This study examines the impact of enterprise risk management (ERM) and capital structure on firm value, with firm age and size as moderating factors, using data from 47 banking companies listed on the Indonesian Stock Exchange (2019-2021). Utilizing quantitative methods and Moderate Regression Analysis with SPSS, the results indicate that ERM does not affect firm value, while capital structure has a positive effect. Firm age weakens the impact of ERM but strengthens the effect of capital structure on firm value. Conversely, firm size enhances the impact of ERM but weakens the effect of capital structure. These insights are crucial for investors in the banking sector.
Highlight:
Keyword: enterprise risk management, capital structure, firm value, firm age, firm size
Dunia usaha semakin kompetitif sebagai akibat dari perkembangan ekonomi di Indonesia yang meningkat. Dengan adanya persaingan tersebut perusahaan memiliki keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Hal tersebut menjadi salah satu tujuan suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan harapan menambah keuntungan dan kesejahteraan bagi pemilik dan pemegang saham . Harga saham perusahaan akan naik seiring dengan peningkatan nilai perusahaan . Nilai perusahaan akan berdampak signifikan terhadap harga saham yang diperdagangkan. jika harga saham naik karena pengembalian pemilik dan pemegang saham juga akan meningkat.Nilai yang menentukan harga yang akan dibayar investor untuk perusahaan disebut nilai perusahaan,Nilai perusahaan dapat diukur dari return saham karena tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dengan tingkat resiko tertentu. Namun pemilik dan pemegang saham harus memahami bahwa risiko selalu ada dalam dunia bisnis. Risiko kebangkrutan adalah salah satu risiko yang paling berbahaya yang harus dihadapi oleh perusahaan karena merupakan hasil dari manajemen risiko yang buruk. Selain itu, jika nilai perusahaan tinggi maka investor akan menghadapi risiko yang kecil sehingga investor tidak menanggung risiko yang besar. Untuk itu manajemen perusahaan diharapkan dapat menghasilakan kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Enterpris Risk Manajemen (ERM) yang merupakan kemampuan suatu organisasi dalam memahami dan mengendalikan tingkat resiko . Menurut penelitian Enterprise risk manajemen dapat menentukan kepercayaan investor karena dapat mengelola risiko dengan baik. Risiko yang dihadapi perusahaan menjadi faktor manajemen saat memutuskan strategi menggunakan manajemen risiko perusahaan. Hal tersebut sangat penting untuk perusahan karena dapat membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko yang muncul di dalam perusahaan. Selain itu, manajemen risiko dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan nilai perusahaan . Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh danyang menyatakan bahwa Enterprise Risk Manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Manajemen risiko perusahaan juga menambah nilai bagiseorangpembisnis dengan mempermudah manajemen untuk menangani berbagai risiko yang ditimbulkan oleh skenario masa depan yang tidakpastidengan menggunakan perangkat dan teknik yang terintegrasi untuk mengkoordinasikan aktivitas perusahaan ke seluruh unit operasi. Sehingga dapat mengurangi semua potensi bahaya . Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ,yang menyatakan bahwa Enterprise Risk Manajemen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,tidak berpengaruhnya tersebut karena investor tidak melihat manajemen risiko tetapi lebih melihat informasi mengenai kinerja keuangan sehingga Enterprise risk manajemen tidak dapat menjadi pedoman dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Fenomena yang terjadi pada otoritas keuangan AS akan menerapkan denda kepada Citibank sebesar US$400 juta atau setara Rp5,8 triliun (kurs Rp14.920 per dolar AS). Biaya ini dikenakan sebagai penalti atas kurangnya manajemen risiko dan proses pengendalian internal bank besar tersebut. Menurut kantor pengawas mata uang OCC manajemen risiko dan tata kelola data Citibank dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang tidak etis atau tidak sehat. Menurut CNN Buisness(8/10),“OCC memprakarsai tindakan ini (denda) karena bank telah gagal dalam menerapkan menerapkan manajemen risiko, tata kelola data, dan control internal yang efisien”. Sanksi tersebut juga terkait dengan arahan bank sentral AS terhadap Citigrub, induk perusahaan Citibank, yang meminta manajemen mengeluarkan praktik manajemen risikonya, termasuk risiko kepatuhan dan manajemen kualitas data.( Sumber:).Dalam permasalahan di perusahaan tersebut Enterprise Risk Manajemen berpengaruh penting dalam perusahaan. Enterprise RiskManajemen dapat membantu risiko yang terjadi di perusahaan dan mencegah terjadinya kegagalan pada perusahaan. CommitteeofSponsoringOrganiztions(COSO) berpendapat bahwa Enterprise Risk sebagai proses manajemen pada resiko perusahaan yang dirancang dan diimplementasikan dalam setiap strategi untuk mencapai tujuan perusahaan .
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal. Struktur modal adalah perbandingan yang membantu menentukan sumber keuangan untuk semua kegiatan bisnis, termasuk apakah utang, ekuitas, atau penerbitan saham dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penentuan sumber dana harus dijalankan dengan benar karena dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya. Struktur modal yang baik dapat membantu membiayai seluruh kegiatan yang dibutuhkan oleh perusahaan.Strategi keuangan perusahan yang diungkapkan oleh Trade-offtheory ketika memilih struktur modal (perpaduan antara hutang dan ekuitas) untuk memaksimalkan nilai perusahaan.MenurutStruktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap financial perusahaan. Menurut penelitian bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Hasil ini dapat diartikan semakin tinggi nilai hutang (struktur modal) maka dapat meningkatakan nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa jika perusahaan menggunakan hutang jangka panjang untuk membiayai asetnya maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. berpendapat bahwa struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu jika struktur modal mengalami kenaikan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan.Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dan Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan karena faktanya struktur modal lebih berharga daripada hutang bagi perusahaan yang belum terbukti dapat menggunakan hutang seefektif mungkin untuk dapat meningkatakan nilai perusahan, struktur modal juga tidak menjadi pertimbangan utama dalam memprediksi nilai perusahaan.
Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenya hasil penelitian terdahulu peneliti beranggapan bahwa ada variabel lain yang dapat memperkuat dan memperlemah hubungan antara Enterprise Risk Manajemen,Struktur Modal terhadap nilai perusahaan yaitu dengan menambahkan variabel moderasi umur dan ukuran perusahaan. Umur perusahan merupakan lama berdirinya awal perusahaan berdiri sampai perusahaan beroprasi disaat ini. Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan dapat lebih matang dalam mengatasi risiko karena semakin lama perusahaan tersebut berdiri semakin banyak pengalaman yang dihadapi.Usia perusahaan menggambarkan sejauh mana perusahaan mampu bersaing dan mengambil peluang yang ada. Jika usia perusahaan semakin tua maka investor berpresepsi mempunyai banyak informasi dan mempunyai banyak pengalaman. Dibandingkan perusahaan yang baru berdiri masih membutuhkan waktu yang banyak untuk menghadapi masalah yang dihadapi karena perusahaan yang usianya tua mempunyai jam kerja yang banyak tentunya sudah terbiasa dalam mengambil risiko yang selalu mengintai perusahaan. Dalam penelitian umur perusahaan memperlemah pengaruh negatif terhadap enterprise risk manajemen pada nilai perusahaan. Hal itu karena lama berdirinya perusahaan akan menunjukan eksistensi pada perusahaan dalam kondisi umur perusahaan dewasa. Semakin banyak waktu perusahaan dalam berbisnis, maka semakin besar kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut, yang nantinya dapat meningkatakan kemungkinan kelangsungan hidupnya menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang berpendapat bahwa umur perusahaan memperkuat dampak yang dapat menguntungkan nilai perusahaan. Selain itu, Umur menunjukan kematangan perusahaan dalam mengelola struktur modal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi dengan umur perusahaan. Hal tersebut Menunjukan bahwa semakin lama perusahaan dapat bertahan,maka semakin mudah untuk mengembalikan investasi.Investasi akan semakin besar karena perusahaan tersebut sudah trampil menangani perubahan ekonomi. Akibatnya, seiring bertambahnya usia korporasi akan lebih siap untuk menyeimbangkan aset dan utangnya.
Variabel moderasi selanjutnya adalah ukuran perusahaan. Besar kecilnya entitas yang direfleksiakan dari totalaktiva dan jumlah penjualan disebut ukuran perusahaan . Jika asset yang dimiliki perusahaan meningkat, maka investor semakin berambisi melakukan investasi ke perusahaan tersebut investor juga cenderung melihat berdasarkan ukuran perusahaan. Perusahaan yang besar akan lebih tahan terhadap resiko kebangkrutan dan memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami kesulitan dalam keuangan. Semakin besar perusahaan maka risiko yang dihadapi suatu perusahaan juga besar maka pentingya menerapkan enterprise risk manajemen dalam setiap perusahaan. Dalam penelitiannya yaitu jika semakin besar perusahaan maka keterbukaan dalam mengelola resiko semakin luas, hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang besar dapat memicu masalah yang dihadapi perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan membuktikan bahwa ukuran perusahaan belum mampu memoderasi enterprise risk manajemen pada nilai perusahaan yang artinya Enterprise Risk Manajemen belum mampu mempengaruhi nilai perusahaan meskipun dalam kondisi besar maupun kecil asset yang dimilki oleh perusahaan. Selain itu faktor yang dianggap mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal. Struktur modal merupakan hal yang penting dalam perusahaan karena mempunyai efek langsung dengan financial perusahaan. Dalam penelitian menyatakan bahwa ukuran memperkuat pengaruh struktur modal pada nilai perusahan. Jadi semakin besar ukuran perusahaan yang diukur dari total assetmaka semakin banyak dana yang didapatkan sehingga dapat menjadi modal perusahaan dalam mengembangka usahanya. Penelitian ini tidak sejalan dengan ukuran perusahaan tidak berdampak pada struktur modal atau nilai perusahaan karena besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mengakibatkan hubungan anatara struktur modal dengan nilai perusahaan menjadi lebih kuat .
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini mengembangkan penelitian . Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan menambahkan struktur modal sebagai variabel independen. Alasan peneliti memilih perusahaan perbankan karena Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari layanan perbankan, industri perbankan diharapkan memiliki prospek yang cerah dimasa depan. Selain itu, banyak bank yang telah go public, sehingga lebih muda untuk melihat keuangan dan kinerja bank. Naiknya harga saham perbankan di Indonesia memberikan harapan yang cukup besar bagi investor Dengan adanya fenomena yang terjadi dalam perusahaan Citibank yaitu adanya kegagalan yang tidak menerapkan manajemen risiko sehingga terjadinya kerugian pada perusahaan tersebut. Adanya fenomena tersebut menjadikan peneliti memilih perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tujuan untuk menguji pengaruh Enterprise Risk Manajemen, Struktur Modal terhadap nilai perusahaan dengan variabel moderasi umur dan ukuran perusahaan.
Pentingnya manajemen risiko yang sangat terkoordinasi para eksekutif akan berubah menjadi tindakan balasan bagi perusahaan dalam mengatasi masalah. Sehingga risiko dipandang sebagai masalah bagi perusahaan untuk memiliki pilihan dalam membuat, menyelesaikan perkembangan dan mempengaruhi pengelolaan perusahaan. Perusahaan yang menjalankan enterpriserisk manajemen dan dapat mengungkapkan dalam laporan tahunannya dapat mengawasi peluang yang dilihat oleh masing-masing perusahaan. Sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian , danenterpriseriskmanajemen dibutuhkan oleh para pendukung keuangan untuk membatasi tingkat kemungkinan kerentanan dalam mengejar suatu pilihan. Perusahaan yang menerapkan enterpriseriskmanajemen memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menerapkan enterpriseriskmanajemen. Hal ini jelas mempengaruhi pelaku pasar untuk memberikan harga tinggi kepada perusahaan tersebut. Sehingga nilai perusahaan akan tinggi. Dalam hipotesis, terlihat bahwa semakin luas organisasi ditata, semakin luas pula risiko usaha yang dilakukan pengurus perusahaan Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Enterprise risk manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Di dalam suatu perusahaan terdapat salah satu krusial yaitu struktur modal. Struktur Dengan adanya struktur modal yang baik maka menguntungkan bagi perusahan karena salah satu hal yang penting bagi perusahaan. Jika perusahaan memiliki struktur modal yang baik, maka di harapkan perusahaan dapat membiayai seluruh aktivitas oprasional perusahaanya.Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap financial perusahaan . Struktur modal adalah permodalan dengan kewajiban dari modal sendiri. Entitas dengan skala besar akan butuh sumber dana uang banyak, sehingga membutuhkan modal eksternal.Sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Trade-offtheory menunjukan bahwa nilai perusahaan berpengaruh pada struktur modal. Tujuan dari hipotesis trade-off struktur modal adalah untuk menyeimbangkan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penggunaan hutang. Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H2 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Semakin lama perusahaan berdiri maka semakin banyak pengalaman dalam menghadapi risiko. Dengan adanya pengalaman dalam menghadapi risiko tersebut maka pimpinan perusahaan memiliki strategi yang diterapkan dalam perusahaan yaitu Enterprise riskmanajemen yang dapat membantu risiko yang dihadapi perusahaan. Hal tersebut juga dapat menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan. Umur perusahaan juga menjadi pusat perhatian investor dalam berinvestasi karena semakin lama perusahaan beroprasi maka semakin mampu bersaing dan dapat membantu peluang yang ada dalam ekonomi . Umur perusahaan dapat berpengaruh pada nilai perusahaan karena jika umur perusahaan lama maka dapat meningkatkan nilai perusahaan . Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H3 :Enterprise risk manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi umur perusahaan
Dalam penelitian struktur modal memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi dengan umur perusahaan artinya semakin lama perusahaan dapat bertahan,maka semakin mudah untuk mengembalikan investasi. Jika perusahaan memiliki keahlian dalam mengatasi volatilitas ekonomi maka investasi akan lebih tinggi untuk menjaga keseimbangan antara total aset dan total hutang dengan seiring bertambahnya usia perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang berpendapat bahwa umur perusahaan memperkuat pengaruh pada nilai perusahaan. Selain itu, Umur menunjukan kematangan perusahaan dalam mengelola struktur modal dalam meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal juga sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya perusahaan akan mempunyai efek langsung pada financial perusahaan. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mempunyai banyak pengalaman dalam mengelola sumber dana, baik dari internal, maupun eksternal yang dapat meningkatkan nilai perusahaaan. Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H4 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi umur perusahaan
menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka pengelolahan risiko juga semakin luas, Hal ini memicu banyak risiko yang dihadapi oleh perusahaan karena ukuran perusahaan yang besar. Ukuran perusahaan dapat mengambarkan besar kecilnya asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hal tersebut dapat menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan. Semakin banyak investor yang menanam modal maka perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada investor untuk mampu mengelola risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut penelitian ukuran perusahaan dapat memperkuat enterpriseriskmanajemen (ERM) pada nilai perusahaan.Ukuran perusahaan yang besar dapat meningkatkan penerapan enterpriserisk manejemen pada nilai perusahaan. Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H5 : Enterprise risk manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi ukuran perusahaan
Struktur modal mewakili proporsi keuangan perusahaan yang berasal dari ekuitas, utang, atau penjualan saham. Hal itu Akan lebih mudah untuk memenangkan investor dan kreditor di perusahaan besar. Perusahaan besar dianggap memiliki lebih banyak aset oleh kreditur daripada perusahaan kecil, yang membuat mereka lebih mudah mendapatkan hutang. Nilai perusahaan akan naik jika investor di perusahaan besar dapat menangani uang mereka dengan lebih baik dan lebih efisien daripada di perusahaan kecil. Pada penelitian menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan urian diatas maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
H6 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung sehingga dinyatakan dalam bentuk angka atau bilangan.
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yakni data yang telah disediakan perusahaan dalam bentuk laporan atau data yang tidak langsung disajikan dari perusahaan. Data tersebut merupakan data laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari websaite Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.com.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2021 yang berjumlah 47 perusahaan. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kreteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah :
No | Keterangan | Jumlah |
1. | Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan 2019-2021 | 47 |
2. | Perusahaan yang tidak mengalami kerugian di tahun 2019-2021 | (22) |
3. | Menerbitkan laporan tahunan dengan menggunakan nominal mata uang rupiah Rp di tahun 2019-2021 | (5) |
4. | Total Sampel | 20 |
5. | Total Sampel x periode penelitian selama 3 tahun | 60 |
6. | Data tidak berdistribusi dengan normal | (12) |
7. | Total Sampel | 48 |
Variabel | Definisi | Indikator |
Nilai perusahaan (Y) | Nilai perusahaan adalah harga saham yang berfungsi sebagai cerminan nilai perusahaan yang merupakan potret investor di tingksat entitas.. | Tobins’Q = MarketValueof Equity + Liabilitas Total AssetSumber |
Enterprise risk manajemen (X1) | Enterprise risk manajemen merupakan kemampuan suatu organisasi dalam memahami dan mengendalikan tingkat resiko. Menurut penelitian Enterprise risk manajemen dapat menentukan kepercayaan investor karena dapat mengelola risiko dengan baik. Risiko risiko yang dihadapi perusahaan menjadi bahan pertimbagan manajemen dalam mengambil suatu kebijakan dengan melalui Enterprise Risk Management. | ERMDI ∑ij 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚 ∑ij𝐴𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚Keterangan: ERMDI = ERM Disclosure Index Σij Ditem = Total skor item ERM yang diungkapkan Σij ADitem = 25 item ERM yang seharusnya diungkapkanSumber : |
Struktur modal (X2) | Struktur modal adalah perbandingan yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber pendanaan untuk semua aktivitas bisnis, termasuk apakah utang, ekuitas, atau penerbitan saham dapat meningkatkan nilai perusahaan. | DER = Total Hutang Total ModalSumber |
Umur perusahaan (Z1) | Usia perusahaan mengacu pada waktu sejak didirikan atau listing awal di bursa efek indonesia(BEI). Dalam penelitian ini, umur perusahaan ditentukan dengan menghitung dari tahun pembuatan akta sampai dengan tahun dilakukannya analisis neraca keuangan. | Umur perusahaan = tahun penelitian - tahun perusahaan berdiriSumber : |
Ukuran Perusahaan (Z2) | Ukuran perusahan adalah representasi dari seluruh asetnya. Semakin besar perusahaan, semakin banyak aset yang dimiliki dan semakin besar jumlah uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Pada penelitian ini, total aset perusahaan berfungsi sebagai proksi untuk ukurannya. Logaritma natural dari jumlah aset perusahaan digunakan untuk menentukan ukurannya. | Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset) Sumber |
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, menggunakan metode analisis regresi berganda (MRA) Moderate regression analysis, dengan menggunakan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Statistics versi 26. Peneliti menguji pengaruh beberapa variabel independen Enterprise Risk Manajemen, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan peran moderasi umur dan ukuran perusahan. Faktor-faktor yang akan digunakan dijelaskan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan apakah gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas model tidak ada dan distribusi datanya normal. Uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t (parsial) untuk melihat apakah hipotesissesuai. peneliti juga dapat memeriksa pengaruh faktor independen terhadap variabel dependen.
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai data karakteristik variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat dilihat dari nilai minimum,nilai maximum,mean dan deviasi standar.berikut ini hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 3,memperlihatkan hasil statistik deskriptif.
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
Nilai Perusahaan | 48 | 69.00 | 162.00 | 101.8958 | 15.15065 |
Enterprise Risk Manajemen | 48 | 1.78 | 2.00 | 1.8930 | .04979 |
Struktur Modal | 48 | 1.56 | 3.05 | 2.7050 | .23021 |
Umur Perusahaan | 48 | 1.46 | 2.10 | 1.7261 | .15332 |
Ukuran Perusahaan | 48 | 3.61 | 24.25 | 15.2012 | 5.44656 |
Valid N (listwise) | 48 |
Sumber: hasil olah data dengan SPSS 26 (2023)
Tabel 3. Menunjukan sampel sebanyak 48, dari penelitian tersebut mengambarkan bahwa selama periode 2019-2021 memperoleh48 sampel. Nilai perusahaan menghasilkan nilai minimum 69,00 dan nilai maxsimum sebesar 162,00 dengan menghasilkan rata- rata nilai sebesar 101,8958. Sedangkan standar devation nilai perusahaan yaitu 15,15065.
Tabel 3. Nilai variabel enterprise risk manajemen menghasilkan nilai minimum 1,78,nilai maksimumnya sebesar 2,00 dan nilai mean sebesar 1,8930 artinya dalam penelitian tersebut menghasilkan rata – rata 1,8930. Sedangkan standar devation Enterprise Risk Manajemen adalah 0,04979.
Tabel 3. Nilai variabel struktur modal menghasilkan nilai minimum 1,56 dan nilai maksimum sebesar 3,05 sedangkan nilai mean struktur modal sebesar 2,7050 jadi hasil rata – rata dalam penelitian periode tersebut yaitu 2,7050. Sedangkan standar devation variabel struktur modal adalah 0,23021.
Tabel 3. Nilai variabel moderasi satu yaitu umur perusahaan menghasilkan nilai minimum 1,46 dengan nilai maksimum 2,10 dan rata - rata yang dihasilkan dalam penelitian periode tersebut sebesar 1,7261 sedangkan standar devation umur perusahaan adalah 0,15332.
Tabel 3. Variabel moderasi ke dua yaitu ukuran perusahaan yang menghasilkan nilai minimum 3,61 dengan nilai maksimum 24,25 dan nilai rata – rata yang dihasilkan dalam penelitian periode tersebut sebesar 15,2012. Sedangkan standar devation ukuran perusahaan yaitu 5,44656.
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui kelayakan penggunaan model yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa dalam model regresi yang digunakan uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik dari data yang digunakan dalam penelitian inisebagai berikut.
Unstandardized Residual | |||
N | 48 | ||
Normal Parametersa,b | Mean | -1.0016000 | |
Std. Deviation | 15.28576763 | ||
Most Extreme Differences | Absolute | .097 | |
Positive | .097 | ||
Negative | -.076 | ||
Test Statistic | .097 | ||
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d |
Berdasarkan tabel 4. Uji normalitas penelitian ini dilihat dengan KolmogorovSmirnovTest, jika lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normalsedangkan dari penelitian yang diperoleh dalam periode 3 tahun tersebut menghasikan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 karena nilai signifikasi model regresi memiliki nilai lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian dapat dinyatakan terdistribusi normal.
Model | Collinearity Statistics | ||||
Tolerance | VIF | ||||
Enterprise Risk Manajemen | .910 | 1.099 | |||
Struktur Modal | .957 | 1.045 | |||
Umur Perusahaan | .575 | 1.740 | |||
Ukuran Perusahaan | .564 | 1.772 |
Dari hasil uji multikolinieritas pada tabel 5. Nilai tolerancemasing-masing variable lebih besar dari 0,10 dan varianceinlationfactor(VIF) kurang dari 0,10 sehingga tidak terjadi multikolinieritas. Untuk menegetahui ada atau tidaknya problem multikolinieritas dengan menetukan nilai VIF (VarianceInflation Faktor), apabila nilai VIF < 10 atau nilai tolerane> 0,1 berarti tidak terjadi multikolinieritas.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | -37.974 | 54.956 | -.691 | .493 | |
Enterprise Risk Manajemen | 30.793 | 29.113 | .161 | 1.058 | .296 | |
Struktur Modal | -9.922 | 6.137 | -.240 | -1.617 | .113 | |
Umur Perusahaan | 9.503 | 11.895 | .153 | .799 | .429 | |
Ukuran Perusahaan | .131 | .338 | .075 | .388 | .700 |
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 6. Nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap absoluteresidual (ABS_RESID), sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi di penelitianini.
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .725a | .525 | .468 | 11.16601 | 1.744 |
a. Predictors: (Constant), LAGZ_Y, SQRT_Z2, LG10_X1, LG10_X2, LG10_Z1 | |||||
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan |
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 1,744. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 48 sampel, dan terdapat 2 variabel sehingga menghasilkan nilai dua sebesar 1,6231. Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi tidak memiliki autokorelasi karena kondisinya du<dw<4-du yaitu 1,6231<1,744< 2,3769yang artinya nilai du sebesar 1.6231 lebih kecil dari nilai dw sebesar 1.744 dan nilai dwlebih kecil dari nilai 4-du sebesar 2,3769.
Model Summary | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .594a | .353 | .259 | 13.04625 |
a. Predictors: (Constant), M_X2_Z2, LG10_X2, LG10_X1, M_X1_Z1, M_X1_Z2, M_X2_Z1 |
Berdasarkan Tabel 8. Nilai koefisien determinasi adjusted R squaresebesar 0,259 ini berarti 25,9% nilai perusahan perbankan selama tahun 2018 – 2021 yang dipengaruhi oleh enterpriseriskmanajemen,struktur modal sisanya sebesar 74,1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 24.921 | 72.174 | .345 | .732 | |
Enterprise Risk Manajemen | 4.431 | 35.410 | .018 | .125 | .901 | |
Struktur Modal | 24.659 | 11.296 | .313 | 2.183 | .034 | |
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan |
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 116.215 | 28.676 | 4.053 | .000 | |
ERM*UP | -80.657 | 29.782 | -1.622 | -2.708 | .010 | |
SM*UP | 52.976 | 20.003 | 2.106 | 2.648 | .011 | |
ERM*UK | 7.313 | 2.327 | 4.974 | 3.143 | .003 | |
SM*UK | -5.112 | 1.571 | -4.992 | -3.255 | .002 |
Berdasarkan uji regresi linier berganda pada tabel 9.Menunjukan bahwa nilai enterprise risk manajemen(X1) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan(Y) karena signifikannya lebih dari 0,05 yaitu 0,901 dengan beta 4,431 yang artinya variabel enterprise risk manajemen(X1) tidak berpengaruh terhadapnilai perusahaan(Y). Dapat disimpulkan bahwa enterprise risk manajemen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis ditolak.
Pada tabel 9. Menunjukan bahwa nilai dari struktur modal (X2)berpengaruh terhadap nilai perusahaan(Y) karena signifikanya kurang dari 0,05 yaitu 0,034 dengan beta 24,659 yang artinya variabel struktur modal(X2) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y). Menunjukaan bahwa struktur modal berpengaruh positif, sehingga hipotesis ditrima.
Berdasarkan uji MRA yang ditunjukkan pada table 10. Menunjukan bahwa enterpriseriskmanajemen (X1) terhadap nilai perusahaan (Y), dengan Umur perusahaan(Z1) sebagai variabel moderasi menunjukan nilai signifikannya yaitu 0,010 kurang dari 0,05 dengan beta sebesar -80.657 yang artinya Umur perusahaan (Z1) memperlemah pengaruh enterpriseriskkmanajemen (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y), dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan mampu memoderasi atau memperlemah hubungan antara enterpriserisk manajemen terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis diterima.
Pada tabel 10. Menunjukan bahwa struktur modal(X2) terhadap nilai perusahaan(Y) dengan Umur perusahaan(Z1) sebagai variabel moderasi menunjukan nilai signifikanya yaitu 0,011 kurang dari 0,05 dengan beta hasil 52,976 yang artinya Umur perusahaan(Z1) dapat memoderasi atau memperkuat hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis diterima.
Pada tabel 10. Menunjukan enterpriseriskkmanajemen (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan Ukuran perusahaan (Z2) sebagai variabel moderasi menunjukan nilai signifikan sebesar 0,003 kurang dari 0,05 dengan hasil 7,313 yang artinya dari moderasi Ukuran perusahaan (Z2) dengan enterpriseriskkmanajemen (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y) ,dapat memoderasi atau memperkuat hubungan antara enterpriserisk manjemen terhadap nilai perusahaan , sehingga hipotesis diterima.
Pada tabel 10 menunjukan struktur modal(X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan Ukuran perusahaan (Z2) sebagai variabel moderasi menunjukan nilai signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05 dengan hasil -5,112 yang artinya dari moderasi Ukuran perusahaan (Z2) dengan struktur modal(X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y), dapat memoderasi atau memperlemah hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis diterima.
Hasil pengujian pada tabel 9. Menunjukan enterpriserisk manajemen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena hasil signifikannya lebih dari 0,05 yaitu 0,901 dengan beta 4,431. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh , Di mana penyebabnya yaitu investor tidak terlalu melihat manajemen risiko di dalam perusahaan,investor hanya melihat kinerja keuangan perusahaan serta kegiatan oprasional perusahaan sehingga enterpriserisk manajemen tidak berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan. Seharusnya investor menjadikan gambaran sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi karena di dalam perusahaan tentu menyediakan laporan tahunan perusahaan yang sudah gopublic, selain itu akan menyajikan pengungkapan manajemen risiko yang cukup baik. Sehingga investor tidak akan ragu dalam berinvestasi karena manajemen risiko ada hubungan erat dengan kerugian jika tidak di atasi dengan baik, tetapi pada kenyataanya enterpriseriskmanajemen tidak dijadikan pedoman bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Penyebab kedua yaitu penerapan Enterprise Risk Management di Indonesia masih baru dan penerapan enterpriserisk management hanya sebatas untuk memenuhi regulasi yang telah ditetapkan di dalam perusahaan.Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh danyang menyatakan bahwa Enterprise Risk Manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil dalam pengujian pada tabel 9. Menunjukan bahwa nilai dari struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena signifikanya kurang dari 0,05 yaitu 0,034 dengan beta 24,659 yang artinya variabel struktur modal(X2) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y). Dapat disimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh, sehingga hipotesis diterima. Semakin tinggi modal yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi juga nilai perusahaan hal tersebut dapat menguntungkan dan mensejahterkan perusahaan. Selain itu Struktur modal menjadi salah satu bagian krusial dalam suatu perusahaan. Jika perusahaan memunyai struktur modal yang baik, maka di harapkan perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaanya.Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap financial perusahaan .Menurut signaling theory, ketika sebuah bisnis mempekerjakan hutang, diasumsikan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan melunasi hutang. Persepsi investor akan semakin positif dan akan meningkatkan nilai perusahaan . jika menggunakan hutang dapat mengurangi penghasilan kena pajak sehingga dapat menghemat dalam membayar pajak yang nantinya akan meningkatkan pendapatan yang dibagikan kepada pemegang saham. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa struktur modal sangat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dan bahwa strukrur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada tabel 10. Menunjukan umur perusahaan(Z1) sebagai variabel moderasi menunjukan nilai signifikannya yaitu 0,010 kurang dari 0,05 dengan beta sebesar -80.657 yang artinya Umur perusahaan (Z1) memperlemah pengaruh enterpriseriskmanajemen (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y), Dapat disimpulkan bahwa umur perusahaanmemoderasi namun memperlemah hubungan Enterprise RiskManajementerhadap nilai perusahaan. Dengan adanya umur perusahaandapat memperlemah manajemen risiko yang berdampak pada nilai perusahaan. Hal tersebut karena lama berdirinya perusahaan akan menunjukan eksistensi pada perusahaan dalam kondisi umur perusahaan dewasa. Semakin banyak waktu perusahaan dalam berbisnis, maka semakin besar kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut, yang nantinya dapat meningkatakan kemungkinan kelangsungan hidupnya menjadi lebih baik. Jika umur perusahaan belum lama beroprasi maka banyak risiko yang dihadapi sehingga manajemen belum mampu mengelola dengan baik. Hal ini menjadikan investor ragu dalam berinvestasi karena investor berprepsepsi kemungkinan belum mampu menghadapi risiko yang dialami perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang menyatakan umur perusahaan memperkuat enterpriseriskmanajemen terhadap nilai perusahaan.
Hasil pengujian pada tabel 10. Menunjukan nilai signifikanya yaitu 0,003 kurang dari 0,05 dengan beta hasil 47,901yang artinya Umur perusahaan (Z1) dapat memoderasi atau memperkuat hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis diterima. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan diperkuat oleh umur perusahaan. Semakin lama rentang waktu perusahaan berdiri sampai perusahaan beroprasi dapat membantu investor berprepsepsi jika usia perusahaan lama maka kemungkinan perusahan dapat mengembalikan investasi akan semakin besar karena sudah berpengalaman dalam menghadapi fluktuasi perusahaan, sehingga banyak investor yang ingin berinvestasi di dalam perushaan. selain itu umur menunjukan kematangan perusahaan dalam mengelola struktur modal untuk meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal juga sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya perusahaan akan mempunyai efek langsung pada financial perusahaan. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mempunyai banyak pengalaman dalam mengelola sumber dana, baik dari internal, maupun eksternal yang dapat meningkatkan nilai perusahaaan. Numun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian berpengaruh negatif yang artinya mampu memoderasi tetapi memperlemah hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahan.
Hasil penelitian yang diperoleh pada tabel 10. Menemukan ukuran perusahaanmampu memoderasi Enterprise RiskManajemenpadanilai perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan sangat signifikan dapat memperkuat hubungan Enterprise RiskManajemenpada nilai perusahaan yang menunjukkan bahwa dengan adanya ukuran perusahaandapat memperkuat Enterprise RiskManajemen pada nilai perusahaan. Hal tersebut karena semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin terbuka juga dalam mengelola risiko, hal ini dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak risiko yang dialami oleh perusahaan . Ukuran perusahaan dapat mengambarkan besar kecilnya assetyang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hal tersebut dapat menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan. Semakin banyak investor yang menanam modal maka perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada investor untuk mampu mengelola risiko yang dihadapi perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitiannya ukuran perusahaan memperlemah hubungan antara enterpriserisk manajemen terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada tabel 10. Menunjukan Struktur modal dapat dimoderasi oleh ukuran perusahaandengan hasil signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05 dengan beta-5,112 yang artinya Ukuran perusahaan (Z2) dapat memoderasi atau memperlemah hubungan antara struktur modal pada nilai perusahaan, sehingga hipotesis diterima. Hal ini menyebabkan jika perusahaan yang ukurannya besar maka aset perusahaan juga semakin tinggi hal tersebut akan membuat manjemen sulit dalam mengelola struktur modal perusahaan. Semakin tinggi total aset perusahaan dengan diikuti peningkatan hutang maka akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh . Penyebab kedua karena besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mengakibatkan hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan menjadi lebih kuat. Penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh yang menyatakan memperkuat pengaruh ukuran peusahan pada nilai perushaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, diperoleh kesimpulan berikutnya :
Enterprise risk manjemen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena investor tidak terlalu melihat manajemen risiko di dalam perusahaan,investor hanya melihat kinerja keuangan perusahaan serta aktivitas oprasional perusahaan sehingga enterpriserisk manajemen tidak terlihat pada kenaikan nilai perusahaan.
Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena semakin tinggi modal yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi juga nilai perusahaan hal tersebut dapat menguntungkan dan mensejahterkan perusahaan. Selain itu Struktur modal menjadi salah satu bagian krusial dalam suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai struktur modal yang baik, maka di harapkan perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaanya.
Umur perusahaan berpengaruh yang artinya umur perusahaan mampu memoderasi namun memperlemah enterprise risk manajemen terhadap nilai perusahaan karena Ukuran perusahan yang besar belum tentu dapat meningkatkan nilai perusahaan terkadang banyak perusahan yang besar namun tidak bisa mengendaikan hutang yang baik sehingga baik buruknya perusahaan tidak dapat dilihat dengan ukuran suatu perusahaan.
Umur perusahaan berpengaruh yang artinya mampu memodrasi dan memperkuat pengaruh Struktur modal terhadap nilai perusahaan karena semakin lama rentang waktu perusahaan berdiri sampai perusahaan beroprasi dapat membantu investor berprepsepsi jika usia perusahaan lama maka kemungkinan perusahan sudah terbiasa menghadapi gejolak bisnis hal tersebut berdampak pada pengembalian investasi yang akan jauh lebih tinggi. Sehingga banyak investor yang ingin berinvestasi di dalam perushaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh yang artinya ukuran perusahaan mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh enterprise risk manajemen terhadap nilai perusahaan semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin terbuka juga dalam mengelola risiko, hal ini dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak risiko yang dialami oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dapat mengambarkan besar kecilnya assetyang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hal tersebutdapatmenarikperhatian para investor untukmenanamkan modal pada perusahaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif yang artinya ukuran perusahaan mampu memodrasi namun memperlemah pengaruh Struktur modal pada nilai perusahaan jika perusahaan yang ukurannya besar maka aset perusahaan juga semakin tinggi hal tersebut akan membuat manjemen sulit dalam mengelola struktur modal perusahaan. Semakin tinggi total aset perusahaan dengan diikuti peningkatan hutang maka akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan.