This study investigates the impact of marketplace effectiveness, social media use, and promotional activities on the sales of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Sidoarjo District. Using primary data from 67 MSME actors selected through simple random sampling, we applied descriptive statistical analysis, validity and reliability tests, classical assumption tests, multiple linear regression analysis, and t-tests with SPSS version 26. The findings reveal that effective marketplace utilization, strategic social media use, and targeted promotions significantly enhance MSME sales. These insights suggest that MSMEs should leverage digital tools and strategic marketing to improve their sales performance.
Highlights:
1. Marketplaces and social media boost MSME sales.
2. Proper promotions increase sales performance.
3. Digital tools are essential for MSME growth.
Keywords: MSMEs, marketplace effectiveness, social media, promotion, sales growth
Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah salah satu kegiatan ekonomi bangsa pada bidang usaha yang dapat berkembang secara pesat dan berkonsisten didalam perekonomian nasional. Jenis usaha ini merupakan contoh sektor yang cukup kuat untuk menaikkan laju perekonomian baik lokal maupun nasional. Sektor UMKM telah menunjukkan perkembangan yang terus meningkat dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional [1]. Tingginya pertumbuhan UMKM tentu sangat baik, karena sekaligus dapat menurunkan angka pengangguran sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Tidak kalah pentingnya tentunya pelaku UMKM juga harus kreatif dalam menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas sehingga mampu bersaing dengan produk-produk luar.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur di tahun 2012 sebesar 7,22 persen yang ditopang oleh sektor UMKM. Pada tahun 2011, jumlah unit usaha mencapai 783.758 unit, yang meningkat 5,53 persen dibandingkan tahun 2010. Sebanyak 97,83 persen di antaranya merupakan industri kecil. Sementara 2,7 persen merupakan industri menengah dan sebesar 0,20 persen merupakan industri besar [2]. Berdasarkan data survei dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) total UMKM di Indonesia mencapai 8,71 juta unit usaha pada tahun 2022. Pada tahun 2019 menurut catatan Kementerian KUKM jumlah UMKM sebanyak 64,7 juta. Namun, jumlah ini menurun drastis menjadi 34 juta unit di tahun 2020.
Sebagian besar UMKM tersebut keluar karena kurangnya ketahanan finansial, akses ke teknologi, pengetahuan teknologi, serta kemampuan untuk melakukan perubahan operasional untuk memenuhi realitas baru khusunya pada era pandemi.
Kecamatan Sidoarjo merupakan suatu Kecamatan pusat pemerintahan atau Ibu Kota dari Kabupaten Sidoarjo. Penetapan Kecamatan Sidoarjo menjadi salah satu dari sekian Kecamatan lainnya di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami perkembangan UMKM cukup pesat dan luas. Tetapi pelaku UMKM di Kecamatan Sidoarjo masih memiliki keterbatasan pengetahuan penjualan produk secara online, karena banyaknya pelaku usaha di Kecamatan Sidoarjo masih minim pengetahuan mengenai teknologi internet, sehingga penjualan produk UMKM yang ada di Kecamatan Sidoarjo masih belum maksimal.
Berbagai aktivitas bisnis dari skala besar, skala menengah, maupun skala kecil, dipengaruhi oleh kehadiran teknologi informasi yang saat ini berkembang begitu pesat di pasar global. Dengan berkembangnya teknologi informasi dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan penjualan dan memberikan dampak yang nyata serta sangat berpengaruh bagi usahanya [3]. Penjualan merupakan proses manajemen sosial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, menciptakan, menawarkan, dan menukar produk yang berharga dengan orang lain [4]. Penjualan bersih terdiri dari penjualan semua produk selama periode tertentu dan penjualan yang berasal dari pangsa pasar yaitu penjualan potensial yang dihasilkan oleh sekelompok pembeli selama periode tertentu. Kegiatan penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan. Semakin tinggi peningkatan penjualan maka laba yang diperoleh akan semakin maksimal [5]. Apabila kegiatan penjualan suatu produk tidak dikelola dengan baik, maka secara langsung dapat merugikan perusahaan yang mengakibatkan tidak tercapainya target penjualan dan menurunkan pendapatan.
