Accounting System
DOI: 10.21070/ijler.v19i2.1097

Cashier App Revolutionizes Internal Controls in Global Enterprises


Aplikasi Kasir Merevolusi Kontrol Internal di Perusahaan Global

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

Cashier application Internal controls Small-scale enterprises Financial management Risk mitigation

Abstract

This study evaluates the effectiveness of cashier application-based cash receipt systems as internal controls in small-scale enterprises, focusing on Lugo Coffee House in Tulungagung, Indonesia. Through qualitative analysis of interviews, observations, and document reviews, the study examines the functionality and integration of internal controls within these systems. Findings indicate that while the systems demonstrate efficiency in transaction processing and record-keeping, deficiencies such as the absence of task segregation pose potential risks. Nonetheless, the overall sufficiency of these systems in mitigating financial risks is affirmed. The study highlights the importance of optimizing cashier application-based systems to enhance financial management practices and minimize risks associated with cash transactions in similar organizational contexts.

Highlights:

1. Assessing cashier app systems in small enterprises.
2. Identifying internal control strengths and weaknesses.
3. Optimizing financial management to minimize risks.

Keywords: Cashier application, Internal controls, Small-scale enterprises, Financial management, Risk mitigation.

Pendahuluan

Perkembangan dunia bisnis pada saat ini menuntut perusahaan untuk terus berkembang dan berbenah diri agar tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan harus memiliki strategi untuk dapat memaksimalkan keunggulan dan kesempatan yang dimiliki untuk dapat terus berkambang. Perusahaan juga harus dapat mengelola aktivitas operasionalnya dan mengatasi masalah yang ada dengan baik supaya tujuan perusahaan dapat tercapai [1]. Oleh sebab itu diperlukan adanya pengendalian internal yang memadai untuk mengatasi masalah yang timbul di perusahaan. Pengendalian internal merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mengawasi jalanya setiap aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk melindungi kekayaan atau aktiva perusahaan serta meningkatkan efektivitas kinerja dari setiap bagian yang ada di perusahaan [2]. Pengendalian internal juga dapat diartikan sebagai proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian dipenuhi [3]. Pengendalian internal meliputi unsur seperti struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Dengan adanya pengendalian internal yang baik maka segala bentuk kecurangan yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan baik dari pihak internal maupun pihak eksternal dapat diminimalisir [4].

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh [5] pada dasarnya pengendalian internal diterapkan untuk melindungi aset perusahaan. Apabila pengendalian internal pada perusahaan tidak berjalan atau lemah maka akan berdampak buruk pada keberlangsungan perusahaan. Adanya pengendalian internal yang kuat dalam perusahaan dapat menghambat segala bentuk ancaman yang dapat merugikan perusahaan dan dapat mengganggu perusahaan dalam mencapai tujuanya. Penelitian lain yang dilakukan oleh [6] menjelaskan bahwa pengendalian internal bertujuan untuk mengecek keandalan dan ketelitian data akuntansi agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan maupun pelaporan yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Selain itu, pengendalian internal bertujuan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dalam aktivitas operasional perusahaan dan juga meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan.

Salah satu aktivitas yang rawan untuk terjadi kecurangan yang dapat merugikan perusahaan adalah aktivitas yang memiliki hubungan dengan penerimaan kas. Kas merupakan suatu alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu [7]. Kas digunakan perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan sehari hari serta digunakan untuk berinvestasi pada aktiva. Kas merupakan aktiva perusahaan yang sangat likuid, dan memiliki karakteristik yang sangat mudah untuk berpindah tangan. Kepemilikan kas juga tidak dapat dibuktikan sehingga memiliki potensi yang besar untuk terjadi penyelewengan dan penggelapan [8]. Mengingat adanya kerawanan penyelewangan dan penggelapan terhadap kas, maka setiap perusahaan harus mempunyai kualitas sistem informasi akuntansi yang baik dan selalu melakukan pengawasan yang ketat dan memadi terhadap kas yang dapat diwujudkan dalam bentuk pengendalian internal [9].

Pengendalian internal penerimaan kas pada sebuah perusahaan dapat diwujudkan dengan adanya pemisahan tugas yang jelas antara fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan kas. Pemisahan tugas bertujuan untuk mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan kas. Sebagai upaya pengendalian internal, semua penerimaan kas yang terjadi dalam satu hari lebih baik di setor ke bank secara langsung pada hari itu juga dan semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran yang nominalnya kecil yang dapat diambil dari kas kecil. Aktivitas Pokok yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam prosedur penerimaan kas antara lain adalah pengurusan yang terkait dengan penerimaan fisik serta pengawasan terhadap penerimaan, penyimpanan dan penyetoran kas ke bank. Kontrol periodik dan penjagaan keamanan untuk uang yang disimpan juga harus dilakukan. Dalam hal administrasi, yang harus diperhatikan oleh perusahaan antara lain adalah pembuatan bukti dan juga pencatatan atas transaksi yang terjadi yang dapat menunjukan secara terperinci kapan penerimaan itu terjadi, dari siapa diterima, berapa jumlahnya dan apa tujuan daripada penerimaan itu [10]. Pengendalian internal dalam penerimaan kas juga dapat diwujudkan dengan menjalankan sistem penerimaan kas yang dapat mengelola kas secara optimal. [11]

Penelitian yang dilakukan oleh [12] menjelaskan bahwa kas memiliki pengaruh yang sangat besar dalam semua aktivitas yang ada di perusahaan oleh sebab itu diperlukan adanya sistem penerimaan kas yang baik untuk menunjang aktivitas transakasi keuangan baik pelaksanaan maupun pencatatan agar lebih terarah. Pernerapan sistem penerimaan kas yang baik akan memberikan informasi yang cepat, tepat dan berkualitas. Informasi yang dihasilkan tidak bersifat bias dan memiliki maksud dan tujuan yang jelas serta resiko terjadinya kesalahan dapat diminimalisir. Penelitian lain yang dilakukan oleh [13] menjelaskan bahwa sistem penerimaan kas menangani setiap penerimaan kas yang didapatkan dari penjualan maupun pendapatan jasa yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan. Penerapan sistem penerimaan kas pada perusahaan sangatlah penting, mengingat kas iadalah aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan.

Sistem penerimaan kas adalah serangkaian proses atau aktivitas yang dilakukan berulang ulang dengan cara mengumpulkan, mencatat dan atau menagih kas dari pembayaran atas suatu transaksi keuangan yang terjadi. Sistem penerimaan kas merupakan salah satu bagian penting dalam siklus akuntansi dalam suatu perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk menangani penerimaan kas yang terjadi di perusahaan [14]. Untuk membentuk sistem penerimaan kas yang baik, setiap fungsi yang terkait dengan peneriamaan kas harus sesuai dan memadai. Dokumen dan catatan yang digunakan dalam penerimaan kas juga harus memadai yang dapat mencakup semua transaksi yang terjadi di perusahaan. Selain itu jaringan dan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dibuat untuk memudahkan semua pihak yang terkait [15].

Penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan untuk pembiayaan aktivitas operasial perusahaan. Seiring dengan tumbuhnya perusahaan maka aktivitas penjualan yang terjadi juga akan meningkat. Pencatatan penjualan yang dilakukan secara manual kurang memadai untuk diterapkan karena memiliki banyak kekurangan seperti tingkat keamanan yang rendah sehingga beresiko untuk hilang atu rusak. Tingkat validitas informasi yang disajikan juga beresiko terjadi kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan yang disebabkan adanya human error. Disamping itu, proses pencatatan transaksi dan penyusunan informasi keuangan secara manual memerlukan waktu yang cukup lama. [16]. Perkembangan teknologi yang ada saat ini memungkinkan adanya penggunaan teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk mengelola transaksi keuangan dengan lebih baik. Selain itu teknologi juga dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kontrol atas transaksi keuangan untuk meningkatkan efektifitas dan efisien serta meningkatkan pelayanan terhadap para konsumen [17]. Bentuk teknologi yang dapat digunakan salah satunya adalah aplikasi kasir.

Aplikasi kasir merupakan suatu aplikasi dengan media bantu berupa tablet yang berbasis database online atau cloud yang memiliki fungsi utama untuk membantu para pelaku usaha melakukan transaksi penjualan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan mesin kasir konvensional. Penggunaan aplikasi kasir dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pencatatan transaksi penjualan dan juga mengurangi resiko terjadinya kehilangan dokumen karena akan secara langsung disimpan didalam database cloud aplikasi kasir ketika terjadi transaksi penjualan[18]. Dengan adanya aplikasi kasir, perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih efisien kepada pelanggannya. Pelayanan yang baik dan efisien merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan atau kesuksessan dalam menjalankan usaha karena akan berdampak pada meningkatnya penjualan sehingga penerimaan kas perusahaan juga akan ikut meningkat [19].

Pada dasarnya aplikasi kasir digunakan untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan yang berhubungan dengan penerimaan kas. Dengan berbagai fitur yang disediakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses penerimaan kas, aplikasi kasir juga diharapkan mampu untuk dapat dijadikan sebagai alat pengendalian internal. Berdasarkan peneletian yang dilakukan oleh [20] mengenai evaluasi penggunaan aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas yang ada di Kafe Yata menjelaskan bahwa sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir masih terdapat kekurangan dalam aspek kinerja dan layanan yang ada pada aplikasi kasir. Apabila terjadi kesalahan dalam memasukan produk yang di pesan pelanggan, jumlah nominal yang telah dimasukan pada aktivitas pesanan tidak berkurang otomatis sehingga terjadi selisih antara data yang ada di aplikasi kasir dengan total kas yang diterima. Sedangkan untuk faktor layanan, ketika terjadi pembatalan pesanan oleh pelanggan dan harus mengembalikan uang yang telah dibayar, data yang telah dimasukkan ke dalam aplikasi kasir tidak dapat diperbaharui sehingga laporan yang dihasilkan tidak akurat.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh [21] mengenai penerapan aplikasi kasir berbasis android pada UMKM “Nangkringan” Bintaro Pesanggrahan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa aplikasi kasir dapat membantu untuk mengelola data keuangan sehingga data yang dihasilkan menjadi lebih valid dan lebih akurat. Penggunaan aplikasi kasir juga memberikan kemudahan bagi kasir dalam melakukan transaksi dengan pelanggan sehingga pelayanan yang diberikan menjadi lebih efektif dan efisien. Aplikasi kasir mampu menjadi solusi atas berbagai kendala dan kesulitan terkait pencatatan data transaksi dan juga mampu untuk membantu proses pengolahan data transaksi yang terjadi dengan lebih cepat dan lebih baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh [22] mengenai analisis penggunaan aplikasi kasir dalam sistem informasi penerimaan kas di Kala Kopi menjelaskan bahwa penggunaan aplikasi kasir dalam setiap transaksi penerimaan kas yang terjadi akan menghasilkan output berupa laporan penjualan harian yang akurat dalam perhitunganya. Laporan yang dihasilkan oleh aplikasi kasir akan diolah kembali untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan di Kala Kopi. Aplikasi kasir yang digunakan di Kala Kopi dapat dikatakan sudah baik dalam aspek kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi dan layanan akan tetapi masih ada kekurangan dalam aspek informasi dimana pengguna aplikasi kasir masih harus mengelola sendiri laporan yang dihasilkan agar sesuai dengan keinginan. Kemudian Pencatatan transaksi penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sejauh ini sampai penelitian berakhir belum pernah terjadi kesalahan.

Setiap perusahaan memiliki prosedur yang berbeda dalam penerapan sistem penerimaan kas dan juga pengendalian initernalnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber penerimaan kas dan juga teknologi yang digunakan [23]. Di era globalisasi seperti saat ini teknologi memiliki peran yang penting untuk dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuanya. Akan tetapi perusahaan harus bisa memilih teknologi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka penelitian ini dianggap perlu dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas sebagai upaya pengendalian internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir serta penerapan pengendalian internal dalam sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir yang ada di sebuah perusahaan. Penggunaan aplikasi kasir diharapkan mampu untuk menunjang aktivitas operasional perusahaan yang berhubungan dengan penerimaan kas agar dapat berjalan dengan lebih aman, lebih efektif dan lebih efisien. Tujuan lain dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir memadai untuk digunakan sebagai upaya pengendalian internal.

Figure 1.Kerangka Pemikiran

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitif yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mendalami obyek tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai upaya untuk mendapatkan data – data yang dapat menjelaskan mengenai fakta, fenomena dan juga keadaan sebenarnya yang terjadi pada saat penelitian. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah penerapan sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sebagai upaya pengendalian internal. Untuk mendapatkan data yang obyektif dan akurat, peneliti akan menjadi pengamat dan juga turut berperan serta dalam proses penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir [24].

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan diuraikan dalam bentuk deskriptif untuk memberikan penjelasan tentang penerapan sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sebagi upaya pengendalian internal yang meliputi fungsi, dokumen, catatan, dan prosedur penerimaan kas yang kemudian akan disesuikan dengan teori sistem penerimaan kas dan pengendalian internal yang ada diberbagai literatur dan akhirnya akan ditarik suatu kesimpulan [25].

Lokasi peneliatian ini berada di salah satu usaha yang ada di Kabupaten Tulungagung yaitu Lugo Coffee House yang beralamatkan di Kelurahan Tertek, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Waktu penelitian ini dilaksakan sejak April 2023 sampai dengan penulisan skripsi ini selesai.

Penelitian ini berfokus pada penerapan sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sebagai upaya pengendalian internal. Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid dan memiliki sifat yang sangat mudah dipindah tangankan serta tidak dapat dibuktikan kepemilikannya sehingga potensi untuk terjadinya penyelewengan dan penggelapan sangat besar [8]. Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengendalian internal dalam setiap aktivitas penerimaan kas salah satunya dengan penggunaan aplikasi kasir.

Data primer merupakan data yang berasal dari sumber utama yang didapatkan secara langsung dengan cara melakukan wawancara, obeservasi dan dokumentasi [25]. Data primer didapatkan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak Lugo Coffee House. Wawancara dilakukan kepada Saudari Rossa Syafira selaku kasir Lugo Coffee House dan Saudara Bima Sakti selaku pemilik Lugo Coffee House untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sistem penerimaan kas dan pengendalian internal yang diterapkan di Lugo Coffee House. Hasil dari wawancara yang dilakukan berupa data mengenai gambaran umum perusahaan, deskripsi tugas setiap jabatan, prosedur penerimaan kas yang diterapkan, serta kekurangan dan selama menggunakan aplikasi kasir.

Pemilihan kasir sebagai narasumber dalam wawancara ini karena kasir mengetahui kondisi yang terjadi sebernarnya pada penerapan sistem penerimaan kas yang ada di Lugo Coffee House dan juga merupakan pengguna dari aplikasi kasir. Pemilik usaha dipilih karena mengetahui segala aktivitas operasional yang terjadi di Lugo Coffee House dan juga mengetahui pengendalian internal yang di terapkan di Lugo Coffee House.

Untuk mendapatkan data primer peneliti juga melakukan obsevasi dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian secara langsung. Tujuan dari observasi adalah untuk memperoleh data - data yang memiliki kaitan dengan penerapan sistem penerimaan kas dengan menggunkan aplikasi kasir sebagai usaha pengendalian internal yang ada pada Lugo Coffee House. Sedangkan dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencermati proses pencatatan, serta proses penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir yang berlangsung di Lugo Coffee House. Data yang dapat digunakan untuk penelitian yaitu catatan akuntansi yang digunakan oleh Lugo Coffee House yang memiliki keterkaitan dengan penerimaan kas, seperti buku catatan harian penerimaan kas dan penyajian laporan yang dihasilkan oleh aplikasi kasir.

Data skunder merupakan data yang berasal dari ketiga atau berasal dari sumber yang telah dipublikasikan [25]. Data sekunder diperoleh dari dari buku-buku referensi, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya atau bahan bacaan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data adalah triangulasi. Triangulasi merupakan pengujian keabsahan data dengan cara melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Namun, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua triangulasi, yaitu :

1.Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini pengumpulan dan pengujian data dilakukan kepada Kasir dan Pemilik Usaha. Data dari kedua sumber tersebut akan dijabarkan dan dikategorikan untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan pandangan tentang sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sebagai upaya pengendalian internal.

2.Triagulasi Teknik

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaiyu observasi, wawancara dan pendokumentasian.

Penelitian ini menggunakan teknik analisi data dari Miles dan Huberman. Adapun urutan serta penjelasan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

1.Reduksi Data

Reduksi data merupakan tahap dalam memilah data sesuai dengan kebutuhan peneliti dengan tujuan agar lebih mudah dalam mendapatkan sebuah informasi. Data yang dikumpulkan oleh peneliti akan dikelompokkan unuk memisahkan data yang sangat penting untuk disimpan dan membuang data yang tidak perlu. Data yang telah direduksi menjadi lebih sederhana dan jelas, sehingga memudahkan peneliti mudah untuk melangkah pada tahap selanjutnya [26].

2.Penyajian Data

Penyajian data dilakukan untuk menampilkan data yang telah direduksi dalam bentuk uraian singkat atau sejenisnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar informasi yang disampikan lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian yang singkat [26]

3.Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam proses analisis data kualitatif. Kesimpulan awal yang disajikan hanya bersifat sementara dan bisa saja berubah jika ditemukan bukti yang kuat dan dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya [26].

Hasil dan Pembahasan

A.Gambaran Umum Lugo Coffee House

Bima Sakti pada Agustus 2017. Berawal dari hobi travelling dan berkuliner, khususnya minuman yang berasal dari olahan kopi, pemilik usaha terinspirasi untuk membuat coffee shop sendiri. Pada saat itu belum banyak coffee shop di Tulungagung sehingga pemilik usaha melihat adanya peluang yang besar untuk dapat masuk dan berkompetisi ke dalam pasar kopi yang ada di Tulungagung.

Lugo Coffee House terletak di Kelurahan Tertek, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, 66216. Lokasi tersebut dipilih karena tempatnya strategis dan berada di pusat kota Tulungagung, selain itu lokasi tersebut merupakan salah satu kawasan kuliner yang ada di Tulungagung. Lugo Coffee House beroperasi mulai jam 15.00 WIB – 23.00 WIB. Sejak awal berdiri hingga saat ini, pemilik usaha mengelola sendiri usahanya dengan dibantu 3 orang karyawan. Setelah 1 tahun berjalan, karyawan yang telah lama bekerja mulai memberikan kepercayaan,untuk diberikan jabatan dengan tugas dan tanggungjawab yang tetap untuk masing-masing jabatan yang diduduki.

Figure 2.Struktur Organisasi Lugo Coffee House

Setiap jabatan di struktur organisasi yang telah di gambarkan diatas memiliki tugas dan tanggung jawab masing masing. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi serta wawancara yang dilakukan kepada Saudari Rossa Syafira selaku kasir dan Saudara Bima Sakti selaku pemilik usaha, berikut deskripsi tugas dan tanggung jawab pada tiap jabatan :

Jabatan Tugas & Tanggungjawab
Pemilik Usaha 1. Pengendali internal dalam memonitor aktivitas operasional di Lugo Coffee House 2. Memonitor dan mengevaluasi kinerja karyawan 3. Pengambil keputusan terakhir yang didasarkan pada kinerja karyawan
Kasir 1. Melayani proses transaksi penerimaan kas 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pembeli 3. Memeriksa dan mencatatat data penerimaan kas 4. Merekap penerimaan kas secara harian 5. Mengantarkan pesanan ke pembeli
Barista 1. Menyiapkan minuman sesuai dengan pesanan yang diterima 2. Menyarankan dan menjelaskan menu untuk pembeli 3. Mengantarkan pesanan ke meja pembeli 4. Melakukan kontrol terhadap persediaan bahan baku untuk bar 6. Menjaga kebersihan area bar dan cafe
Kitchen 1. Menyiapkan makanan sesuai dengan pesanan yang diterima 2. Mengantarkan pesanan ke meja pembeli 3. Melakukan kontrol terhadap persediaan bahan baku untuk dapur 5. Menjaga kebersihan area dapur
Table 1. Cofee House

B.Sistem Penerimaan Kas di Lugo Coffee House

Penggunaan teknologi berupa aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas dapat membantu untuk mengelola transaksi keuangan dengan lebih baik dan juga dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kontrol atas transaksi keuangan untuk meningkatkan efektifitas dan efisien serta meningkatkan pelayanan terhadap para konsumen [17] . Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada Pemilik Lugo Coffee House dan Kasir terkait dengan penggunaan aplikasi kasir adalah sebagai berikut :

“Sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House sudah menggunakan aplikasi kasir dari Majoo. Alasan pemilihan aplikasi kasir Majoo adalah biaya untuk berlangganan yang cukup murah dan dapat membantu proses pemesanan dan penerimaan kas menjadi lebih cepat, selain itu aplikasi kasir juga menyajikan laporan berupa rekapitulasi penerimaan kas harian, mingguan maupun bulanan serta laporan produk yang telah terjual. Sebelum menggunakan aplikasi kasir, proses pemesanan, penerimaan kas dan rekapitulasi penerimaan kas dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu cukup lama dan cukup menyulitkan. Selama penggunaan aplikasi kasir belum pernah terjadi masalah yang serius hanya saja jika kecepatan internet lambat maka proses yang ada di aplikasi kasir menjadi sedikit terhambat”

(Hasil wawancara dengan Saudara Bima Sakti selaku Pemilik Lugo Coffee House)

“Lugo Coffee House menggunakan aplikasi kasir Majoo dalam sistem penerimaan kas. Dengan adanya aplikasi kasir, proses pemesanan menjadi lebih mudah, saya hanya perlu memilih menu yang ada di layar aplikasi sesuai dengan pesanan pembeli setelah itu tinggal tekan bayar dan akan keluar secara otomatis jumlah yang harus dibayar dan struk elekntroniknya. Sejauh ini, belum ada kendala saat menggunakan aplikasi kasir.”

(Hasil wawancara dengan Saudari Rossa Syafira selaku Kasir Lugo Coffee House)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Lugo Coffee House telah menggunakan aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas untuk membantu proses pemesanan, penerimaan kas dan rekapitulasi penerimaan kas menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Selain itu, belum pernah terjadi masalah atau kendala yang serius saat menggunakan aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas.

Pengelolaan keuangan Lugo Coffee House mengutamakan ketelitian dan keaktifan disetiap aktivitas penerimaan kas. Lugo Coffee House menggunkan produk aplikasi kasir Majoo sebagai teknologi yang dipilih untuk menunjang aktivitas penerimaan kas. Penggunaan aplikasi kasir dalam sistem penerimaan kas bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pengelolaan kas agar menjadi lebih efektif dan efisien. Majoo merupakan aplikasi point of sales yang dapat membantu dan mempermudah pemilik usaha dalam mengelola usahanya. Aplikasi kasir Majoo dapat melakukan aktivitas administrasi seperti pencatatan transaksi penerimaan kas, dan pembuatan laporan penjualan. Aplikasi ini juga dapat disambungkan pada printer untuk mencetak struk. Fitur – fitur yang disediakan oleh Aplikasi Kasir Majoo memudahkan para pelaku usaha untuk melayani pelanggan dengan lebih cepat.

Aplikasi Majoo merupakan aplikasi berbayar yang dapat diunduh di IOS maupun android. Karena aplikasi ini menggunakan database cloud, pemilik usaha dapat memantau dan mengontrol aktivitas usahanya kapanpun dan dimanapun cukup dengan sign in ke akun usahanya tersebut. Dengan aplikasi kasir Majoo, pemilik usaha dapat mengetahui data data penting seperti jumlah transaksi penerimaan kas, jumlah produk dan produk apa saja yang telah terjual. Data data tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan juga dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk mengembangkan usaha.

Pengoperasian aplikasi kasir Majoo sangat mudah, untuk menginput data transaksi penerimaan kas, kasir hanya perlu memekan pilihan menu yang sudah tertera di layar. Setelah proses penginputan data transaksi selesai, data penerimaan kas akan tersimpan secara otomatis di aplikasi kasir. Aplikasi kasir juga akan menghitung secara otomatis total harga yang harus dibayar oleh konsumen. Apabila proses pembayaran telah selesai dilakukan, aplikasi kasir akan membuat bukti transaksi berupa struk yang akan diberikan kepada konsumen sebagai bukti pembayaran.

Fungsi – fungsi yang terkait dengan sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House sudah memadai. Akan tetapi masih ada kelemahan yang dapat dilihat dari belum adanya pemisahan tugas antara fungsi kasir dan juga fungsi pencatatan. Selain itu fungsi kasir juga bisa dilakukan oleh setiap karyawan sehingga berpotensi untuk terjadi kesalahan ataupun kecurangan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, fungsi – fungsi yang terkait dengan sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House antara lain adalah :

1.Fungsi Kasir

Fungsi kasir dilaksanakan oleh kasir yang memiliki tugas untuk menerima pesanan dan menerima kas dari konsumen. Setiap karyawan bisa menjadi kasir apabila kasir yang saat itu bertugas sedang sibuk menyiapkan pesanan pembeli.

2.Fungsi Pencatatan

Fungsi pencatatan dilaksanakan oleh kasir yang bertugas pada saat closing. Kasir akan melakukan pencatatan hasil penjualan secara keseluruhan pada hari tersebut yang kemudian mengecek kesesuaian antara total uang hasil penjualan dengan yang tercatat di aplikasi kasir

3.Fungsi Akuntasi

Fungsi Akuntansi dilaksanakan oleh pemilik usaha. Pemilik usaha akan mengolah data data yang berhubungan dengan aktivitas operasional yang meliputi rekap keuangan dan persediaan secara keseluruhan untuk dijadikan sebuah laporan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam mengembangkan usaha.

4.Fungsi Penyimpanan Kas

Fungsi penyimpanan kas dilakukan oleh pemilik usaha. Hasil penjualan keseluruhan dalam satu hari dicatat oleh kasir dan diserahkan kepada pemilik usaha pada saat closing.

5.Fungsi Pengendalian Internal

Fungsi Pengendalian internal dilaksanakan oleh pemilik usaha. Pemilik bertanggungjawab untuk mengawasi secara langsung setiap aktivitas yang terjadi di Lugo Coffee House dan juga memiliki wewenang untuk mengelola Lugo Coffee House.

Dokumen – dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House sebagian besar berbentuk elektronik dan tersimpan di database cloud aplikasi kasir sehingga resiko untuk hilang atau rusak dapat diminalisir. Aplikasi kasir akan mencatat dan menghitung secara otomatis penerimaan kas yang terjadi pada saat kasir menginput data, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam pencatatan dan perhitungan kas. Aplikasi kasir juga akan memproses data tersebut hingga menjadi sebuah laporan harian mingguan dan juga bulanan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House adalah :

1.Bukti Penerimaan Kas

Bukti penerimaan kas adalah dokumen pencatatan penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai maupun non tunai yang terjadi di Lugo Coffee House. Bukti penerimaan kas yang terdapat di Lugo Coffee House berupa struk penjualan elektronik yang bisa dicetak fisik melalui printer yang terhubung dengan aplikasi kasir. Struk penjualan elektronik akan tersimpan otomatis di database cloud aplikasi kasir sedangkan struk dengan bentuk fisik akan diberikan kepada konsumen sebagai bukti pembayaran.

2.Rekapitulasi Penerimaan Kas

Rekapitulasi penerimaan kas merupakan catatan harian dari seluruh aktivitas penerimaan kas yang dilakukan secara harian pada saat closing. Rekapitulasi penerimaan kas menunjukan hasil penerimaan kas dari penjualan secara keseleruhan dalam satu hari.

3.Laporan Bulanan

Laporan bulanan merupakan laporan rekap keuangan dan persediaan yang disusun oleh pemilik usaha. Laporan ini berasal dari data yang ada di aplikasi kasir yang berisi tentang jumlah penerimaan dan pengeluaran serta stok persediaan di Lugo Coffee House. Laporan ini digunankan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas di Lugo Coffee House sangat sederhana berupa buku harian kas yang dicatat secara manual oleh kasir pada saat closing sederhana yang digunakan untuk mengecek kesesuaian antara catatan akuntansi dan jumlah fisik kas yang ada di kasir. Buku harian kas berisi tanggal, kasir yang bertugas, jumlah penerimaan kas, jumlah pengeluaran dan sisa uang kas kecil/modal belanja. Untuk mengisi jumlah penerimaan kas di buku harian kas, kasir hanya perlu menyesuaikan dengan laporan yang ada aplikasi kasir sedangkan untuk mengisi jumlah pengeluaran dan sisa uang kas kecil, kasir harus melakukan pencatatan dan perhitungan secara manual.

“Belum ada panduan tertulis menganai jalanya aktivitas penerimaan kas disini. Jika ada karyawan baru, maka saya akan memberikan arahan secara langsung. Jalanya aktivitas penerimaan kas disini dimulai ketika pembeli datang dan memilih menu yang tersedia, kemudian kasir akan menginput pesanan ke aplikasi kasir. Jika pembeli sudah memilih semua pesananya maka pembeli akan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesananya dan akan diberi struk pembelian setelah melakukan pembayaran. Pembeli yang sudah menyelesaikan pembayaran dapat memilih tempat duduk dan pesanan akan diantarkann.”

(Hasil wawancara dengan Saudara Bima Sakti selaku Pemilik Lugo Coffee House)

“Disini tidak ada panduan tertulis mengenai jalanya penerimaan kas. Ketika saya pertama kali masuk, saya diarahkan secara langsung tentang terkait tugas sebagi kasir, penggunaan aplikasi kasir dan pelayanan kepada pembeli. Untuk alur penerimaan kas dimulai pada saat pembeli datang dan melakukan pesanan. Kemudian saya akan menginput pesanan pembeli ke aplikasi kasir. Jika semua pesanan sudah di input diaplikasi kasir, maka pembeli akan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesananya. Setelah melakukan pembayaran, pembeli akan diberikan bukti pembayaran berupa struk dan dapat memilih tempat duduk yang di inginkan. Nanti pesananya akan diantarkan ke tempat duduk pembeli tersebut.”

(Hasil wawancara dengan Saudara Bima Sakti selaku Pemilik Lugo Coffee House)

Lugo Coffee House tidak memiliki prosedur penerimaan kas tertulis. Pemilik Lugo Coffe house hanya memberikan arahan secara lisan kepada setiap karyawan mengenari prosedur penerimaan kas menggunakan aplikasi kasir serta cara mengoperasikan aplikasi kasir yang nantinya akan diterapkan pada saat bekerja. Berikut ini prosedur penerimaan kas yang diterapkan di Lugo Coffee House :

Prosedur penerimaan kas diawali dengan menyiapkan aplikasi kasir mulai dari log in sampai aplikasi kasir siap untuk digunakan yang dilakukan oleh kasir pada saat opening. Ketika ada konsumen yang dating, kasir akan menawarkan dan merokemendasikan menu favorit yang ada di Lugo Coffee House. Kemudian konsumen memilih menu yang dipesan, dan kasir menginput pesanan konsumen ke aplikasi kasir. Kasir menyebutkan ulang pesanan konsumen beserta total harga yang harus dibayar oleh konsumen.

Selanjutnya, kasir akan menayakan metode pembayaran yang akan dilakukan oleh konsumen. Pembayar bisa dilakukan secara tunai atau non tunai dengan menggunkan e-wallet. Apabila konsumen membayar dengan metode tunai maka kasir akan memilih pilihan “pembayar tunai” pada aplikasi kasir dan menerima uang pembayaran sesuai dengan total harga pesanan konsumen. Apabila konsumen membayar dengan metode non tunai maka kasir akan memilih pilihan “non tunai” pada aplikasi kasir dan menujukan barcode QRIS kepada konsumen untuk dipindai dan melakukan pembayaran melalui e-wallet. Konsumen memindai barcode yang ditunjukan oleh kasir kemudian memasukan nominal pembayaran sesuai dengan total harga pesanan. Jika pembayaran telah selesai dilakukan, maka konsumen akan menujukan bukti pembayaran kepada kasir. Setelah pembayaran selesai dilakukan maka konsumen akan mendapatkan bukti pembayaran berupa struk pembelian dari kasir dan memilih tempat duduk.

Pada saat closing, kasir akan mengecek kesesuain antara uang yang disimpan dengan penerimaan kas yang tercatat pada aplikasi kasir. Setelah itu kasir akan mencatat total penerimaan kas dari penjualan hari tersebut di buku harian kas dan menyerahkan uang pendapatan kepada pemilik usaha.

Figure 3.Flowchart Sistem Penerimaan Kas Lugo Coffee House

C.Pengendalian Internal di Lugo Coffee House

Dalam sebuah perusahaan, pengendalian internal memiliki peran penting untuk memastikan aktivitas operasional usaha dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir terjadinya resiko yang dapat merugikan perusahaan. Pengendalian internal merupakan salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan untuk membantu mencapai tujuan perusahaan [23]. Fungsi pengendalian internal di Lugo Coffee House dilaksanakan oleh pemilik usaha.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi di lokasi Lugo Coffee House serta wawancara yang dilakukan kepada Saudari Rossa Syafira selaku kasir dan Saudara Bima Sakti selaku pemilik usaha terkait dengan pengendalian internal diperoleh data sebagai berikut :

Komponen Pengendalian Internal Hasil Penelitian
Pemisahan tugas antara fungsi pencatatan dan penyimpanan kas Fungsi pencatatan di Lugo Coffee House dilaksanakan oleh kasir sedangkan fungsi penyimpanan dilaksanakan oleh pemilik usaha. Pemilik usaha selalu berada di lokasi usaha pada saat closing.
Penyetoran kas ke bank secara harian Pada saat closing, kasir akan menyerahkan seluruh pendapatan pada hari tersebut kepada pemilik usaha, dan pemilik usaha akan menyetorkan kas ke bank ke esokan harinya,
Pembuatan bukti pengeluaran Hampir semua pengeluaran untuk persediaan bahan baku dan kebutuhan operasional usaha di pegang oleh pemilik usaha. Untuk kebutuhan yang sifatnya kondisional dan mendadak, pemilik usaha menyediakan kas kecil yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan tersebut. Setiap pembelian harus disertai dengan nota pembelian dan akan dicatat oleh kasir di buku harian kas.
Pengawasan penerimaan kas Pengawasan terhadap penerimaan kas dilakukan dengan cara mengecek kesesuain antara uang yang disimpan dengan penerimaan kas yang tercatat pada aplikasi kasir yang dilakukan secara harian pada saat closing. Selama melakukan penelitian tidak pernah terjadi selisih antara uang yang disimpan dengan penerimaan kas yang tercatat pada aplikasi kasir.
Pengawasan penyimpanan dan penyetoran kas ke bank Penyimpanan dan penyetoran kas ke bank dilakukan oleh pemilik usaha. Pengawasan dilakukan dengan cara mengecek kesesuain jumlah uang dengan rekapitulasi penerimaan kas yang dilaporkan.
Kontrol periodik dan penjagaan keamanan uang yang disimpan Setiap hari senin, pemilik usaha akan mengecek laporan yang ada di aplikasi kasir dan buku harian kas yang berisi tentang jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran serta stok persediaan selama satu minggu berjalan.
Pembuatan bukti transaksi penerimaan kas Setiap transaksi penerimaan kas yang terjadi, secara otomatis aplikasi kasir akan membuat bukti transaksi berupa struk elektronik yang bisa dicetak fisik melalui printer yang terhubung dengan aplikasi tersebut. Struk elektronik akan tersimpan di database cloud aplikasi kasir, sedangkan struk fisik akan diberikan kepada konsumen sebagai bukti pembelian.
Pencatatan transaksi penerimaan kas Setiap transaksi penerimaan kas yang terjadi akan di input ke aplikasi kasir dan akan tersimpan secara otomatis didalam database cloud aplikasi tersebut. Aplikasi kasir akan merekam transaksi penerimaan kas yang terjadi satu persatu. Untuk pencatatan jumlah penerimaan kas keseluruhan selama satu hari dilakukan oleh kasir di buku harian kas.
Table 2.Analisis Pengendalian Internal Penerimaan Kas di Lugo Coffee House

Lugo Coffee House telah melakukan pemisahan fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan kas. fungsi pencatatan dilaksanakan oleh kasir sedangkan fungsi penyimpanan kas dilaksanakan oleh pemilik usaha. Penyetoran kas ke bank dilakukan secara harian oleh pemilik usaha satu hari setelah closing. Penyetoran kas secara harian memiliki tujuan untuk mengurangi risiko kehilangan atau pencurian kas. Pada saat closing, kasir akan menyerahkan seluruh penerimaan kas dalam satu hari ke pemilik usaha. Kemudian pemilik usaha akan mencocokan jumlah kas yang disetor dengan rekapitulasi penerimaan kas dan juga laporan harian yang dihasilkan oleh aplikasi kasir.

Pembelian kebutuhan operasional dan persediaan bahan baku di lakukan oleh pemilik usaha. Untuk pembelian kebutuhan operasional yang sifatnya kecil dan kondisional, pemilik usah telah menyediakan kas kecil yang dipegang oleh kasir. Setiap pembelian menggunakan kas kecil, harus mendapatkan persetujuan dari kasir dan harus disertai dengan nota pembelian yang akan dicatat di buku harian kas.

Untuk melakukan kontrol periodik dan penjagaan keamanan uang yang disimpan, pemilik usaha Setiap hari senin, pemilik usaha akan mengecek laporan yang ada di aplikasi kasir dan buku harian kas yang berisi tentang jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran serta stok persediaan selama satu minggu berjalan. Selama penelitian dilakukan belum pernah terjadi kesalahan ataupun terjasi selisih antara uang yang disimpan dengan laporan keuangan yang dihasilkan di aplikasi kasir.

Setiap transaksi yang terjadi di Lugo Coffee House akan diinput ke dalam aplikasi kasir. Data transaksi yang telah diinput akan tersimpan secara otomatis di dalam database cloud aplikasi tersebut. Aplikasi kasir juga akan membuat bukti transaksi berupa struk elektonik yang dapat di cetak fisik. Ketika closing, kasir akan mengecek kesesuain antara uang yang disimpan data yang tercatat pada aplikasi kasir dan mencatat jumlah penerimaan kas keseluruhan selama satu hari di buku harian kas.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal penerimaan kas yang ada di Lugo Coffee House sudah baik karena telah memenuhi semua komponen pengendalian internal penerimaan kas mulai dari pemisahan fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan kas, penyetoran kas ke bank secara harian, pembuatan bukti pengeluaran, pengawasan penerimaan kas, pengawasan penyimpanan dan penyetoran kas ke bank kontrol periodik dan penjagaan keamanan uang yang disimpan, pembuatan bukti penerimaan kas serta pencatatan transaksi penerimaan kas [10]. Adanya pengendalian internal yang baik dapat meminimalisir adanya kesalahan dan kecurangan yang dapat mengakibatkan kerugian pada usaha dan juga dapat meningkatkan tingkat efisiensi dalam aktivitas operasional perusahaan dan juga meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan [5][6]. Selain itu, sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir yang diterapkan di Lugo Coffee House memiliki kualitas yang baik sehingga pengendalian internal penerimaan kas juga dapat berjalan dengan baik [9]. Hal ini dapat dilihat dari sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir dapat membuat, menyimpan dan mengolah data transaksi penerimaan kas menjadi laporan yang akurat dan dapat dipercaya sehingga pengendalian internal dapat berjalan dengan baik dan resiko yang dapat merugikan perusahaan bisa diminimalisir.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir sebagai upaya pengendalian internal pada Lugo Coffee House dapat disimpulkan bahwa :

1.Sistem penerimaan kas yang diterapkan di Lugo Coffee House sudah baik. Dengan bantuan teknologi aplikasi kasir, aktivitas penerimaan kas yang terjadi di Lugo Coffee House menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, proses pencatatan dan perhitungan penerimaan kas juga menjadi lebih cepat dan lebih akurat sehingga resiko utuk terjadi kesalahan dalam pencatatan dan perhitungan penerimaan kas menjadi sangat kecil. Dokumen yang digunakan sebagian besar berbentuk elektronik dan tersimpan di database cloud aplikasi kasir sehingga resiko untuk hilang atau rusak dapat diminalisir. Akan tetapi masih ada kelemahan dalam sistem penerimaan kas yang diterapkan di Lugo Coffee House yaitu belum adanya pemisahan tugas antara fungsi kasir dan juga fungsi pencatatan. Selain itu fungsi kasir juga bisa dilakukan oleh setiap karyawan sehingga berpotensi untuk terjadi kesalahan ataupun kecurangan.

2.Pengendalian internal penerimaan kas yang ada di Lugo Coffee House sudah baik. Lugo Coffee House telah melakukan pemisahan fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan kas. Penyetoran kas ke bank dilakukan oleh pemilik usaha satu hari setelah closing. Setiap pembelian harus mendapatkan persetujuan dari kasir dan harus disertai dengan nota pembelian yang akan dicatat di buku harian kas. Untuk melakukan kontrol periodik dan penjagaan keamanan uang yang disimpan, pemilik usaha akan mengecek laporan yang ada di aplikasi kasir dan buku harian kas yang berisi tentang jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran serta stok persediaan selama satu minggu berjalan. Setiap terjadi transaksi di Lugo Coffee House akan diinput ke dalam aplikasi kasir dan secara otomatis akan tersimpan di dalam database cloud aplikasi kasir. Aplikasi kasir juga akan membuat bukti transaksi berupa struk elektonik yang dapat di cetak fisik.

3.Sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir di Lugo Coffee House memadai untuk digunakan sebagai upaya pengendalian internal. Hal ini dapat dilihat dari sistem penerimaan kas dengan menggunakan aplikasi kasir dapat membuat, menyimpan dan mengolah data transaksi penerimaan kas menjadi laporan yang akurat dan dapat dipercaya sehingga resiko yang dapat merugikan perusahaan bisa diminimalisir.

References

  1. B. A. Harared and R. P. Heriyanto, “Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Studi Kasus pada Klinik X),” J. Ilmu Siber, vol. 1, no. 1, pp. 1–6, 2022.
  2. N. H. Anggraeny, A. Suarsa, and Verawati, “Analisis Pengendalian Intern Sistem Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Arus Kas (Studi Kasus Pada Klinik Utama Bandung Eye Center),” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, p. 29, 2017.
  3. M. B. Romney and S. Steinbart, "Sistem Informasi Akuntansi", 3rd ed. Jakarta, Indonesia: Penerbit Salemba Empat, 2015.
  4. A. Permatasari and J. A. Wawolangi, “Sistem Pengendalian Internal Kas pada Klinik Utama Vincentius Kristus Raja Surabaya,” BIP’s J. BISNIS Perspekt., vol. 14, no. 1, pp. 62–71, 2022, doi: 10.37477/bip.v14i1.245.
  5. R. Fachruddin, S. Mahdi, and R. R. Putra, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal.,” J. Akunt. dan Keuang. Kontemporer, pp. 67–70, 2021, doi: 10.30596/jakk.v4i1.6882.
  6. E. Suryanti et al., “Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pendaftaran Siswa Baru,” J. Sist. Inf. Akunt., vol. 2, no. 2, pp. 96–102, 2022.
  7. Z. Baridwan, "Intermediate Accounting". Yogyakarta, Indonesia: Andi Publisher, 2004.
  8. M. Marselly, R. Rachman, and J. Jasmadeti, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Pengeluaran Kas dalam meningkatkan Pengendalian Internal,” J. Inform. Kesatuan, vol. 1, no. 2, pp. 127–136, 2021, doi: 10.37641/jikes.v1i2.891.
  9. I. Dwi Madhani and N. Nurlaila, “Analisis Sistem Akuntansi Atas Penerimaan Kas Pada Pud. Pasar Kota Medan,” SIBATIK J. J. Ilm. Bid. Sos. Ekon. Budaya, Teknol. dan Pendidik., vol. 1, no. 5, pp. 627–634, 2022, doi: 10.54443/sibatik.v1i5.70.
  10. Al. Haryono Jusup, "Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1". Makassar, Indonesia: YKPN, 2017.
  11. W. Pratiwi, A. Natalia, and S. P. Wiryani, “Analisis Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada PT. XYZ,” UG J., vol. 10, no. 12, pp. 14–20, 2016.
  12. K. C. Firdarini and E. Wijayanti, “Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Masuk Dalam Upaya Peningkatan Efektivitas Pengendalian Internal,” J. Ris. Manaj. Sekol. Tinggi Ilmu Ekon. Widya Wiwaha Progr. Magister Manaj., vol. 8, no. 2, pp. 9–24, 2021, doi: 10.32477/jrm.v8i2.266.
  13. V. Rahayu and H. As, “Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai Pada PT Kastara Yasa Mahika Di Yogyakarta,” vol. 1, no. 2, 2023.
  14. I. Intihanah, W. O. Aswati, and R. R. Harun, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Anoa Kendari),” J. Akunt. Dan Keuang., vol. 7, no. 1, pp. 223–234, 2022, doi: 10.33772/jak-uho.v7i1.24601.
  15. S. Mulyadi, "Sistem Informasi Akuntansi Edisi Ketiga". Yogyakarta, Indonesia: Andi Publisher, 2010.
  16. D. Yessayabella and Y. Adys, “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kasir Berbasis Aplikasi Moka Pos (Point of Sales) Pada Kafe X Tahun 2022,” Jamanta J. Mhs. Akunt. Unita, vol. 1, no. 2, pp. 54–71, 2022, doi: 10.36563/jamanta_unita.v1i2.476.
  17. F. S. Nur, “Analisis Kepuasan Pengguna Aplikasi Majoo Pada Gentleman Barbershop Deltasari,” Mahardika, vol. 20, no. 1, pp. 199–210, 2021.
  18. P. K. Dewi, S. E. Safitry, and A. F. Mustoffa, “Penggunaan Aplikasi Kasir Pintar Dalam Pencatatan Keuangan (Studi Kasus Umkm Poklahsar Wisna Fresh),” J. Abdimas Sangkabira, vol. 1, no. 2, pp. 98–109, 2021, doi: 10.29303/abdimassangkabira.v1i2.34.
  19. H. Ardiansyah, R. Amalia, M. B. S. Junianto, and S. E. Sutrisna, “Pelatihan Aplikasi Qasir Sebagai Penunjang Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada Forum Masjid Depok Jaya,” KOMMAS J. Pengabdi. Kpd. Masy. Univ. Pamulang,