This study investigates the influence of audit committee variables, decentralization, and human resource competence on internal inventory control implementation at Surya Mart. Conducted through quantitative methods and surveying 32 employees and stakeholders, the research finds that decentralization and human resource quality positively impact internal control effectiveness, while the audit committee variable shows no significant influence. The results emphasize the importance of organizational factors in shaping internal control practices in small-scale enterprises like Surya Mart, offering insights for managerial decision-making and highlighting avenues for future research to expand understanding in this area.
Highlights:
1. Quantitative investigation examines organizational factors on inventory control at Surya Mart.
2. Decentralization positively influences internal control, enhancing operational efficiency.
3. Future research: explore variables, methodologies to advance small-scale enterprise inventory management.
Keywords: Internal inventory control, Organizational factors, Small-scale enterprises, Audit committee, Human resource competence
Seiring dengan aktivitas manusia, kebutuhan yang diperlukan semakin beragam. Mulai dari kebutuhan premier, sekunder sampai kebutuhan tersier. Dengan perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat, hal tersebut mengakibatkan kebutuhan pangan bertambah. Usaha dagang merupakan salah satu solusi dalam membantu memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini menimbulkan minat masyarakat untuk berlomba dalam membangun sebuah bisnis, bahkan beberapa instansi pendidikan diharuskan memiliki bisnis dalam bidang lain dan salah satunya adalah usaha dagang. Usaha dagang dalam dunia pendidikan dapat meningkatkan pendapatan instansi terkait. Salah satu instansi pendidikan yang memiliki usaha dibidang perdagangan yaitu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Seperti yang dikatakan oleh [1], bahwa untuk menjadi organisasi yang bermutu dan berkuwalitas, perusahaan atau organisasi dituntut untuk bersaing di dalam dunia bisnis untuk menjadi yang terdepan. Di dalam sebuah persaingan, perusahaan harus memiliki kesiapan dalam bidang apapun termasuk dalam bidang sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kompetensi perusahaan [2].
Surya mart merupakan usaha dagang yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain untuk menambah pendapatan Universitas, berdirinya surya mart diharap dapat memudahkan pegawai dan mahasiswa yang berada disekitar Universitas dalam memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu persediaan sangat diperhatikan dalam usaha dagang ini karena seperti yang dikemukakan oleh [3] faktor yang paling utama dari sebuah perusahaan adalah persediaan barang dagangnya. Dengan banyaknya persediaan persediaan barang, perusahaan mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Persediaan barang adalah salah satu unsur yang penting di dalam sebuah perusahaan. Dalam suatu perusahaan persediaan merupakan aset atau harta yang besar bahkan dapat disebut yang paling besar dalam sebuah perusahaan apabila dibandingkan aset lancar lainnya[4]. Persediaan merupakan seluruh barang yang dimiliki perusahaan yang dapat dijual kembali atau digunakan untuk keperluan operasional. Dengan kata lain semua barang yang ada di dalam perusahaan dapat dikatakan persediaan, tergantung dari bidang perusahaan tersebut [5]. Dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan aset atau harta yang sangat besar karena dapat mempengaruhi laba rugi suatu perusahaan dagang.
Pada dasarnya elemen persediaan adalah elemen yang dimiliki oleh setiap perusahaan, termasuk perusahaan retail.Persediaan merupakan suatu aset di dalam perusahaan yang memiliki alur sangat aktif, sehingga memiliki resiko tinggi akan kehilangan, kerusakakan, serta rentan akan resiko dalam pencatatan sehingga terkadang kelebihan dan kekurangan persediaan[6]. Persediaan merupakan aspek yang harus memiliki pengawasan khusus. Hal ini dapat dilihat dari kerawanannya terhadap tindak kecurangan yang berdampak pada kerugian perusahaan. Oleh karena itu, banyak aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sehingga semua dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
Pengendalian internal merupakan sistem yang tepat untuk membantu keberhasilan suatu perusahaan, terlebih perusahaan retail. Pengendalian internal tidak hanya berlaku dalam perusahaan besar saja. Usaha kecil atau bahkan yayasan yang bergerak dalam sebuah bisnis, di dalamnya pun perlu memiliki pengendalian internal. Dalam menjalankan sistem pengendalian internal diperlukan campur tangan karyawan, manajemen serta dewan komisaris [7]. Perusahaan memerlukan pengendalian internal pada persediaan sehingga dapat memberikan hasil perlindungan terhadap persediaan barang, serta memberikan laporan yang baku terhadap laporan laba rugi perusahaan[8].
Apabila suatu perusahaan berhasil menjalankan pengendalian internal dengan baik dalam mengelola persediaan, maka perusahaan tersebut telah mengalami peningkatan keefektivitasan dalam menerima laporan-laporan yang bermanfaat bagi perusahaan tersebut, sehingga dapat membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan sebuah keputusan [9]. Pengendalian internal sangat berguna dalam melindungi seluruh aset perusahaan dari segala tindak pencurian dan pemborosan, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Pada perusahaan retail, memiliki suatu sistem pengendalian internal terhadap persediaan merupakan aspek yang penting sehingga dapat membantu mengurangi resiko terjadinya kehilangan barang serta dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya suatu tindak kecurangan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berjalannya sistem pelaksanan pengendalian internal. Faktor pertama yang mempengaruhi berjalannya sistem pengendalain internal adalah komite audit. Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris perusahaan untuk menjalankan tugasnya dalam mengawasi sebuah laporan keuangan, pengendalian internal dan eksternal. Selain itu, komite audit berperan sebagai pilar utama dalam perusahaan untuk menerapkan standar tata kelola perusahaan yang mampu meciptakan efektifitas dan efisiensi [10]. Dengan kata lain komite audit sangat berdampak di dalam suatu perusahaan, oleh karna itu diperlukannya dukungan yang kuat kepada direksi dan dewan komisaris sehingga komite audit dapat berfungsi optimal.
Komite audit sangat membantu dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal karena komite audit adalah suatu lembaga independen. Dengan adanya peran komite audit diharapkan mampu mengatasi masalah asimetri informasi[11]. Oleh karna itu anggota komite audit sebagaian besar adalah direktur non-eksekutif. Hasil penelitian [12], beliau menyimpulkan bahwa komite audit sangat berdampak positif dan signifikan secara keseluruhan sehingga mempengaruhi berjalannya sistem pengendalian internal persediaan. Hal ini berbanding terbalik dengan pendapat [13], beliau menyimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap berjalannya sistem pengendalian internal persedian.
Faktor kedua yang mempengaruhi berjalannya sistem pelaksanaan pengendalian internal adalah desentralisasi. Desentralisasi adalah pemberian wewenang kepada unit-unit yang terdapat dalam suatu struktur organisasi. Menurut [14] dentralisasi adalah suatu kebijakan dari setiap perusahaan yang bersifat independen, yang dapat diartikan bahwa setiap perusahaan dapat menyerahkan suatu wewenang terhadap suatu fraksi yang dipercaya di dalam perusahaan untuk mengatur dan mengambil sebuah keputusan dalam kegiatan usaha yang dijalankan. Desentralisasi berpengaruh dalam cara pengambilan keputusan, sehingga hanya keputusan yang terbaik itulah yang akan digunakan. Hal tersebut cenderung mengarah kepada kinerja suatu organisasi sehingga menjadi lebih efektif [15]. Hasil penelitian yang dilakukan [16], beliaumenyimpulkan bahwa desentralisasi berpengaruh terhadap keefektifan dalam berjalannya sistem pengendalian internal. Namun sebaliknya dari penelitian yang dilakukan oleh [17], menyimpulkan bahwa desentralisasi tidak berpengaruh atau tidak efektif dalam berjalannya sistem pengendalian internal persediaan.
Faktor ketiga dalam penelitian ini yang mempengaruhi berjalannya sistem pengendalian internal adalah kompetensi sumber daya manusia. kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepadanyadengan bekal pelatihan, pengalaman, dan pendidikan yang memadahi [18] . Penelitian tehadap kualitas sumber daya manusia banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, dan salah satunya adalah [19] dalam penelitiannya beliau mengatakan kompetensi sumber daya manusia sangat berpengaruh signifikan dalam berjalannya sistem pengendalian internal.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang nampak tidak konsisten, hal tersebut yang menimbulkan minat peneliti memalukan suatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam berjalannya suatu sistem pengendalian internal persediaan. Penelitian ini mengembangkan penelitian[16], namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pada penelitian ini peneliti menambahkan dua variabel independen yaitu komite audit dan kompetensi sumber daya manusia. Penelitian ini dilandasi dengan pengamatan peneliti yang mengungkapkan bahwa surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Surabaya memiliki peluang yang tinggi untuk menjadi perusahaan retail yang lebih besar. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Surabaya telah menjalankan sistem pengendalian internal terhadap persedian secara efektif. Penelitian ini berimplikasi terhadap pengurus surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam mengambil keputusan terhadap sistem pengendalian internal pada persediaannya.
Pengembangan Hipotesis
Komite audit adalah sebuah lembaga yang dimiliki perusahaan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pengendalian eksternal dan internal. Komite audit merupakan lembaga independen yang tidak mempunyai hubungan personal dengan pihak-pihak lain di dalam suatu perusahaan. Menurut [20] seluruh anggota komite audit bergerak secara independen, yang bertujuan untuk menjaga integritas dan objektivitas dalam menyusun sebuah laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan [21] mengatakan bahwa komite audit berpengaruh dalam keberhasilan suatu pengendalian internal apabila memiliki komite audit yang baik. Pernyataan ini juga dibenarkan oleh [12] beliau juga mengatakan bahwa komite audit juga berpengaruh pada pengendalian intenal.
H1 : Komite Audit berpengaruh terhadap berjalannya suatu sistem pengendalian internal.
Desentralisasi adalah kebijakan sebuah perusahaan yang diberikan kepada fraksi atau unit-unit tertentu yang ada di dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengambil sebuah keputusan. Densentralisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi lancarnya sebuah pengendalian internal dalam sebuah perusahaan. Hal ini telah disampaikan oleh [22], beliau mengatakan dalam penelitiannya bahwa dengan desentralisasi memudahkan perusahaan dalam menjalankan pengendalian internal. Dan hal ini dibenarkan oleh [16] dalam penelitiannnya beliau mengatakan bahwa desentralisasi berpengaruh terhadap pengendalian internal.
H2 : Desentralisasi berpengaruh terhadap berjalannya suatu sistem pengendalian internal.
Kualitas sumber daya manusia adalah sebuah kualiatas manusia dalam menjalankan tugas dari perusahaan dengan baik, sehingga sesuatu sistem yang dijalankan didalam perusahaan dapat berjalan dengan efisien. Pengendalian internal dan kualitas sumber daya manusia saling berkesinambungan, dimana kualitas sumber daya manusia adalah salah satu penyebab berjalannya suatu sistem pengendalian internal. kompetensi yang tepat tentunya akan berdampak pada pekerjaan yang nantinya dapat dijalankan secara optimal sehingga target pada suatu perusahaan dapat tercapai secara maksimal [23] . Hal ini didukung oleh [24] beliau mengatakan apabila setiap pegawai perusahaan memiliki kompetensi yang baik maka sistem pengendalian internal akan berjalan dengan baik.
H3: Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap berjalannya suau sistem pengendalian internal.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui fakor – faktor yang mempengaruhi berjalannya suatu sistem pengendalian internal persediaan. Pada penelitian ini, peneliti mengunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitiannya. Metode kuantitatif merupakan pendekatan dalam metode penelitian psikologi yang melakukan pengetesan terhadap teori melalui studi terhadap hubungan variabel-variabel tertentu [25]. Dengan menjadikan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data, serta menganalisis data yang bersifat statistik, yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek yang dijadikan pusat perhatian dalam penelitian, dan akan dijadikan sumber data penelitian [26]. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 orang, yang terdiri dari karyawan surya mart serta pihak terkait dengan surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan surya mart Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki hubungan terhadap karakteristik populasi [26]. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu menggunakan sampel jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel[27]. Maka dari itu, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi dalam peneltian ini relatif kecil. sehigga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 32 orang..
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kuisioner yang berisi pernyataan dan jawaban yang akan diberikan kepada responden. Penelitian ini menggunakan skala likert. Dengan membuat pernyataan dalam kuisioner dengan jawaban mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Dari jawaban tersebut, peneliti akan menemtukan skor dari setiap jawaban yang akan diberikan oleh setiap responden. Dan kriteria jawaban yang digunakan yakni:
Sangat tidak Setuju (STS) = Nilai 1Setuju (S) = Skor 4
Tidak setuju (TS) = Skor 2Sanagat Setuju (SS) = skor 5
Netral (N) = Skor 3
Variabel operasional
Variabel | Definisi | Indikator | Sumber |
Komite Audit | Suatu lembaga independen perusahan yang membantu dalam pengawasan pengendalian eksternal dan internal peruahaan. | - Aktivitas pengendalian - Tujuan komite audit | [12] |
Desentralisasi | Suatu wewenang yang diberikan kepada unit-unit tertentu untuk dapat mengambil sebuah keputusan mandiri. | - Wewenang - Pengambilan keputusan - Tanggung jawab | [16] |
Kompetensi Sumber Daya Manusia | Suatu upaya perusahaan dalam menghindari tindakan illegal di dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan. | - Pelatihan - Pengalaman - Pendidikan | [28] |
Pengendalian Internal | Sebuah sistem atau prosedur yang baik untuk melindungi asset yang ada di dalam suatu perusahaan | - Informasi dan komunikasi - Pemantauan pengendalian - Lingkungan pengendalian - Peilaian Resiko | [6] |
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah pengambilan data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa berniat membuat kesimpulan atau melebih lebihkan data tersebut [29].
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas
Sebuah pengujian terhadap instrumen penelitian yang bertujuan ingin mengetahui sampai sejauh mana instrumen penelitian yang digunakan berjalan, sehingga dapat menghasilkan hasil yang tepat dan valid[30].
Penelitian ini melakukan pengukuran validitas menggunakan kriteria
apabila nilai r tabel < dari r hitung dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut valid.
apabila nilai r tabel > dari r hitung dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut tidak valid.
Uji Reliabilitas
Suatu teknik pengujian yang dilakukan dengan mencoba suatu insturumen penelian kepada populasi yang sama beberapakali untuk mengukur konsistensi hasil dari pernyataan tersebut[30].
Pengukuran Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cronbach alfa. Apabila suatu variabel nilainya > 0,06 maka dapat dikatakan reliebel. Dan begitupun sebaliknya apabila suatu variable nilainya < 0,06 dapat disimpulkan tidak reliebel
2. Uji Regresi
Sebagai alat untuk mengukur sekuat apa hubungan antar variabel, juga bertujuan sebagai penentu arah hubungan anatara variable independen dengan variabel dependen menurut pendapat [31]. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode enter dengan model sebagai berikut:
Y = α±β1X1+β2X2+β3X3+ ………….. (1)
Keterangan:
Y : Pengendalian Internal
α : Koefisien Konstanta
β1-β3 : Koefisien Regresi
X1: Komite Audit
X2: Dentralisasi
X3: Kualitas Sumber Daya Manusia
e : Margin Eror
3. Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Uji t bertujuan untuk menunjukan sejauh mana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap varibel dependen, dan menarik sebuah kesimpulan apakah variabel–variabel independen mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen [31]. Pengujian dilakukan dengan tingkat pengujian α=5% dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a)Jika nilai T tabel < dari nilai T hitumg, atau sig < 5% dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.
b)Jika nilai T tabel < dari nilai T hitung, atau sig > 5% dapat disimpulkan bahwa Ho diterima
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya berguna untuk mengetahui sejauh mana kemampuan model dalam mengungkapkan variasi variabel dependen [31]. Uji kepastian (R2) dilakukan untuk mengetahui proporsi variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen. Nilai (R2) memiliki nilai koefisien determinasi kisaran antara 0 sampai 1.
a)Apabila nilai R2 = 0 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara variable dependen terhadap variable independen.
b)Apabila nilai R2 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel dependen berpengaruh kuat terhadap variable independen.
Apabila nilai R2 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variable dependen lemah terhadap variable independen.
Deskripsi data penelitian
Kuisioner disebar oleh peneliti secara langsung dan melalui google form di Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sejak tanggal 10 Mei 2023 sampai dengan 19 Mei 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Surya Mart Universitas dan beberapa orang yang memahami proses kerja Surya Mart.
Keterangan | Jumlah |
Kuisioner yang disebarkan | 32 |
Kuisioner yang tidak dikembalikan | 2 |
Kuisioner yang rusak | 0 |
Kuisioner yang siap untuk diolah | 30 |
Uji Instrumen Penelitian
Uji validitas
Peneliti menggunakan uji validitas dengan bantuan software SPSS versi 26 untuk mengetahui seberapa valid kuisioner yang telah disebar. Dibawah ini peneliti menyajikan dalam bentuk tabel yang berisi hasil uji validitas dari ke-empat variabel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Komite Audit, Desentralisasi, kualitas sumber daya manusia, pengendalian internal. Agar mengetahui valid atau tidaknya variabel yang digunakan dapat melalui perbandingan nilai dari r hitung dan r tabel. Nilai r tabel untuk penelitian ini adalah r tabel dengan df = (n –2) = 28 pada taraf kepercayaan = 5% dengan signifikansi dua arah yaitu 0,361. Jika r hitung < r tabel maka kuesioner dikatakan valid dan sebaliknya jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut dikatakan tidak valid sebagai instrumen penelitian
Item pertanyaan | R hitung | R tabel | Keterangan |
X1.1 | 0,872 | 0,361 | Valid |
X1.2 | 0,860 | 0,361 | Valid |
X1.3 | 0,903 | 0,361 | Valid |
X1.4 | 0,875 | 0,361 | Valid |
X1.5 | 0,836 | 0,361 | Valid |
X1.6 | 0,564 | 0,361 | Valid |
X1.7 | 0,869 | 0,361 | Valid |
X2.1 | 0,884 | 0,361 | Valid |
X2.2 | 0,531 | 0,361 | Valid |
X2.3 | 0,871 | 0,361 | Valid |
X2.4 | 0,789 | 0,361 | Valid |
X2.5 | 0,858 | 0,361 | Valid |
X2.6 | 0,891 | 0,361 | Valid |
X2.7 | 0,884 | 0,361 | Valid |
X2.8 | 0,844 | 0,361 | Valid |
X2.9 | 0,702 | 0,361 | Valid |
X3.1 | 0,820 | 0,361 | Valid |
X3.2 | 0,718 | 0,361 | Valid |
X3.3 | 0,816 | 0,361 | Valid |
X3.4 | 0,886 | 0,361 | Valid |
X3.5 | 0,718 | 0,361 | Valid |
X3.6 | 0,789 | 0,361 | Valid |
Y1.1 | 0,955 | 0,361 | Valid |
Y1.2 | 0,834 | 0,361 | Valid |
Y1.3 | 0,911 | 0,361 | Valid |
Y1.4 | 0,919 | 0,361 | Valid |
Y1.5 | 0,868 | 0,361 | Valid |
Y1.6 | 0,883 | 0,361 | Valid |
Y1.7 | 0,890 | 0,361 | Valid |
Y1.8 | 0,720 | 0,361 | Valid |
Pada tabel diatas menunjukan bahwa seluruh butir pertanyaan yang digunakan untuk mencari nilai ukur valid atau tidaknya variabel komit audit, desentralisasi, kualitas sumber daya manusia, dan pengendalian Internal menghasilkan nilai r hitung lebih dari 0,361 maka dapat kesimpulan bahwa butir - butir pertanyaan telah dinyatakan valid.
Uji reliabilitas
Peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan bantuan software SPSS versi 26 guna mengetahui sejauh mana kuisioner dianggap reliabel. Sejatinya kuisioner dapat dianggap reliabel jika hasil jawaban responden dalam penelitian ini konsisten atau tidak berubah-ubah meskipun telah diuji lebih dari satu kali. Kuisioner dapat dikatakan reliabel jika nilai Croncbach Aplha memiliki nilai >0,60 maka dapat dipastikan tiap variabel dalam kuisioner ini dikatakan reliabel. Berikut adalah tabel dari hasil uji reliabilitas.
Variabel | Cronbach's Alpha | Keterangan |
X1 | .915 | Reliabel |
X2 | .912 | Reliabel |
X3 | .878 | Reliabel |
Y | .951 | Reliabel |
Pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai Alpha Croncbach dalam setiap variabel di penelitian ini lebih besar dari 0,60 maka berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan item-item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini telah reliabel.
Analisis regresi linier berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 26 dan memperoleh hasil persamaan regresi linier berganda yang menjadi model dalam penelitian dibawah ini.
Unstandardized Coefficients | ||
Model | B | Std. Error |
1. ( Constant) | -4.880 | 2.606 |
Komite Audit | .013 | .098 |
Desentralisasi | .738 | .138 |
Kualitas sumber daya manusia | .396 | .155 |
a. Dependent Variable: Pengendalian Internal (Y) |
Pengendalian Internal = (-4.880) + .013X1 + .738X2 + .396X3 + e
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai konstanta sebesar 4,880 artinya jika tidak ada perubahan dalam variabel komite adudit, desentralisasi, kualitas sumber daya manusia maka pengendalian internal sebesar 4,880.
Berdasarkan hasil yang didapat melalui pengujian koefisien dengan variabel komite audit diperoleh nilai sebesar 0,013. Nilai ini membuktikan bahwa hubungan antara variabel komite audit dengan sistem pengendalian internal persediaan bernilai positif. Sehingga semakin meningkatnya komite audit maka akan meningkat pula sistem pengendalian internal persediaan di Surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Surya mart Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Berdasarkan hasil yang didapat melalui pengujian koefisien dengan variabel desentralisasi diperoleh nilai sebesasr 0,738. Nilai ini membuktikan bahwa hubungan antara variabel desentralisasi dengan sistem pengendalian internal persediaan bernilai positif. Sehingga semakin meningkatnya desentralisasi maka akan meningkat pula sistem pengendalian internal persediaan di Surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Surya mart Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Berdasarkan hasil yang didapat melalui pengujian koefisien dengan variabel kualitas sumberdaya manusia diperoleh nilai 0,396. Nilai ini membuktikan bahwa hubungan antara variabel kualitas sumber daya manusia dengan sistem pengendalian internal persediaan bernilai positif. Sehingga semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia maka akan meningkat pula sistem pengendalian internal persediaan di Surya mart Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Surya mart Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Uji Hipotesis
Peneliti menggunakan uji t dengan bantuan software SPSS versi 26 guna mengetahui apakah variabel independen yang digunakan memiliki pengaruh atau tidak dengan variabel dependen. Peneliti melakukan uji t perbandingan dengan t hitung dan t tabel melalui rumus df = n-k serta menggunakan nilai signifikansi dua sisi senilai 5% sebesar 0,025 didapati t tabel sebesar 2.052. Hasil uji t yang diperoleh dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
Standardized Coefficients | |||
Model | Beta | T | Sig. |
1. ( Constant) | -1.873 | .072 | |
Komite Audit | .015 | .134 | .894 |
Desentralisasi | .759 | 5.338 | .000 |
Kualitas sumber daya manusia | .229 | 2.558 | .017 |
a. Dependent Variable: Pengendalian Internal (Y) |
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
Pengaruh komite audit terhadap pengendalian internal persediaan
Pada penelitian ini komite audit memiliki nilai t hitung 0,134 serta nilai signifikansinya 0,894 sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal persediaan. Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam mengawasi penyusunan laporan keuangan, sedangkan dalam hal ini komisaris memberikan kuasa kepada direktur perusahaan dalam pelaporan keuangan yang dimana direktur perusahaan ini memiliki pemahaman terhadap laporan keuangan terkait dengan audit. Hal ini menujukan bahwa suatu sistem pengendalian internal dapat tetap berjalan meskipun dalam perusahaan tersebut tidak memiliki komite audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan yang diteliti oleh[13]. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulunya yang dilakukan oleh [12], yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan.
Pengaruh Desentralisasi terhadap Pengendalian Internal Persediaan
Pada penelitian ini desentralisasi memiliki nilai t hitung 5,338 serta nilai signifikansinya 0,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa desentralisasi berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan. Desentralisasi dalam perusahaan merupakan penyerahan wewenang dan tanggung jawab kepada manajer dari setiap divisi yang ada pada perusahaan. Dengan adanya pemberian wewenang kepada manager terendah atau karyawan, dapat meningkatkan kepercayaan perusahaan kepada karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan semangat karyawan dalam berkerja. Dalam perusahaan ini direktur yang ditunjuk oleh dewan komisaris terjun langsung dalam menjalakan suatu perusahaan sehingga hubungan antara atasan dan bawahan terbentuk secara langsung. Hal ini dapat menimbulkan meningkatkan kepercayaan kepada karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kontijen dimana teori tersebut mengungkapkan bahwa suatu kelompok yang efektif tergantung dengan hubungan antara pemimpin dan karyawannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa desentralisasi berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan yang diteliti oleh [16] dan [22]. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitan terdahulu yang lakukan oleh [17] yang menyimpulkan bahwa desentralisasi tidak berpengaruh pada pengendalian internal persediaan.
Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Pengendalian Internal Persediaan
Pada penelitian ini kompetensi SDM memiliki nilai t hitung 2,558 serta nilai signifikansinya 0,017 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan. Pada perusahaan ini direktur perusahaan ikut terjun langsung dalam berjalannya perusahaan dengan harapan dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menciptakan kompetensi karyawan yang baik. Ketika suatu perusahaan memiliki karyawaan dengan kompetensi yang baik, maka perusahaan akan lebih mudah dalam membagi tugas dan tanggung jawab karyawan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kontigensi dimana teori tersebut mengungkapkan bahwa suatu kelompok yang efektif tergantung dengan kemampuan seorang pemimpin mengetahui terkait situasi dan kondisi yang ada pada tempat mereka memimpin. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap pengendalian internal persediaan yang diteliti oleh[19] dan [32]. Namun hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari [33] dimana dalam penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi SDM tidak berhubungan dengan sistem pengendalian internal persediaan.
Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² 81 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y).
Model Summary | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .958a | .918 | .909 | 1.23738 |
a. Predictors: (Constant), Khualitas Sumber Daya Manusia, Komite audit, Desentralisasi |
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. R = 0,958 berarti hubungan Komite Audit,Desentralisasi, Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Sitem Pengendalian Internal Persediaan sebesar 95.8 % .
2. Nilai Adjusted R Square = 0,918, yang berarti pengaruh Komite Audit, Desentralisasi dan Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Sistem Pengendalian Internal Persediaan sebesar 91,8 % sedangkan sisanya 8,2 % di pengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini seperti komitmen organisasi.
Berdasarkan hasil uji signifikasi parsial (Uji–t) dalam penelitian ini maka disimpulkan bahwasanya variabel desentralisasi dan kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal persediaan sedangkan variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal persediaan.
Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu ruang lingkup penelitian yang kecil, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga dan pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti kepada peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas ruang lingkup penelitian sehingga mendapatkan responden yang lebih banyak, mengembangkan variabel lain yang dapat mempengaruhi berjalannya suatu sistem pengendalian internal persediaan, dan bagi peneliti selanjutnya diharap dapat menggunakan metode lain, seperti metode kualitatif.