Dalam meningkatkan penjualan serta memperoleh keuntungan bisnis, memerlukan setrategi, media, peluang pemasaran dan infrastruktur yang tepat dalam mencapai target pasar dan tujuan yang diinginkan. Apabila UMKM tidak memperbaiki strategi pemasarannya untuk meningkatkan penjualan, UMKM akan berisiko bangkrut. Oleh karena itu, UMKM harus melihat berbagai saluran media alternatif untuk dimanfaatkan sebagai media pemasaran. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan adalah teknlogi informasi. Berdasarkan hasil survey dari dari We are Social pada Januari 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta. Sedangkan pada januari 2022 pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 204,7 juta pengguna. Sehingga jumlah pengguna internet di indonesia mengalami peningkatan cukup pesat sebesar 1,03 %.
Semakin berkembangnya penggunaan internet dan tingginya kebutuhan untuk berinteraksi menjadikan media sosial sesuatu yang tidak tertolak terutama bagi semua kalangan khususnya generasi muda [6]. Para pelaku UMKM harus mempertimbangkan dengan baik pemilihan media yang tepat untuk mempromosikan produknya agar dapat diterima oleh masyarakat [7]. Sebagian besar UKM sudah mulai menggunakan media sosial sebagai salah satu strategi pemasaran karna media sosial menyediakan saluran komunikasi yang bersifat individual sehingga pelaku bisnis dapat melakukan interaksi pribadi dan mendalam dengan para konsumen [8]. Media sosial merupakan interaksi antara individu atau organisasi bisnis (konsumen dan produsen) [9]. Media sosial memiliki pengaruh cukup besar yang digunakan untuk alat promosi penjualan ataupun pemasaran untuk mempromosikan produk maupun jasa [10]. Penggunaan media sosial mempunyai potensi yang cukup besar untuk lebih dekat dengan konsumen agar dapat meningkatkan pendapatan, strategi pemasaran dan komunikasi, efisiensi biaya dan kinerja [11].
Teory Resource Based View (RBV) merupakan teori dibidang strategi aset perusahaan yang bersifat fisik ataupun non fisik, dimana untuk mencapai keunggulan dalam bersaing maka sumber daya harus memliki nilai tambah ekonomis dengan karakteristik yang sulit ditiru dan sulit diganti [12]. Teori ini menjelaskan sumber daya perusahaan bersifat hetrogen jika perusahaan secara efektif mengoptimalkan sumber daya secara maksimal, maka perusahaan memiliki suatu keunggulan kompetitif serta memiliki daya saing terhadap para kompetitornya [13].
Marketplace juga digunakan untuk belanja online sehingga memudahkan konsumen untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah atau mengunjungi toko secara langsung. Marketplace merupakan aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai penjual dan pembeli [14]. Aktivitas pemasaran saat ini segala bentuk perdagangan, pemasaran, penjualan serta distribusi, informasi dan penyebaran kepada konsumen dapat dibantu dengan mudah melalui marketplace. Pembelian produk secara online lebih banyak diminati oleh konsumen [15]. Marketplace terkenal karena kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya [16]. Marketplace memiliki fitur salah satunya seperti food delivery yang menjual berbagai makanan dan minuman secara online. Tidak hanya itu, UMKM juga menyedikan berbagai makanan dalam bentuk frozen food sehingga dapat mempemudah para konsumen yang ingin membeli makanan yang berada di luar Sidoarjo. Penjual juga dapat mendistribusikan produk makanannya dengan jangkauan yang lebih luas. Kondisi ini tentunya memberikan peluang serta keuntungan besar bagi para pelaku UMKM yang ingin memasarkan barangnya di marketplace. Konsumen cenderung menyukai berbelanja online karena lebih praktis, modern, dan dapat dilakukan setiap waktu ketika membutuhkan barang yang diinginkan.
Selain dengan adanya media sosial dan marketplace, promosi juga berkontribusi besar dalam peningkatan penjualan produk UMKM secara online. Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang menarik konsumen agar merasa puas dan tertarik dalam pembelian produk [17]. Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan oleh perusahaan atapun perantara bertujuan memberikan informasi mengenai produk, harga maupun tempat [18]. Informasi tersebut bertujuan untuk menginformasikan, membujuk serta mengingatkan konsumen [19]. Informasi yang diberikan secara fakta dan berkualitas dapat membuat konsumen menjadi loyal dalam pembelian produk. Peningkatan permintaan mengenai kesesuaian minat konsumen terhadap konten promosi yang dijalankan akan menimbulkan minat beli produk sehingga akan berpengaruh terhadap penjualan [20]. Hal tersebut diperkuat bahwa promosi berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan [21].
Sementara itu, hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [22], Dapat disimpulkan adanya hubungan linier antara keberadaan marketplace dengan upaya yang dilakukan usaha kecil dalam memasarkan dan menjual produknya secara online di enam kabupaten di Jawa Timur. Penelitian oleh [23], Dapat disimpulkan bahwa variabel media sosial secara persial berpengaruh positif signifikan terhadap hasil penjualan produk di Pasar Wage Tulungagung, variabel maketplace secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap hasil penjualan produk di Pasar Wage Tulungagung.
Beberapa peneliti terdahulu lainnya oleh [24], Dapat disimpulkan bahwa perkembangan media sosial dan Marketplace mempengaruhi masyarakat dengan mendukung bebagai jenis usaha dan dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan selama pandemi. Penelitian oleh [18], Disimpulkan bahwa Promosi media situs jual beli online memiliki hubungan yang kuat serta memiliki pengaruh yang tinggi terhadap peningkatan penjualan produk UKM.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan oleh [25], Media sosial dan marketplace memiliki pengaruh namun pemilik UMKM lebih merasakan peningkatan dengan menggunakan media sosial daripada memasarkan langsung dengan menggunakan marketplace. Penelitian oleh [26], Menyimpulkan bahwa digital marketing berbasis marketplace berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan penjualan. Selanjutnya, penelitian oleh [27] Promosi secara online memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan penjualan produk usaha. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh efektifitas marketplace, penggunaan media sosial dan promosi terhadap tingkat penjualan UMKM. Dari hasil yang berbeda pada riset sebelumnya menjelaskan ketidaksamaan hasilnya, yang menjadikan ada researchgap. Adanya research gap maupun peristiwa itu menjadikan penulis ingin melakukan riset untuk mengetahui seberapa besar peningkatan penjualan pada UMKM di Kecamatan Sidoarjo. Kemudian penulis rangkum kedalam sebuah judul yaitu “Pengaruh Efektifitas Marketplace, Penggunaan Media Sosial dan Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan UMKM Di Kecamatan Sidoarjo”.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Efektifitas Marketplace terhadap peningkatan penjualan UMKM
Marketplace adalah tempat pemasaran produk secara elektronik dengan mempertemukan penjual dan pembeli untuk berinteraksi satu sama lain [28]. Dengan Teori RBV mengenai efektifitas marketplace mampu meningkatkan keunggulan kompetitif produk melalui nilai manfaat serta pengenalan merek sehingga konsumen cenderung lebih percaya pada merek yang bisa diakui. Adanya keterkaitan marketplace dengan peningkatan penjualan melalui media digital markerting berbasis marketplace sehingga terdapat pengaruh pada peningkatan penjualan produk UMKM. Semakin tinggi pengunaan marketplace sebagai media penjualan dapat mempermudah konsumen untuk berinterkasi dengan cepat. Didukung hasil penelitian oleh [29] Peningkatan penjualan produk UMKM sangat berpengaruh karena dengan adanya strategi promosi di marketplace akan meningkatkan permintaan pasar, perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih karena adanya potongan harga.
H1 : Efektifitas Marketplace berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM
Pengunaan Media Sosial terhadap peningkatan penjualan UMKM
Media sosial merupakan tempat, alat bantu, dan layanan yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri, bertemu, dan berbagi dengan rekan lainnya melalui teknologi internet [30] Hubungan Teori RBV dengan penggunaan media sosial dapat membantu meningkatkan nilai pelayanan terhadap konsumen yang responsif dan memuaskan sehingga akan banyak konsumen yang setia pada produk yang dijual karena sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan. Media sosial memiliki keterkaitan terhadap peningkatan penjualan, karena semakin aktif dalam penyampaian informasi terkait produk maka daya beli produk juga semakin meningkat. Didukung hasil penelitian oleh [31] Pada peningkatan penjualan produk UMKM penggunaan media sosial berpengaruh karena pemanfaatan media sosial yang optimal dan konsisten dapat mengupdate informasi setiap hari untuk pengembangan pangsa pasar sekaligus meningkatkan penjualan produk.
H2 : Penggunaan Media Sosial berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM.
Promosi terhadap peningkatan penjualan UMKM
Promosi merupakan kegiatan yang memerlukan dana yang cukup besar maka seharusnya memiliki persiapan secara matang agar dana yang dikeluarkan seimbang terhadap peningkatan penjualan [32]. Teori RBV memiliki hubungan dengan promosi seperti strategi dalam kegiatan promosi yang dapat menarik perhatian konsumen dengan menyediakan potongan harga disetiap peluncuran produk baru dan juga dapat melakukan endorsmen terhadap influenser. Dengan adanya promosi memang sangat erat hubunganya terhadap penjualan, semakin menarik promosi yang dilakukan maka penjualan produk akan meningkat. Promosi bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk UMKM, sehingga dapat menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Maka terdapat keterkaitan antara promosi dengan peningkatan penjualan pada produk UMKM. Didukung hasil penelitian oleh [33] Promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan penjualan produk usaha dikarenakan promosi secara efektif berhasil meningkatkan daya beli kosumen.
H3: Promosi berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM
Kerangka Konseptual
Metode
Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis descriptive kuantitatif. Berdasarkan [34], pendekatan descriptive kuantitatif yaitu sebuah modal pada riset mengenai seseorang, obyek, keadaan pemikiran, atau kejadian saat ini. Model tersebut dilakukan sebab dalam riset ini memiliki tujuan dalam menemukan pengelolaan penjualan dalam menambah profit yang ada pada UMKM Kecamatan Sidoarjo.Variable independent yakni Efektifitas Marketplace (X1) Penggunaan Media Sosial (X2) dan Promosi (X3). Untuk variable dependent yakni peningkatan penjualan UMKM (Y).
No | Variabel | Indikator | Sumber |
1 | Efektifitas Marketpalce (X1) | 1. Kepercayaan penjual 2. Pembayaran dan pengiriman 3. Kualitas situs marketplace 4. Nama baik produk | [25] |
2 | Penggunaan Media Sosial (X2) | 1. Adanya konten yang menarik dan menghibur 2. Adanya komunikasi antara konsumen dengan penjual 3. Adanya komunikasi antara konsumen dengan konsumen lainnya 4. Kemudahan pencarian informasi produk 5. Kemudahan untuk mengkomunikasikan informasi pada publik 6. Tingkat kepercayaan terhadap media sosial | [24] |
3 | Promosi (X3) | 1. Periklanan 2. Penjualan perorangan 3. Promosi penjualan 4. Hubungan masyarakat | [35] |
4 | Peningkatan Penjualan UMKM (Y) | 1. Mencapai volume penjualan 2. Mendapatkan Laba 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan | [36] |
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yaitu kawasan penggeneralisasian yang tersusun dari objek maupun subjek yang berkualitas dan berkarakteristik menyesuaikan penulis dalam mempelajari dan menyimpulkan [37]. Terdapat populasi dalam riset tersebut yaitu pelaku usaha UMKM di Kecamatan Sidoarjo dengan jumlah populasi 200 orang, yang diambil dari hasil data wawancara kepada Koordinator UMKM Kecamatan Sidoarjo.
Sampel merupakan komponen dari populasi. Apabila populasi tinggi maka peneliti tidak dapat mempelajari sehingga sampel yang diambil harus mewakili. Namun jika sampel tidak mewakili tidak dapat disimpulkan [34], dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling dihitung menggunakan rumus slovins yang diperoleh ada 67 respondens. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Simple Random sampling yaitu metode dimana anggota populasi diambil sampelnya secara acak tanpa mempertimbangkan strata (tingkatan) anggota populasi. Alasan menggunakan teknik sample random sampling disebabkan karena anggota populasi pada penelitian ini dianggap homogen sehingga peneliti merandom dari jumlah populasi yang besar.
Teknik Analisis Data
Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan metode angket (kuesioner) secara langsung dengan menggunakan form angket dan tipe pertanyaan closed quetions. Metode angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang berbentuk lembaran angket dapat berupa pertanyaan mengenai suatu permasalahan atau bidang yang akan diteliti [34]. Untuk memperoleh data angket disebarkan kepada responden mengenai pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian.
Dalam hal ini, penulis mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden. Teknik angket atau kuisioner digunakan untuk mengetahui persepsi atau pandangan para pelaku UMKM mengenai pemasaran. Pada pelaksanaan penelitian UMKM Kecamatan Sidoarjo yang memenuhi kriteria mengisi berdasarkan sudut pandang mereka. Jawaban mempunyai nilai seperti skor 5 sangat setuju, skor 4 setuju, skor 3 netral, skor 2 tidak setuju dan skor 1 sangat tidak setuju.
Skala likert menjadi alternatif responden dalam pengukuran perilaku saat memberikan skor nilai. Data yang dipakai untuk pengelolaan menggunakan pengujian statistik yaitu statistik deskriptif, pengujian reliabilitas, pengujian validitas, serta pengujian hipotesis yang tersusun pengujian statistik t, pengujian analisis regresi linier berganda dan uji determinasi.
1. Uji Validitas
Keputusan untuk menguji validitas responden menggunakan tingkat signifikan sebagai berikut :
1. Jika r-hitung > r tabel (uji dua sisi dengan signifikan 0,05) maka pertanyaan tersebut valid.
2.Jika r-hitung < r-tabel (uji dua sisi dengan signifikan 0,05) maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur perbaikan apa yang perlu dilakukan serta guna mengetahui kelayakan pertanyaan dalam angket. Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dari jumlah pertanyaan variable X1, variable X2, variabel X3 dan variable Y.
2. Uji Reliabilitas
Suatu kuisioner dikatakan riliabel atau dapat dipercaya jika respon seseorang terhadap pertanyaan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat keakuratan alat pengumpul data yang digunakan. Realibilitas merupakan instrumen yang dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Kriteria uji reliabilitas menggunakan rumus alpa, jika rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel begitu pula sebaliknya, jika rhitung < r tabel maka alat ukur tidak riliabel.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan penentuan mengenai apakah suatu hipotesis dapat diterima atau harus ditolak. Ada berbagai uji digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen[38] dengan rumus model sebagai berikut :
𝒀 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷3𝑿3 + 𝒆
Dimana :
Y: Peningkatan penjualan UMKM
α: Koefisien konstanta
β1, β2 , β3: Koefisien regresi variabel x
X1: Efektifitas Marketplace
X2: Pengunaan Media sosial
X3: Promosi
е: Variabel lainya yang tidak teliti
2.Uji Parsial (Uji T)
Uji T – Statistik digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat ada pengujian statistik (t) ini menggunakan pedoman yang berdasarkan nilai signifikansi (Sig). Hipotesis yang diuji menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Kaidah yang digunakan dalam pengambilan keputusannya yaitu:
1)Jika nilai (Sig) < α = 5% maka hipotesis diterima, hal tersebut menunjukkan variabel independen secara individual dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2)Jika nilai (Sig) > α = 5% maka hipotesis ditolak, hal tersebut menunjukkan variabel independen secara individual dikatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Peneliti menyebarkan angket terhadap 67 respondens. Data yang kembali dan digunakan untuk analisis yaitu 67 kueisioner. Peneliti melakukan pengujian menggunakan IBM SPSS versi 26, berdasarkan data tersebut peneliti memperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Variabel | N | Minimal | Maksimal | Rata-Rata | Std.Deviation |
Efektiftas Marketplace (X1) | 67 | 27 | 35 | 33,75 | 1,804 |
Penggunaan Media Sosial (X2) | 67 | 25 | 35 | 32,22 | 2,510 |
Promosi (X3) | 67 | 15 | 30 | 27,52 | 2,820 |
Peningkatan Penjualan UMKM (Y) | 67 | 23 | 35 | 32,33 | 2,847 |
Valid N (listwise) | 67 |
Dari hasil tabel 2 menjelaskan bahwa total respondens (n) sebanyak 67 respondens. Pada variabel X1 menggunakan 7 item pertanyaan yang diketahui jawaban respondens pada nilai minimal sebanyak 27, nilai maksimal 35 dan mempunyai rata-rata sebesar 33,75 serta standart deviasinya sebesar 1,804. Pada variabel X2 menggunakan 7 item pertanyaan pada nilai minimal sebanyak 25, nilai maksimal sebanyak 35 dan mempunyai rata-rata sebesar 32,22 serta standart deviasinya sebesar 2,510. Pada variabel X3 menggunakan 6 item pertanyaan pada nilai minimal 15, nilai maksimal sebanyak 30 dan mempunyai rata-rata sebesar 27,52 serta standart deviasinya sebesar 2,820. Pada variabel Y menggunakan 7 item pertanyaan pada nilai minimal sebanyak 23, nilai maksimal sebanyak 35 dan mempunyai rata-rata sebesar 32,33 serta standart deviasinya sebesar 2,847.
Uji Validitas
Variabel | Item | r-hitung | r-tabel | Keterangan |
Efektifitas Marketplace (X1) | X1 | 0,455 | 0,244 | Valid |
X2 | 0,693 | 0,244 | Valid | |
X3 | 0,693 | 0,244 | Valid | |
X4 | 0,624 | 0,244 | Valid | |
X5 | 0,706 | 0,244 | Valid | |
X6 | 0,666 | 0,244 | Valid | |
X7 | 0,653 | 0,244 | Valid | |
Penggunaan Media Sosial (X2) | X1 | 0,668 | 0,244 | Valid |
X2 | 0,565 | 0,244 | Valid | |
X3 | 0,732 | 0,244 | Valid | |
X4 | 0,721 | 0,244 | Valid | |
X5 | 0,792 | 0,244 | Valid | |
X6 | 0,605 | 0,244 | Valid | |
X7 | 0,711 | 0,244 | Valid | |
Promosi (X3) | X1 | 0,788 | 0,244 | Valid |
X2 | 0,742 | 0,244 | Valid | |
X3 | 0,844 | 0,244 | Valid | |
X4 | 0,830 | 0,244 | Valid | |
X5 | 0,698 | 0,244 | Valid | |
X6 | 0,701 | 0,244 | Valid | |
Peningkatan Penjualan UMKM (Y) | Y1 | 0,732 | 0,244 | Valid |
Y2 | 0,740 | 0,244 | Valid | |
Y3 | 0,676 | 0,244 | Valid | |
Y4 | 0,746 | 0,244 | Valid | |
Y5 | 0,803 | 0,244 | Valid | |
Y6 | 0,815 | 0,244 | Valid | |
Y7 | 0,689 | 0,244 | Valid |
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah alat ukur yang dipasang pada konfigurasi tipe kuisioner dapat menjalankan fungsinya, untuk menguji valid atau tidaknya suatu alat ukur maka digunakan pendekatan secara statiska yaitu menggunakan nilai koefisien korelasi item pertanyaan dengan skor keseluruhan item lainnya > 0,244 atau dapat diartikan jika r-hitung > r-tabel maka nilai tersebut dapat dikatakan valid. Dari hasil tabel 3 terlihat bahwa pada variabel independen efektifitas marketplace (X1), Penggunaan media sosial (X2), Promosi (X3) dan variabel dependen peningkatan penjualan UMKM (Y) dapat dikatakan valid karena nilai r-hitung > r-tabel dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan sebagai analisis selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Variabel | Cronbach’s Alpha | Keterangan |
Efektifitas Marketplace (X1) | 0,762 | Reliabel |
Penggunaan Media Sosial (X2) | 0,762 | Reliabel |
Promosi (X3) | 0,810 | Reliabel |
Peningkatan Penjualan UMKM (Y) | 0,859 | Reliabel |
Pengujian realibilitas diukur menggunakan teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai cronsbach’s alpha > 0,60. Hasil dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai cronsbach’s alpha untuk variabel independen efektifitas marketplace (X1), penggunaan media sosial (X2), promosi (X3) sebesar 0,762, 0,762 dan 0,810 sedangkan untuk variabel dependen peningkatan penjualan UMKM (Y) sebesar 0,859. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan ini bersifat reliabel atau handal.
Uji Asumsi klasik
Suatu model regresi yang baik harus memiliki data yang terdistribusi secara normal dan tidak memiliki multikolinearitas serta heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas untuk mengevaluasi kecocokan model sebelum dilakukan pengujian regresi.
Berdasarkan tabel 5 Grafik P-Plot dapat disimpulkan bahwa residual distribusi normal yang dimana titik-titik yang dekat dengan garis diagonal, maka dapat dinyatakan data distribusi tersebut normal.
Berdasarkan tabel 6 menjelaskan residu tersebar secara acak dan tidak sesuai pola, sehingga bisa dijelaskan memiliki kesamaan ragam. Dapat disimpulkan bahwasanya heterokedastisitas tercukupi.
Variabel | Tolerances | VIF | Keterangan |
Efektifitas Marketplace (X1) | 0,966 | 1,035 | Tak Timbul Multikolinieritas |
Penggunaan Media Sosial (X2) | 0,491 | 2,037 | Tak Timbul Multikolinieritas |
Promosi (X3) | 0,503 | 1,988 | Tak Timbul Multikolinieritas |
Independen Variabel : Peningkatan Penjualan UMKM |
Berdasarkan tabel 7 pengujian multikolinieritas bisa dibuktikan dengan mengetahui skor tolerance dan VIF untuk variabel independen efektifitas marketplace (X1) sebesar 1,035 (1,035 > 10), penggunaan media sosial (X2) sebesar 2,037 (2,037 > 10) dan promosi (X3) sebesar 1,988 (1,988 > 10), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penilitian ini bebas dari multikolinieritas.
Uji Hipotesis
Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Terdapat hasil dari analisis regresi linier berganda yang tertera pada tabel berikut:
Model | Unstandardized cofficients B | Std.Error |
(Constant) | -6,332 | 3,510 |
Total_X1 | 0,302 | 0,093 |
Total_X2 | 0,400 | 0,094 |
Total_X3 | 0,566 | 0,082 |
Dapat dilihat dari tabel uji regresi linier berganda tersebut sehingga diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -6,332 + 0,302 X1 + 0,400 X2 + 0,566 X3 + e
Uji T (Parsial)
Model | Standardized coefficients beta | t | Sig |
(Constant) | -1,804 | 0,76 | |
Total_X1 | 0,191 | 3,250 | 0,02 |
Total_X2 | 0,353 | 4,273 | 0,00 |
Total_X3 | 0,560 | 6,867 | 0,00 |
Dapat dilihat dari tabel diatas pada variabel efektifitas marketplace (X1) nilai signifikannya sebesar 0,02 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 3,250 untuk t-hitung, dan untuk t-tabel 1,998 (3,250 > 1,998). Maka dapat disimpulkan bahwa H1 berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM.
Pada variabel penggunaan media sosial (X2) nilai signifikannya sebesar 0,00 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 4,273 untuk t-hitung, dan untuk t-tabel 1,998 (4,273 > 1,998). Maka dapat disimpulkan bahwa H2 berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM.
Pada variabel promosi (X3) nilai signifikannya sebesar 0,00 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 6,867 untuk t-hitung, dan untuk t-tabel 1,998 (6,867 > 1,998). Maka dapat disimpulkan bahwa H3 berpengaruh terhadap peningkatan penjualan UMKM.
Koefisien Determinasi
Model Summary | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,888a | ,789 | ,779 | 1,338 |
a. Predictors: (Constant), PROMOSI, EFEKTIFITAS MARKETPLACE, PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL b. Variabel Dependen : Peningkatan Penjualan UMKM Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 26 |
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Asjusted R Square ) Sebesar 0,779 atau 77,9 %. Artinya peningkatan penjualan UMKM (Y) dipengaruhi oleh variabel efektifitas marketplace (X1), penggunaan media sosial (X2) dan promosi (X3) sedangkan sisanya sebesar 22,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Efektifitas marketplace berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas, menjelaskan bahwa variabel efektifitas marketplace berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa nilai signifikansi sebesar 0,02 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 3,250 > 1,998 yang artinya penelitian ini H1 diterima. Efektifitas marketplace memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen melalui konten visual. Selain itu dengan adanya keberadaan marketplace dapat memudahkan para konsumen untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah. Penjual dapat mendistribusikan produk usahanya dengan jangkauan lebih luas dan memberikan peluang serta keutungan yang cukup besar bagi para pelaku usaha. Dengan adanya konten produk yang beragam dan respon yang cepat dari penjual dapat memperoleh banyak keuntungan serta dapat meningkatkan penjualan. Melalui aplikasi marketplace para pelaku UMKM di Kecamatan Sidoarjo yang menjalankan bisnisnya dalam bidang kuliner berupa makanan dan minuman dapat memasarkan produknya melalui media Shopeefood dan Gofood yang ada dalam aplikasi marketplace Shopee dan Gojek. Para pelaku UMKM lainnya yang bergerak dalam bidang karya dan fashion juga dapat memasarkan produknya secara online melalui aplikasi marketplace seperti Shopee, Tiktokshop, Tokopedia dan Lazada dengan memposting foto produk beserta deskripsi yang dapat memudahkan para konsumen untuk memahami dan membeli produk yang dipasarkan. Melalui platfrom belanja online tersebut dapat mempermudah jangkauan pemasaran menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [26] bahwa marketplace secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan dimana pengaruh digital berbasis marketplace mempermudah untuk berinteraksi dengan konsumen secara cepat untuk meningkatkan penjualan.
Penggunaan media sosial berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas, menjelaskan bahwa variabel penggunaan media sosial berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa nilai signifikansi sebesar 0,00 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 4,273 > 1,998 yang artinya penelitian ini H2 diterima. Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi yang digunakan oleh seluruh kalangan baik orang tua, remaja maupun anak-anak untuk kepentingan memasarkan barang atau jasa yang diperjual belikan. Penggunaan media sosial meminimalkan biaya dan memiliki jangkauan luas yang menguntungkan bagi UMKM pemula untuk memasarkan hasil produknya. Aplikasi media sosial yang digunakan oleh para pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan yaitu Whatsapp, Tiktok, Instagram, dan Facebook. Dengan banyaknya informasi mengenai produk UMKM yang ditawarkan dapat membantu UMKM secara terus menerus meningkatkan performa produknya sehingga dapat menarik para konsumen untuk melakukan pembelian yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [31] bahwa terdapat pengaruh media sosial terhadap peningkatan penjualan dimana pemanfaatan media sosial yang optimal akan meningkatkan penjualan produk.
Promosi berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
Berdasakan hasil pengujian statistik di atas, menjelaskan bahwa variabel promosi berpegaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa nilai signifikansi sebesar 0,00 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) dan memiliki t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 6,687 > 1,998 yang artinya penelitian ini H3 diterima. Promosi memberikan kontribusi besar dalam peningkatan penjualan produk UMKM secara online, informasi yang diberikan bertujuan untuk menarik dan membujuk konsumen agar membeli produk yang ditawarkan. Semakin menarik promosi yang dilakukan seperti pemberian discount, flash sale, free gift, dan buy 1 get 1 disetiap pembelian konsumen, maka penjualan akan semakin meningkat. Selain itu promosi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan event-event tertentu seperti adanya kegiatan bazar dan pameran dengan membagikan brosur secara offline, serta membuat promosi semenarik mungkin dalam event-event online seperti 8.8 flash sale, 11.11 big sale, 7.7 heboh murmer, 12.12 harbonas sehinggga dapat meningkatkan penjualan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [33] bahwa promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan penjualan dimana kegiatan promosi secara luas akan meningkatkan daya beli konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh efektifitas marketplace, penggunaan media sosial dan promosi terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Subjek pada penelitian ini yaitu para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kecamatan Sidoarjo. Dengan menggunakan sampel sebanyak 67 respondens. Berdasarkan dari hasil dan pembahasan diatas, dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Efektifitas marketplace berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dapat disimpulkan bahwa efektifitas marketplace memberikan peluangan keuntungan yang besar bagi para pelaku usaha dalam mendistribusikan produk makananya dengan jangkauan lebih luas dan memudahkan berinteraksi dengan konsumen secara cepat untuk meningkatkan penjualan.
2.Penggunaan media sosial berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial berperan efektif dalam upaya meningkatkan penjualan tanpa mengeluarkan biaya tinggi dalam memasarkan produk yang dijual. Bahkan penggunaan media sosial yang tepat akan mencapai tujuan dalam meningkatkan penjualan.
3.Promosi berpengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya promosi yang tepat dan benar maka peningkatan penjualan akan meningkat.