This study aims to determine the effect of work stress, compensation and organizational culture on Alfamidi's work productivity in the city of Sidoarjo, Porong and Candi sub-districts during the covid-19 pandemic. This research is a descriptive study using quantitative methods. Data collection technique is by distributing questionnaires to 30 respondents who are Alfamidi employees in Porong and Candi sub-districts. The analytical technique used in this study is multiple linear regression using SPSS (statistical program for social science) version 21 for windows. The results of this study indicate that work stress variables affect productivity, compensation affects work productivity, and organizational culture variables do not effect on work productivity in the districts of Porong and Candi.
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dinyatakan oleh badan dunia yang disebut The World Health Organization (WHO) sebagai Pandemi, hal tersebut terdapat pada penelitian oleh [1] . Covid-19 ini ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019 dibulan Desember yang ditetapkan secara ilmiah sebagai SARS Coronavirus 2 (SARS-C0V-2) atau penyakit ini lebih fokus pada kekuatan imun manusia yang mana cara penyebarannya melalui droplet (butir-butir tetesan cairan) dari mulut dan hidung yang menyebar melalui bersin ataupun batuk dari pembawa virus ini, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan dari [2] . Dewasa ini berdampak terhadap sektor-sektor kehidupan yang ada diseluruh dunia, salah satu sektor yang terdampak adalah pada bidang Bisnis mulai tingkat yang terkecil seperti UMKM hingga ditingkat paling besar seperti Perusahaan [3] .
Pidato yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo menyatakan “Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus di gencarkan untuk mengurangi penyebaran covid-19,” disampaikan sebagaimana kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlah kasus positif, pernyataan tersebut tersampaikan di media informasi dalam [4] . Sehingga untuk upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini kebijakan ini dilakukan dengan tepat mengingat bahwa kondisi yang semakin memburuk. Dengan dilakukan kebijakan ini maka seluruh sektor yang berada di Indonesia maupun dunia harus melakukan perubahan dalam melakukan kegiatan yang dilakukan setiap hari menjadi kegiatan yang dilakukan di rumah yang mana disebut dengan istilah Work From Home (WFH), hal ini diharapkan supaya masyarakat melakukan atau menerapkan social distancing. Adanya pandemi Covid-19 banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang terjadi ketika kebijakan dari pemerintah ini dilakukan. Banyak karyawan mengalami stress akibat benturan peran, tanggung jawab dan ekspetasi baik sebagai orang tua, pasangan, pekerja/karyawan sekaligus guru karena anak anak melakukan kegiatan belajar dirumah hal ini terutama pada wanita yang memiliki tugas yang beganda. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH) atau masuk kerja dengan sistem bergantian maka akan memberikan beban baru terhadap seseorang yang memiliki peran ganda sebagai karyawan pada perusahaan dan orang tua jika di rumah, hal tersebut sesuai dengan penelitian pada [5] .
Kebijakan yang dibuat ini tentu membutuhkan proses ataupun penyesuaian oleh masyarakat Indonesia karna yang kita ketahui Indonesia memiliki budaya dan keberagaman yang berbeda-beda. Selain itu pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan protokol-protokol yang ditentukan sebagai standar untuk mencegah penyebaran virus ini seperti protokol kesehatan, protokol komunikasi, protokol area pendidikan, protokol pengawasan serta protokol area public dan transportasi. Kebijakan yang ada diharapkan secara bertahap dapat membuat produktivitas para pekerja stabil ataupun meningkat, karena menurut penelitian Menurut [6] produktivitas kerja didefinisikan sebagai suatu ukuran atas sumber daya yang digunakan dalam perusahaan sebagai suatu bentuk kualitas dari kerja dan rasio keluaran (output) yang dicapai oleh karyawan dalam perusahaan [7] . Dari penelitian ini menjelaskan bahwa antara produktivitas karyawan dengan jumlah yang dihasilkan sesuai atau sama hasil. Selain itu terdapat faktor eksternal yang harus dilakukan oleh perusahaan seperti melakukan pengurangan jam kerja, pengadaan shift, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat Hasil pembahasan dari Shiyamurti, syaputri, dan safira (2020) menerangkan bahwa pandemi Covid-19 memperlambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selama periode observasi data pada bulan Februari 2019 hingga bulan Maret 2020 membuat perekonomian Indonesia yang cenderung menurun. Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air ke kisaran 4,2% sampai 4,6% pada tahun ini akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Proyeksi ini turun jauh dari asumsi awal sebesar 5,0% sampai 5,4%. Perry Warjio, Gubernur Bank Indonesia menjelaskan pemangkasan target berasal dari proyeksi kondisi ekonomi Indonesia ke depan yang masih cukup berat. Hal ini utamanya karena penyebaran virus corona atau Covid-19 terus meluas di dalam negeri.
Terdapat penelitian yang relevan mengenai sumber daya dalam perusahaan menurut Robbins & Judge yaitu “bahwa meski kemajuan pada era globalisasi semakin berkembang dengan teknologi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang sulit tergantikan oleh teknologi mesin, meskipun lengkapnya sarana dan prasarana teknologi untuk menunjang aktivitas perusahaan tetap tidak akan mekasimal tanpa keikutsertaan manusia sebagai operator untuk mengoperasikannya” [7].
Menurut penelitian Simanjuntak Keterlibatan karyawan merupakan proses karyawan mengaitkan dirinya kepada pekerjaannya dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk kemajuan perusahaan dan menganggap pekerjaanya adalah bagian yang penting bagi hidupnya [7] . Dalam hal ini keterlibatan karyawan untuk mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan adalah hal yang sangat penting karena karyawan akan memberikan kemampuannya dengan baik dan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan maupun karyawan. Keterlibatan yang dilakukan oleh karyawan ini jika dilakukan dengan baik maka akan membentuk suatu produktivitas oleh karyawan dalam perusahaan tersebut seperti menurut penelitian dari [6] “produktivitas kerja didefinisikan sebagai suatu ukuran atas sumber daya yang digunakan organisasi sebagai bentuk kualitas kerja dan rasio keluaran (output) yang dicapai”, “bahwa produktivitas kerja yaitu hubungan antara keluaran (output) dengan masukan (input)” sesuai dengan penelitian dari [8] .
Masalah produktivitas karyawan ialah masalah yang perlu didiskusikan oleh petinggi perusahaan karena hal ini berarti dapat terjadinya kemungkinan penghambat produktivitas karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu [9] mengemukakan bahwa salah satu alasan mengapa stres perlu untuk dipahami adalah stres kerja tidak dapat bekerja secara optimal sehingga akan memberikan dampak yang negatif pada hasil kerjanya atau dengan kata lain hasil produktivitas dari karyawan akan terhambat. Jika stress pada kerja karyawan meningkat akan membuat karyawan tersebut memiliki hasil yang kurang optimal atau dapat kita sebut berkurangnya produktivitas, maka dari itu stress kerja harus lebih diperhatikan karena sering disampingkan oleh perusahaan.
[9] menyatakan bahwa “karyawan dalam suatu perusahaan mengalami stress kerja adalah hal yang umum, stress kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja maka dari itu stress kerja perlu diperhatikan kembali”. Memahami stress kerja lebih dalam dan mencari solusi untuk mengurangi hal tersebut terjadi adalah strategi yang bagus untuk perusahaan guna menciptakan karyawan yang lebih kreatif, inovatif, maupun produktif.
