The study in this study aims to determine the effect of Profitability, Sales growth, Corporate Governance and Leverage on Tax Avoidance moderated by Executive Character in Mining Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2019. This type of research is quantitative. The population in this study are mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019. Determination of the research sample based on the purposive sampling method with a total sample of 76. The data used is secondary data originating from the company's financial statements obtained from the IDX. Secondary data processing using SPSS analysis technique with multiple regression analysis method. The results showed that the executive character was able to moderate the relationship between ROA and tax avoidance. on the other hand, the executive character variable is not able to moderate the relationship between Sales Growth, independent commissioners and leverage on tax avoidance.
Perpajakan sangat penting bagi kemajuan negara dalam pembangunan sarana dan prasarana.Beberapa pihak yang memberikan suatu kontribusi signifikan terhadap perpajakan ialah salah satunyabadan usaha atau perusahaan dan pemerintah. Perusahaan beranggapan bahwa pajak seperti pengeluaran pendapatan bagi perusahaan,Inilah mengapa yang menyebabkan masyarakat dan bahkan perusahaan menghindari pajak. penghindaran pajak (tax avoidance) ialah cara yang dapat menghindari pajak secara legal atau sah dan tidak melanggar suatu kebijakan perpajakan. Menurut [1] faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak adalah profitabilitas,sales growth, corporate governnance, leverage, karakter eksekutif.
Semakin besar besar nilai ROA maka semakin besar nilai keuntungan suatu perusahaan, dan semakin besar pula profitabilitasnya.Peluang untuk mengurangi beban pajaknya dimiliki suatu perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi.Sales growth pada suatu perusahaan dapat meningkat jika mendapatkan suatu keuntungan yang besar yang dapat menyebabkan pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih banyak.Dilihat dari besarmya peluang adanya praktik penghindaran pajak (tax avoidance) oleh suatu perusahaan, maka dibutuhkan suatu tata kelola perusahaan yang benar. Dalam mewujudkan adanya tata kelola perusahaan yang benar, maka diperlukanperusahaan menerapkan suatu konsep corporate governance.Semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang telah digunakan dalam perusahaan dan semakin tinggi pula beban bunga yang timbul dari utang tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi leverage maka semakin rendah kemampuan penghindaran pajak perusahaan.
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu karena memiliki hasil yang berbeda- beda. Berikut beberapa judul penelitian yang terkait dengan penelitian saya antara lain penelitian yan dilakukan oleh [2] yang menghasilkan ROA berpengaruh positif,dan sales growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidace yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [3] dan [4] yang memperoleh hasil bahwa leverage tidak didukung dengan baik atau tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sedangkan komisaris independen juga tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.Pembaharuan pada penelitian yang saya lakukan yaitu adanya penambahan variabel moderasi karakter eksekutif. Pada penelitian sebelummya belum ada yang menggunakan karakter eksekutif sebagai vaariabel moderasi serta obyek penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni perusahaan sektor pertambangan.
Rumusan masalh dalam penelitian ini adalah apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif. apakah sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutiff, apakah corporate governance berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif, serta pakah leverage berpengaruh terhadap tax avoidance yang dimoderasi dengan karakter eksekutif. Sedangkan untuk manfaat penelitian ini yakni sebagai gambaran dari suatu pokok permasalahan yang sama untuk peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam memaksimalkan laba bagi perusahaan, serta sebagai bahan referensi bagi yang mengambil topik yang sama dan penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembanding bagi penelitian selanjutnya.
H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang akan mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan [5]
H2: Sales growth berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.
Jika Jika pertumbuhan penjualan meningkat, maka laba perusahaan diasumsikan meningkat. Kenaikan laba perusahaan berarti perusahaan harus membayar pajak lebih banyak sehingga perusahaan berani melakukan tindakan penghindaran pajak. Pandangan di atas didukung oleh hasil penelitian [6]
H3: Corporate governance berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.
