ||
Pengawasan (X2) | X2_1 | 0,566 | 0,000 | Valid | |
X2_2 | 0,646 | 0,000 | Valid | ||
X2_3 | 0,673 | 0,000 | Valid | ||
X2_4 | 0,744 | 0,000 | Valid | ||
Budaya Keselamatan (X3) | X3_1 | 0,696 | 0,000 | Valid | |
X3_2 | 0,802 | 0,000 | Valid | ||
X3_3 | 0,662 | 0,000 | Valid | ||
X3_4 | 0,776 | 0,000 | Valid | ||
X3_5 | 0,824 | 0,000 | Valid | ||
Kinerja Karyawan (Y) | Y_1 | 0,652 | 0,000 | Valid | |
Y_2 | 0,736 | 0,000 | Valid | ||
Y_3 | 0,835 | 0,000 | Valid | ||
Y_4 | 0,658 | 0,000 | Valid |
Berdasarkan hasil pengujian validitas menyatakan bahwa semua item pernyataan yang ada dalam kuisioner dari Variabel (X1, X2, X3) dan variabel (Y) mempunyai nilai yang koefisien korelasinya diatas 0,3 (>0,3), sehingga dapat dikatakan jika item pernyataan kuisioner tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah diteliti.
Uji Reliabilitas
Variabel | Nilai Alpha Cronbach | Nilai Kritis | Keterangan |
Pelatihan (X 1 ) | 0,898 | 0,6 | Reliabel |
Pengawasan (X 2 ) | 0,829 | 0,6 | Reliabel |
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X 3 ) | 0,814 | 0,6 | Reliabel |
Kinerja (Y) | 0,859 | 0,6 | Reliabel |
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha diketahui variabel instrumen memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Sebuah variabel dikatakan reliabel apabila cronbach alpha > 0,6 (Sugiyono: 2018). Dengan demikian seluruh variabel instrumen dalam penelitian ini reliable.
Uji Normalitas
Supplementary Files
Gambar 3. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghazali, 2011 : 155). Berdasarkan tersebut terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .941a | .886 | .882 | .17117 | 1.923 |
a. Predictors: (Constant), X3(Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)), X2(Pengawasan), X1(Pelatihan) | |||||
b. Dependent Variable: Y(Kinerja) |
Pada hasil pengujian menunjukan bahwa nilai DW sebesar 1,923. Sehingga nilai DW antara -2 s/d +3. Atau DW terletak diantara 1,55 s/d 2,46 (Alghifari, 2011: 79). Hal ini menunjukan tidak terjadi autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Supplementary Files
Gambar 4. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar diatas, scatter plot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak ada kecenderungan untuk membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi terjadi gejala heteroskedastisitas
Uji Multikolinearitas
NO | Variabel Bebas | Nilai Tolerance | Nilai VIF (%) | |
1 | Pelatihan ( X1 ) | 0.168 | 5.967 | |
2 | Pengawasan ( X2 ) | 0.282 | 3.542 | |
3 | Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)( X3 ) | 0.143 | 6.997 | |
Sumber: lampiran output SPSS |
menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebihdari 10% yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
Analisis Regrasi Linear Berganda
Coefficients a | |||||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | Collinearity Statistics | ||||||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | |||||||
1 | (Constant) | .578 | .036 | 6.487 | .009 | ||||||
X1(Pelatihan) | .572 | .044 | .709 | 8.406 | .006 | .168 | 5.967 | ||||
X2(Pengawasan) | .390 | .062 | .504 | 5.650 | .012 | .282 | 3.542 | ||||
X3(Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)) | .437 | .059 | .630 | 6.792 | .008 | .143 | 6.997 | ||||
a. Dependent Variable: Kinerja KaryawanSumber : Hasil Output SPSS versi 18(Diolah) |
Berdasarkan hasil yang ada pada Tabel diatas dapat diketahui model regresinya dari keempat variabel sebagai berikut :Y = a+b1X1+b2X2+b3X3 (Y = 0,578 + 0,572 X1 + 0,390 X2 + 0,437 X3)
Pengujian Hipotesis
Uji Simultan (Uji t)
Coefficients a | |||||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | Collinearity Statistics | ||||||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | |||||||
1 | (Constant) | .578 | .036 | 4.487 | .019 | ||||||
X1(Pelatihan) | .572 | .044 | .709 | 6.406 | .016 | .168 | 5.967 | ||||
X2(Pengawasan) | .390 | .062 | .504 | 3.650 | .022 | .282 | 3.542 | ||||
X3(Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)) | .437 | .059 | .630 | 4.792 | .018 | .143 | 6.997 | ||||
a. Dependent Variable: Kinerja KaryawanSumber : Hasil Output SPSS |
1. Variabel Pelatihan (X1)
Sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Pelatihan (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 6,406. Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,990. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,016. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena ( t hitung > t tabel = 6,406 > 1,990) dan (sig < α = 0,016 < 0,05 ) maka variabel independen yaitu Pelatihan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Kinerja (Y) pada PT. Maspion Electronic Sidoarjo..
2. Variabel Pengawasan (X2)
Sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Pengawasan (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 3,650. Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,990. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,022. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena ( t hitung > t tabel = 3,650 > 1,990 ) dan (sig < α = 0,022 < 0,050 ) maka variabel independen yaitu Pengawasan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Maspion Electronic Sidoarjo.
3. Variabel Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X3)
Sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)(X3) diperoleh nilai t hitung sebesar 4,792 . Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,990. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,018. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena ( t hitung > t tabel = 4,792 > 1,990 ) dan (sig < α = 0,018 < 0,05 ) maka variabel independen yaitu Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Maspion Electronic Sidoarjo.
Uji Parsial (Uji F)
ANOVA b | |||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | ||
1 | Regression | 17.987 | 3 | 5.996 | 94.320 | .000a | |
Residual | 2.315 | 79 | .129 | ||||
Total | 20.302 | 82 | 5.996 | ||||
Predictors: (Constant), X3(Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)), X2(Pengawasan), X1(Pelatihan) | |||||||
b. Dependent Variable: Y(Kinerja) Sumber : Hasil Output SPSS versi 18(Diolah) |
Bedasarkan tabel diatas diperoleh diperoleh nilai F hitung sebesar 94,320. Sehingga Nilai F hitung ini lebih besar daripada nilai F tabel yaitu 2,720. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,000, jadi nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena ( F hitung > F tabel =(94,320 > 2,720) dan (sig < α = 0,00 < 0,05 ) maka variabel independen yaitu Pelatihan (X1), Pengawasan, (X2) dan Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X3) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Maspion Electronic Sidoarjo
Uji Korelasi Berganda (Uji R)
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .841a | .886 | .882 | .17117 | 1.923 |
Predictors: (Constant), X3(Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)), X2(Pengawasan), X1(Pelatihan) | |||||
b. Dependent Variable: Y(Kinerja) |
Pada tabel diatas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,841 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan yang kuat dan searah antara variabel bebas yang meliputi Pelatihan (X1), Pengawasan (X2) dan Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X3) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja (Y), artinya jika variabel bebas yang meliputi Pelatihan (X1), Pengawasan (X2) dan Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X3) ditingkatkan, maka variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y) juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
Uji Determinasi Berganda (R2)
Digunakan untuk menghitung kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variabel tergantung akibat variasi variabel bebas. Bila R2 makin mendekati 1 atau 100% berarti semakin baik model regresi tersebut dalam menjelaskan variabilitas variabel tergantung.
Prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi simultan (Adjusted RSquare¬) adalah sebesar 0,882 . Hal ini berarti bahwa naik turunnya variabel terikat yaitu Kinerja (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Pelatihan, Pengawasan dan Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 88,2%. Sedangkan sisanya sebesar 11,8 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pembahasan
a. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis data membuktikan bahwa Pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi sebuah Pelatihan maka kinerja juga semakin baik. Pelatihan berkontribusi positif terhadap kinerja sehinga bisa dikatakan bahwa semakin besar kontribusi Pelatihan bisa memberikan dampak yang positif bagi Kinerja karywan.
Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Maspion Electronic Sidoarjo karena tujuan dan sasaran pelatihan sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Sehingga tujuan pelatihan bisa tercapai dengan baik. Selain itu, Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Materi ini meliputi cara proses pembuatan barang elektonik hingga ke proses pengemasan dengan baik dan tepat. Instruktur pelatihan dipilih karena memiliki profesionalisme dan pengalaman yang tinggi agar memberikan pelatihan yang menjadi berkualitas dan mudah dipahami cara penyampainnya oleh peserta pelatihan. Metode mengajar yang digunakan dalam pelatihan sudah efektif sehingga menghasilkan pelatihan yang berkualitas Dengan Pelatihan karyawan mudah menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan dengan hasil yang kreatif dan inovatif. Selain itu karyawan juga mudah menyelesaikan masalah kerja dengan solusi yang tepat dan kreatif.
Pelatihan yang maksimal yang maksimal akan menghasilkan kinerja yang bagus. Karyawan yang sering mengikuti pelatihan maka semakin lama semakin hali dalam pekerjaanya sehingga kinerja yang dihasilkan akan semakin meningkat
Bila karyawan tidak mahir bekerja maka karyawan akan sulit bekerja sehingga kinerja mereka akan menurun, maka suatu instansi harus berusaha membuat karyawan menjadi ahli agar kinerja yang dilakukan oleh karyawan menjadi bagus dan optimal. Hal ini didukung dengan penelitan yang dilakukan oleh Indira Lulu Marlinda (2016:65) bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
b. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis data membuktikan bahwa Pengawasan berpengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi sebuah Pengawasan maka kinerja juga semakin baik. Pengawasan berkontribusi positif terhadap Kinerja sehinga bisa dikatakan bahwa semakin besar kontribusi Pengawasan bisa memberikan dampak yang positif bagi Kinerja.
Pengawasan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Maspion Electronic Sidoarjo karena pengawasan bisa menjaga pekerjaan sesuai dengan standart pekerjaan yang dipersyaratkan perusahaan. Pengawas selalu mengontrol pekerjaan karyawan agar hasil sesuai dengan persyaratan. Selain itu, pengawasan bisa menghindari terjadinya penyimpangan pekerjaan yang dilakukan karyawan. Pekerjaan yang diawasi terus menerus akan menghindari dari kesalahan dalam bekerja. Tindakan korektif dan preventif dari suatu pengawasan ditujukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam pekerjaan. Pekerjaan yang tidak diawasi berpotensi terjadinya kesalahan kerja sehingga perlu diawasi secara taratur agar kesalahan peekrjaan tidak terjadi
Menurut Siagian (2012,112) menyatakan bahwa Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, sehingga pengawasan dilakukan untuk menghindari kinerja karyawan yang menyimpang dari aturan perusahaan. Karyawan yang diawasi cenderung bekerja dengan optimal sehingga kinerja semakin meningkat.
c. Pengaruh Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis data membuktikan bahwa Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik sebuah Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka kinerja juga semakin baik. Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berkontribusi positif terhadap Kinerja sehinga bisa dikatakan bahwa semakin baik kontribusi Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka semakin memberikan dampak yang positif bagi Kinerja.
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Maspion Electronic Sidoarjo karena Budaya K3 memiliki aturan untuk menyusun dan menyimpan barang-barang yang berbahaya keamanannya. Selain itu Ruangan kerja diupayakan agar tidak padat(longgar). Karyawan bisa bekerja agar tidak terasa sesak diruangan yang kecil. Disamping itu pembuangan kotoran atau limbah diperusahaan tempat bekerja harus sesuai pada tempatnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak mencemari lingkungan yang sehat di area tempat kerja. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak diganti dengan yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja. dan Penggunaan mesin , alat elektronik dalam pekerjaan sudah ada pengamanan dengan baik. Sehingga karyawan dalam bekerja dengan mesin harus memakai memakai alat atau seragam agar terhindar dari kecelakaan kerja
Tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi angka kecelakaan kerja sehingga karyawan dapat bekerja. Karyawan yang membiasakan diri untuk mematuhi Budaya Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) cenderung mematuhi prosedur. Bekerja dengan prosedur dan memakai seragam pengaman akan menghindari resiko kecelakaan kerja
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk mengurangi kecelakaan kerja dan nyaman dalam bekerja (Rizky Argama, 2018:76). Setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggung jawabkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wieke Yuni Christina dkk (2012) bahwa Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
d. Variabel Pelatihan yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Hasil analisis data membuktikan bahwa Pelatihan berpengaruh paling signifian terhadap kinerja karyawan. Pelatihan berpengaruh paling signifikan terhadap kinerja karyawan karena tujuan dan sasaran pelatihan sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Sehingga tujuan pelatihan bisa tercapai dengan baik. Selain itu, Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Materi ini meliputi cara proses pembuatan barang elektonik hingga ke proses pengemasan dengan baik dan tepat. Instruktur pelatihan dipilih karena memiliki profesionalisme dan pengalaman yang tinggi agar memberikan pelatihan yang menjadi berkualitas dan mudah dipahami cara penyampainnya oleh peserta pelatihan. Metode mengajar yang digunakan dalam pelatihan sudah efektif sehingga menghasilkan pelatihan yang berkualitas karyawan yang mengikuti pelatihan akan memiliki memiliki pengetahuan tinggi bagaimana cara mengerjakan tugas/ pekerjaan yang baik. Dengan Pelatihan, karyawan bisa bekerja dengan kreatif segala permasalahan dalam bekerja mudah diatasi dengan baik dan tepat. Selain itu Pelatihan menghasilkan ide yang unik dan kreatif akan dibuat untuk menghasilkan karya yang inovatif.
Pelatihan merupakan proses pembelajaran sesorang untuk menjadi ahli dan memiliki kompetensi dibidangnya (Handoko, 2018:77). Pelatihan yang maksimal yang maksimal akan menghasilkan kinerja yang bagus. Karyawan yang sering mengikuti pelatihan maka semakin lama semakin hali dalam pekerjaanya sehingga kinerja yang dihasilkan akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka akhirnya penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :