Educational Management
DOI: 10.21070/ijler.v19i2.1077

Work Environment's Impact on Student Self-Regulation in Learning


Dampak Lingkungan Kerja terhadap Regulasi Diri Siswa dalam Belajar

Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

Self-regulation working students offline learning online learning transition qualitative study

Abstract

This study examines the self-regulation practices of accounting students at Muhammadiyah College of Sidoarjo who work while studying, focusing on their transition from online to offline learning. Using qualitative methods, including interviews, observations, and documentation, the research found that students with flexible work conditions manage their study time better and have stronger self-regulation skills. In contrast, those in inflexible work environments struggle with self-regulation, often handling study tasks spontaneously. These findings highlight the need for targeted support to enhance the self-regulation skills of working students, especially those in rigid job conditions.

 

Highlight:  

  1. Flexible jobs improve students' self-regulation and study management.
  2. Inflexible jobs result in poor self-regulation and spontaneous studying.
  3. Targeted support needed for students in rigid work conditions.

Keyword:  Self-regulation, working students, offline learning, online learning transition, qualitative study

Pendahuluan

Awal tahun 2019 merupakan kondisi krisis dan membahayakan dunia. Saat itu ditemukannya varian virus baru yang tak terlihat secara kasat mata yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID-1)[1]. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan,Cina. Virus baru ini berasal dari keluarga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan berbagai jenis flu lainnya [2]. Jadi COVID-19 ini dapat terjemahkan sebagai virus yang dapat menyebabkan infeksi pernafasan dengan penyebaran yang sangat cepet. Dengan begitu terjadinya penularan yang begitu cepat mengakibatkan jumlah kasus semakin meningkat [3]. Salah satu upaya pemerintah dalam pengurangan penyebaran virus COVID-19 didunia pendidikan yaitu memberlakukan sistem pembelajaran secara daring melalui Surat Edaran No 36962/MPK.A/HK/2020.

Dengan dilakukannya pembelajaran jarak jauh atau daring mahasiswa bisa melakukannya kapan saja dengan melalui pembelajaran daring.Adapaun dampak positif dari pembelajaran daring salah satunya dengan mudahnya mahasiswa mendapatkan materi dan belajar untuk mengevaluasi diri sendiri [3]. Pembelajaran secara daring juga dapat meningkatkan ingatan dan memberikan lebih banyak pengalaman belajar bagi mahasiswa yang bersifat individu maupun kelompok. Dampak negatif dalam pebelajaran daring tidak semua mahasiswa mempunyai fasilitas yang mendukung kegiatan selama pembelajaran, akses jaringan dan perangkat yang tidak mendukung salah satu masalah bagi mahasiswa ketika berlangsungnya pembelajaran secara daring [4].

Maka dari itu atas kejadian yang berkembang saat inni yang berkaitan dengan kegiatan mahasiswa salah satunya adalah bekerja sambil bekerja kegiatan tersebut merupakan hal yang wajar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dari segi ekonomi [5]. Pekerjaan yang mereka lakukan berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan keterampilan para siswa tersebut. Memenuhi kebutuhan sosial dan keuangan adalah salah satu alasan di balik pekerjaan mereka [6]. Seseorang mengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas statusnya dengan memilih menjalankan dua peran secara bersamaan, yaitu sebagai mahasiswa dan pekerja. Maka dari itu, kemampuan self-regulation bagi mahasiswa agar bisa bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan mereka tidak menunda dan menyelesaikan tepat waktu.

Self-regulation harus ada pada masing-masing mahasiswa guna tercapainya tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu juga diperlukan kemampuan mahasiswa dalam memanajemen dan memahami suatu proses pembelajaran [7]. Tetapi pada kenyataannya self-regulation learningyang dipunyai mahasiswa ada yang sudah cukup baik dan ada juga yang belum memadai. Hal inibanyak mahasiswa harus mengembangkan dan meningkatkan lagi self-regulation yang dipunyai bagi mahasiswa yang tidak memadai [8]. Selain itu ada sebagian mahasiswa yang sudah mengetahui dan memahami tentang self-regulation akan tetapi mereka belum bisa mengaplikasikan dalam proses belajar. Di sisi lain sebagian mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo juga harus bisa beradaptasi dalam pembelajaran yang sebelumnya secara daring dan belalih kembali menjadi pembelajaran secara tatap muka (luring) maka dari itu harus mempunyai self-regulation yang cukup baik dan bisa beradaptasi dengan pembelajaran pasca pendemi COVID-19.

Berdasarkan dari uraian tersebut dibutuhkan indikator penentuan tujuan, manajemen waktu, strategi belajar, pencarian bantuan dan evaluasi diri sehingga dapat mengukur self-regulation mahasiswa pekerja dalam belajar pasca pandemi COVID-19. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Regulasi Diri (Self-Regulation) Mahasiswa Pekerja Atas Pembelajaran Luring Pasca Pembelajaran Daring” (Studi Empiris Mahasiswa Prodi Akuntansi Univesitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Rumusan Masalah

Bagaimana regulasi diri dalam belajar (Self-Regulation Learning) mahasiswa pekerja ?

Bagaimana regulasi diri dalam belajar (Self-Regulation Learning) atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring ?

Tujuan Penelitian

Mengetahui regullasi diri dalam bellajar (Self-Regulation Learning) mahasiswa pekerja.

Mengetahui regullasi diri dallam belajar (Self-Regulation Learning) atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring.

Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta menambah wawasan yang luas.

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah ilmu bagi penulis sendiri agar dapat mengetahui regulasi diri mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring.

Penulis sangat berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai pengembangan pengukuran regulasi diri (self regulation) mahasiswa pekerja.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa pekerja dalam menerapkan regulasi diri.

Penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan referensi atau informasi tambahan peneliti selanjutnya di lingkup Universitas dengan topik yang sama, serta dapat menambah pembendaharaan hasil penelitian di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Metode

Penelitian ini memakai pendekatan penelitian secara kualitatif. Sebagaimana pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkaaan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan , diukur atau digambarkan dengan cara pendekatan kuantitatif [9]. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur regulasi diri (Self-Regulation) mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring study empiris mahasiswa prodi akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial, Jl. Mojopahit No 666 B, Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo,Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61215. Peneliti memilih lokasi penelitian karena saat ini berkuliah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yang memungkinkan peneliti mendapatkan data yang lebih tepat dibandingkan dengan universitas lain.

Purposive sampling digunakan dalam penelitian ini untuk memilih informan. Purposive sampling adalah metode pemeriksaan dengan pertimbangan khusus berdasarkan sumber informasi yang ada. Pertimbahan ini salah satunya yaitu dengan menganggap orang yang paling tahu perihal apa yang kita harapkan, sehingga memudahkan peneliti dalam menjawab pertanyaan dari rumusan masalah tersebut dengan tepat [10].

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menentukan informan kunci dengan mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut :

Mahasiswa prodi akuntansi yang bekerja sambil kuliah.

Mahasiswa prodi akuntansi yang pernah melaksanakan pembelajaran daring maupun luring.

Masing-masing mahasiwa dari tingkatan diambil satu mahasiswa untuk diwawancarai.

Mahasiswa yang diambil dari angkatan 2018-2021 dengan alasan mahasiswa angakatan tersebut sudah pernah mengalami pembelajaran daring maupun luring.

Subjektifitas dari peneliti itu sendiri bahwasannya yakin dengan informan yang dipilih benar benar paham sehingga dapat membantu tuuan yang ingin dicapai.

Fokus penelitian ini bermaksud untuk menyajikan arahan dengan gambaran yang ada di permasalahan ditujuan penelitian. Hal ini dilakukan guna menghindari pembahasan yang luas. Maka dari itu terdapat keterbatasan baik dari tenaga dan waktu [11]. Unit analisis penelitian ini adalah pendapat informan kunci yang terdiri oleh para mahasiswa akuntansi Univesitas Muhammadiyah Sidoarjo yang sudah ditentukan sebelumnya. Maka penelitian ini berfokus pada kesanggupan mahasiswa akuntansi yang bekerja dalam penentuan tujuan belajar, manajemen waktu, strategi belajar, pencarian bantuan dan evaluasi diri sehingga bisa menjawab dari rumusan masalah dari pengukuran regulasi diri Self-Regulation mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring.

Data kualitatif adalah jenis data yang digunakan oleh peneliti. Data kualitatif adalah informasi berupa penjelasan atau penegasan bukan angka yang diperoleh dari pendapat informan [9]. Data dapat dikumpulkan dari dua sumber dan penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, yaitu:

Data Primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari narasumber yang terkait dengan tema dan focus pennelitian guna mendapatkan tujuan dari penelitian tersebut . Data yang diperoleh tersebut berupa data obsevasi dan wawancara oleh informan kunci yang di butuhkan untuk mencari informasi terkait dengan pengukuran regulasi diri mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring. Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari, YA (Mahasiswa Akuntansi angkatan 2021, Pekerjaan Admin), FR (Mahasiswa Akuntansi angkatan 2020, Pekerjaan Admin), FM (Mahasiswa Akuntansi angkatan 2019, Pekerjaan Admin) dan RK (Mahasiswa Akuntansi angkatan 2018, Pekerjaan Teknisi). Selain wawancara penelitian ini juga menggunakan data primer berupa observasi yang berlangsung dillakukan oleh peneliti dengan cara melihat dan merasakan apa yang terjadi pada objek penelitian.

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dari pihak lain dalam bentuk publikasi dan jurnal, dalam penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian akan dilaksanakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :

Observasi adalah alur proses yang secara menyeluruh didalam penelitian. Proses terpenting ini meliputih proses pengamatan dan ingatan [8]. Kegiatan ini dilaksakan guna mengetahui kejadian yang sebenarnya dengan fenomena yang ada. Pengamatan secara langsung dilaksanakan guna mengamati beberapa peristiwa yang sedang marak didalam satu waktu. Observasi dilakukan untuk mengamati proses berjalannya regulasi diri mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tida terstruktur dengan dilakukan bisa melalui tatap muka ataupun menggunakan via google meet, pertemuaan antara informan kunci tersebut yang dilakukan dengan tanya jawab untuk bertukar informasi serta ide sehingga dapat disampaikan maksud dan tujuan dalam suatu topic tertentu . Ada empat mahasiswa yang bekerja jurusan akuntansi yang dijadikan sebagai informan kunci sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dokumentasi merupakan kejadian yang sudah terjadi yang diabadikan dalam bentuk tulisan, gambar dari seseorang [8]. Pendokumentasian data pada penelitian ini menggunakan foto wawancara, ringkasan wawancara. Dokumentasi tersebut digunakan sebagai pelengkap dari penggunaaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif diadakannya uji keabsahan data guna untuk memerikasa keabsahan data yang dilakukan peneliti dalam menganggualangi kebingungan data. Model triangulasi digunakan dalam uji keabsahan data dalam penelitian ini. Triangulasi merupakan teknik pengumplan dan penyajian data yang bersifat menggabungkan dari berbagai sumber dan teknik [12]. Dalam penelitian ini terdapat dua triangulasi yaitu :

Teknik triangulasi sumber ini merupakan mengkroscek ulang dan membandingkan informasi yang didapatkan dengan waktu dan alat yang berbeda. Cara mengecek teknik ini yaitu dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan hasil wawancara sehingga bisa di bandingkan satu orang dengan orang lain . Triangulasi sumber dalam penelitian ini yakni mahasiswa akuntansi yang bekerja.

Triangulasi ini menggunakan tekni pengumpulan data dengan berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama . Tujuan dari teknik ini yaitu untuk mengkroscek status kepercayaan penemuan penelitian hasil wawancara dengan cara mengecek informasi yang diperoleh dari observasi, hasil wawancara dan dokmentasi.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut dengan model Milies and Huberman ada tiga tahap dalam menganalisa yakni [8] :

Hasil dari mereduksi data ini berupa rangkuman memiliah hal yang sekiranya dirasa penting ataupun memfokuskan pada hal yang penting. Reduksi data dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi untuk mengetahui pengukuran regulasi diri Self-Regulation mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring.

Hasil dari penelitian kualitatif dari segi data display berupa uraian singkat, bagan , flowchart dan sejenisnya. Manfaat dalam penyajian data ini bermanfaat untuk memahhami apa yang telah terjadi berdasarkan apa yang telah difahami.

Tahap terakhir pada penelitian ini yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi, pada tahap ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan pengoreksian atas temuan-temuan yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan peneliti membagi ada 7 model pemahaman terhadap objek yang telah diteliti yaitu pemahaman mahasiswa jurusan akuntansi yang bekerja tentang seberapa pentingnya menetapkan tujun dalam belajar, manajemen waktu belajar dan fasilitas yang diperoleh dari tempat kerja sebagai penunjang belajar, penggunaan strategi belajar yang fleksibel sebagai mahasiswa pekerja atas pembelajaran luring pasca daring, mencari bantuan yang tepat dalam pembelajaran luring, pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai pembelajaran daring dan luring, pemberlakuan pembelajaran daring ke pembelajaran luring dan grafik Index Prestasi Kumulatif mahasiswa saat diberlakukan pembelajaran daring dan luring, sebagai berikut :

Bahwa pendidikan self-regulated learning menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapai, mengatur dan mengawasi kemajuan mereka. Maka dari itu tujuan belajar menurut tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan,keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilia-nilai [13]. Dapat diasumsikan bahwa tujuan pembelajaran adalah bagian utama yang tidak ditetapkan dalam pengalaman pendidikan karena merupakan tanda pencapaian normal setelah mahasiswa memperoleh kemahiran. Mahasiswa akuntansi berpendapat bahwa memiliki tujuan dalam belajar sangatlah penting, bagi seorang mahasiswa apalagi disamping itu juga ada aktivitas lain yaitu bekerja. Tujuan belajar bagi mahasiswa guna untuk mendapatkan ilmu dan mengembangkan kemampuan yang nantinya akan diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari agar kedepannya bisa digunakan didunia kerja yang diinginkan [14]. Dengan menetapkan tujuan belajar mahasiswa akuntansi yang bekerja akan lebih efektif untuk mempelajari dan mapping mana yang penting dan urgent untuk didahulukan.

Jadi mahasiswa akuntansi memerlukan pengendalian diri di kelas untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Regulasi dalam belajar tersebut di mulai dari mengevaluasi diri pada tujuan yang akan di capai dalam belajar. Selanjutnya menganalisa hasil dari kegiatan belajar tersebut guna untuk menentukan tujuan belajarnya, kemudian dari analisis tersebut dibuat perncanaan pembelajaran sehingga bisa menerapkan perencaan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu melakukan monitoring hasil dan mengevaluasi ulang apakah tujuan yang ditetapkan sebelumnya sudah tercapai atau belum.

Waktu yang sangat ideal untuk memulai berwirausaha yaitu ketika menjalankan kegiatan bekerja dan kuliah secara bersamaan [15]. Dengan demikian banyak beberapa hal yang harus dikorbankan untuk memaksimalkan kegiatan tersebut. Hal yang dikorbankan antara lain yaitu bermain, pikiran dan tenaga. Maka dari itu manajemen waktu dalam belajar itu penting dilakukan. Mengatur waktu belajar merupakan kegiatan dan proses merencanakan dalam pelaksanaan control sadar atas beberapa waktu yang dipakai untuk kegiatan belajar. Dalam mengelola waktu belajar dibutuhkan sejumlah ketrampilan guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran [16]. Menurut pendapat dari mahasiswa akuntansi yang bekerja, mengenai manajemen waktu belajar dan fasilitas yang diperoleh dari tempat kerja dapat disimpulkan menjadi dua kelompok . Kelompok pertama adalah mahasiswa yang bekerja setiap hari dengan lingkungan tempat kerja yang mereka tempati memberikan ijin untuk mereka mengerjakan kegiatan diluar pekerjaan kantor misalkan mengerjakan tugas kuliah. Mahasiswa dalam kelompok ini mempunyai regulasi diri dalam belajar yang cukup dikatakan baik karena mempunyai waktu yang fleksibel. Kelompok kedua merupakan mahasiswa yang bekerja dengan lingkungan yang tidak memberikan ijin dan akses kepada karyawannya untuk melakukan kegiatan lain diluar kegiatan kantor. Mahasiswa yang ada di kelompok ini biasanya memiliki regulasi diri dalam belajar bisa dikatakan kurang baik mengingat mereka mengerjakan tugas secara spontan yang sebelumnya tidak ada perencanaan.

Sehingga dari kedua kelompok tersebut diperlukan manajemen waktu dengan baik supaya tidak tumpang tindih antara waktu bekerja dan waktu belajar maka dibuatlah pembagian waktu yang tepat yaitu membuat daftar kegiatan yang akan dikerjakan esok hari selain membuat list kegiatan juga diperlukan skala prioritas guna untuk memfilter mana saja kegiatan yang dirasa urgent dan yang tidak. Fasilitas yang diperoleh dari tempat kerja guna menunjang belajar secara keseluruhan keempat informan mahasiswa mendapatkan komputer dan internet yang bisa mereka gunakan ketika ada tugas yang urgent walaupun ada sebagian mahasiswa yang jarang menggunakan fasilitas tersebut . Selain fasilitas tersebut ada juga yang mendapatkan motor yang digunakan sebagai kendaraan berangkat kekampus dan tidak kalah penting ada juga yang bisa mendapatkan izin dari kantor dengan mudah ketika ada keperluan dikampus disaat jam kerja.

Merencanakan strategi belajar merupakan keterampilan khusus yang perlu dikembangkan mahasiswa. Strategi belajar yang fleksibel merupakan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan mahasiswa mengelola sendiri proses pembelajaran di lingkungan belajarnya [17]. Menurut mahasiswa akuntansi yang bekerja strategi belajar yang fleksibel menurut mereka ketika pembelajaran daring yaitu dengan pembelajaran daring ini mengajarkan mahasiswa lebih aktif untuk mencari tahu dan memahami secara mandiri atau berkelompok tentang materi yang dibagikan melalui e-learning umsidaataupun ketika diadakan zoom meeting. Dalam pembelajaran daring kualitas jaringan harus memiliki kualitas yang cukup baik. Sedangkan untuk pembelajaran luring biasanya mahasiswa memanfaatkan sedikit waktu sepulang kerja untuk mengulang kembali materi yang telah diberikan minggu lalu sebelum berangkat kuliah. Selain itu lebih mengoptimalkan waktu belajar di kelas dengan mendengarkan penjelasan dosen dengan baik dan aktif bertanya di kelas itu bisa membuat lebih mengingat materi yang telah diberikan.

Mahasiswa dengan pengendalian diri tidak selalu berusaha sendirian. Jika mereka mengalami kesulitan belajar, mereka mungkin meminta bantuan yang akan memudahkan mereka untuk belajar sendiri di kemudian hari [18]. Seperti hasil wawancara dengan mahasiswa akuntansi yang menemui kendala dalam belajar baik itu memahami materi ataupun mengerjakan tugas mereka akan mencari solusi atas permasalahan tersebut dengan memahami kembali materi yang dimaksud dan mencari referensi dari buku serta internet. Jika dirasa belum kunjung menemukan titik terang mereka biasanya bertanya dan berdiskusi dengan teman yang lebih memahami atas pelajaran dan tugas tersebut. Tidak hanya berdiskusi dengan teman saja mahasiswa akuntansi yang bekerja juga berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman seperti kakak tingkat dan dosen. Bantuan dari teman teman itu sangat besar manfaatnya karena dengan bantuan dari mereka bisa lebih terbuka dalam berfikir, mereka memiliki tujuan yang sama sebagai mahasiswa oleh karena itu jika menemukan kesulitan saling support dan sharing memberi bantuan.

Seperti hasil wawancara dengan mahasiswa akuntansi yang bekerja bahwa pembelajaran daring dan luring sama sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing kita bisa mengakses dimana saja dan kapan saja, tidak perlu di kelas, kita bisa lepas di rumah. Akan tetapi kekurangan dari pembelajaan secara daring salah satunya keterbatasan dalam berinteraksi dalam bertatap muka mengingat cuma lewat layar dan keterbatasan jaringan. Dengan begitu bisa dikatakan jika jaringan yang digunakan kurang memadai akan menghambat pembelajaran dan pembelajaran secara daring ini terkadang memiliki rasa malas untuk mengerjakan tugas karena tidak ada motivasi dalam belajar lebih abai terhadap tugas yang telah di berikan oleh dosen sehingga mengakibatkan tidak sedikit mahasiswa yang kurang memahami materi yyang telah diberikan .Sedangkan pembelajaran luring tidak ada keterbatasan dalam beriinteraksi antara dosen dan mahasiswa sehingga mengakibatkan mahasiwa mudah untuk memahami materi yang telah disajikan oleh dosen secara langsung mengingat tidak ada rasa sekat didalamnya [19]. Akan tetapi bagi mahasiswa yang bekerja hanya memiliki sedkiti waktu untuk mempersiapkan perkuliahan mengingat kurangnya jeda waktu antara pulang kerja dan berangkat kuliah.

Transisi pemberlakuan pembelajaran daring ke pembelajaran luring menurut penuturan dari mahasiswa akuntansi yang bekerja mulainya diberlakukan pembelajaran daring itu ketika para informan kala itu semester ganjil sebelum bulan September 2020 sampai bulan Februari 2022 itu pun masih diberlakukan pembelajaran secara hybrid sehingga tidak semua mata kuliah yang disampaikan melalui tatap muka akan tetapi masih ada beberapa mata kuliah yang disampai melalui daring. Dengan begitu pemberlakuan pembelajaran secara tatap muka/luring mulai aktif kembali sampai saat ini namun untuk Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester masih melia daring yaitu menggunakan e-learning umsida.

Dari hasil wawancara mahasiswa akuntansi yang bekerja grafik Indek Prestasi Kumulatif ketika awal masuk era pembelajaran daring mengalami kenaikan secara bertahap dibanding IPK waktu diberlakukan pembelajaran secara luring sebelum adanya pandemi Covid-19. Dengan begitu tidak memungkiri bawasannya pembelajaran daring dikala itu membantu para mahasiswa untuk memperbaiki nilai IPK. Pemberlakukan pembelarajan daring mahasiswa bebas mencari sumber informasi dari manapun termasuk dari internet dikala ujian baik dari ujian tengah semester maupun ujian akhir semester . Namun dari penuturan keempat informan bahwa kualitas penyerapan ilmu yang mereka terima lebih memilih pembelajaran secara luring karena tidak ada kerbatasan interaksi diskusi antara dosen dan mahasiswa.

Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditemukan kesimpulan dengan judul “Pengukuran Regulasi Diri Self-Regulation Mahasiswa Pekerja atas Pembelajaran Luring Pasca Pembelajaran Daring” adalah sebagai berikut :

Regulasi diri dalam belajar (Self-Regulation Learning) mahasiswa pekerja menurut keempat informan bahwa mahasiswa yang bekerja dengan kondisi tempat kerja fleksibel memiliki regulasi diri belajar yang baik. Mahasiswa bisa mengatur waktu belajar sesuai jadwal yang telah di buat selama tidak mengganggu aktivitas pekerjaan. Sedangkan mahasiswa yang bekerja dengan kondisi tempat kerja yang tidak memberi peluang untuk mengerjakan aktivitas lain ditempat kerja memiliki regulasi diri dalam belajar kurang baik. Sebab mahasiswa ini mengerjakan tugas bersifat incidental atau spontan tanpa direncanakan.

Regulasi diri dalam belajar (Self-Regulation Learning) atas pembelajaran luring pasca pembelajaran daring menurut keempat informan bawasannya mahasiswa ketika diadakan pembelajaran luring memiliki strategi belajar lebih mengoptimalkan waktu belajar dikelas dengan mendengarkan penjelasan dosen dan aktif berdiskusi/bertanya dikelas. Dahulu ketika pembelajaran daring mengharuskan mahasiswa untuk lebih aktif untuk mencari tahu dan memahami secara mandiri atau berkelompok tentang materi yang dibagikan melalui e-learning umsidaataupun ketika diadakan zoom meeting.

References

  1. A. Nurdin, “No Title,” Ef. Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Ditinjau Dari Kemamp. Pemecahan Masal. Dan Self-Regulated Learn. Mhs., vol. 2, no. 01, pp. 1–10, 2021.
  2. H. M. Siregar, “Pengembangan Angket Self-Regulation Mahasiswa Pendidikan Matematika Di Masa Pandemi Covid-19,” J. Pendidik. Mat., vol. 10, no. 3, p. 1685, 2021, doi: 10.24127/ajpm.v10i3.3870.
  3. A. Anggrawan, “Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa,” J. Matrik, vol. 18, no. 2, pp. 339–346, 2019, doi: 10.30812/matrik.v18i2.411.
  4. H. Djafar et al., “Dampak Pembelajaran Daring Dan Luring Pada Mahasiswa,” J. Educ. Leadersh. Manaj. Pendidik., vol. 2, no. 01, pp. 100–109, 2022, doi: 10.24252/edu.v2i01.30005.
  5. N. Arbiyah and F. A. Triatmoko, “Pengembangan Skala Regulasi Diri dalam Pembelajaran Daring (Self-Regulated Online Learning Scale) pada Mahasiswa,” Mind Set, vol. 7, pp. 20–32, 2016.
  6. A. N. Husna, F. N. R. Hidayati, and J. Ariati, “Regulasi Diri Mahasiswa Berprestasi,” J. Pendidik. Univ., vol. 13, no. 1, pp. 50–63, 2014, doi: 10.14710/jpu.13.1.50-63.
  7. Y. Setiyawati, “Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Keikutsertaan Dalam Suatu Organisasi,” J. Empati, vol. 6, no. 1, 2019, doi: 10.26877/empati.v6i1.4115.
  8. Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D. Alfabeta,” E-J. Akunt., 2018.
  9. L. J. Moloeng, “Metologi Penelitian Kualitatif (Pt. Remaja).,” 2017.
  10. S. A. Mu’min, “Regulasi Diri Dalam Belajar Mahasiswa Yang Bekerja (Studi pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari),” J. Al-Tadib, vol. 9, no. 1, pp. 1–20, 2016, [Online]. Available: https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/499.
  11. Zimmerman, “Self Regulated Learning And Academic Achievment: An Overview,” Educ. Psychol., pp. 3–17.
  12. T. Mutiara and T. Rifameutia, “Adaptasi Alat Ukur Regulasi Diri Dalam Belajar Daring,” J. Edcomtech, vol. 6, no. 2, pp. 301–309, 2021, doi: 10.17977/um039v6i12021p301.
  13. A. Fitri, “Skala Aktivitas Belajar Untuk Mengukur Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswa,” 2021, [Online]. Available: http://digilib.uinkhas.ac.id/3062/1/Penelitian Regulasi Belajar.pdf.
  14. R. N. Safitri, A. Basith, and R. Setyowati, “Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tatap Muka Terbatas,” pp. 65–68, 2022, [Online]. Available: https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPDI/article/view/3401.
  15. D. N. Rachmah, “Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa yang Memiliki Peran Banyak,” J. Psikol. Univ., vol. 42, no. 1, p. 61, 2015, doi: 10.22146/jpsi.6943.
  16. S. P. I. Astaman, Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswi Berperan Ganda. 2017.
  17. Y. B. A. Putri and L. R. M. Royanto, “Growth mindset, instructors scaffolding, dan self-regulated learning pada pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19,” 2021, doi: 10.24854/jpu167.
  18. M. I. Bakhtiar, “Tingkat self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran blended learning berbasis aplikasi Google Classroom,” Proc. Semin. Nas. Lemb. Penelit. Univ. Makassar, pp. 160–163, 2017.
  19. H. Muasyaroh and L. R. M. Royanto, “Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19: Peran literasi digital dan task value terhadap self-regulated learning mahasiswa,” 2021, doi: 10.24854/jpu172.