This study investigates the determinants influencing the purchasing decisions of scarlet skincare and bodycare products among users in Sidoarjo City, Indonesia. Utilizing a quantitative approach, data was collected from 100 respondents through online questionnaires. The findings reveal that product quality, brand image, and promotional activities significantly impact purchasing decisions, with product quality being the most influential factor, followed by brand image and promotional strategies. These insights provide valuable guidance for scarlet product manufacturers and marketers to tailor their strategies effectively, ultimately enhancing customer satisfaction and brand loyalty in the competitive skincare and bodycare market.
Highlights:
1. Investigates factors influencing scarlet product purchases.
2. Product quality, brand image, and promotions significantly affect decisions.
3. Insights aid scarlet product marketers in enhancing brand loyalty.
Keywords: Scarlet products, purchasing decisions, skincare, brand image, promotional strategies.
Di dalam jenis produk atau merek yang dapat dibeli serta pasar produk kecantikan telah berkembang belakangan ini. Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar industri kecantikan adalah meningkatnya permintaan dari wanita, khususnya di bidang produk perawatan kulit. Tentu saja, sebagai konsekuensi dari pengembangan berbagai produk, ini telah berkembang menjadi salah satu pilar perusahaan dalam industri kosmetik. Banyak bisnis menawarkan berbagai iterasi dari produk yang sama, dari nama generik hingga merek; ada banyak nama produk yang tersedia dan banyak di pasaran, salah satunya adalah "Scarlet Whitening".[1]
Scarlett Whitening juga menggunakan teknik pemasaran untuk mengiklankan barangnya. Ada upaya untuk memasuki media yang berbeda melalui saluran yang berbeda atau mengiklankan barang di berbagai media. Inisiatif promosi, terutama yang melibatkan periklanan, sering menuntut pengeluaran keuangan yang cukup besar. Scarlet Whitening tidak mempermasalahkan hal ini karena pemasar bertugas menciptakan merek untuk mempertahankan pelanggan. Saat ini, semua iklan produk Scarlet Whiitening dapat ditempatkan di platform digital seperti Facebook dan Twitter. (Instagram, TikTok, dll.). Karena itu, Produk Pemutih Scarlett mungkin dapat terus memegang posisi teratas di industri untuk sementara waktu.[2]
Keputusan untuk membeli suatu produk dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan bisnis saat ini, baik faktor internal perusahaan seperti promosi strategi manajemen yang diterapkan perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan seperti peraturan pemerintah dan kebijakan pemerintah.[3] Selain itu, saat ini ada persaingan dengan brand lain yang membuat brand scarlet ini sedikit menurun peminatnya. Dalam situasi yang seperti I ini, para manajemen sacrlet mau tidak mau perlu mengatur ulang manajemen saat ini dalam bisnis, serupa dengan bagaimana perusahaan dengan strategi promosi yang kurang berhasil perlu merevisi strategi promosi mereka saat ini. saat ini, yang semakin hari semakin banyak pesaingnya. Pada tahun 2022, sepertinya remaja-remaja masih lebih memilih menggunakan barang-barang dari komunitasnya untuk mengurus dirinya sendiri.[4] Dengan pangsa pasar 11,32%, perusahaan ini jelas berada di puncak penjualan, menurut data penjualan Scarlett Whitening. Vaseline berada di urutan kedua dengan 11,12% yang sedikit berbeda dan diikuti oleh Nivea dengan 7,24%. Informasi ini menunjukkan bahwa Scarlett, perusahaan perawatan wajah dan tubuh lokal yang baru berdiri pada tahun 2017, mampu mengungguli para pesaingnya, yang kebetulan merupakan nama global.
Pilihan untuk membeli adalah prosedur pemecahan masalah itu sendiri. Saat memilih produk dan merek mana yang akan dibeli, mayoritas konsumen, termasuk pembeli individu dan organisasi pembelian, pada dasarnya melalui proses pemikiran yang sama. (Salea, 2021). Daya tarik suatu produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membelinya atau tidak. Semakin banyak keunggulan produk yang diberikan, semakin besar keinginan konsumen untuk membeli. (Manoy, 2021). Perusahaan telah berhasil mempengaruhi pilihan pembelian konsumen dengan mengembangkan hubungan konsumen yang kuat, menciptakan merek produk yang kuat, dan memperkenalkan inovasi baru ke dalam produk yang mereka produksi dengan memperhatikan tren saat ini. (Angkow, 2021). [5] indikator menurut (Kotler Phillp, 2021) dalam keputusan pembelian sebagai berikut: 1. Adanya sebuah kemantapan produk, sebuah keputusan pembelian dapat juga dilakukan oleh konsumen dengan mencari sebuah informasi tersebut. 2. Terdapat kebiasaan membeli, mendapatkan rekomendasi dari supplier yang informasi penting, bahwa sebuah indikator keputusan pembelian sangat menarik. 3. Rekomendasi dari orang lain, dapat menyampaikan sebuah informasi dari orang lain agar dapat tertarik melakukan pembelian ini. 4. Adanya pembelian ulang, ini sangat penting dalam bisnis anda, maka adanya sebuah sebab kemudian konsumen juga melakukan pembelian ulang pada suatu produk.[6]
Fungsionalitas produk mengacu pada kapasitas produk untuk melakukan fungsi yang dimaksudkan. Menurut Gitosudarmo, kualitas suatu produk juga dapat didefinisikan sebagai kesesuaiannya dengan harapan konsumen atas biaya yang terkait dengan pembelian barang tersebut atau harganya. Schroeder (2018:155) menegaskan bahwa nilai, kegunaan, dan biaya produk atau jasa berhubungan dengan kualitas produk.[7]Indikator kualitas produk Menurut (Asman Nasir, 2021) sebagai berikut: 1.) Produk dalam berapa lama dalam penggunaan produk yang dapat kita gunakan sebagai perbaikan produk yang Perfomance, yaitu suatu adanya berkaitan dengan kualitas barang yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan sebenarnya atau apakah cara pelayanan dengan baik atau belum. 2.) Range and type of features, yaitu suatu adanya berkaitan dengan sebuah fungsi terdapat dari produk atau pelanggan yang sering kali yang berbelanja produk yang memiliki keistimewaan atau kemampuan yang akan dimiliki sebuah produk dan pelayanan tersebut. 3.) Realibility atau durability, merupakan sebuah adanya berkaitan dengan kehandalan diperlukan. 4.) Sensory characteristic, yang menjelaskan dengan penampilan,corak,daya tarik,variasi pada suatu produk dan juga beberapa faktor yang dapat menjadi sebuah kualitas yang penting dalam sebuah aspek tersebut. 5). Ethical profile and image, yang dapat berkaitan dengan adanya bagian terbesar dari kesan seorang pembeli kepada sebuah produk dan pada pelayanan perusahaan. [8]
Citra merek adalah pendapat umum orang terhadap suatu perusahaan, yang terbentuk dari pengetahuan merek sebelumnya. Citra merek terhubung dengan sikap dalam bentuk keyakinan dan preferensi merek. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2019:344). Saat konsumen membeli sesuatu, mereka tidak hanya membelinya karena mereka membutuhkannya; mereka juga mengharapkan sesuatu yang lain. Gambaran yang terbentuk dalam benaknya sejalan dengan sesuatu yang lain.[9] Berikut adalah indikator Citra Merek Menurut Kotler dan Keller (2016:347), 1.) Keunggulan asosiasi merek, salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. 2.) Kekuatan asosiasi merek, setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan pelanggan. dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image pada pelanggan. 3.) Keunikan asosiasi merek, merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Merek didefinisikan sebagai tanda dengan ciri khas yang digunakan dalam kegiatan perdagangan produk dan jasa dan dapat berbentuk gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut, menurut Undang-Undang tentang Merek Dagang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1. Definisi ini sebanding dengan definisi American Marketing Association yang menekankan keterlibatan merek sebagai faktor pembeda. Manfaat merek ini meluas ke pelanggan dan produsen.[10]
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan kebutuhan, Rambat Lupiyoadi (2019:92). Strategi promosi menurut Assauri (2019:269) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut yaitu advertensi, personal selling, promosi penjualan dan publisitas.[11]Sedangkan menurut Tjiptono (2022:233) strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan, untuk menentukan proporsi personal selling, iklan dan promosi penjualan. Adapun indikator promosi Menurut (Tjiptono, 2017) indikator promosi yaitu: 1. Periklanan juga merupakan sebuah salah satu promosi yang dapat menggunakan sebuah media cetak yang dapat menyampaikan komunikasi kepada pelanggan maupun konsumen yang dapat melalui media lainnya seperti poster, banner dan lain-lain. 2. Terdapat penjualan personal merupakan sebuah interaksi langsung, dalam berkomunikasi tatap muka antara pembeli dan penjual untuk dapat memperkenalkan produknya. 3. Dalam promosi penjualan adalah sebuah promosi yang dapat menambah juga dapat mengkoordinasikan dalam sebuah kegiatan pengambilan keputusan terhadap pembelian, maupun tujuannya untuk dapat menarik pelanggan dapat membeli produk tersebut. 4. Hubungan masyarakat yaitu suatu upaya dalam melakukan komunikasi yang dapat menyeluruh dapat mempengaruhi opini, bahwa keyakinan dan sikap terhadap konsumen atau pelanggan.[12]
Terkait penelitian sebelumnya dari variable kualitas produk pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh Abraham Mahendra Bagaskara (2012) menyimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas barang dagangan. Temuan ini menunjukkan bahwa stimulus pemasaran yang mempengaruhi pilihan pembelian adalah kualitas produk.[13] Sedangkan penelitian dari (Josiel & Hendra,2019) Pilihan pembelian dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh kualitas produk. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kosmetik wardah akan menghasilkan lebih sedikit orang yang melakukan pembelian. Hal ini disebabkan oleh beberapa variabel yang mempengaruhi kualitas produk, salah satunya adalah kenaikan harga produk saat kualitas produk naik. Akibatnya, bisnis perlu lebih fokus untuk mempertahankan positioning kualitas produk pada tingkat kinerja yang telah dibidik pasar.[14]
Penelitian yang dilakukan oleh A Syafitri, ER Sari,& VF Sanjaya (2021) terkait citra merk terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa citra merk dampak positif pada keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen karena arah koefisien jalur dalam hal ini bertanda positif. Dengan demikian, citra merek berpengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian.[15] sedangkan penilitian dari (Rokh Eddy Prabowo,Kis Indriyaningrum, & Anggita Dian Setyaningrum,2020) menunjukkan bahwa variable Citra merek berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu olah raga merek Adidas.[16]
Terkait Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sofia Nura Adila, Nazaruddin Aziz (2019 hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan pengujian parsial diketahui bahwa variable promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen restoran KFC[17]. Sedangkan penelitian dari ( Edho Maulana1, Indri Setianingrum2,Vicky F Sanjaya3.2021) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable Strategi Pemasaran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk nivea. [18]Konsumen akan mencari barang-barang berkualitas tinggi yang paling dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sebelum memutuskan apakah akan membeli atau tidak.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang diuraikan sebelumnya, menunjukkan adanya kesenjangan hasil penelitian terdahulu (research gap) dan celah penelitian dari tidak berpengaruhnya strategi promosi mengenai citra merk dan kualitas produk secara signifikan terhadap keputusan pembelian.Melihat fenomena yang ada, penulis ingin melakukan penelitian mengenai implementasi strategi promosi ,citra ,merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada produk scarlet ini . Maka penulis menentukan untuk penelitian yang berjudul “Menyelidiki Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pembelian Produk Scarlet melalui wawasan Pemasaran Global”.
Rumusan masalah pada penelitian ini ialah Mengetahui pemahaman costumer dalam melihat citra merk & kualitas produk pada brand scarlet yang mendorong mereka untuk melakukan keputusan pembelian. Dan Apakah penerapan Kualitas produk ,Citra Merek, dan Promosi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian pada brand scarlet yang ada di Sidoarjo ?
Penelitian ini sesuai dengan indikator 12 Sustainable Development Goals (SDGs) 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (https://sdgs.un.org/goals12)
Kerangka konseptuals Berdasarkan penyusunan penelitian yang dikembangkan untuk penelitian ini, sikap dipengaruhi oleh kualitas produk, citra merk, dan strategi promosi, yang berdampak pada keputusan pembelian.:
Keterangan:
H1 = X1 Berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap Y
H2 = X2 Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
H3 = X3 Berpengaruh positife dan signifikan terhadap Y
LITERATUR REVIEW
Kualitas produk
Kualitas produk merupakan suatu kemampuan produk dari segi durabilitas maupun reliabilitas dengan kondisi fisik, sifat akan produk serta fungsi yang telah ditentukan agar dapat memberikan kepuasan bagi konsumen yang menggunakan produk . Kualitas produk perlu diperhatikan oleh tiap produsen, dikarenakan dengan memperbaiki kualitas produk loyalitas konsumen akan produk akan meningkat.[19]Kualitas produk merupakan penunjang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen untuk mendapatkan kepuasan pada konsumen . Sebagai industri makanan kualitas menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Konsistensi rasa, variasi produk serta kondisi produk akan berdampak kepada keputusan pembelian pada konsumen. Menurut (Asman Nasir, 2021) indikator kualitas produk sebagai berikut: 1.)Perfomance, yaitu suatu adanya berkaitan dengan kualitas barang yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan sebenarnya atau apakah cara pelayanan dengan baik atau belum. 2.) Range and type of features, yaitu suatu adanya berkaitan dengan sebuah fungsi terdapat dari produk atau pelanggan yang sering kali yang berbelanja produk yang memiliki keistimewaan atau kemampuan yang akan dimiliki sebuah produk dan pelayanan tersebut. 3.) Realibility atau durability, merupakan sebuah adanya berkaitan dengan kehandalan diperlukan. 4.) Sensory characteristic, yang menjelaskan dengan penampilan,corak,daya tarik,variasi pada suatu produk dan juga beberapa faktor yang dapat menjadi sebuah kualitas yang penting dalam sebuah aspek tersebut. 5.) Ethical profile and image, yang dapat berkaitan dengan adanya bagian terbesar dari kesan seorang pembeli kepada sebuah produk dan pada pelayanan perusahaan.
Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nasution, Limbonong & Christine Herawati Ramadhan (2020) melakukan penelitian pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Labuhan Batu yang menunjukkan bahwa variable kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada e-commerce shopee.[20]
Citra merek
Citra Merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir mengenai orang lain.[21] citra merek menggaambarkan ekstrinsik produk atau jasa, termasuk cara dimana mereka berusaha memenuhi kebutuahan psikologis atau sosial pelaangan. indikator Citra Merek Menurut Kotler dan Keller (2016:347). 1.) Keunggulan asosiasi merek, salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. 2.) Kekuatan asosiasi merek, setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan pelanggan. dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image pada pelanggan. 3.) Keunikan asosiasi merek, merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.
Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Pratiwi et al. 2022) yang menunjukkan bahwa hasil variable citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk MS Glow oleh Masyarakat Medan Marelan.[22]
Promosi
Promosi adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan.[23] Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang Promosi merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan dengan komunikasi antara produsen dan konsumen.[24]Komunikasi pemasaran perlu dilakukan guna memberitahukan produk yang akan dipasarkan. Menurut (Tjiptono, 2017) indikator promosi yaitu: 1.) Periklanan juga merupakan sebuah salah satu promosi yang dapat menggunakan sebuah media cetak yang dapat menyampaikan komunikasi kepada pelanggan maupun konsumen yang dapat melalui media lainnya seperti poster, banner dan lain-lain. 2.) Dalam promosi penjualan adalah sebuah promosi yang dapat menambah juga dapat mengkoordinasikan dalam sebuah kegiatan pengambilan keputusan terhadap pembelian, maupun tujuannya untuk dapat menarik pelanggan dapat membeli produk tersebut. 3.) Hubungan masyarakat yaitu suatu upaya dalam melakukan komunikasi yang dapat menyeluruh dapat mempengaruhi opini, bahwa keyakinan dan sikap terhadap konsumen atau pelanggan.
Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Rohimah, R.A.E.P Apriliani. 2019) yang menunjukkan bahwa variabel promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik merk MakeOver pada Qween Cosmetics di Wonosobo.[25]
Keputusan pembelian
keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian.[26]Artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.[27]Menurut (Kotler Phillp, 2021) indikator dalam keputusan pembelian sebagai berikut: 1.) Adanya sebuah kemantapan produk, sebuah keputusan pembelian dapat juga dilakukan oleh konsumen dengan mencari sebuah informasi tersebut. 2.) Terdapat kebiasaan membeli, mendapatkan rekomendasi dari supplier yang informasi penting, bahwa sebuah indikator keputusan pembelian sangat menarik. 3.) Rekomendasi dari orang lain, dapat menyampaikan sebuah informasi dari orang lain agar dapat tertarik melakukan pembelian ini. 4.) Adanya pembelian ulang, ini sangat penting dalam bisnis anda, maka adanya sebuah sebab kemudian konsumen juga melakukan pembelian ulang pada suatu produk.
penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan cara menyusun daftar pernyataan yang diajukan pada responden melalui kuesioner dan disebarkan menggunakan Google Form. Populasi pada penelitian ini adalah pengguna scarlet di Kota Sidoarjo dengan jumlah 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu probability sampling dengan simple random sampling adalah responden yang pernah menggunakan scarlet untuk pembelian produk skincare or bodycare dari produk scarlett.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus Lemeshow. Berdasarkan perhitungan rumus diperoleh 96 responden dan peneliti akan membulatkan menjadi 100 responden karena jika salah satu kuesioner terdapat data yang kurang valid, maka dapat menggunakan isian kuesioner yang lebih tersebut. dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Affan Eka Pramana dan Apriatni EP (2019) menyarakan bahwa dimana sebuah sampel yang berjumlah 100 orang diambil dari populasi kurang lebih 1000 orang secara kasar mempunyai ketepatan estimasi yang valid.[28] Alasan peneliti menggunakan rumus Lemeshow adalah karena ukuran populasi tidak diketahui secara pasti dan terlalu besar dengan jumlah yang selalu berubah-ubah.
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang di perlukan
Za = Nilai standar ddari distribusi sesuai nilai = 5% = 1,96
P = Prevalensi outcome, karena data belum di dapt maka di pakai 50% Q = 1-P
D = Tingkat ketelitian 10%
𝑛 =
Penelitian ini memakai pengukuran menggunakan skala likert untuk menentukan persepsi, sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu fenomena yang terjadi. Menggunakan Skala likert yang digunakan untuk mengukur respon dari responden yaitu terdapat dari skor satu pernyataan sangat tidak setuju sampai skor lima pernyataan sangat setuju.[29] Pada penelitian ini menggunakan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas), analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis (uji t (parsial) dan koefisien determinasi) secara statistik dengan aplikasi SPSS versi 25.
Penelitian ini memakai pengukuran menggunakan skala likert untuk menentukan persepsi, sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu fenomena yang terjadi. Menggunakan Skala likert yang digunakan untuk mengukur respon dari responden yaitu terdapat dari skor satu pernyataan sangat tidak setuju sampai skor lima pernyataan sangat setuju.[29] Pada penelitian ini menggunakan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas), analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis (uji t (parsial) dan koefisien determinasi) secara statistik dengan aplikasi SPSS versi 25.
Definisi Operasional dan Indikator Variabel
Variable | Definisi Operasional | Indikator | skala |
Kualitas Produk (X1) | Kualitas produk merupakan suatu kemampuan produk dari segi durabilitas maupun reliabilitas dengan kondisi fisik, sifat akan produk serta fungsi yang telah ditentukan agar dapat memberikan kepuasan bagi konsumen yang menggunakan produk . Kualitas produk perlu diperhatikan oleh tiap produsen, dikarenakan dengan memperbaiki kualitas produk loyalitas konsumen akan produk akan meningkat.[19] | 1.) Performance 2.) Range and type of features 3.) Realibility atau durability 4.) Sensory characteristic 5.) Ethical profile and image (Asman Nasir, 2021) | likert |
Citra Merk (X2) | Citra Merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir mengenai orang lain.[21] | 1.) Keunggulan asosiasi merek 2.) Kekuatan asosiasi merek 3.) Keunikan asosiasi merek (Kotler dan Keller, 2016:347) | likert |
Promosi (X3) | Promosi adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan.[23] | 1.) Periklanan 2.) promosi penjualan 3.) Hubungan masyarakat (Tjiptono, 2017) | Likert |
Keputusan pembelian (Y) | keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian.[26]Artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan.[27] | 1.) kemantapan produk 2.) Terdapat kebiasaan membeli 3.) Rekomendasi dari orang lain 4.) Adanya pembelian ulang (Kotler Phillp, 2021) | likert |
Gambaran Umum Responden
No | Jenis Kelamin | Frekuensi(orang) | Presentase |
1 | Perempuan | 77 | 81.05% |
2 | laki-laki | 19 | 18.95% |
Total | 96 | 100% |
Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang terdiri dari 77 responden berjenis kelamin Perempuan dengan presentase 81.05%, dan 19 responden berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 18.95%, Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa data ini di dominasi dengan responden Perempuan .
No | Usia | Frekuensi(orang) | Presentase |
1 | 17 - 20 | 13 | 13.68% |
2 | 20-24 | 78 | 82.11% |
3 | 24-45 | 4 | 4.21% |
Total | 96 | 100% |
Berdasarkan table di atas mengenai presentase responden berdasarkan usia menunjukan bahwa sebanyak 13 orang berada di usia 17-20 tahun dengan presentase 13.68%, sedangkan dengan responden yang berusia 20-24 tahun sebanyak 78 responden dengan presentase 82.11%, danpada responden yang berusia 24 – 45 tahun sebanyak 4 responden dengan presentase 4.21% sehingga dapat di simpulkan bahwa Sebagian besar responden dalam penelitian scarlett whitening ini adalah kalangan mudah pada usia 20 – 24 tahun
Analisis Statistik Deskriptif
Variable | N | Minimum | Maximum | Mean | Sttd. Deviation |
Kualitas Produk | 96 | 11 | 20 | 16.57 | 2.320 |
Citra Merk | 96 | 8 | 15 | 12.23 | 1.664 |
Promosi | 96 | 8 | 15 | 12.79 | 1.704 |
Keputusan Pembelian | 96 | 11 | 20 | 16.01 | 2.241 |
Valid N (Listwise) | 96 |
Dari tabel analisis deskriptif terlihat bahwa variable kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian memiliki nilai minimum sebesar 11 dan maximum sebesar 20, nilai Mean Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sebesar 16.57 dengan standar devisiasi sebesar 2.320 nilai rata rata lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
nilai minimum variable citra merek sebesar 8 dan maximum sebesar 15, nilai Mean Citra Merek terhadap keputusan pembelian sebesar 12.23 dengan standar devisiasi sebesar 1.664 nilai rata rata lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
nilai minimum variable promosi sebesar 8 dan maximum sebesar 15, nilai Mean promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 12.79 dengan standar devisiasi sebesar 1.704 nilai rata rata lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
variable keputusan pembelian 11 dan maximum sebesar 20, nilai Mean variable keputusan pembelian sebesar 16.01 dengan standar devisiasi sebesar 2.241 nilai rata rata lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu indikator yang terdapat dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur dan tinggi rendahnya validitas kuesioner menunjukkan data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat kuesioner yang digunakan sudah tepat dengan mengukur apa yang diukur.
