Management Ethics
DOI: 10.21070/ijler.v19i2.1087

Effective Leadership Achieves Organizational Goals in Indonesia


Kepemimpinan yang Efektif Mencapai Tujuan Organisasi di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia

(*) Corresponding Author

Leadership Organizational Goals Qualitative Research Sidoarjo Regency Food and Agriculture Office

Abstract

This study examines the crucial role of leadership in achieving organizational goals at the Food and Agriculture Office of Sidoarjo Regency. Using a qualitative descriptive method, data were collected through observation, interviews, and documentation, and analyzed using the Interactive Data Model by Miles, Huberman, and Saldana. Findings show that effective leadership—particularly directive, participative, and supportive styles—significantly contributes to achieving organizational goals by providing direction, guidance, and support, involving subordinates in decision-making, and recognizing their performance. This research highlights the importance of appropriate leadership practices in enhancing organizational performance.

Highlight:

  1. Leadership styles boost organizational performance: directive, participative, supportive.
  2. Data collected through observation, interviews, documentation; analyzed interactively.
  3. Leaders guide, support, involve in decisions, recognize performance.

 

Keywoard: Leadership, Organizational Goals, Qualitative Research, Sidoarjo Regency, Food and Agriculture Office

Pendahuluan

Pemerintahan di Indonesia merupakan sebuah organisasi sektor publik yang merupakan penyelenggaraan pemerintah guna tercapainya tujuan Negara yaitu meningkatkan kesejahteraan serta pelayanan kepada masyarakat [1]. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pemerintah organisasi merupakan salah satu unsur yang penting dan memperoleh posisi yang strategis. Selanjutnya dalam pelaksanaan pemerintahannya organisasi pemerintah dituntun untuk bersikap proaktif dan mengandalkan kepemimpinan yang efektif untuk membangkitkan semangat bawahannya, sehingga mampu berperan aktif dan berpartisipasi dalam rangka mencapai keefektifitasan penyelenggaraan pelayanan dan pembangunan pertanian di Kabupaten Sidoarjo [2].

Sumber daya organisasi terbagi menjadi dua, yakni sumberdaya manusia dan sumberdaya non manusia. Dalam mencapai tujuan organisasi keduanya merupakan hal yang sangat penting, kajian ini tidak terlepas dari sumber daya manusia yakni pegawai [3]. Maju mundurnya sebuah organisasi dapat dilihat dari kualitas pegawainya. Peningkatan suatu lembaga pelyanan public maupun kantor pemerintahan mulai dari tingkatan desa, kota, daerah sampai dengan tingkatan pusat sangat bergantung pada kualitas sumberdaya aparturnya [4]. Adapun faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan yaitu dengan penetapan tujuan secara spesifik dan menantang, adanya evaluasi dan timbal balik atas kinerja yang sudah dilakukan dan adanya komitmen serta kesefahaman atas tujuan yang akan dicapai [5]. Selain penetapan tujuan secara spesifik peran pemimpin juga sangat dibutuhkan dalam pencapaian tujuan organisasi melalui Gaya Kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku dan sikap bawahannya yang bertujuan untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada bahawannya sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi [6]. Sikap seorang pemimpin akan sangat berpengaruh pada kinerja bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat memilih gaya kepemimpinan sesuai dengan kondisi instansi, jika gaya kepemimpinan yang diterapkan benar dan tepat maka akan dapat mengarahkan pencapaian tujuan organisasi maupun perorangan. Sebaliknya jika gaya kepemimpinan yang dipilih salah dan tidak sesuai dengan situasi yang ada maka akan dapat mengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan dan memimpin organisasi, khususnya mengenai peraturan kepegawaian dengan lingkungannya, proses integrasi dengan masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Kepemimpinan memiliki sangkut paut dengan banyak hal, seperti menyusun perencanaan, memberi bimbingan, memimpin, memberi pengarahan, pengambilan keputusan dengan memberi stimulasi, serta memotivator agar bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dalam suatu organisasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi [7]. Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan baik individu dan kelompok yang terstruktur dalam upaya-upaya penentuan tujuan dan pencapaian tujuan tersebut. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan cara seseorang untuk mencapai tujuan dengan upaya membimbing, dan menggerakkan bawahannya untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang dibentuk. Tanpa adanya sikap pemimpin yang mengarahkan dan memberikan bimbingan, maka akan kurang efektif dalam pencapaian tujuan organisasi karena tidak terkoordinasi dan terstruktur dengan baik [5].

Peran didefinisikan sebagai tindakan dari seseorang yang diatur dan diharapkan dalam posisi tertentu. Peran juga dapat didefinisikan sebagai segala kegiatan seseorang untuk melakukan fungsi atau tugasnya dalam kehidupan organisasi ataupun masyarakat, yang m,erupakan wujud dari penerapan hak dan kewajiban baik dalam kehidupan organisasi maupun masyarakat [8]. Dalam sebuah organisasi sikap seorang pemimpin memiliki peran dalam setiap pekerjaan dan harapan tentang bagaimana menjalankan peran dalam bertindak mengambil keputusan [9]. Dalam sebuah organisasi atau instansi, peran kepemimpinan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kemunduran dalam pencapaian tujuan sangat ditentukan melalui peran kepemimpinan yang dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya. Untuk itu, sangat dibutuhkan analisis peran pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi pelayanan, karena perannnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.

Beberapa penelitian terdahulu membahas mengenai pentingnya peran Kepemimpinan dalam mencapai tujuan dan peran pemimpin sangat diharapkan agar para pegawai terarah dan professional dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempermudah untuk mencapai target yang ingin dicapai. Pertama, dari hasil penelitian lain yang berjudul “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah” menyatakan bahwa Kepala Sekolah di SDN 14 Betung telah melaksanakan peran kepemimpinannya dengan baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah, adapun Strategi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui menejemen Berbasis Sekolah sudah berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari kinerja Kepala Sekolah, guru dan karyawan dalam berkalaborasi dan menjalin komunikasi dalam setiap kegiatan demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi dalam proses pelaksanaannya masih kurangnya sosialisasi mengenai Manajemen Berbasis Sekolah kepada para staff dan guru sehingga menjadi hmbatan untuk mencapai Mutu Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah [10]. Kedua, dalam penelitian yang berjudul “Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Pengawasan Penyaluran Bantuan Bahan Rumah (Bbr) Pada Dinas Sosial Kabupaten Biak Numfor” menyatakan bahwa di Dinas Sosial Kabupaten Biak Numfor kepemimpinannya masih belum berjalan secara ideal, sehingga dalam segi Komunikasi, Koordinadi dan Kalaborasi perlu diadakan perbaikan untuk mewujudkan program kerja yang sudah terencana seperti Bantuan Bahan Rumah yang dikaji peneliti sebagai suatu permasalahan dalam penelitian ini. Untuk itu, perlu adanya pembinaan dan pengarahan dari seorang pemimpin kepada bawahannya agar program kerja bisa berjalan secara efektif [4]. Bertanggung jawab penuh terhadap organisasi atau instansinya merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik, dalam penelitian yang dilakukan Amir dengan judul “Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Gundus Kota Palembang” bahwa peran kepemimpinan dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan prosedur-prosedur yang ada, tetapi masih terdapat hambatan dalam proses pelaksanaannya seperti kurangnya kesadaran diri dan kurangnya tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugasnya [11].

Dinas Pangan dan Pertanian merupakan organisasi yang mempunyai tugas dan wewenang dalam menyelenggarakan kewenangan desentralisasi, dekosentrasi dalam bidang Tanaman pangan, holtikultura, ketahanan pangan dan peternakan, yang merupakan penggabungan Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan dan Dinas Ketahanan Pangan. Dari penggabungan ke empat Dinas tersebut sebagai kesatuan Dinas Pangan dan Pertanian mengakibatkan adanya Egosektoral, yang mengakibatkan kesulitan dalam mencapai tujuan organisasi. Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten sidoarjo mempunyai tujuan yaitu terwujudnya Kabupaten Sidoarjo yang sejahtera, maju berkarakter dan berkelanjutan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada kemandirian lokal berbasis usaha Mikro, pertanian koprasi, perikanan, sektor jasa dan industri guna membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. Dalam pencapaian tujuan organisasi tentu ada target yang harus terealisasikan, berikut merupakan tabel target dan realisasi produksi hasil pertaniuan, perkebunan dan peternakan tahun 2020-2021:

No Indikator Kinerja Sasaran Produksi Pertanian, Perkebunan, Peternakan Tahun 2020 Tahun 2021
Target Realisasi Target Realisai
1 Padi 1.974.382 kw 1.944.938 kw 1.875.640 kw 2.004.826 kw
2 Jagung 11.792 kw 25.848 kw 11.804 kw 19.151 kw
3 Kacang Hijau 10.742 kw 14.341 kw 15.800 kw 18.868 kw
4 Kedelai 1.703 kw 1.713 kw 1.918 kw 1.929 kw
5 Sawi 52.036 kw 62.334 kw 52.088 kw 56.461 kw
6 Bayam 42.585 kw 43.792 kw 43.373 kw 43.540 kw
7 Kangkung 43.330 kw 50.392 kw 42.628 kw 56.952 kw
8 Tebu 2.946.683 kw 3.563.845 kw 2.969.436 kw 3.431.368 kw
9 Daging 24.370.76 kg 35.351.44 kg 24.395.13 kg 39.414.42 kg
10 Telur 2.687.030 kg 2.729.155 kg 2.689.717 kg 2.749.932 kg
11 Susu 7.980.151 liter 11.325.98 liter 7.988.131 liter 11.842.95 liter
Table 1.Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, perkebunan dan peternakan

Sumber : Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo (2023)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa produksi dan produktivitas hasil pertanian, perkebunan dan peternakan mengalami peningkatan dalam realisasinya dan bisa mencapai target yang telah ditentukan. Target tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya sikap seorang pemimpin yang ikut berperan serta selalu memberikan arahan dan support dalam pelaksanaan pencapaian produksi, disamping adanya pemimpin yang selalu support tentu adanya sumber daya manusia pendukung yang selalu ikut berpartisipasi dalam pencapaian target yang ditentukan.

Sumber Daya Manusia pendukung terdapat dua jabatan, yakni Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional. Pertama, Jabatan Struktural merupakan pejabat administratif yang mempunyai tugas dan wewenang tertentu yang terdapat dalam srtuktur birokrasi. Kedua, Jabatan Fungsional merupakan jabatan teknis yang tidak tertera dalam struktur struktur organisasi, tetapi menjadi bangian dan berperan penting dalam pelaksanaan tugas pokok birokrasi [12]. Kedua jabatan tersebut masih adanya dikotomi karna memiliki fokus yang berbeda, Jabatan Struktural lebih fokus pada proyek sedangkan jabatan Fungsional seperti penyuluh lebih fokus mengontrol di wilayah. Di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo jumlah penyuluh cukup besar dan sangat kompak dalam melaksanakan tugasnya. Selama ini penyuluh belum mendapatkan tempat dalam menjalankan fungsinya sehingga penyuluh terabaikan. Disisi lain penyuluh sebagai ujung tombak dilapangan untuk mendampingi para petani dan peternak dalam memberikan sosialisasi kepada petani dan peternak di Kabupaten Sidoarjo. Untuk mencapai tujuan maka dibutuhkan dorongan dari pemimpin melalui gaya kepemimpinan yang dimiliki, Teori Path-Goal yang dikembangkan oleh Robert J. House, teori ini berlandaskan pada premis bahwa pemahaman tentang harapan antara kinerja dan usaha sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang dimiliki [13], dari penjelasan diatas terlihat bahwa berhasil tidaknya sebuah organisasi atau instansi dipengaruhi oleh gaya kepemimpinannya, ada empat indikator gaya kepemimpinan di Teori Path Goal yaitu gaya kepemimpinan direktif, partisipatif, suportif dan berorientasi prestasi.

Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisi dan mendiskripsikan peran Kepemimpin dalam mencapai tujuan organisasi di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo.

Metode

Penelitian ini berlokasi di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan yaitu Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo merupakan Organisasi Pemerintahan yang didalamnya terdapat lima Bidang, namun dalam pelaksanaan organisasi tersebut masih adanya Egosektoral dan dikotomi antar bidangnya. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisi dan mendiskripsikan peran Kepemimpinan dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berfungsi untuk meneliti kondisi obyek alamiah, yang memberikan informasi data bersifat induktif sesuai dengan fakta di lapangan. Data dalam penelitian ini berasal dari data Primer dan data Sekunder. Tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, definisi diatas dikemukakan oleh Sugiyono [14]. Untuk menentukan narasumber pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Target dalam penelitian ini yaitu Sekretaris Sekaligus Kepala Bidang Produksi Tanaman Pengadaan Perkebunan, Kepala Bidang KJF, Kepala Bidang Saran dan Prasarana Tanaman Pangan dan Perkebunan, Kepala Bidang Produksi Peternakan, Dokter Hewan, Kepala UPTD Laboratorium Lep, Kepala Plt. Upt rumah potong hewan (rph) dan pasar hewan, dan Subab Perencanaan. Peneliti menggunakan model analisis data interaktif yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana yang terdiri dari Kondensasi Data, Penyajian data dan Penarikan Kesimpulan. Pertama, Kondensasi data. Miles dan Huberman menyatakan bahwa kondensasi data adalah suatu proses menyederhanakan, memilah, mentransformasi dan mengabstraksi dalam penelitian pada catatan lapangan. Kedua, Penyajian Data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar katagori, dalam penyajian data yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Tujuan dari penyajian data ini agar peneliti dapat melakukan amalisis secara mendalam. Ketiga, Penarikan Kesimpulan. Penarikan kesimpulan yaitu peniliti menyimpulkan data sesuai pada penemuan rumusan masalah dan dapat menyimpilkan secara keseluruhan data yang diperoleh pada tahap akhir. [15]

Hasil dan Pembahasan

Peran Kepemimpinan Dalam Mencapai Tujuan Organisasi

Peran kepemimpinan sangat menentukan dalam mengarahkan sikap dan perilaku pribadi seseorang guna dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi. Secanggih apapun suatu teknologi, tersedianya biaya, serta prosedur kerja yang kompleks jika peranan kepemimpinan masih jauh dari kata maksimal akan berakibatkan pada gagalnya pencapaian tujuan organisasi tersebut. Maka dari itu, betapa pentingnya faktor sumber daya manusia dibandingkan sumber daya lainnya. Oleh sebab itu, peran kepemimpinan menjadi salah satu aspek terpenting dalam tercapainya tujuan organisasi [8].

Peran kepemimpinan merupakan sikap yang ada pada seseorang dalam memberikan pengaruh kepada sekelompok orang atau bawahan dalam bekerjasama dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi tersebut. Mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya.

Seorang pemimpin perlu melakukan dan mendiagnosis kemampuan organisasi dan bagaimana mengoperasikan organisasi secara efektif. Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo didalamnya terdapat lima bidang yakni Bidang Produksi Tanaman Pengadaan Perkebunan, Bidang Sarana dan Prasarana Tanaman pangan dan Perkebunan, Bidang Produksi Peternakan, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat dan Bidang Ketahanan Pangan. Dalam salah satu Program Dinas Pangan dan Pertanian terdapat urusan pangan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan daerah, yang didalamnya terdapat Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan. Urusan pangan dilaksanakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian dengan capaian pelaksanaan urusan, dengan target dan realisasi sebagai berikut :

NO Indikator Kerja 2019 2020 2021
Target Ralisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Skor PPH Konsumsi 88,4 89,3 88,9 89,7 88,4 89,8
2 Skor PPH Ketersediaan 89,45 89,41 89,49 89,87 89,67 89,89
Table 2.Data Skor Perkembangan PPH Konsumsi dan Ketersediaan Kabupaten Sidoarjo

Sumber : LKPJ Bupati Kabupaten Sidoarrjo Tahun 2021

Tabel diatas menunjukkan bahwa skor PPH Konsumsi Pangan Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2021 mencapai 89,80 telah mencapai target yang telah ditentukan sebesar 88,40. Sedangkan realisasi pada tahun 2020 sebesar 88,70 adanya peningkatan sebesar 0,10. Hal ini menunjukkan pada tahun 2021 konsumsi pangan masyarakat semakin bermacam-macam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Sedangkan target dari PPH Ketersediaan pangan Kabupaten Sidoarjo yaitu 89,87 dan realisainya sebesar 89,89 artinya terdapat peningkatan PPH Ketersediaan pangan sebesar 0,3%. AKE (Angka Kecukupan Energi) yang melebihi Skor PPH Ketersediaan dan PPH Maksimal sebesar 89,89 merupakan salah satu sebab kenaikan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ketersediaan kelompok bahan pangan yang lebih seperti padi-padian, pangan hewani, buah/biji, minyak dan lemak serta gula di Kabupaten Sidoarjo.

Selain adanya program urusan pangan di Dinas Pangan dan Pertanian juga terdapat produksi hasil pertanian. Produksi merupakan kegiatan antara aspek-aspek produksi dan hasil dari capaian tingkat produksi, yang mana aspek tersebut sering disebut sebagai output (Boediono:1999). Dalam ekonomi pertanian, produksi merupakan banyaknya produk usaha tani yang diraih dalam rentang waktu tertentu. Yang kebanyakan menggunakan satuan ton/tahun, kwintal/tahun atau kg/tahun, satuan yang digunakan tergantung jenis komoditi. Produksi pertanian adalah hasil yang diperoleh akibat bekerjanya beberapa aspek produksi sekaligus. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli penulis memberikan kesimpulan bahwa dalam pertanian produksi merupakan hasil yang didapatkan dari lahan pertanian dalam periode tertentu yang pengukurannya biasanya menggunakan satuan berat ton, kwintal atau kg menandakan besar potensi komiditi pertanian. Berikut ini data Produksi hasil pertanian Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo :

No Tanaman Pangan Tahun 2020 Tahun 2021
1 Padi 1.944.938 Kw 2.004.826 Kw
2 Jagung 25.848 Kw 19.151 Kw
3 Kacang hijau 14.341 Kw 18.868 Kw
4 Kedelai 1.713 Kw 1.929 Kw
5 Sawi 62.334 Kw 56.461 Kw
6 Bayam 43.792 Kw 43.540 Kw
7 Kangkung 50.392 Kw 56.952 Kw
8 Tebu 3.563.845 Kw 3.431.367,99 Kw
Table 3.Produksi Hasil Pertanian Kabupaten Sidoarjo

Sumber : LKPJ Bupati Kabupaten Sidoarjo Tahun 2021

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2020 pada tumbuhan padi, kacang hijau, kedelai dan kangkung mengalami peningkatan produksi. Sedangkan mengalami penurunan pada tumbuhan pangan jagung, sawi dan bayam. Penyebab penurunan Produksi Komoditas jagung adalah luas tanah dan panen yang menurun dikarenakan alih fungsi lahan dan pada tumbuhan jagung pemanenannya dilakukan pada saat kondisi jagung masih muda lebih banyak menguntungkan untukmemenuhi kebutuhan sayur, juga dengan produksi sawi yang menurun ditahun 2021 mengalami penurunan karena adanya peralihan komoditas. Di Kabupaten Sidoarjo produksi hasil tanaman tebu pada tahun 2021 mencapai target 115,6, sedangkan dibandingkan realisasi tahun 2020 maka terdapat penurunan 4,72 yang disebabkan peralihan lahan ke komoditas lainnya seluas 158 Ha. Selain produksi hasil pertanian Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo juga melakukan produksi hasil peternakan berupa Daging, Telur dan Susu. Berikut merupakan Perkembanagn Produksi Peternakan di tahun 2021 :

No Hasil Ternak 2020 2021
1 Daging 35.351.442 Kg 39.414.462 Kg
2 Susu 2.729.155 Kg 2.749.932 Kg
3 Telur 11.325.983 Kg 11.842.957 Kg
Table 4.Perkembangan Produksi Peternakan Kabupaten Sidoarjo

Sumber : LKPJ Bupati Kabupaten Sidoarjo Tahun 2021

Tabel diatas menunjukkan bahwa Produksi telur, daging dan susu ditahun 2021 memperoleh peningkatan dibandaingkan tahun 2020. Adapun usaha yang dilakukan Dinas pangan dan Pertanian untuk meningkatkan produksi hasil peternakan yaitu dengan cara memberikan layanan IB dan PKB ternak, Melaksanakan pelatihan budidaya ternak baik ternak besar maupun ternak kecil dan ungags, melakukan pembinaan terhadal kelompok ternak dan memfasilitiasi kebutuhan ternak melalui hibah.

Uraian dari beberapa tabel diatas mulai dari Urusan Pangan, Produksi Pertanian dan Produksi Peternakan selalu mencapai target yang ditentukan tiap tahunnya, dalam pencapaian terget tersebut terdapat sikap seorang pemimpin yang berperan dalam memberikan arahan kepada bawahannya dan adanya Sumber Daya Pendukung dalam mencapai target yang telah ditentukan yang saling bersinergi dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin dalam memimpin suatu instansi atau organisasi tentu memiliki cara yang berbeda antara pemimpin satu dengan pemimpin yang lainnya, cara tersebut disebut dengan peran kepemimpinan.

Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan wawancara dengan sekretaris Dinas Pangan dan Pertanian, Koordinator Penyuluh, Kepala Bidang Peternakan, Koordinator UPTD dan Keswan Kesmavet dan Koordinator Laboratorium, serta kajian literatur. Kemudian, setelah menafsirkan dan menganalisis fenomena yang muncul, akan dilakukan analisis terhadap semua data dan fakta yang telah terkumpul. Kesimpulan: Peran Kepemimpinan dapat terbagi menjadi empat indikator ; peran kepemimpinan sebagai pengarah, peran kepemimpinan sebagai pendukung, peran kepemimpinan sebagai partisipatif dan peran kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Pada organisasi Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo terdapat empat indikator peran Kepemimpinan, sebagai berikut ;

1. Kepemimpinan sebagai Pengarah dalam mencapai Tujuan Organisasi (Directive Leadership)

Gaya Kepemimpinan Direktif yaitu pemimpin lebih condong menentukan langsung apa yang dilakukan oleh bawahan atau pegawai, gaya kepemimpinan model ini langsung memberikan arah dan panduan serta memberikan jobdisk dan jadwal kerja secara spesifik [16]. Kepemimpinan ini terjadi ketika pemimpin menyatakan secara detail mana yang harus dikerjakan. Perilakunya berupa perencanaan, membuat jadwal, menentukan tujuan kinerja dan standard perilaku serta menitik beratkan ketaatan pada aturan dan regulasi [17]. Kepemimpinan model ini ketika mengambil keputusan tidak melibatkan bawahannya, dimana pemimpin menuntut bawahannya untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan seperti memberikan intruksi pengerjaannya serta langkah-langkah teknisnya [13].

Hasil wawancara langsung yang dilakukan peneliti kepada beberapa pegawai di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo mengenai directive Leadership, berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Koordinator Penyuluh, menuturkan bahwa :

“Kepala Dinas Pangan dan Pertanian selalu mengarahkan para penyuluh dalam memberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai pertanian, perkebunan dan peternakan di Kecamatan , agar program dari desa-desa singkron dengan Musre n bang. Dalam mengarahkan bawahannya Kepala Dinas juga terjun Langsung ke Kecamatan-kecamatan unt uk melakukan pembinaan dan mon itoring evaluasi secara langsung, apabila ada target yang belum bisa tercapai kepala Dinas bertanya ada kendala apa, dan memberikan so lusi agar kedepannya bisa mencapai target.” ( KP/ 9 /06/ 202 2 )

Penyuluh di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo ada tiga bagian, penyuluh tenaga ahli yang berjumlah 35 orang, Penyuluh pertanian terampil berjumlah 7 orang dan Penyuluh Pertanian Ahli muda Berjumlah 1 orang. Adapun sasaran utama penyuluh adalah pelaku utama dan pelaku usaha, sasaran lain yaitu lembaga Pemerhati Pertanian, generasi muda dan toko masyarakat.

Hasil wawancara langsung juga dilakukan peneliti dengan Kepala Bidang Peternakan, Hasil wawancara menuturkan bahwa :

“Dalam melakukan pengawasan Program Kerja tiap Bidang Kepala dinas mengadakan rapat triwulan serapan anggaran yang diadakan tiap tiga bulan sekali dan diikuti semua Kepala bidang. Artinya dengan mengadakan rapat serapan anggaran yang diikuti semua bidang, Kepala Dinas akan mengetahui kegiatan apa yang belum dilaksanakan, dan melakukan rencana tindak lanjut agar program kerj a per bidang dapat terealisasikan .” ( BP/10/6/2022 )

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku pemimpin menggunakan peran kepemimpinan direktif karena perilaku pemimpin Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo selalu memberikan arahan dan penjelasan kepada bawahannya terkait program kerja dari setiap bidang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), kapan tugas atau program harus selesai dan bisa terlaksana. Kepala Dinas selalu mengupayakan pegawainya agar berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta menumbuhkan kesadaran pegawai untuk berani berinovasi dalam melaksanakan pelaksanaan program kerja, menyediakan fasilitas yang memadai dan anggaran yang cukup untuk peningkatan kinerja organisasi. Ketika ada program kerja yang masih belom terealisasi dan belom mencapai target Kepala dinas pangan dan pertanian memberikan evaluasi dan solusi agar mencapai target. Kepemimpinan direktif ini ketika mengambil keputusan tidak melibatkan bawahannya, sedangkan kepemimpinan di Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo ketika pengambilan keputusan melibatkan bawahannya seperti kepala bidang-bidang yang ada di struktural organisasi Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo.

Data dilapangan menunjukkan bahwa terdapat kesamaan dalam penelitian Ridwan (2019 : 9) yang menyatakan bahwa perilaku pemimpin menunjukkan peran kepemimpinan direktif dimana pemimpin selalu memberikan arahan kepada bawahannya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), dan memberikan intruksi kepada bawahannya sehingga dapat mengetahui dengan baik dan benar mana tugas yang harus dikerjakan tiap bidang sehingga kepala tiap bidang dapat memberikan arahan kepada bawahannya [15].

2. Kepemimpinan sebagai Pendukung dalam mencapai Tujuan Organisasi (Supportive Leadership)

Kepemimpinan Supportif pemimpin yang lebih bersahabat dan mudah diajak komunikasi dengan siapapun, memberi perhatian penuh pada kesejahteraan bawahan, serta tidak diskriminasi dan memperlakukan bawahannya secara setara [16]. Pemimpin Pendukung yaitu Sikap pemimpin yang ramah dan peduli akan kebutuhan pegawainya. Pemimpin juga menganggap semua pegawai sama dan dalam kondisi apapun pemimpin selalu ada, status dan kebutuhan-kebutuhan pribadi sebagai bentuk upaya untuk mengembangkan hubungan interpersonal hubungan baik yang menyenangkan diantara anggota kelompok. Pemimpin Suportif memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja pegawai dalam mencapai Tujuan Organisasi. Kepemimpinan yang mendukung akan menghasilkan kinerja dan kepuasan yang tinggi ketika para pekerja mengerjakan tugas yang terstruktur.

Berikut wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan koordinasi UPTD dan Keswan Kesmavet, menuturkan bahwa :

“Kepala Dinas dalam memberikan Support kepada UPTD dan Keswan Kesmavet dalam bentuk pemberian anggaran untuk kebutuhan yang belum terpenuhi dan mendengarkan kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi serta memberikan solusi terbaik buat tercapainya kinerja yang efektif sehingga dapat memberikan layanan kepada masyarakat dengan baik” ( KU/10/06/2022 )

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Kepala Dinas memberikan Support kepada semua Bidang dan bawahannya, supprortnya tidak hanya berupa support secara langsung tetapi juga berupa anggaran yang di berikan kepada Bidang-bidang untuk merealisasikan program kerja guna untuk memberikan kenyamanan pada masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan secara efektif. Dapat dibuktikan juga pada saat rapat internal yang diadakan pada tanggal 5 April 2022, Kepala Dinas merancang anggaran untuk Keswan Kesmavet berupa Obat Hewan, alat Kesehatan dan pembelian aprd (Sumber : Buku Kendali Kegiatan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo). Untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam Pelaksanaan program di Dinas Pangan dan Pertanian Kepala Dinas memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan pengarahan yang diberikan agar terealisasinya program kerja yang direncanakan, dan tercapainya sebuah target yang ditentukan tiap tahunnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Figure 1.Rapat internal Penyuntikan wabah PMK

Data dilapangan menunjukkan bahwa ada kesamaan pada penelitian Indahsari R, dkk (2022 : 8) yang menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan supportif sangat berperan, bawahan dibimbing dalam penyelesaian tugas dengan arahan yang diberikan sehingga tidak takut salah untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. Begitupun dengan kepemimpinan supportif di Dinas Pangan dan Pertanian kebupaten Sidoarjo juga memberikan dukungan serta bimbingan dalam penyelesaian pekerjaan dengan memberikan pengarahan secara langsung kepada bawahannya dengan tujuan agar tercapainya suatu tujuan yang diharapkan.

3. Kepemimpinan sebagai Partisipatif dalam mencapai Tujuan Organisasi (Partisipative Leadership)

Kepemimpinan Partisipatif merupakan sikap pemimpin lebih mengarah dalam memberikan konsultasi kepada bawahan, menampung berbagai masukan, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan [16]. Sikap pemimpin partisipatif merupakan Pemimpin yang berdiskusi dengan bawahan dan menerima ide dan masukan mereka serta mempertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Pemimpin partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan hingga tercapainya suatu tujuan organisasi. Dalam pengambilan keputusan pemimpin Dinas Pangan dan Pertanian sebelum mengambil keputusan melakukan koordinasi dengan bawahannya terlebih dahulu kepada bidang-bidang yang bersangkutan, dan menerima masukan, saran serta ide dari bawahannya demi keberhasilan program kerja yang dirancang untuk mencapai tujuan dari Dinas Pangan dan Pertanian. Pada saat rapat internal, Kepala Dinas selalu memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk menyuarakan pendapat, ide atau gagasan untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan penelitian dilapangan menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Dinas partisipatif dalam mendukung dan menjalankan program di setiap Bidang yang ada di Dinas Pangan dan Pertanin, seperti Halnya pada saat diadakan penyuntikan Wabah PMK oleh Dinas Pangan dan Pertanian di Kabupaten Sidoarjo Kepala dinas ikut serta turun ke lapangan dalam penyuntikan Wabah PMK di Kecamatan, disitu dapat dilihat bahwa pemimpin Dinas sangat berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh bidang Peternakan dan mendukung kegiatan Bidang agar kegiatang berjalan dengan efektif dan sebagaimana yang telah direncanakan. Mengadakan monitoring evaluasi dan berdiskusi dengan bawahan ketika ada masalah yang sulit dalam penyelesaiannya, menerima saran dan masukan dari bawahan agar masalah dalam pekerjaan mudah terselesaikan.

Data dilapangan menunjukkan bahwa terdapat ketidaksamaan pada penelitian Indahsari R, dkk (2022 : 8) yang menunjukkan bahwa pada penelitiannya tidak menerapkan kepemimpinan yang partisipatif dimana sikap pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak melibatkan bawahannya, dalam pengambilan keputusan lebih cenderung dengan kehendak sendiri serta kurang menerima masukan yang diberikan bawahan. Dalam penelitian Peran kepemimpinan dinas pangan dan pertanian kabupaten sidoarjo, pemimpin berpartisipasi dalam menerima masukan dan saran yang diberikan bawahannya guna untuk menyelesaikan permasalahan, sera dalam pengembilan keputusan melibatkan bawahannya.

4. Pemimpin Beroriantasi Prestasi dalam mencapai Tujuan Organisasi (Achivement Oriented Leadership)

Kepemimpinan yang Berorientasi Prestasi yaitu sikap seorang pemimpin yang menentukan target dan mengharap bawahannya menghasilkan prestasi untuk mencapai dan mengembangkan prestasi dalam mencapai tujuannya [18]. Kepemimpinan model ini memberikan dorongan kepada bawahan untuk berupaya menyelesaikan tugas yang di berikan oleh pemimpian dengan keyakinan mereka mampu menyelesaikannya. Kepemimpinan Orientasi Prestasi seperangkat tujuan dengan memberikan tantangan kepada bawahan agar terlibat dan yakin mempunyai kemampuan menyelesaikan tugasnya dengan baik [19].

Hasil wawancara langsung dilakukan peneliti dengan Kepala Bidang Peternakan, Hasil wawancara menuturkan bahwa :

”Tiap Bidang di Dinas Pangan dan Pertanian memiliki target capaian tiap tahunnya yang harus dicapai” ( BP/09/06/2022 )

Hasil wawancara langsung juga dilakukan peneliti dengan Koordinator Laboratorium, Hasil wawancara menuturkan bahwa :

”Dalam tiap tahunnya ada pengembangan Potensi personal melalui bimbingan dan pelatihan untuk mendukung kompetensi Sumber daya manuasia agar terus berkompetensi” ( KL/10/06/2022 )

Hasil wawancara dengan kedua narasumber dapat disimpulkan bahwa pemimpin Dinas menginginkan agar bawahannya terus berprestasi, berkualitas dan menginginkan agar terus berprestasi agar tercapai tujuan organisasi. Sikap pemimpin Dinas memberikan Reward berupa kenaikan gaji dan tambahn intensifkepada bawahannya yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan mampu memberikan kontribusi lebih demi kemajuan dan perkembangan ke arah yang lebih baik.

Data dilapangan menunjukkan bahwa ada kesamaan pada penelitian Ridwan (2019:11) yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berorientasi prestasi telah diterapkan dengan memberikan reword kepada bawahan yang berprestasi, agar semangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Di Dinas Pangan dan pertanian kepemimpinan berorientasi prestasi juga diterapkan dengan memberikan reword kepada bawahannya yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan memberikan kontribusi lebih sehingga memberikan kemajuan dan perkembangan di tiap bidangnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo menerapkan empat peran kepemimpinan yaitu Direktif, Partisipatif dan berorientasi prestasi, dari keempat gaya kepemimpinan tersebut yang menunjang dalam pencapaian tujuan organisasi yaitu pada gaya kepemimpinan Direktif, kepemimpinan supportif dan kepemimpinan partisipatif. Dalam gaya kepemimpinan Direktif sikap pemimpin memberikan dorongan, arahan dan bimbingan terhadap bawahannya yang menyelesaikan tugas atau program kerja yang sedang berjalan, tetapi dalam kepemimpinan Direktif sikap pemimpin dalam pengambilan keputusan melibatkan bawahannya, dalam kepemimpinan direktif ini tidak ada keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan, segala keputusan berada ditangan pemimpin. Sikap pemimpin sebagai Pendukung Kepala dinas selalu melakukan evaluasi sebelum triwulan dengan melakukan rapat serapan anggaran, dimana akan terlihat setiap bidang mana program yang sudah atau belum terealisasikan. Peran kepemimpinan supportif, sikap Pemimpin Dinas Mengadakan monitoring evaluasi dan berdiskusi dengan bawahan ketika ada masalah yang sulit dalam penyelesaiannya, menerima saran dan masukan dari bawahan agar masalah dalam pekerjaan mudah terselesaikan. Peran Kepemimpinan Partisipatif berperan dalam pencapaian tujuan organisasi Dinas Pangan dan dan Pertanian, sikap pemimpin dalam mengambil keputusan selalu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan bawahannya, dan menerima masukan serta ide dari bidang yang bersangkutan temi teralisasinya dan kelancaran program yang dijalankan, pemimpin Dinas juga memberikan Reword kepada bawahannya yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan mampu memberikan kontribusi lebih demi kemajuan dan perkembangan ke arah yang lebih baik demi tercapainya tujuan Organisasi Dinas Pangan dan Pertanian. Disini terlihat Jelas bahwa Kepemimpin di Dinas sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan Organisasi mulai dari Perannya sebagai Pengarah, Pembimbing, Pendukung, Keikutsertaan dan dalam memberikan Orientasi Prestasi kepada bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi yang sudah dirancang dan ditetapkan sebelumnya.

References

  1. T. Arrahman And S. Syamsir, "Peran Kepemimpinan Kepala Dinas Dalam Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil," Jisip (Jurnal Ilmu Sos. Dan Pendidikan), Vol. 5, No. 4, Pp. 754–765, 2021, Doi: 10.58258/Jisip.V5i4.2259.
  2. R. K. L. Toruan, J. Jamiah, And D. Diana, "Peran Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Samarinda," Prediksi J. Adm. Dan Kebijak., Vol. 20, No. 3, P. 233, 2021, Doi: 10.31293/Pd.V2i3.6123.
  3. F. Talib And D. M. Liando, "Peran Kepala Dinas Dalam Meningkatkan Kinerja Pns Di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara," Adm. Publik, Vol. 5, No. 84, Pp. 25–35, 2019.
  4. H. Iriawan, "Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor," Sosio E-Kons, Vol. 12, No. 2, P. 150, 2020, Doi: 10.30998/Sosioekons.V12i02.6232.
  5. A. Siregar, "Peran Kepemimpinan Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Kantor Camat Sidikalang Kabupaten Dairi," 2019.
  6. M. Fathoni, Suryadi, And S. P. Rengu, "Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan Fisik Desa (Studi Di Desa Denok Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang)," J. Adm. Publik Mhs. Univ. Brawijaya, Vol. 3, No. 1, Pp. 139–146, 2015.
  7. Daswati, "Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi," Acad. Fisip Untad, Vol. 4, No. 1, Pp. 783–798, 2012.
  8. B. Aprianto, "Peran Kepemimpinan Kepala Dinas Dalam Pembentukan Budaya Kerja Di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kabupaten Kutai Timur," Vol. 7, No. 2, Pp. 64–72, 2019.
  9. R. D. Anggraini, "Peran Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Agen Di Kantor Prudential Ponorogo," Vol. 3, No. 2, P. 6, 2021.
  10. A. Mahmud, "Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai," J. Ilmu Adm. Dan Stud. Kebijak., Vol. 1, No. 2, Pp. 39–47, 2019.
  11. E. Kurniawati, Y. Arafat, And Y. Puspita, "Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah," J. Educ. Res., Vol. 1, No. 2, Pp. 134–137, 2020, Doi: 10.37985/Joe.V1i2.12.
  12. P. Puspita, "Restrukturisasi Birokrasi Di Perguruan Tinggi: Penyetaraan Jabatan Struktural Ke Fungsional Perguruan Tinggi Islam Negeri Di Kalimantan," J. El-Riyasah, Vol. 13, No. 1, P. 50, 2022, Doi: 10.24014/Jel.V13i1.16705.
  13. M. M. Ridwan, "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pustakawan Di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Studi Penerapan Gaya Kepemimpinan Path-Goal," Pustakaloka, Vol. 11, No. 1, 2019, Doi: 10.21154/Pustakaloka.V11i1.1601.
  14. M. Miles, A. Huberman, And J. Saldaña, "Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook," 3rd Ed. Sage Publications, Inc., 2014.
  15. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D," Pt Alfabet, 2016.
  16. J. Salam, "Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatan Kualitas Kerja Karyawan Pada Toko Andayani Balandai," 2022.
  17. A. Khairizah, I. Noor, A. Suprapto, J. A. Publik, F. I. Administrasi, And U. Brawijaya, "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Di Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang)," J. Adm. Publik (Jap), Vol. 3, No. 7, Pp. 1268–1272, 2016.
  18. R. Indahsari And L. A. Manafe, "Peran Gaya Kepemimpinan Path Goal Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan," J. Visionida, Vol. 8, No. 1, Pp. 60–71, 2022, Doi: 10.30997/Jvs.V8i1.5665.
  19. M. Thoha, "Kepemimpinan Dalam Manajemen," 13th Ed. Rajagrafndo Persada, 2012.