General Background: As the demand for qualified auditors continues to rise, it is essential to investigate how various determinants affect future career decisions in this field. Specific Background: Prior research has highlighted the significance of the audit work environment and auditor fees, yet the role of socio-cultural factors remains underexplored. Knowledge Gap: This study addresses this gap by examining the impact of the audit work environment, auditor fees, and socio-cultural factors on the career aspirations of accounting students at Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Aims: Utilizing a quantitative approach, the research aims to analyze the relationships among these variables and their influence on future career choices. Results: Data were collected from 156 respondents via a structured questionnaire, analyzed using multiple linear regression. Findings indicate a positive correlation between the audit work environment and auditor fees on students' career choices, while socio-cultural factors also significantly impact their decisions. Novelty: This study contributes to the existing literature by integrating socio-cultural dimensions into the analysis of career choice determinants for accounting students, highlighting the multifaceted nature of career decision-making. Implications: The study emphasizes the need for educational institutions and policymakers to consider these factors when creating career guidance programs for students in the accounting sector.
Highlights:
Keywords: accounting career choices, audit work environment, auditor fees, socio-cultural factors, quantitative research
Mahasiswa akuntansi menghadapi berbagai pertimbangan dalam memilih jenis karir yang dijalaninya. Pada umumnya, keinginan mereka adalah menjadi seorang profesional di bidang akuntansi. Untuk karir sebagai akuntan, terdapat empat bidang pekerjaan yang dapat digeluti oleh lulusan akuntansi yaitu menjadi akuntan publik (auditor), akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, atau akuntan pendidik. Beragamnya pilihan dalam karir tersebut membuat mahasiswa sulit mengambil keputusan dalam memilih. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai pertimbangan apa yang mendasari pemilihan karir tersebut serta hal-hal apa yang diharapkan oleh mahasiswa akuntansi terhadap pilihannya itu [1]. Berbagai informasi yang diperoleh mahasiswa akuntansi mengenai profesi auditor merupakan hal yang penting dalam proses pengambilan keputusan karirnya sebagai auditor.[2] Adanya informasi negatif mengenai lingkungan kerja auditor mungkin dapat mengurangi minat mereka untuk memilih karir sebagai auditor dan mengalihkan pilihan karir ke profesi akuntansi yang lain. Dengan demikian, profesi auditor dapat kehilangan calon-calon auditor yang berkualitas. dalam memilih karir mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan kerja, fee audit finansial, lingkungan kerja, [1].
lingkungan kerja audit mengungkapkan bahwa persepsi lingkungan kerja merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap segala yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.[1] Salah satu manfaat dalam lingkungan kerja sangat penting dimiliki setiap individu dalam dirinya karena lingkungan kerja menyebabkan individu mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.[1] teori indikator dari perspesi lingkungan kerja adalah, tugas dan tanggungjawab kerja; promosi, pelatihan dan supervisi; kepentingan pribadi. [1] pada penelitian terdahulu
persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor secara parsial berpengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor. Sedangkan pada penelitian yang lain persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor tidak berpengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor. Informasi-informasi yang diperoleh mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor baik melalui perkuliahan, media internet, teman, dan media lainnya ternyata tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pilihan karir sebagai auditor setelah lulus kuliah. Sebab ada beberapa faktr seperti minat, bakat dan lainnya yang membuat keputusan tidak memilih auditorsebagai pilihan karir.[3] disisi lain fee auditor juga menjadi salah satu factor berpengaruh dalam memilih pengambilan Keputusan karirnya.
Fee auditor adalah pengamatan tentang besarnya komisi tergantung antara lain resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tinggi keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.[1] Salah satu manfaat fee audit finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas dan prestasi akademik [1]. Teori Untuk mengukur fee audit auditor diperlukan indikator, dari indikator tersebut maka dapat dilihat tingkat fee audit yang dimiliki oleh seseoarang auditor.[4] terdapat lima dimensi fee audit, yaitu: risiko audit; kompleksitas jasa yang diberikan; tingkat keahlian auditor; struktur biaya KAP. [1] pada penelitian sebelumnnya bahwa variable fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. [5] Hasil penelitian dari gaji auditor diketahui bahwa tidak memiliki pengaruh yang di sebabkan oleh dana pensiun untuk pemenuhan materi di hari tua bukanlah merupakan faktor mahasiswa dalam menentukan karir dan gaji awal yang tinggi bukanlah faktor mahasiswa dalam memilih karir.[6] Fee auditor dapat mempenaruhi faktor sosial budaya salah satunya menjadi pengaruh mahasiswa dalam memilih karir sebagai salah satu indikator karna pandangan Masyarakat tentang peningkatan taraf ekonomi.