Dalam menentukan kebijakan dan strategi terkait perpajakan, komisaris independen dan komite lainnya secara bersama-sama melaksanakan tugas pengawasan. Dengan adanya dewan komisaris independen, perumusan strategi perusahaan yang dijalankan bersama manajemen perusahaan dan stakeholders akan memberikan hasil yang efektif, termasuk kebijakan terkait penghindaran pajak [7]
H4: Leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan karakter eksekutif sebagai variabel moderating.
Semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang telah digunakan dalam perusahaan dan semakin tinggi pula beban bunga yang timbul dari utang tersebut.
Dari hipotesis yang telah diuraikan diatas, maka kerangka konseptual pada penelitian ini adalah
Gambar 1: Skema Kerangka konseptual
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk asosiasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab dan akibat (kausalitas) antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan metode penelitian yang telah disusun sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat [8]
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih BEI sebagai tempat observasi. Untuk mencari data laporan keuangan dari perusahaan sektor pertambangan
3. Definisi Operasional dan Identifikasi variabel dan Indikator Variabel
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis variabel yakni tiga variabel independen yang terdiri dari profitabilitas (x1) diukur dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total asset. sales growth (x2) diukur dari penjualan tahun sekarang dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun sebelumnya, corporate governance (x3) diukur dari jumlah komisaris independen dibagi jumlah komisarisperusahaan, serta leverage (x3) diukur dari jumlah utang dibagi modal perusahaan
4. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai 2019. Sedangkan untuk sampelnya karena disini saya menggunakan teknik purposive sampling.”, dimana teknik pengambilan sampel sumber data dengan melakukan pertimbangan kriteria [9] maka jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 76 sampel.
5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder. Sedangkn sumber data peneliti memperoleh data pada penelitian ini yaitu dari website resmi perusahaan dan website resmi Bursa Efek Indonesia.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode dokumentasi.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji MRA (Moderated Regression Analysis) dan uji hipotesis . Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tools pengolah data yaitu SPSS [10]
A. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi.
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
ROA | 76 | ,000231 | ,455579 | ,09562407 | ,099537110 |
SG | 76 | -,423241 | 1,016977 | ,14769405 | ,320505064 |
GCG | 76 | ,200000 | 2,000000 | ,69232456 | ,361072895 |
LV | 76 | ,004119 | 2,269948 | ,71122708 | ,515270703 |
TA | 76 | ,002769 | 1,426968 | ,35327303 | ,217144522 |
KE | 76 | ,000366 | ,740494 | ,13773905 | ,146863601 |
Valid N (listwise) | 76 |
B. Analisis Regresi Liniear Berganda
Analisis regresi dikembangkan guna menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.
Coefficients a | |||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | |||
B | Std. Error | Beta | |||||
1 | (Constant) | ,400 | ,066 | 6,096 | ,000 | ||
ROA | -,634 | ,255 | -,291 | -2,491 | ,015 | ||
SG | -,109 | ,076 | -,161 | -1,437 | ,155 | ||
GCG | -,062 | ,066 | -,103 | -,931 | ,355 | ||
LV | ,102 | ,048 | ,243 | 2,126 | ,037 | ||
a. Dependent Variable: TA |
C. Analisis MRA
Model kedua merupakan model yang digunakan dengan maksud mengetahui hasil pengujian karakter eksekutif sebagai pemoderasi pengaruh profitabilitas (ROA), sales growth, GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance. Berikut disajikan model regresi tersebut.
Coefficients a | |||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | |||
B | Std. Error | Beta | |||||
1 | (Constant) | ,609 | ,098 | 6,217 | ,000 | ||
ROA | -2,213 | ,696 | -1,014 | -3,181 | ,002 | ||
SG | -,187 | ,105 | -,277 | -1,785 | ,079 | ||
GCG | -,157 | ,117 | -,260 | -1,344 | ,184 | ||
LV | ,037 | ,063 | ,087 | ,576 | ,566 | ||
ROA_KE | 4,528 | 1,780 | 1,035 | 2,544 | ,013 | ||
SG_KE | ,195 | ,691 | ,076 | ,282 | ,779 | ||
GCG_KE | 1,242 | 1,186 | ,455 | 1,047 | ,299 | ||
LV_KE | ,107 | ,586 | ,045 | ,182 | ,856 | ||
KE | -1,208 | ,644 | -,817 | -1,877 | ,065 | ||
a. Dependent Variable: TA |
D. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa data sampel tersebut memenuhi kriteria normalitas atau tidak
Gambar 2. Grafik P-Plot Setelah Outlier
Sumber : Data peneliti yang diolah(2021)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | |||
Unstandardized Residual | |||
N | 76 | ||
Normal Parametersa,b | Mean | ,0000000 | |
Std. Deviation | ,19262931 | ||
Most Extreme Differences | Absolute | ,147 | |
Positive | ,147 | ||
Negative | -,112 | ||
Test Statistic | ,147 | ||
Asymp. Sig. (2-tailed) | ,000c | ||
Monte Carlo Sig. (2-tailed) | Sig. | ,066d | |
99% Confidence Interval | Lower Bound | ,060 | |
Upper Bound | ,072 | ||
a. Test distribution is Normal. | |||
b. Calculated from data. | |||
c. Lilliefors Significance Correction. | |||
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000. |
Berdasarkan gambar grafik Normal P-P Plot of Regression Standardied Residual dan tabel uji Kolmogorov-Smirnov di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang menyebar didekat atau disekitar garis diagonal dimana data tersebut terdistribusi normal. Dan juga nilai asymp sig sebesar 0,072 > 0.05 dimana data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang dimana dalam model regresi tersebut ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar variabel independen atau variabel bebas.
Coefficients a | |||
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
ROA | ,813 | 1,230 | |
SG | ,888 | 1,126 | |
GCG | ,911 | 1,097 | |
LV | ,852 | 1,174 | |
a. Dependent Variable: TA |
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak adanya korelasi atau hubungan antar variabel independen dikarenakan nilai tolerance dan nilai VIF sesuai syarat atau asumsi yang dilakukan dan terbebas dari masalah multikolinearitas. Setelah uji multikolinearitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji asumsi klasik autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan data, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | ,462a | ,213 | ,169 | ,197981137 | 1,993 |
a. Predictors: (Constant), LV, SG, GCG, ROA | |||||
b. Dependent Variable: TA |
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan asumsi Durbin Watson (DW) yang tersaji dalam tabel 5 nilai Durbin Watson sebesar 1,993 . Dengna demikian dapat disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat ditunjukkan dengan melihat koefesien korelasi DW dengan ketentuan sebagai berikut : dU < durbin watson < 4- Du( 1,73985 < 1,993 < 2,26015 ) sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.
d) Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model regresi linier terdapat ketidaksamaan atau perbedaan residu varian observasi satu dengan observasi lainnya.
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data peneliti yang diolah(2021)
Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian asumsi non heteroskedastisias terpenuhi.
e) Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
1 | ,462a | ,213 | ,169 | ,197981137 | |
a. Predictors: (Constant), LV, SG, GCG, ROA | |||||
b. Dependent Variable: TA |
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0.462, hal ini menunjukkanadanya korelasi (hubungan) yang kuat antara ROA, Sales growth, GCG dan leverage dengan tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.213, hal ini menunjukkan bahwa antara ROA, Sales growth, GCG dan leverage memberikan kontribusi terhadap tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan sebesar 213%. Sedangkan sisanya sebesar 0,787% merupakan kontribusi dari faktor lainnya.
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
1 | ,595a | ,354 | ,266 | ,186029096 | |
a. Predictors: (Constant), KE, GCG, SG, LV, ROA_KE, LV_KE, SG_KE, ROA, GCG_KE | |||||
b. Dependent Variable: TA |
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0.595 sehingga dapat diartikan adanya korelasi (hubungan) yang kuat antara ROA,sales growth, komisaris independen dan leverage dengan tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan karena mendekati angka 1. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.354 yang mana lebih besar dari hasil sebelumnya yaitu 0.213, hal ini menunjukkan bahwa variabel moderasi dalam penelitian ini, karakter eksekutif merupakan moderasi yang memperkuat hubungan antara variabel ROA,sales growth, komisaris independen dan leverage terhadap tax avoidance.
2. Uji T
Tujuan melakukan uji parsial(Uji T) yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap variabel independen (secara terpisah) dengan di moderasi karakter eksekutif terhadap variabel dependen
Coefficients a | |||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | |||
B | Std. Error | Beta | |||||
1 | (Constant) | ,400 | ,066 | 6,096 | ,000 | ||
ROA | -,634 | ,255 | -,291 | -2,491 | ,015 | ||
SG | -,109 | ,076 | -,161 | -1,437 | ,155 | ||
GCG | -,062 | ,066 | -,103 | -,931 | ,355 | ||
LV | ,102 | ,048 | ,243 | 2,126 | ,037 | ||
a. Dependent Variable: TA |
Jika dikaitkan dengan dasar pengambilan keputusan yang ada pada uji parsial maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, untuk sales growth dan komisaris independennya tidak berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, sedangkan untuk leverage ny tidak berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | |||
B | Std. Error | Beta | |||||
1 | (Constant) | ,609 | ,098 | 6,217 | ,000 | ||
ROA | -2,213 | ,696 | -1,014 | -3,181 | ,002 | ||
SG | -,187 | ,105 | -,277 | -1,785 | ,079 | ||
GCG | -,157 | ,117 | -,260 | -1,344 | ,184 | ||
LV | ,037 | ,063 | ,087 | ,576 | ,566 | ||
ROA_KE | 4,528 | 1,780 | 1,035 | 2,544 | ,013 | ||
SG_KE | ,195 | ,691 | ,076 | ,282 | ,779 | ||
GCG_KE | 1,242 | 1,186 | ,455 | 1,047 | ,299 | ||
LV_KE | ,107 | ,586 | ,045 | ,182 | ,856 | ||
KE | -1,208 | ,644 | -,817 | -1,877 | ,065 | ||
a. Dependent Variable: TA |
Jika dikaitkan dengan dasar pengambilan keputusan yang ada pada uji ini, dapat disimpulkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh dalam memperkuat ROA terhadap tax avoidance. karakter eksekutif tidak mampu memperkuat pengaruh sales growth , gcg, dan leverage terhadap tax avoidance.
Pembahasan
1. Karakter eksekutif memperkuat pengaruh ROA terhadap tax avoidance
Karakter eksekutif mampu memoderasi hubungan ROA terhadap tax avoidance karena semakin besar ROA maka pembayaran pajaknya semakin tinggi dan eksekutif berani untuk mengambil resiko supaya bisa menghindari pembayaran pajak yang besar, maka eksekutif penelitian ini bersifat risk taker dalam melakukan penghindaran pajak.
2. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh sales growth terhadap tax avoidance
Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan sales growth terhadap tax avoidance karena eksekutif memiliki fungsi sebagai pemimpin atau monitoring pengelolaan pertumbuhan penjualan nya, sehingga mendorong manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang baik sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
3. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance
Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan GCG (komisaris independen) terhadap tax avoidance Sebab besar atau kecilnya proforsi dewan komisaris tidak mempengaruhi pengindaran pajak yang dilakukan perusahaan, keberadaan dewan komisaris independen dalam perusahaan hanya sebagai pengawasan dan pemberi nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan, dan dewan komisaris independen tidak bisa ikut dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.
4. Karakter eksekutif memperlemah pengaruh leverage terhadap tax avoidance
Karakter eksekutif tidak mampu memoderasi hubungan leverage terhadap tax avoidance artinya semakin tinggi leverage tidak akan mempengaruhi aktivitas tax avoidance yang disebabkan karena semakin tinggi tingkat utang suatu perusahaan, maka pihak manajemen akan lebih konservatif dalam melakukan pelaporan keuangan atas operasional perusahaan.
Simpulan
Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diperoleh pada penelitian ini adalah sebaiknya dapat menambah variabel. memperbesar jumlah sampel serta memperpanjang periode penelitian.. serta menggunakan variabel karakter eksekutif sebagai variabel moderasi mengingat masih jarang penelitian serupa mengangkat karakter eksekutif sebagai variabel moderasi.