Variabel | Item | R Hitung | R Tabel | Keterangan |
X2 | X2.1 | 0,702 | 0.167 | Valid |
Citra Merek | X2.2 | 0,769 | 0.167 | Valid |
X2.3 | 0,794 | 0.167 | Valid | |
X3 | X3.1 | 0,791 | 0.167 | Valid |
promosi | X3.2 | 0,808 | 0.167 | Valid |
X3.3 | 0,849 | 0.167 | Valid | |
Y1 | Y.1 | 0,572 | 0.167 | Valid |
Keputusan Pembelian | Y.2 | 0,786 | 0.167 | Valid |
Y.3 | 0,763 | 0.167 | Valid | |
Y.4 | 0,817 | 0.167 | Valid |
Berdasarkan hasil table di atas menunjukkan pada seluruh item bahwa (rhitung > rtabel) nilai rhitung lebih besar dari rtabel (<0,05) dengan demikian dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan pada variabel kualitas produk (X1), citra merk (X2), promosi (X3), dan keputusan pembelianY) dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
VARIABEL | Cronbach’s Alpha | Keterangan |
Kualitas Produk X1 | 0,766 | Reliabel |
Citra Merek X2 | 0,623 | Reliabel |
Promosi X3 | 0,747 | Reliabel |
Keputusan Pembelian Y | 0,724 | Reliabel |
Berdasarkan hasil table di atas diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. didapatkan nilai reliabilitas alpha cronbach pada variabel X1 sebanyak 0,766, variabel X2 0,623, variabel X3 0,747 juga variabel Y 0,724 maka kesimpulannya adalah kuesioner yang dipakai dalam analisis ini dinyatakan reliable.
Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil dalam penelitian ini dapat dilihat dari Non Parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 96 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 1.47020369 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .075 |
Positive | .075 | |
Negative | -.073 | |
Test Statistic | .075 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. | ||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Berdasarkan hasil pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,200. Dengan demikian nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengujiapakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan cara melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Berikut ini cara melihat pengambilan keputusan uji multikolinearitas :
Nilai Tolerance
Tolerance > 0,10 : tidak terjadi multikolinearitas
Tolerance < 0,10 : terjadi multikolinearitas
Nilai VIF
VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas
VIF > 10 : terjadi multikolinearitas
Coefficientsa | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | .770 | 1.397 | .551 | .583 | |||
X1 | .320 | .084 | .331 | 3.786 | .000 | .613 | 1.633 | |
X2 | .402 | .106 | .298 | 3.791 | .000 | .756 | 1.322 | |
X3 | .393 | .115 | .299 | 3.435 | .001 | .617 | 1.622 | |
a. Dependent Variable: Y |
Berdasarkan table di atas membuktikan nilai VIF dari variabel X1ialah 1.633 (1.633 <10), variabel X21.322(1.322<10) dan variabel X31.622 (1.622 <10) hingga bisa diterangkan bahwa regresi linier berganda bebas dari multikolineritas.
Uji Hesteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara melihat tidak terjadi uji heteroskedastisitas adalah titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola, serta tersebar baik diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu
Y. hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari gambar berikut:
Berdasarkan dari gambar Scatterplot diatas didapati bahwa plot memiliki pola yang tidak jelas dan titik-titik pada gambar memencardariatas maupun dari bawah diangka 0 dari sumbu Y, kesimpulannya analisistidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi penelitian ini.
Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah mengetahui nilai dari setiap variabel, selanjutnya melakukan analisis regresi linier berganda dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mempermudah perhitungannya menggunakan bantuan program IBM SPSS version 20.0 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa | |||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | |||
B | Std. Error | Beta | t | Sig. | |
1 | (Constant) | .770 | 1.397 | .551 | |
Kualitas Produk | .320 | .084 | .331 | 3.786 | |
Citra Merk | .402 | .106 | .298 | 3.791 | |
Promosi | .393 | .115 | .299 | 3.435 | |
a. Dependent Variable: Y |
Berdasarkan hasil olah data pada table diatas menunjukkan persamaan yang dihasilkan, yakni :
𝛾 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝜀
𝛾 = 0,770 + 0,320𝑋1 + 0,402𝑋2 + 0,393𝑋3 + 𝜀
Dari hasil persamaan diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)Nilai koefisien Kualitas Produk (X1) sebesar 0.320, artinya bahwa setiap penambahan satu-satuan Kualitas Produk (X1) akan mengakibatkan meningkatnya nilai keputusan pembelian (Y) sebesar 0.320
b)Nilai koefisien Citra Merek (X2) sebesar 0.402, artinya bahwa setiap kenaikan atau penambahan satu- satuan Citra Merek (X2) akan mengakibatkan meningkatnya nilai keputusan pembelian (Y) sebesar 0.402.
c)Nilai koefisien promosi (X3) sebesar 0.393,artinya bahwa setiap penambahan satu-satuan promosi (X3) akan mengakibatkan meningkatnya nilai keputusan pembelian (Y) sebesar 0.393satuan..
Uji t Parsial
Uji t digunakan untuk menguji apakah sebuahvariabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam pengujian hipotesis Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas(sig.) dengan nilai alpha (0,05). Sedangkan untuk kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika sig. penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika sig. penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan H1ditolak Hipotesis :
H0 = Variabel independen tidak berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen. H1 = Variabel independen berpengaruh signifikanterhadap variable dependen Berdasarkan dari hasil pengujian diperoleh tabel sebagai berikut :
Coefficientsa | |||||
Model | |||||
Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | ||||
B | Std. Error | Beta | t | Sig. | |
1 | (Constant) | .770 | 1.397 | .551 | |
Kualitas Produk | .320 | .084 | .331 | 3.786 | |
Citra Merk | .402 | .106 | .298 | 3.791 | |
Promosi | .393 | .115 | .299 | 3.435 | |
a. Dependent Variable: keputusan pembelian |
Melihat hasil dari tabel diatas jika tingkat signifikan <0,05 maka dapat dipastikan berpengaruh signifikan secara parsial atas keputusan pembelian
a)Pada variabel Kualitas Produk (X1) nilai sig. 0.000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel Kualitas Produk (X1) berpengaruh positif terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
b)Pada variabel Citra Merek (X2) nilai sig. 0.000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel Citra Merek (X2) berpengaruh positif terhadap variabel Keputusan pembelian (Y).
c)Pada variabel promosi (X3) nilai sig. 0.000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variable promosi (X3) berpengaruh positif terhadap variabel Keputusan pembelian (Y).
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai yang digunakan dalam koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R square, nilai tersebut diambil dari tabel model summary dan diperoleh nilai sebagai berikut :
Model Summaryb | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .755a | .570 | .555 | 1.494 |
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 |
Dapat diketahui pada table diatas, bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,570 atau 57,0% artinya pengaruh semua variabel bebas yaitu Kualitas Produk (X1), Citra Merek (X2) dan promosi (X3) mempengaruhi variabel terikat yaitu pembelian iimpulsif sebesar 57,0% sedangkan sisanya 34,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model konseptual untuk dianalisis atau tidak ikut dalam model analisis penelitian ini..
Uji F Simultan
Uji F dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini signifikan atau tidak, sehingga dapat dipastikan apakah model tersebutdapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
H0 = Semua variabel independen secara bersama- sama atau simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
H1 = Semua variabel independen secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan dari hasil pengujian diperoleh tabel dibawah ini :
ANOVAa | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 271.647 | 3 | 90.549 | 40.569 | .000b |
Residual | 205.342 | 92 | 2.232 | |||
Total | 476.990 | 95 | ||||
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian | ||||||
b. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Citra merk,Promosi |
Tabel diatas didapati nilai F hitung adalah 40.569 serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa variabel Kualitas Produk (X1), Citra Merek (X2) dan promosi (X3) secara bersama-sama berpengaruh atau simultan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y)
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji yang telah diolah menggunakan software SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.Hipotesis pertama (H1): Terdapat pengaruh antara Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil uji parsial, menunjukkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada pengguna brand scarlet di kota Sidoarjo. Hasil pengujian hipotesis pertama penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan hasil uji t diketahui nilai t hitung sebesar 3,786. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pengguna Scarlet di Kota Sidoarjo tertarik dan merekomendasikan produk skincare ini kepada pengguna lainnya melalui media sosial. Adapun Perfomance dari produk scarlet ini sendiri berkaitan dengan kualitas produk yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan atau bentuk sebenarnya saat tiba di tangan konsumen. Range and type of features merupakan manfaat dari beberapa produk yang mengakibatkan keputusan pembelian konsumen terhadap band scarlet ini . Realibility atau durability, merupakan sebuah hasil dari produk brand scarlet dari waktu ke waktu pada saat konsumen menggunakan nya. Tidak hanya itu,Sensory characteristic juga memberikan penampilan pada produk sehingga lebih menarik konsumen melalui variasi warna maupun aroma dan juga beberapa faktor yang dapat menjadi sebuah kualitas yang penting dalam pembuatan produk brand scarlet. Dan yang terakhir yaitu Ethical profile and image, yang dimana kesan seorang pembeli kepada beberapa produk dan pada pelayanan brand scarlet. ini.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, Kualitas produk adalah karakteristik dari suatu produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat pasti Keputusan pembelian merupakan sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing produk untuk mengarah kepada keputusan pembelian Oleh karena itu, kualitas produk yang baik dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka Serta dapat dikatakan bahwa pengguna Scarlet di Kota Sidoarjo puas dengan kualitas produk yang digunakan sehingga variable kualitas produk dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian .
Hasil ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abraham Mahendra Bagaskara (2021) yang menunjukkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.[30]
2.Hipotesis kedua (H2): Terdapat pengaruh antara Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan Hasil uji parsial, menunjukkan bahwa Citra Merek berpengaruh positif yang signifikan terhadapKeputusan Pembelian. Citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk Scarlett. Hasil pengujian hipotesis kedua penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara citra merek dengan keputusan pembelian sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan hasil uji t diketahui nilai t hitung sebesar 3,791.Hal ini karena citra merek yang positif dapat membuat produk brad scarlet unggul dan bernilai dari competitor lain. Selain itu, brand scarlet ini juga memiliki kekuatan asosiasi merek yang dimana mereka melakukan promosi untuk mendapatkan popularitas yang dapat membentuk brand image pelanggan Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki keunkan-keunikan citra merek yang menarik dari setiap produknya seperti menggunakan brand ambassador orang korea guna untuk meningkatkan keyakinan pelanggan terhadap keputusan pembelian produk Scarlett. Hasil ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh A Syafitri, ER Sari,& VF Sanjaya (2021) yang menunjukkan bahwa Citra Merek berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.[31]
3.Hipotesis ketiga (H3): Terdapat pengaruh antara promosi terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan Hasil Uji parsial, menunjukkan bahwa Promosi berpengaruh positif yang signifikan terhadap Keputusan pembelian . Hasil pengujian hipotesis ketiga penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara promosi dengan keputusan pembelian sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05, dan hasil uji t diketahui nilai t hitung sebesar 3,435. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan periklanan pada sebuah produk melalui e-commerce atau televisi dapat meningkatkan keputusan pembelian. Serta melakukan Upaya dalam promosi penjualan agar dapat menarik pelanggan untuk membeli produk scarlet ini dengan mengkoordinasikan sebuah kegaiatan pengambilan keputusan. Dan memiliki hubungan Masyarakat yang dimana salah satu dari mereka pernah menggunakan produk scarlet supaya dapat mempengaruhi opini,bahwa keyakinan mereka dalam pembelian produk ini apalagi scarlet telah menggunakan brand ambassador orang korea yang cenderung memiliki kulit putih, mulus, dan bagus.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori,Promosi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Berikut adalah beberapa pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian:Semakin tinggi dan menariknya promosi, semakin besar kemungkinan konsumen membuat keputusan pembelian. Promosi dapat menjadi salah satu unsur bauran promosi barang dan jasa yang ditawarkan sehingga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Semakin positif atau menguntungkan sikap terhadap alat promosi, semakin besar kemungkinan konsumen membuat keputusan pembelian selama promosi penjualan. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Advertising, sales promotion, dan personal selling berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Promosi berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, baik secara parsial maupun simultan. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Semakin menarik dan positif promosi yang ditawarkan, semakin besar kemungkinan konsumen akan memutuskan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Hasil ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sofia Nura Adila Nazaruddin Azis (2019) yang menunjukan bahwa strategi promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.[32] .
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Kualitas Produk,Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner pada Googleform kepada 96 responden yang merupakan Pengguna Produk Scarler Whitening dapat disimpulkan bahwa: Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian. Variabel . Kualitas Produk juga merupakan variabel paling berpengaruh dalam penelitian ini. Citra Merek berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra Merek berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian produk scarlet di kota Sidoarjo. Promosi berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Promosi yang digunakan pada produk scarlet memiliki pengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian. Variabel promosi juga merupakan variabel paling berpengaruh dalam penelitian ini.