Factor sosial budaya perfeksionisme sosial-budaya adalah segala sesuatu yang dilakukan orang dalam kehidupan sosial menurut pendapat mereka sendiri. Singkatnya, orang bertindak berdasarkan semangat dan pikiran mereka, berdasarkan kehidupan sosial. mendefinisikan budaya sebagai kumpulan kepercayaan dasar, nilai, keinginan dan perilaku yang dipaksakan oleh orang-orang dalam masyarakat, keluarga dan organisasi penting lainnya [7]. Salah satu manfaat dalam yang termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya dan nilai-nilai dalam keluarga. Sedangkan sosial merupakan tingkat status sosial masyarakat atau keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kebanyakan, pekerjaan serta variabel- variabel yang lainnya.[7]. Pada penelitian terdahulu persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor sosial budaya secara parsial berpengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor. [05] sehingga factor sosial budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan karirnya sebagai auditor. Semakin tinggi factor social budaya maka akan semakin tinggi pula untuk memilih pilihan karirnya sebagai auditor.[7]
Temuan ini dilakukan untuk meninjau kembali serta mengevaluasi kembali temuan-temuan sebelumnya yang menyajikan temuan yang tidaklah konsisten. Keterbatasan temuan yang tersedia pada temuan-temuan sebelumnya menjadi motivasi utama dilakukannya temuan ini. Apa yang membedakan temuan ini ialah pada Lingkungan kerja auditor yang mana dari penelitian sebelumnya ada dua hasil yakni berpengaruh dan tidak berpengaruh pada pemilihan karir mahasiswa akuntansi di masa depan sebagai auditor, sehingga penelitian ini dibuat untuk meninjau ulang dari penelitian sebelumnya. [8]
Mahasiswa akuntansi menghadapi berbagai pertimbangan dalam memilih jenis karir yang dijalaninya. Pada umumnya, keinginan mereka adalah menjadi seorang profesional di bidang akuntansi.[9] Untuk karir sebagai akuntan, terdapat empat bidang pekerjaan yang dapat digeluti oleh lulusan akuntansi yaitu menjadi akuntan publik (auditor), akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, atau akuntan pendidik. Beragamnya pilihan dalam karir tersebut membuat mahasiswa sulit mengambil keputusan dalam memilih. Kegiatan perkuliahan dapat membantu mahasiswa untuk mengenali sifat karir akuntansi dengan memberikan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan untuk sukses menjadi profesi akuntansi.[10]
Hal ini menimbulkan pertanyaan dan menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu [1] Apakah lingkungan kerja audit berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan, [2] Apakah fee auditor berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan, [3] Apakah factor sosial budaya berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan. Oleh karena itu penulis mengambil Judul “Pengeruh persepsi mahasiswa akuntansi menganai lingkungan kerja audit, fee auditor dan factor social budaya terhadap pilihan karirnya di masa depan”.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja audit terhadap pilihan karirnya dimasa depan
Lingkungan kerja merupakan suasana kerja yang meliputi sifat kerja (rutin, atraktif, dan sering lembur), tingkat persaingan antar mahasiswa dan tekanan kerja merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan. Faktor yang terdapat lingkungan kerja meliputi beberapa hal yaitu tekanan pekerjaan, persaingan dan sifat pekerjaan itu sendiri.[11] Setiap orang mendambakan mendapat lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan pribadinya. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja . Orang tidak mau bekerja dengan banyak tekanan yang dapat mengakibatkan produktivitas akan dirinya tidak maksimal. Bagi sebagian orang, kantor tempat ia bekerja merupakan rumah kedua baginya. pada penelitian terdahulu persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor secara parsial berpengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor.[12]
H 1 : lingkungan kerja audit berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan .
Pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai fee auditor terhadap pilihan karirnya dimasa depan
Fee merupakan imbalan berupa uang yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, Kompleksitas jasa yang dimaksud adalah kompleksitas perusahaan menyangkut banyaknya anak perusahaan dan jumlah. Fee audit adalah fee yang dibayar oleh klien itu kepada akuntan publik untuk mengganti kerugian atas jasa auditnya. Untuk berkarir didalam kantor akuntan publik juga dapat menghasilkan pendapatan-pendapatan yang lebih tinggi atau lebih besar dan juga bervariasi dibandingkan pada pendapatan-pendapatan yang diperoleh untuk karir-karir yang lainnya, karena semakin besar suatu perusahaan-perusahaan atau klien yang memakai jasa akuntan publik maka pendapatan yang diterima juga akan semakin tinggi. Ketersediaan.[13] Semakin besar fee audit yang diterima oleh seorang auditor maka dapat meningkatkan kinerja auditor untuk menggunakan jasa auditnya.[14] pada penelitian sebelumnnya bahwa variable fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. [8]
H 2 : fee auditor berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan
Pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai factor sosial budaya terhadap pilihan karirnya dimasa depan
Sosial budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk dan atau dalam kehidupan bermasyarakat. Secara singkatnya manusia membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi,keinginan, dan perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat, keluarga dan institusi penting lainnya. Yang termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya dan nilai-nilai dalam keluarga. Sedangkan sosial merupakan tingkat status sosial masyarakat atau keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kebanyakan, pekerjaan serta variabel- variabel yang lainnya.[12] Pada penelitian terdahulu persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor sosial budaya secara parsial Pengaruh nilai-nilai sosial terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi sebagai Akuntan Publik.[15] sehingga factor sosial budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan karirnya sebagai auditor. Semakin tinggi factor social budaya maka akan semakin tinggi pula untuk memilih pilihan karirnya sebagai auditor.[7]
H 3 : factor sosial budaya berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan
Jenis dan Objek Penelitian
Jenis penelitihan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengambil data berdasarkan responden yang diberi kuisioner. Penelitihan kuantitatif adalah penelitihan yang melibatkan suatu proses pengumpulan dan analisis data numerik secara objektif untuk menjelaskan, memprediksi, atau mengontrol suatu variabel yang diamati.[16] Objek penelitihan ini adalah mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2020-2021 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitihan ini merupakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan proses pengolahan data menggunakan program SPSS versi 25.[17] Metode ini dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden dalam bentuk data kuisioner skala likert yang disebar melalui media link google form dimana link tersebut dibuat dan kemudian dibagikan kepada mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2020 – 2021 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Skala likert yang digunakan untuk mengukur terhadap pengkajian ini adalah 1-5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 tidak setuju, nilai 3 netral, nilai 4 setuju, dan nilai 5 sangat setuju.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitihan ini adalah seluruh mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2020-2021 Universitas Muhammadiya Sidoarjo sebanyak 268 mahasiswa yang pernah menempuh mata kuliah audit dan mahasiswa yang telah mengisi media link google from yang saya sebar berjumlahkan 156 dalam penelitian ini.[18] Mahasiswa pada tingkat ini dianggap telah mengalami kemajuan dalam aspek akademis dan memiliki pengalaman yang memadai sesuai dengan bidang keilmuan yang telah mereka tempuh.[19] Hal ini memberikan mereka perspektif yang lebih matang dalam mengambil keputusan terkait pilihan karirnya dimasa depan. Lebih lanjut, dianggap bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dalam membuat keputusan yang tepat dan bersifat kooperatif dalam menyediakan data. Metode pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitihan ini adalah purposive sampel, dimana pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak, tetapi didasarkan pada kriteria atau karakteristik yang telah dipertimbangkan sebelumnya, sesuai dengan tujuan penelitihan.[18]
Kriteria yang akan diterapkan yaitu:
1. Mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2020-2021 Universitas Muhammadiyah yang aktif di semester 7
2. Mahasiswa yang pernah menempuh mata kuliah audit
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampel.
Identifikasi dan Indikator Variabel
Variabel independen (variabel bebas ) pada penelitihan ini menggunakan , lingkungan kerja audit, fee auditor dan factor sosial budaya sebagai variabel (X). Variabel dependen ( variabel terikat ) pada penelitihan ini adalah pilihan karirnya dimasa depan sebagai variabel (Y). Berikut merupakan tabel indikator variable :
No | Variabel | Indikator | Sumber |
1. | Lingkungan kerja Audit (X1) | Job duties and responsibilities (tugas dan tanggung jawab pekerjaan).Advancement, training and supervision (kemajuan, pelatihan dan supervisi)Personal concerns (kepentingan pribadi). | [3] |
2. | Fee Auditor (X2) | Risiko penugasan diterimaPekerjaan audit yang diberikan | [20] |
3. | Factor Sosial Budaya (X3) | Pengaruh dan kelompokMengikuti kelompok acuan primer (keluarga)Menunjukkan peran dan status Pergeseran/perkembangan budaya Subkultur sebagai masyarakat modernKelas social | [7] |
4. | Pilihan Karirnya Dimasa Depan (Y) | KemampuanMinat bakatKecerdasan | [16] |
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitihan ini adalah uji kualitas data (Validitas, Rehabilitas), analisis korelasi, determinasi, regresi linear berganda serta uji hipotesis uji – T (parsial).[21]
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu item pernyataan dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur. Dengan standar nilai signifikan 5% dalam table r statistic yaitu 0,202 dimana jika : - Item pernyataan yang diteliti dikatakan valid apabila r hitung > r tabel - Item pernyataan yang diteliti dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel[22]
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. [23] Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. [24]Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Crombach Alpa: - hasil α > 0.6 = reliabel atau konsisten - hasil α < 0.6 = tidak reliabel atau tidak konsisten.
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui presentasi variabel independen secara bersama sama dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila angka koefisien determinasi variabel hamper sama dengan 1 berarti kapabilitas variabel bebas dalam menghasilkan keberadaan variabel terikat semakin kuat. Sedangkan jika nilai koefisien determinasi yang hamper sama dengan angka 0 berarti kapabiltias model dalam menerangkan variabel terikat sangat terbatas. [25]
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan, antara variabel independen dengan variabel dependen apakah 5 masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negative.[26]
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakahdalam model regresi, variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : 1. Ha diterima bila thitung > ttabel dan nilai sig. ≤ 0,05 2. Ho diterima bila thitung< ttabel dan nilai sig. ≥ 0,05 [27]
Uji Validitas
Variabel | Item | R Hitung | R tabel | Keterangan |
Lingkungan kerja audit (X1) | X1.1 | 0,772 | 0,1322 | Valid |
X1.2 | 0,762 | 0,1322 | Valid | |
X1.3 | 0,723 | 0,1322 | Valid | |
Fee Auditor (X2) | X2.1 | 0,906 | 0,1322 | Valid |
X2.2 | 0,906 | 0,1322 | Valid | |
Factor Sosial Budaya (X3) | X3.1 | 0,739 | 0,1322 | Valid |
X3.2 | 0,761 | 0,1322 | Valid | |
X3.3 | 0,792 | 0,1322 | Valid | |
X3.4 | 0,777 | 0,1322 | Valid | |
X3.5 | 0,681 | 0,1322 | Valid | |
X3.6 | 0,781 | 0,1322 | Valid | |
Pilihan Karirnya Dimasa Depan (Y) | Y1.1 | 0,790 | 0,1322 | Valid |
Y1.2 | 0,826 | 0,1322 | Valid | |
Y1.3 | 0,819 | 0,1322 | Valid | |
Y1.4 | 0,722 | 0,1322 | Valid |
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat nilai R-hitung > R-tabel dan nilai koefisien korelasi positif untuk setiap item pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian data yang dikumpulkan adalah valid.
Uji Reabilitas
Variabel | Cronbach’s Alpha | Keterangan |
Lingkungan Kerja Audit | 0,610 | Reliabel |
Fee Auditor | 0,782 | Reliabel |
Factor Sosial Budaya | 0,86 1 | Reliabel |
Pilihan Karirnya Dimasa Depan | 0,833 | Reliabel |
Instrumen berupa kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel pengakuan profesional, pelatihan profesional, pertimbangan pasar kerja, penghargaan finansial, dan minat mahasiswa akuntansi menjadi akuntan publik dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel, seperti terlihat pada tabel 3 di atas bahwa nilai Cronbach’s Alpha seluruh variabel > 0,60.
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb | |||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | ||
1 | .639a | .408 | .397 | 1.716 | 2.208 | ||
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 | |||||||
b. Dependent Variable: Y1 |
Variabel Lingkungan kerja audit, Fee Auditor dan factor sosial budaya pilihan karirnya dimasa depan sebesar 40,8%, sesuai dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 408 Sisanya sebesar 59,2% merupakan faktor lain yang tidak diteliti. dari nilai R sebesar 0.639 maka memiliki pengaruh kuat karna mendekati nilai 1.000.
Uji Analisis Regresi Linier berganda
Coefficientsa | |||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | ||||
1 | (Constant) | 4.442 | 1.313 | 3.382 | .001 | ||
X1 | .201 | .138 | .133 | 2.451 | .049 | .462 | |
X2 | .266 | .138 | .149 | 3.933 | .045 | .651 | |
X3 | .307 | .065 | .438 | 4.756 | .000 | .459 |
Coefficientsa | ||
Model | Collinearity Statistics | |
VIF | ||
1 | (Constant) | |
X1 | 2.164 | |
X2 | 1.537 | |
X3 | 2.178 | |
a. Dependent Variable: Y1 |
Persamaan analisis model regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 4.442 + 0,201 X1 + 0,266 X2 + 0,307 X3 + e (1)
Keterangan :
Y = Minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir sebagai akuntan public
a = Konstanta
X1 = Pengakuan Profesional
X2 = Pelatihan Profesional
X3 = Pertimbangan Pasar Kerja
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
e = Standar error
Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian (H1, H2, dan H3) yang diajukan dapat dilihat sebagai berikut:
1) Lingkungan kerja Audit terhadap Pilihan karirnya di masadepan menjadi akuntan publik (H1)
Hasil tabel 6 menunjukkan bahwa variable Lingkungan kerja Audit memiliki t-hitung 2.451 > t tabel dengan sig. α = 0,05 dan df = n-k, yaitu 156 - 4 = 152 t tabel 1,654, dengan tingkat signifikansi 0, 049 > dari 0,05, maka H1 ditolak. Artinya Lingkungan kerja Audit tidak berpengaruh positif terhadap Pilihan karirnya di masadepan . Hasil penelitian yangtelah dianalisis menunjukkan bahwa semakin tingginya Lingkungan kerja Audit maka akan meningkatkan minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik.
2) Fee Auditor memiliki pengaruh positif terhadap Pilihan karirnya di masadepan menjadi akuntan publik (H2)
Hasil tabel 6 menunjukkan bahwa variabel ) Fee Auditor memiliki t hitung 3.933 t-tabel dengan sig. α 0,045 < 0,05, maka H2 Artinya ) Fee Auditorberpengaruh terhadap Pilihan karirnya di masadepan menjadi akuntan publik. Hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa dengan adanya Fee Auditor maka akan menambah minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik.
3) Factor Sosial Budaya memiliki pengaruh positif terhadap Pilihan karirnya di masadepan menjadi akuntan publik (H3)
Hasil tabel 6 menunjukkan bahwa variabel Factor Sosial Budaya memiliki t hitung 4.756 > t tabel 1,661 dengan sig.α 0,000 < 0,05, maka H3 diterima. Artinya Factor Sosial Budaya berpengaruh terhadap Pilihan karirnya di masadepan. Hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa semakin baik Factor Sosial Budaya maka akan meningkatkan minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan public.
Uji Analisis T
Variabel | T Hitung | Sig | Keterangan |
lingkungan kerja audit berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan . | 2.451 | 0.049 | Diterima |
fee auditor berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan | 3.933 | 0.045 | Diterima |
factor sosial budaya berpengaruh terhadap pilihan karirnya dimasa depan | 4.756 | 0.000 | Diterima |
Pengaruh lingkungan kerja audit terhadap pilihan karir sebagai akuntan publik
Dari hasil penelitian saya penyebaran kuesioner tentang lingkungan kerja audit yang memiliki 3 pernyataan maka responden yang paling banyak menjawab pada pernyataan 3 dengan jumlah responden yang menjawab sebanyak 89 orang, hal ini menunjukkan bahwa responden setuju atas pernyataan mengenai bahwa kalau bekerja dalam karir kedepannya memberikan kesempatan untuk lebih berkembang. Dan responden yang paling sedikit menjawab adalah sangat tidak setuju karena hampir semua pernyataan tentang lingkungan kerja responden tidak memilih jawab sangat tidak setuju. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan positif pada pemilihan karir sebagai akuntan publik, sehingga hipotesis pertama diterima.[11] Alasan karena itu Lingkungan kerja mempersoalkan bagaimana mengarahkan daya dan potensi seseorang, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan, dengan pemberian lingkungan kerja yang baik mengenai karir maka akan meningkatkan minat berkarir mahasiswa untuk kedepannya. Berdasarkan Teori Pengharapan, Lingkungan Kerja dapat dianggap membantu untuk dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik.[28] hal ini juga dapat dilihat sebagai penjelasan dari teori motivasi menjelaskan adanya lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan public . yang membedakan dari teori sebelumnya yaitu terletak pada penekanan bagaimana individu dan evaluasi upaya mereka dengan hasil yang diinginkan sedangkan pada teori motivasi lebih luas dalam mencakup berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi.
Pengaruh fee audit terhadap pilihan karir sebagai akuntan publik
Dari hasil jawaban responden mengenai fee audit yang terdiri dari 2 pernyataan maka item kuesioner yang paling banyak dijawab oleh responden adalah pada item pernyataan nomor 2 dengan pernyataan mendapatkan uang lembur responden menjawab sebanyak 85 orang, Sebesar 0.001 (Sig 0.045 < α0.05), dengan demikian dan H2 diterima kesimpulannya, ada pengaruh signifikan fee audit terhadap minat berkarir. Alasannya membuktikan bahwa seorang mahasiswa akan memilih karir menjadi akuntan publik apabila pekerjaan tersebut mendapatkan upah lembur. Imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan lingkungan kerja tinggi dan berpretasi dalam mencaapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian fee audit dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan mahasiswa yang berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan. Penghasilan atau fee audit finansial yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah dilakukan diyakini sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik untuk memuaskan mahasiswanya dan mengungkapkan bahwa fee audit finansial atau gaji merupakan faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih profesi. Sedangkan Hasil penelitian terdahulu pada penelitian sebelumnnya bahwa variable fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.[5] Keterkaitan dengan teori dapat disimpulkan bahwa teori perilaku terencana (Theory Of Planned Behavior) dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan minat individu atau faktor yang membentuk minat dalam pilihan berkarir di bidang Auditor. Variabel-variabel penelitian seperti persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja dan Fee Audit Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor[29] yang membedakan dari teori sebelumnya yaitu lebih berfokus pada individu untuk melakukan perilaku yang spesifik dan faktornya yang mempengaruhi niat tersebut memberikan model yang lebih terstruktur sedangkan pada teori motivasi berfokus pada faktor yang memotivasi individu yang bertindak secara umum .
Pengaruh factor sosial budaya terhadap pilihan karir sebagai akuntan publik
Dari hasil penelitian saya penyebaran kuesioner tentang factor sosial budaya yang memiliki 6 pernyataan maka responden yang paling banyak menjawab pada pernyataan 1 dengan jumlah responden yang menjawab sebanyak 90 orang, hal ini menunjukkan bahwa responden setuju atas pernyataan mengenai bahwa kalau bekerja dalam karir kedepannya memberikan kesempatan untuk lebih berkembang. Dan responden yang paling sedikit menjawab adalah sangat tidak setuju karena hampir semua pernyataan tentang lingkungan kerja responden tidak memilih jawab sangat tidak setuju. Dari hasil pengujian sebesar 0.001 (Sig 0.000 < α0.05), dengan demikian H3 diterima kesimpulannya ada pengaruh signifikan factor social budaya terhadap pilihan karirnya di masa depan. Penelitian terdahulu mahasiswa akuntansi bisa didorong untuk mencari pekerjaan sebagai auditor karena mereka mungkin memperlihatkan keterampilan sosial yang kuat dalam profesi auditor karena prevalensi unsur sosial budaya.[26] sehingga faktor sosial budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan karirnya sebagai auditor. Alasan semakin tinggi factor social budaya maka akan semakin tinggi pula untuk memilih pilihan karirnya sebagai auditor.[30] keterkaitan dengan teori motivasi dalam pemilihan karir akuntan public melalui pengembangan dari gagasan terkait factor sosial budaya terhubung dengan teori persepsi, Dimana kemampuan seseorang individu dalam memahami dan menginterpletasikan informasi dan lingkungan sekitar. yang membedakan dari teori sebelumnya yaitu terfokus pada proses kognitif yang terlibat dalam pengambilan informasi dari lingkungan sekitar sedangkan pada teori motivasi berfokus pada golongan internal yang mempengaruhi keinginan dan kebutuhan individu untuk bertindak.
Berdasarkan temuan analisis dan pembahasan peneliti mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan publik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lingkungan kerja audit berpengaruh positif signifikan terhadap Pilihan karirnya dimasa depan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. Artinya, bahwa semakin tingginya pengakuan profesional yang diterima maka akan semakin meningkatnya minat mahasiswa akuntansi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik.
2.Fee auditor berpengaruh positif signifikan terhadap Pilihan karirnya dimasa depan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. Artinya, bahwa semakin baik pelatihan professional maka akan semakin meningkatnya minat mahasiswa akuntansi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo untuk memilih karir menjadi akuntan public
3. Factor sosial budaya berpengaruh positif signifikan terhadap Pilihan karirnya dimasa depan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. Artinya, bahwa semakin luas pasar kerja maka semakin meningkatkan minat mahasiswa akuntansi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dalam pemilihan karir sebagai akuntan public