Richard Jemiel Heng (1), Richard C. Adam (2)
General background: The property sector, as a key pillar of Indonesia’s national economy, frequently encounters complex legal disputes between developers and consumers, particularly regarding debt obligations. Specific background: The Debt Payment Obligation Deferral (PKPU) mechanism under Law No. 37 of 2004 is designed to ensure legal certainty in debt restructuring. However, the requirement of simple evidence often complicates its application in property-related disputes. The Supreme Court addressed this through Circular Letter (SEMA) No. 3 of 2023, which effectively excludes developers from PKPU eligibility. Knowledge gap: Despite this policy’s practical significance, limited research has analyzed its normative legality and procedural implications. Aims: This study examines the legal nature of developers’ procedural immunity and the juridical consequences of PKPU revocation at the cassation level. Results: Findings reveal that the immunity arises from judicial activism that transfers dispute resolution from commercial to general civil courts and that PKPU revocation has a retroactive effect (restitutio in integrum), nullifying all related settlements. Novelty: The research introduces a conceptualization of procedural immunity in insolvency law, reflecting judicial policy intervention beyond legislative text. Implications: The study underscores the urgency of legislative reform to define simple proof criteria and to establish adaptive dispute resolution mechanisms for the property sector.
Highlights:
Establishes procedural immunity for developers through SEMA No. 3 of 2023.
Highlights retroactive legal effects of PKPU revocation by the Supreme Court.
Urges legislative reform to clarify simple proof standards in insolvency law.
Keywords: Immunity Rights, Developers, PKPU, Legal Certainty, Judicial Activism
S. R. Sjahdeini, Hukum Kepailitan: Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan. Jakarta, Indonesia: Pustaka Utama Grafiti, 2009.
R. C. Adam et al., Anatomi Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Depok, Indonesia: Rajawali Pers, 2021.
I. Nating, “Implementasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Dalam Kepailitan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,” Jurnal Hukum Saranapatra, vol. 1, no. 2, p. 282, 2019.
H. A. Simanjuntak, “Prinsip-Prinsip Dalam Hukum Kepailitan Dalam Penyelesaian Utang Debitor Kepada Kreditor,” Justiqa, vol. 2, no. 2, p. 75, 2020.
D. Andani and W. B. Pratiwi, “Prinsip Pembuktian Sederhana Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, vol. 28, no. 3, pp. 646–649, 2021.
A. Jenifer, “Pembatasan Syarat Pembuktian Secara Sederhana Dalam Kepailitan Melalui Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2023,” IURIS Studi Jurnal Kajian Hukum, vol. 5, no. 3, pp. 596–597, 2024.
A. R. Prameswari, E. Gultom, and E. Rahmawati, “Analisis Yuridis Terhadap Kualifikasi Pembuktian Sederhana Dalam Kasus Pailit Developer Rumah Susun Ditinjau dari SEMA Nomor 3 Tahun 2023 dan Undang-Undang Tentang Kepailitan dan PKPU,” Acta Diurnal: Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, vol. 8, no. 1, pp. 102–110, 2024.
H. Ibrahim, Hendri, and S. Aprita, “Penerapan Asas Keadilan Bagi Konsumen yang Tidak Dapat Memohon Pailit dan PKPU kepada Developer Apartemen atau Rumah Susun terhadap Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia (SEMA) Nomor 3 Tahun 2023,” Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan, vol. 6, no. 2, p. 149, 2024.
P. M. Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi. Jakarta, Indonesia: Kencana, 2017.
S. R. Sjahdeini, Sejarah, Asas dan Teori Hukum Kepailitan: Memahami Undang-Undang Nomor 37 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Jakarta, Indonesia: Prenadamedia, 2018.
M. H. Shubhan, Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma dan Praktik di Peradilan. Jakarta, Indonesia: Kencana Prenadamedia Group, 2014.
A. Ilma and Hamzani, “Pembuktian Sederhana Dalam Kepailitan dan PKPU Pasca SEMA No. 3 Tahun 2023 Terhadap Pengembang Apartemen atau Rumah Susun (Studi Putusan No. 71/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN.Niaga.Jkt.Pst),” Jurnal Hukum Indonesia, 2025.
D. Andaru and S. Adiwinarto, “Pembuktian Tidak Sederhana Kepailitan Pengembang Apartemen di Dalam SEMA 3 Tahun 2023,” Indonesian Journal of Law and Justice, vol. 3, no. 1, p. 1, 2025.
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2023 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Jakarta, Indonesia: Mahkamah Agung RI, 2023.
H. Ibrahim, H. Hendri, and S. Aprita, “Penerapan Asas Keadilan Bagi Konsumen yang Tidak Dapat Memohon Pailit dan PKPU kepada Developer Apartemen atau Rumah Susun terhadap Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia (SEMA) Nomor 3 Tahun 2023,” Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan, vol. 6, no. 2, p. 146, 2024.
A. Jenifer, “Pembatasan Syarat Pembuktian Secara Sederhana Dalam Kepailitan Melalui Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2023,” IURIS Studi Jurnal Kajian Hukum, vol. 5, no. 3, p. 597, 2024.
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor 1349 K/Pdt.Sus-Pailit/2023, 7 Desember 2023. Jakarta, Indonesia: Mahkamah Agung RI, 2023.
C. C. S. Wibowo and R. G. K. Kusumo, “Akibat Hukum Permohonan Pernyataan Pailit Karena Pembuktian Tidak Sederhana: Studi Putusan Nomor 19/Pdt.Sus-Pailit/2023/PN.Jkt.Pst,” Journal of Comprehensive Science, vol. 3, no. 5, p. 891, 2024.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Jakarta, Indonesia: Sekretariat Negara, 2009.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Jakarta, Indonesia: Sekretariat Negara, 2004.
M. Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori & Praktek. Bandung, Indonesia: PT Citra Aditya Bakti, 2014.
A. Viqi, “Prinsip Pembuktian Secara Sederhana Sebagai Syarat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,” Journal of Education Research, vol. 4, no. 2, p. 748, 2023.
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor 67/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jakarta, Indonesia: Mahkamah Agung RI, 2024.
Y. Y. Hutagaol, “Penerapan Pembuktian Sederhana Dalam Perkara Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Pengembang Properti (Studi Kasus Putusan Nomor 84/Pdt.Sus-PKPU/2023/PN Niaga Sby),” Tesis, Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Indonesia, 2024.
A. Prasetio and A. Budiono, “Analisis Yuridis Terhadap Kualifikasi Pembuktian Sederhana Dalam Kasus Pailit Developer Rumah Susun Ditinjau Dari SEMA Nomor 3 Tahun 2023 dan Undang-Undang Tentang Kepailitan dan PKPU,” Acta Diurnal: Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, vol. 8, no. 1, pp. 100–103, 2024.
M. Syahrial, “Pembuktian Sederhana Dalam Permohonan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Analisis Terhadap SEMA No. 3 Tahun 2023 Kaitannya Dengan UU Nomor 37 Tahun 2004),” Jurnal Ilmiah Hukum Indonesia, 2024.
R. Pratama, S. L. Gaol, and Sudarto, “Upaya Hukum Kasasi Terhadap Putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 23/PUU-XIX/2021,” IBLAM Law Review, vol. 4, no. 2, p. 167, 2024.
M. L. Nasution, S. Sunarmi, and R. Robert, “Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya Hukum Kasasi Terhadap Putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Putusan No. 23/PUU-XIX/2021),” Rechtsstudie Law Review, vol. 9, no. 1, p. 1, 2024.
F. Yulisa, S. Putra, and S. Samariadi, “Upaya Hukum yang Dapat Dilakukan Kreditor Apabila Permohonan PKPU Ditolak Akibat Cacat Formil,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, vol. 11, no. 6D, p. 98, 2024.
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor 555K/Pdt.Sus-Pailit/2021. Jakarta, Indonesia: Mahkamah Agung RI, 2021.
Y. Agatha, “Sistem Pembuktian Gugatan Lain-Lain Dalam Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,” Jurnal Dinamika Hukum, vol. 16, no. 3, p. 2368, 2023.
D. Kurniadi, “Pembuktian Sederhana Dalam Permohonan PKPU Terhadap Pengembang,” Blog Pribadi DedyKurniadi.com, 2023. [Online]. Available: https://dedykurniadi.com
A. Viqi et al., “Pembuktian Tidak Sederhana Kepailitan Pengembang Apartemen di Dalam SEMA 3 Tahun 2023,” Indonesian Journal of Law and Justice, vol. 3, no. 1, p. 2, 2025.
R. A. Bachry, “Aspek Hukum Acara Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU),” Jurnal Hukum, Politik Pancasila dan Kewarganegaraan, vol. 1, no. 1, p. 2, 2021.
S. A. Wibowo, “Analisis Yuridis Pembatalan Putusan Pailit Pengadilan Niaga di Tingkat Kasasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 555K/Pdt.Sus-Pailit/2021),” USM Law Review, vol. 5, no. 2, pp. 643–644, 2022.
J. Damlah, “Akibat Hukum Putusan Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004,” Lex Crimen, vol. 6, no. 3, p. 115, 2017.
G. A. Kalundas et al., “Akibat Hukum yang Timbul Bagi Kreditur Maupun Debitur dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 667K/Pdt.Sus-Pailit/2021,” Jurisprudentie, vol. 10, no. 1, p. 240, 2023.
I. Harsono and P. Prananingtyas, “Analisis Terhadap Perdamaian Dalam PKPU dan Pembatalan Perdamaian Pada Kasus Kepailitan PT Njonja Meneer,” Notarius, vol. 12, no. 2, p. 1079, 2019.
F. Annisa and M. Hadiati, “Analisis Pengesahan Perdamaian (Homologasi) Terhadap Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Atas Isi Perjanjian Perdamaian yang Mengalami Perubahan (Studi Putusan: Putusan Mahkamah Agung Nomor 718K/Pdt.Sus-Pailit/2019),” Jurnal Hukum Adigama, vol. 4, no. 1, p. 80, 2021.
T. Leonard and C. Yolanda, “Pengesahan Perjanjian Perdamaian Dikaitkan Dengan Belum Adanya Kesepakatan Imbalan Jasa Tim Pengurus Dalam Proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,” IBLAM Law Review, vol. 3, no. 3, p. 508, 2023