Hubungan antara stress kerja dan produktivitas tidak terdapat pengaruh yang signifikan, hal ini menjadikan stress kerja dan tingkatan produktivitas karyawan memiliki hubungan yang erat; penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Semanggi Agung Sejahtera, Tulungagung yang bergerak dalam produk rokok penelitian yang dilakukan [9] .Penelitian tesebut menyebut tidak ada pengaruh yang bermakna antara stress kerja dan tingakatan produktivitas kerja”. Di sisi lain pada penelitian dari [10] . “pengaruh stress kerja terhadap produktivitas berpengaruh secara signifikan”. Dari penelitian diatas ini yang membuat gap antar penelitian terdahulu terlihat, maka dari itu saya melakukan penelitian ini untuk mengetahui gap yang ada.
Pada suatu perusahaan sektor paling penting dalam menjalankan target yang telah ditentukan adalah sumber daya manusia dimana tugas yang dilakukan adalah untuk melakukan berbagai tindakan guna mencapai tujuan dari perusahaan itu. Dalam menjalankan tugas tentu terdapat hambatan maupun tantangan yang dialami oleh sumber daya pada perusahaan termasuk sumber daya manusia itu sendiri, hambatan utama dalam sumber daya manusia di perusahaan salah satunya adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja dari karyawan perusahaan. Untuk produktivitas pada karyawan dapat dilakukan dalam berbagai upaya atau diadakan suatu program yang dapat menunjang peningkatan produktivitas. S uatu perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada melalui manajemen sumber daya manusia. Upaya yang dapat dilakukan ialah seperti memberikan kompensasi sesuai dengan produktivitas dari karyawan yang telah menciptakan suatu hasil bagi perusahaan maupun karyawan [11]
Kompenasasi [12] “pemberian hadiah atau pembayaran berupa tunai yang diberikan kepada karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukannya adalah sebuah kompensasi”, [13] “ kompensasi adalah imbalan yang didapat oleh karyawan atas pekerjaan yang dilakukan sebagai hubungan kepegawaian” hal ini sesuai dengan penelitian [7] . Pemberian kompensasi yang layak dapat meningkatkan kinerja karyawan, hal ini dapat tercermin bahwa produktivitas yang dilakukan oleh karyawan ini sangat berpengaruh secara signifikan dalam [14] . Dalam pemberian kompensasi terhadap karyawan dapat dilakukan secara sesuai dengan kontribusi karyawan terhadap perusahaan dan dilakukan secara benar, pemberian kompensasi yang benar yaitu pemberian kompensasi yang diberikan kalayak untuk digunakan memenuhi kebutuhan hidup dari karyawan serta pemberian penghargaan terhadap prestasi yang diciptakan oleh karyawan akan memberikan motivasi terhadap karyawan guna meningkatkan produktivitas kerja, Namun terdapat landasan utama permasalahan dalam penelitian terdahulu, terdapat penelitan terdahulu yang mengatakan “bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan maupun positif terhadap produktivitas karyawan”, hal inilah yang menciptakan spekulasi baru untuk melakukan penelitian ini pada variabel kompensasi [11]
Budaya organisasi adalah perangkat sistem nilai-nilai (Values), Asumsi-asumsi (assumptions), keyakinan-keyakinan (Beliefs), atau norma-norma yang telah lama berlaku, dibagi, diterima, serta dipegang oleh anggota organisasi sebagai pedoman perilaku yang menentukan bagaimana hal itu dirasakan, dipikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungan yang beragam [8] penelitian terdahulu ini termasuk dalam penelitian [15] . Pada variabel budaya organisasi ini tumbuh melalui gagasan yang diciptakan oleh atasan dari perusahaan yang tujuannya dapat diterapkan pada seluruh aspek pada perusahaan hingga yang utama adalah karyawan. Karna dengan adanya budaya dalam suatu organisasi maupun perusahaan maka akan membuat kebiasaan yang baik guna memberikan hasil yang optimal serta dapat menunjang variabel lain yang di gunakan dalam melakukan penelitian ini.
Kondisi pandemi Covid-19 ini menyebabkan permasalahan-permasalahan terdahulu semakin meningkat karena terdapat pembatasan-pembatasan dalam segala aspek dimana karyawan dalam melakukan suatu pekerjaannya menjadi terbatas dan tidak leluasa. Salah satu permasalahan yang semakin meningkat dikalangan pekerja dalam perusahaan adalah stress dalam bekerja, hal ini juga dialami oleh perusahaan ritel yang berada di kecamatan Porong Sidoarjo yaitu Alfamidi. Alfamidi adalah jaringan toko swalayan atau ritel yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Gerai ini lebih besar dari mini market pada umumnya. Selain menjual buah dan sayur, Alfamidi juga menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang kebutuhan hidup lainnya [16] .
Pada kenyataanya kondisi pandemi ini mempengaruhi karyawan dalam stress kerja dan mengalami sedikit penurunan produktivitas kerja. Hal ini saya ketahui berdasarkan hasil observasi awal saya terhadap beberapa karyawan di Alfamidi tersebut. Dalam peningkatan produktivitas karyawan ini dapat dilakukannya pemberian kompensasi guna meningkatkan semangat maupun motivasi karyawan dalam melakukan kegiatan menciptkana hasil perusahaan dan secara langsung juga membuat produktivitas karyawan semakin meningkat.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Alfamidi yang terletak pada kecamatan Porong karena dari berbagai macam permasalahan yang di lakukan ketika observasi Alfamidi tersebut memiliki permasalahan yang sesuai dengan variabel stress kerja, kompensasi, budaya organisasi serta produktivitas yang dimiliki oleh peneliti. Dengan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian di Alfamidi kecamatan Porong, peneliti ingin mengkaji tentang “Pengaruh Stres Kerja, Kompensasi, dan Budaya Organisasi, Terhadap Produktivitas kerja karyawan Alfamidi di daerah kecamatan Porong desa Juwetkenongo di masa pandemi Covid 19”
A. Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif asosiatif, karena jenis penelitian tersebut merupakan metode untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dua variabel atau lebih, hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu ada variabel independen dan dependen. Hal ini seraya dengan penelitian yang dilakukan oleh [17]. dimana penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dua variabel atau lebih. Dalam teori ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu di perusahaan ritel atau dapat disebut alfamidi di desa Juwetkenongo kecamatan Porong dengan 1 (satu) outlet dan di desa Sumorame dan desa Somban Lor di kecamatan Candi dengan 2 (dua) outlet yang berada pada kota Sidoarjo.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [17]. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang bekerja di alfamidi desa Juwetkenongo kecamatan Porong kota Sidoarjo sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Menurut [17], sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. “Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti” [17]. Pemulihan sampel berperan sabagai perwakilan dari populasi yang ada dilakukan dengan teknik non probability sampling dan jenis yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu penentuan sampel yang didasarkan pada pemilihan semua populasi untuk dijadikan sampel penelitian [17]. Pada penelitian ini sesuai dengan teknik sampling jenuh karena hal tersebut merupakan sampel yang mampu mewakili populasi dan digunakan pada penelitian jika populasi kurang dari 100. Teknik Non Probability Sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunakan Teknik Saturation Sampling (Sampel Jenuh). Menurut [17]pengertian Saturation Sampling adalah sebagai berikut: "Teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan menjadi sampel". Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 30 karyawan alfamidi pada tiga (3) outlet dimana per outlet terdapat 10 karyawan.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatifdankualitatif, data kuantitatif merupakan data yang berupa informasi yang meneyebutkan dalam bentuk angka, hal ini dapat dilihat dari hasil pengelolaan kuesioner, sedangkan pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari satu individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Kuesioner total keseluruhan pernyataan dari setiap variabel sebanyak (46) butir pernyataan. Studi dokumentasi yakni teknik penghimpunan data dengan memakai catatan atau dokumen yang terdapat di tempat penelitian dan sumber-sumber lain yang berkaitan terhadap objek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Pada hal ini pengujian data dapat diukur melalui program SPSS (Statistical Package for the Social Science)versi 22.0.
F. Kerangka Konseptual
Supplementary Files
Gambar 1. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan pokok permasalahan di atas, maka di ajukan hipotesis sebagai berikut:
H1= Ada pengaruh secara parsial variabel stres kerja terhadap Produktivitas.
H2= Ada pengaruh secara parsial variabel kompensasi terhadap produktivitas.
H3= Ada pengaruh secara parsial variabel budaya organisasi terhadap produktivitas.
H4= Ada pengaruh secara simultan antara variabel stres kerja, kompensasi dan budaya organisasi terhadap Produktivitas.
A. Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients a | ||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | ||
B | Std. Error | Beta | ||
1 | (Constant) | 1,536 | 2,201 | |
Stress Kerja | ,866 | ,283 | ,590 | |
Kompensasi | ,577 | ,185 | ,438 | |
Budaya Organisasi | -,122 | ,230 | -,099 |
Padatabel diatas, berdasarkanpersamaanregresi linier bergandadenganrumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 1,561 + 0,140 X1 + 0,339 X2 + 0,326 X3 + e
Dari persamaanregresitersebut, dapatdijelaskansebagaiberikut:
2. Uji Hipotesis
Coefficients a | |||
Model | t | Significance | |
(Constant) | ,698 | ,491 | |
1 | Stress Kerja | 3,057 | ,005 |
Kompensasi | 3,116 | ,004 | |
Budaya Organisasi | -,533 | ,599 | |
a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA |
Denganmenggunakantingkatkepercayaansebesar 5% (a = 0,05) dan degree of freedom sebesar k = 3 dan df2 = n – k – 1 (30 – 3 – 1 = 26) sehinggadiperolehttabelsebesar 1,705 makadapatdisimpulkansebagaiberikut :
a. Uji H1
Berdasarkantabeluji t diperolehthitungsebesar 3,507. Hal inimenunjukkanbahwathitung 3,507 lebihbesardaripadattabel 1,705. Dengandemikian H1 diterimadan H0 ditolak, artinyavariabel stress kerjaberpengaruhsecarasignifikanterhadapproduktivitaskerja.
b. Uji H2
Berdasarkantabeluji t diperolehthitungsebesar 3,116. Hal inimenunjukkanbahwathitung 3,116 lebihbesardaripadattabel 1,705. Dengandemikian H2 diterimadan H0 ditolak, artinyavariabelkompensasiberpengaruhsecarasignifikanterhadapproduktivitaskerja.
c. Uji H3
Berdasarkantabeluji t diperolehthitungsebesar -0,533. Hal inimenunjukkanbahwathitung -0,533 lebihbesardaripadattabel 1,705. Dengandemikian H3 ditolakdan H0 diterima, artinyavariabelbudayaorganisasiberpengaruhsecarasignifikanterhadapproduktivitaskerja.
2. Uji F (Simultan)
ANOVA a | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Significance | |
1 | Regression | 218,435 | 3 | 72,812 | 27,423 | ,000b |
Residual | 69,032 | 26 | 2,655 | |||
Total | 287,467 | 29 |
Dari hasilpengujiansecarasimultanmenunjukkannilaiFhitungsebesar 27,423 sedangkanFtabelpadatingkatkepercayaansignifikansisebesar 5% dandfsebesar k=3 dan df2 = n – k – 1 (30 – 3 – 1 = 26) makadidapatnilaiFtabelsebesar 2,98. OlehkarenaituFhitung 27,423 lebihbesardaripadaFtabel 2,98 dantabeldiatasmenunjukkannilai sig = 0,000 yang lebihkecildari a = 0,05 makadarihasiltersebutdapatdinyatakanbahwa H0 ditolakdan Ha diterima, artinyavariabelbebasmemilikipengaruhsecarasimultanterhadapvariabelterikat.
3. Koefisien Korelas Berganda (R)
Model Summary b | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,872a | ,760 | ,732 | 1,629 |
Jangkauannilai R berkisarsebesar 0-1, yang maksutnyaadalahsemakinmendekati 1 makaakansemakinkuathubungan yang dimilikiolehvariabelbebasdenganvariabelterikat. Namunapabilasemakinmendekati 0 makahubungan yang dimilikisemakinlemahataubahkantidakmemilikihubungansamasekaliantaravariabelbebasdenganvariabelterikat. Dapatdilihatpadatabeluji R, nilai R sebesar 0,872 halinimenunjukkanbahwahubunganvariabelindependendanvariabeldependencukupkuatkarenanilainyamendekatiangka 1.
4. Koefisien Derminasi Berganda (R2)
Model Summary b | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,872a | ,760 | ,732 | 1,629 |
Padatabel diatasdapatdijelaskanbahwanilaidarikoefisiendeterminan (R2) padahasilpengujiankoefisiendeterminanberganda (R2) adalahsebesar 0,760 atau 76% sehinggadapatdijelaskanbahwa variable Streskerja, kompensasi, danbudayaorganisasidapatmenjelaskantentangvariabelkinerjapemasarandalampenelitianinidansisanyasebesar 24% dijelaskanolehvariabel lain yang tidakdijadikanobjekdalampenelitianini.
C. Pembahasan
Hasil dari penelitian yang ada diatas dapat diketahui seberapa besar pengaruh saluran distribusi, orientasi pasar dan orientasi pelanggan terhadap kinerja pemasaran dengan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS statistik versi 22.
1. Hipotesis Pertama : Stres Kerja Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Alfamidi di Porong, Sidoarjo.
Berdasarkan analisis pembuktian bahwa stress kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Alfamidi di kecamatan Porong dan Candi kota Sidoarjo. Dengan ini membuktikan bahwa Alfamidi di daerah porong dan Candi kabupaten Sidoarjo dalam pengaruh stres kerja terhadap produktivitas berpengaruh secara positif dalam pelaksanaan kegiatan bekerja ketika mendapatkan tekanan dari aspek internal seperti tugas yang banyak maupun aspek eksternal seperti pandemic covid-19. Gejala fisik yang dialami oleh karyawan seperti letih saat bekerja membuat karyawan memiliki tingkah laku yang dapat mengambat dalam melakukan pekerjaannya seperti kehilangan semangat kerja serta sulit dalam berkomunikasi. Selain itu terdapat gejala ditempat kerja oleh karyawan kepuasan dalam bekerja menurun dan prestasi kerja yang menurun akan membuat tujuan dari perusahaan ritel atau Alfamidi akan terhambat dalam proses mencapai tujuan perusahaan.
Hasil pengujian hipotesis diatas mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh yang membuktikan bahwa Stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Telkom Witel Bekasi. Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan oleh buku yang ditulis oleh kusmana menyatakan bahwa variabel Stres Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Produktivitas Kerja karyawan bagian produksi departemen R-PET PT. Namasindo Plas Badnung Barat. Yang terakhir sesuai dengan penelitian dari [9] membuktikan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PDAM kota Surabaya.
2. Hipotesis Kedua : Kompensasi Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Alfamidi di Porong, Sidoarjo.
Berdasarkan analisis pembuktian bahwa kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Alfamidi di Porong kota Sidoarjo. Dengan ini membuktikan bahwa Alfamidi di daerah porong kabupaten Sidoarjo telah melakukan dalam pemberian kompensasi terhadap karyawan sesuai dengan undang-undang negara dengan baik yang bertujuan untuk mensejahterahkan karyawan serta memberikan hasil kerja keras yang dikontribusikan dari karyawan terhadap perusahaan yang telah menghasilkan output sesuai dengan target perusahaan. Perusahaan ritel ini memberikan kompensasi terhadap karyawan berupa gaji atau upah, asuransi terhadap semua karyawan Alfamidi serta insentif sebagai bentuk bukti bahwa perusahaan telah melakukan tugas sebagaimana mestinya, selain itu perusahaan memberikan bonus ketika target dicapai oleh karyaan guna membuat karyawan menjadi lebih semangat dan produktiv dalam bekerja di waktu berikutnya.
Hasil pengujian hipotesis diatas mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [18] menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Gorontalo, selanjutnya kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Sinar Galesong Pratama Cabang Manado dan pada PT. Ryan Jaya Persada sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [19] dan [20]. Penelitian yang terakhir sesuai dengan yang dikemukakan oleh [21] yaitu hubungan positif kuat dan signifikan antarakompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan.
3. Hipotesis Ketiga : Budaya Organisasi tidak Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Alfamidi di Porong, Sidoarjo.
Berdasarkan analisis pembuktian bahwa Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Alfamidi di Porong kota Sidoarjo. Dengan ini membuktikan bahwa Alfamidi di daerah porong kabupaten Sidoarjo dalam komponen dalam budaya organisasi seperti melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan yang tersusun yang berhubungan dengan konrtibusi yang diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan dalam pelaksanaannya masih belum dikatakan bagus karena tidak semua karyawan melakukan kontribusi dalam pekerjaannya dengan baik. Dalam penerapannya tidak semua karyawan dapat beradaptasi dari pengaruh faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 dan faktor internal seperti aturan-aturan yang berubah-ubah berdasarkan hasil kuisioner yang disebar.
Maka hal tersebut membuat variabel budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan di Alfamidi di daerah porong dan sekitarnya. Dalam tujuan perusahaan memiliki sebauh misi dalam mencapai suatu tujuan, dengan pengetahuan karyawan dalam memahami misi tersebut juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan Alfamidi.
Hasil pengujian hipotesis diatas didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [22] yang menyatakan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada Budaya Organisasi Setda Prov Sulut sesuai dengan penelitian dari [23]. Namun disisi lain terdapat hasil penelitian terdahulu yang bertolak belakang dengan pernyataan dari penelitian tersebut seperti [24] dan [25] yang menyatakan bahwa variabel budaya organisasi terhadap produktivitas kerja berpengaruh secara signifikan dan positif.
Hasil penelitian terdahulu terjadi gap pada pengaruh antar variabel budaya organisasi dan produktivitas. Hal tersebut dapat disimpulkan karena budaya organisasi yang terdapat pada alfamidi tidak terdapat hubungan dengan produktivitas kerja sehingga yang dilakukan oleh karyawan tidak begitu berpengaruh terhadap produktivitas.
4. Hipotesis Keempat : Stres Kerja, Kompensasi Berpengaruh secara simultan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Produktivitas kerja karyawan Alfamidi di Porong, Sidoarjo.
Berdasarkan analisis pembuktian bahwa stress kerja, kompensasi berpengaruh secara bersama-sama dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Produktivitas kerjakaryawan alfamidi di Porong kota Sidoarjo. Sehingga dapat dinyatakan bahwa gelaja fisik yang dialami oleh karyawan berupa menurunnya semangat dalam bekerja dapat membuat menurunnya produktivitas kerja karyawan alfamidi dan dapat membuat terhambatnya proses dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di sisi lain pembagian kompensasi secara merata terhadap karyawan sesuai dengan undang-undang Negara juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan alfamidi sehingga tujuan dari perusahaan dapat berpeluang untuk tercapai. Namun dalam kenyataannya jika karyawan tetap melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan yang tersusun tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan alfamidi hal tersebut telah terbukti pada data kuisioner yang telah disebarkan kepada responden.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke-4 yaitu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [26] yang menyatakan bahwa Pengaruh variabel kompensasi dan stres kerja secara simultan cukup berpengaruh terhadap produktivitas. Sedangkan pengaruh secara parsial variabel kompensasi lebih berpengaruh kepada produktivitas dibandingkan dengan pengaruh variabel stres kerja terhadap produktivitas. Namun pada pengujian pada variabel budaya organisasi bertolak belakang, hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh [22] yang menyatakan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :