Tax Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v14i0.760

Effect of Profitability, Sales Growth, Corporate Governance and Leverage on Tax Avoidance Moderated by Executive Character in Mining Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2019


Pengaruh Profitabilitas, Sales Growth, Corporate Governance dan Leverage terhadap Tax Avoidance yang Dimoderasi dengan Karakter Eksekutif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

INDEPENDENT COMMISSIONER SALES GROWTH DEBT TO EQUITY RATIO CASH EFFECTIVE TAX RATE ROA RISK

Abstract

The study in this study aims to determine the effect of Profitability, Sales growth, Corporate Governance and Leverage on Tax Avoidance moderated by Executive Character in Mining Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2019. This type of research is quantitative. The population in this study are mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019. Determination of the research sample based on the purposive sampling method with a total sample of 76. The data used is secondary data originating from the company's financial statements obtained from the IDX. Secondary data processing using SPSS analysis technique with multiple regression analysis method. The results showed that the executive character was able to moderate the relationship between ROA and tax avoidance. on the other hand, the executive character variable is not able to moderate the relationship between Sales Growth, independent commissioners and leverage on tax avoidance.

Pendahuluan

Perpajakan sangat penting bagi kemajuan negara dalam pembangunan sarana dan prasarana.Beberapa pihak yang memberikan suatu kontribusi signifikan terhadap perpajakan ialah salah satunyabadan usaha atau perusahaan dan pemerintah. Perusahaan beranggapan bahwa pajak seperti pengeluaran pendapatan bagi perusahaan,Inilah mengapa yang menyebabkan masyarakat dan bahkan perusahaan menghindari pajak. penghindaran pajak (tax avoidance) ialah cara yang dapat menghindari pajak secara legal atau sah dan tidak melanggar suatu kebijakan perpajakan. Menurut [1] faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak adalah profitabilitas,sales growth, corporate governnance, leverage, karakter eksekutif.

Semakin besar besar nilai ROA maka semakin besar nilai keuntungan suatu perusahaan, dan semakin besar pula profitabilitasnya.Peluang untuk mengurangi beban pajaknya dimiliki suatu perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi.Sales growth pada suatu perusahaan dapat meningkat jika mendapatkan suatu keuntungan yang besar yang dapat menyebabkan pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih banyak.Dilihat dari besarmya peluang adanya praktik penghindaran pajak (tax avoidance) oleh suatu perusahaan, maka dibutuhkan suatu tata kelola perusahaan yang benar. Dalam mewujudkan adanya tata kelola perusahaan yang benar, maka diperlukanperusahaan menerapkan suatu konsep corporate governance.Semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang telah digunakan dalam perusahaan dan semakin tinggi pula beban bunga yang timbul dari utang tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi leverage maka semakin rendah kemampuan penghindaran pajak perusahaan.

Penelitian ini dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu karena memiliki hasil yang berbeda- beda. Berikut beberapa judul penelitian yang terkait dengan penelitian saya antara lain penelitian yan dilakukan oleh [2] yang menghasilkan ROA berpengaruh positif,dan sales growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidace yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [3] dan [4] yang memperoleh hasil bahwa leverage tidak didukung dengan baik atau tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sedangkan komisaris independen juga tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.Pembaharuan pada penelitian yang saya lakukan yaitu adanya penambahan variabel moderasi karakter eksekutif. Pada penelitian sebelummya belum ada yang menggunakan karakter eksekutif sebagai vaariabel moderasi serta obyek penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni perusahaan sektor pertambangan.

Rumusan masalh dalam penelitian ini adalah apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif. apakah sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutiff, apakah corporate governance berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif, serta pakah leverage berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif. Sedangkan untuk manfaat penelitian ini yakni sebagai gambaran dari suatu pokok permasalahan yang sama untuk peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam memaksimalkan laba bagi perusahaan, serta sebagai bahan referensi bagi yang mengambil topik yang sama dan penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembanding bagi penelitian selanjutnya.

H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang akan mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan [5]

H2: Sales growth berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.

Jika Jika pertumbuhan penjualan meningkat, maka laba perusahaan diasumsikan meningkat. Kenaikan laba perusahaan berarti perusahaan harus membayar pajak lebih banyak sehingga perusahaan berani melakukan tindakan penghindaran pajak. Pandangan di atas didukung oleh hasil penelitian [6]

H3: Corporate governance berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance    dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.

Dalam menentukan kebijakan dan strategi terkait perpajakan, komisaris independen dan komite lainnya secara bersama-sama melaksanakan tugas pengawasan. Dengan adanya dewan komisaris independen, perumusan strategi perusahaan yang dijalankan bersama manajemen perusahaan dan stakeholders akan memberikan hasil yang efektif, termasuk kebijakan terkait penghindaran pajak [7]

H4: Leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.

Semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang telah digunakan dalam perusahaan dan semakin tinggi pula beban bunga yang timbul dari utang tersebut.

Dari hipotesis yang telah diuraikan diatas, maka kerangka konseptual pada penelitian ini adalah

Gambar 1: Skema Kerangka konseptual

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk asosiasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab dan akibat (kausalitas) antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan metode penelitian yang telah disusun sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat [8]

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih BEI sebagai tempat observasi. Untuk mencari data laporan keuangan dari perusahaan sektor pertambangan

3. Definisi Operasional dan Identifikasi variabel dan Indikator Variabel

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis variabel yakni tiga variabel independen yang terdiri dari profitabilitas (x1) diukur dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total asset. sales growth (x2) diukur dari penjualan tahun sekarang dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun sebelumnya, corporate governance (x3) diukur dari jumlah komisaris independen dibagi jumlah komisarisperusahaan, serta leverage (x3) diukur dari jumlah utang dibagi modal perusahaan

4. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai 2019. Sedangkan untuk sampelnya karena disini saya menggunakan teknik purposive sampling.”, dimana teknik pengambilan sampel sumber data dengan melakukan pertimbangan kriteria [9] maka jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 76 sampel.

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder. Sedangkn sumber data peneliti memperoleh data pada penelitian ini yaitu dari website resmi perusahaan dan website resmi Bursa Efek Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode dokumentasi.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji MRA (Moderated Regression Analysis) dan uji hipotesis . Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tools pengolah data yaitu SPSS [10]

Hasil dan Pembahasan

A. Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 76 ,000231 ,455579 ,09562407 ,099537110
SG 76 -,423241 1,016977 ,14769405 ,320505064
GCG 76 ,200000 2,000000 ,69232456 ,361072895
LV 76 ,004119 2,269948 ,71122708 ,515270703
TA 76 ,002769 1,426968 ,35327303 ,217144522
KE 76 ,000366 ,740494 ,13773905 ,146863601
Valid N (listwise) 76
Table 1.Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel tax avoidance, profitabilitas, sales growth, corporate governance, leverage dan karakter eksekutif.Data peneliti yang diolah(2021)

B. Analisis Regresi Liniear Berganda

Analisis regresi dikembangkan guna menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,400 ,066 6,096 ,000
ROA -,634 ,255 -,291 -2,491 ,015
SG -,109 ,076 -,161 -1,437 ,155
GCG -,062 ,066 -,103 -,931 ,355
LV ,102 ,048 ,243 2,126 ,037
a. Dependent Variable: TA
Table 2.Model regresi 1Data peneliti yang diolah(2021)

C. Analisis MRA​

Model kedua merupakan model yang digunakan dengan maksud mengetahui hasil pengujian karakter eksekutif sebagai pemoderasi pengaruh profitabilitas (ROA), sales growth, GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance. Berikut disajikan model regresi tersebut.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,609 ,098 6,217 ,000
ROA -2,213 ,696 -1,014 -3,181 ,002
SG -,187 ,105 -,277 -1,785 ,079
GCG -,157 ,117 -,260 -1,344 ,184
LV ,037 ,063 ,087 ,576 ,566
ROA_KE 4,528 1,780 1,035 2,544 ,013
SG_KE ,195 ,691 ,076 ,282 ,779
GCG_KE 1,242 1,186 ,455 1,047 ,299
LV_KE ,107 ,586 ,045 ,182 ,856
KE -1,208 ,644 -,817 -1,877 ,065
a. Dependent Variable: TA
Table 3.Model Regresi 2Data peneliti yang diolah(2021)

D. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa data sampel tersebut memenuhi kriteria normalitas atau tidak

Gambar 2. Grafik P-Plot Setelah Outlier

Sumber : Data peneliti yang diolah(2021)

​One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 76
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,19262931
Most Extreme Differences Absolute ,147
Positive ,147
Negative -,112
Test Statistic ,147
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,066d
99% Confidence Interval Lower Bound ,060
Upper Bound ,072
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Table 4.Hasil Uji Normalitas setelah Outlier One-Sample Kolmogrov-SmirnovData peneliti yang diolah(2021)

Berdasarkan gambar grafik Normal P-P Plot of Regression Standardied Residual dan tabel uji Kolmogorov-Smirnov di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang menyebar didekat atau disekitar garis diagonal dimana data tersebut terdistribusi normal. Dan juga nilai asymp sig sebesar 0,072 > 0.05 dimana data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.

b) Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang dimana dalam model regresi tersebut ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar variabel independen atau variabel bebas.

Coefficients a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ROA ,813 1,230
SG ,888 1,126
GCG ,911 1,097
LV ,852 1,174
a. Dependent Variable: TA
Table 5.Hasil Uji MultikolonieritasData peneliti yang diolah(2021)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak adanya korelasi atau hubungan antar variabel independen dikarenakan nilai tolerance dan nilai VIF sesuai syarat atau asumsi yang dilakukan dan terbebas dari masalah multikolinearitas. Setelah uji multikolinearitas.

c) Uji Autokorelasi

Uji asumsi klasik autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan data, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,462a ,213 ,169 ,197981137 1,993
a. Predictors: (Constant), LV, SG, GCG, ROA
b. Dependent Variable: TA
Table 6.Hasil pengujian uji autokorelasi dengan Durbin Watson (DW)Data peneliti yang diolah(2021)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan asumsi Durbin Watson (DW) yang tersaji dalam tabel 5 nilai Durbin Watson sebesar 1,993 . Dengna demikian dapat disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat ditunjukkan dengan melihat koefesien korelasi DW dengan ketentuan sebagai berikut : dU < durbin watson < 4- Du( 1,73985 < 1,993 < 2,26015 ) sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.

d) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model regresi linier terdapat ketidaksamaan atau perbedaan residu varian observasi satu dengan observasi lainnya.

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data peneliti yang diolah(2021)

Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian asumsi non heteroskedastisias terpenuhi.

e) Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,462a ,213 ,169 ,197981137
a. Predictors: (Constant), LV, SG, GCG, ROA
b. Dependent Variable: TA
Table 7.Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi Sebelum Interaksi Variabel ModerasiData peneliti yang diolah(2021)

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0.462, hal ini menunjukkanadanya korelasi (hubungan) yang kuat antara ROA, Sales growth, GCG dan leverage dengan tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.213, hal ini menunjukkan bahwa antara ROA, Sales growth, GCG dan leverage memberikan kontribusi terhadap tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan sebesar 213%. Sedangkan sisanya sebesar 0,787% merupakan kontribusi dari faktor lainnya.

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,595a ,354 ,266 ,186029096
a. Predictors: (Constant), KE, GCG, SG, LV, ROA_KE, LV_KE, SG_KE, ROA, GCG_KE
b. Dependent Variable: TA
Table 8.Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi Setelah Interaksi Variabel ModerasiData peneliti yang diolah(2021)

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0.595 sehingga dapat diartikan adanya korelasi (hubungan) yang kuat antara ROA,sales growth, komisaris independen dan leverage dengan tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan karena mendekati angka 1. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.354 yang mana lebih besar dari hasil sebelumnya yaitu 0.213, hal ini menunjukkan bahwa variabel moderasi dalam penelitian ini, karakter eksekutif merupakan moderasi yang memperkuat hubungan antara variabel ROA,sales growth, komisaris independen dan leverage terhadap tax avoidance.

2. Uji T

Tujuan melakukan uji parsial(Uji T) yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap variabel independen (secara terpisah) dengan di moderasi karakter eksekutif terhadap variabel dependen

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,400 ,066 6,096 ,000
ROA -,634 ,255 -,291 -2,491 ,015
SG -,109 ,076 -,161 -1,437 ,155
GCG -,062 ,066 -,103 -,931 ,355
LV ,102 ,048 ,243 2,126 ,037
a. Dependent Variable: TA
Table 9.Hasil Uji t Model Regresi 1Data peneliti yang diolah(2021)

Jika dikaitkan dengan dasar pengambilan keputusan yang ada pada uji parsial maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, untuk sales growth dan komisaris independennya tidak berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, sedangkan untuk leverage ny tidak berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,609 ,098 6,217 ,000
ROA -2,213 ,696 -1,014 -3,181 ,002
SG -,187 ,105 -,277 -1,785 ,079
GCG -,157 ,117 -,260 -1,344 ,184
LV ,037 ,063 ,087 ,576 ,566
ROA_KE 4,528 1,780 1,035 2,544 ,013
SG_KE ,195 ,691 ,076 ,282 ,779
GCG_KE 1,242 1,186 ,455 1,047 ,299
LV_KE ,107 ,586 ,045 ,182 ,856
KE -1,208 ,644 -,817 -1,877 ,065
a. Dependent Variable: TA
Table 10.Hasil Uji t Model Regresi 2Data peneliti yang diolah(2021)

Jika dikaitkan dengan dasar pengambilan keputusan yang ada pada uji ini, dapat disimpulkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh dalam memperkuat ROA terhadap tax avoidance. karakter eksekutif tidak mampu memperkuat pengaruh sales growth , gcg, dan leverage terhadap tax avoidance.

Pembahasan

1. Karakter eksekutif memperkuat pengaruh ROA terhadap tax avoidance

Karakter eksekutif mampu memoderasi hubungan ROA terhadap tax avoidance karena semakin besar ROA maka pembayaran pajaknya semakin tinggi dan eksekutif berani untuk mengambil resiko supaya bisa menghindari pembayaran pajak yang besar, maka eksekutif penelitian ini bersifat risk taker dalam melakukan penghindaran pajak.

2. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh sales growth terhadap tax avoidance

Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan sales growth terhadap tax avoidance karena eksekutif memiliki fungsi sebagai pemimpin atau monitoring pengelolaan pertumbuhan penjualan nya, sehingga mendorong manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang baik sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance

Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance Sebab besar atau kecilnya proforsi dewan komisaris tidak mempengaruhi pengindaran pajak yang dilakukan perusahaan, keberadaan dewan komisaris independen dalam perusahaan hanya sebagai pengawasan dan pemberi nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan, dan dewan komisaris independen tidak bisa ikut dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.

4. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh leverage terhadap tax avoidance

Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan leverage terhadap tax avoidance artinya semakin tinggi leverage tidak akan mempengaruhi aktivitas tax avoidance yang disebabkan karena semakin tinggi tingkat utang suatu perusahaan, maka pihak manajemen akan lebih konservatif dalam melakukan pelaporan keuangan atas operasional perusahaan.

Kesimpulan

Simpulan

  1. Karakter eksekutif dapat memoderasi pengaruh roa terhadap tax avoidance
  2. Karakter eksekutif tidak dapat memoderasi pengaruh sales growth terhadap tax avoidance.
  3. Karakter eksekutif tidak dapat memoderasi pengaruh good corporate governances (komisaris independen) terhadap tax avoidance,
  4. Karakter eksekutif tidak dapat memoderasi pengaruh Leverage terhadap tax avoidance,

Saran

Adapun saran yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diperoleh pada penelitian ini adalah sebaiknya dapat menambah variabel. memperbesar jumlah sampel serta memperpanjang periode penelitian.. serta menggunakan variabel karakter eksekutif sebagai variabel moderasi mengingat masih jarang penelitian serupa mengangkat karakter eksekutif sebagai variabel moderasi.

References

  1. T. Kurniasih and M. M. R. Sari, “Pengaruh return on assets, leverage, corporate governance, ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal pada tax avoidance,” Bul. Stud. Ekon., 2013.
  2. M. Q. Mahdiana and M. N. Amin, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance,” J. Akunt. Trisakti, vol. 7, no. 1, pp. 127–138, 2020.
  3. W. W. Hidayat, “Pengaruh profitabilitas, leverage dan pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak,” J. Ris. Manaj. dan Bisnis Fak. Ekon. UNIAT, vol. 3, no. 1, pp. 19–26, 2018.
  4. A. Praditasari and P. E. Setiawan, “Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas Pada Tax Avoidance,” E-Jurnal Akunt., vol. 19, no. 2, pp. 1229–1258, 2017.
  5. T. Kurniasih and M. Ratna Sari, “Pengaruh Return on Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance,” Bul. Stud. Ekon., vol. 18, no. 1, pp. 58–66, 2013.
  6. I. A. R. Dewinta and P. E. Setiawan, “Pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax avoidance,” E-Jurnal Akunt., vol. 14, no. 3, pp. 1584–1615, 2016.
  7. H. R. dan Z. Hanum, “No,” pengaruh Karakteristik Corp. Gov. terhadap Eff. Tax Rate, 2013.
  8. Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.
  9. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif. R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
  10. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro., 2018.