Cost Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v18i3.987

Revenue and Operational Costs Impact on Net Profit: A Quantitative Analysis


Dampak Pendapatan dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih: Analisis Kuantitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Income Operational Costs Net Profit Regression Analysis Financial Impact

Abstract

This study aims to investigate the influence of income and operational costs on net profit at a specific organization. Employing a quantitative approach with descriptive and verificative methods, linear regression is utilized for data analysis. The results reveal a positive and significant impact of income on net profit (t = 10.629, p < 0.05), while operational costs exhibit a negative and inversely significant relationship (t = -3.707, p > 0.05). The F-test indicates both income and operational costs significantly contribute to net profit (F = 289.333, p < 0.05). This research sheds light on the intricate dynamics between financial variables, providing valuable insights for practitioners and scholars in the field.

Highlights: 

  • Quantitative Exploration: Utilizing linear regression for a thorough examination of the financial dynamics.
  • Positive Income Influence: Demonstrating a significant positive effect of income on net profit.
  • Operational Cost Dynamics: Unveiling a notable negative and inversely significant relationship between operational costs and net profit.

Keywords: Income, Operational Costs, Net Profit, Regression Analysis, Financial Impact

PENDAHULUAN

Saat ini dunia industri semakin berkembang karena telah memasuki era globalisasi dan banyak dan banyak industri atau bisnis baru yang bermunculan, mendorong industri atau bisnis untuk semakin lebih efisien lagi dan selektif untuk mencapai dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menghasilkan laba. [1] Perusahaan harus dapat merencanakan, mendefinisikan, mengatur, dan meningkatkan proses bisnis kritis. Maka, usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah industri atau bisnis adalah menyusun strategi yang lebih baik untuk mencapai tujuan bisnisnya. [2]

Tujuan didirikannya suatu industri atau bisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia guna memuaskan dan mempertahankan keberadaan industri atau bisnis tersebut. sehingga salah satu caranya adalah dengan meningkatkan seluruh kegiatan perusahaan dan memaksimalkan dana perusahaan agar perusahaan menghasilkan keuntungan yang diinginkan.

Laba atau keuntungan adalah penanda keberhasilan bisnis nirlaba karena biasanya keberhasilan dan kesuksesan bisnis diukur dengan jumlah laba atau keuntungan yang dihasilkannya selama periode waktu tertentu dan seringkali bisnis nirlaba termotivasi untuk memaksimalkan keuntungan dan menjaga biaya seminimal mungkin. [3] Salah satu cara yang bisa digunakan agar medapatkan laba atau keuntungan yang maksimal yaitu dengan mengamati banyaknya penjualan dan menggunakan biaya operasional dengan seminimal mungkin yang dikeluarkan perusahaan. [4] Laba ialah perbedaan lebih penghasilan atas beban sehubungan dengan kegiatan operasi bisnis. [5] Laba bersih adalah perbedaan positif antara penghasilan bisnis dengan biaya prosedur produksi bisnis. Jadi besarnya suatu laba atau keuntungan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat dilihat dari kedua hal tersebut. Laba bersih dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pendapatan dan beban. [6]

Perusahaan harus dapat mengamati pendapatan yang telah didapat dan anggaran yang dikeluarkan semasa menjalankan usahanya supaya usahanya bisa memperoleh laba atau keuntungan yang diinginkan untuk mempertahankan usahanya. [7] Pendapatan adalah aliran aset atau peningkatan aset lainnya atau penyelesaian kewajiban oleh entitas (atau gabungan kedua hal tersebut) yang timbul dari distribusi barang, pengadaan layanan, atau aset lain yang merupakan aktivitas pokok dari bisnis. [8]

Selain penghasilan atau laba, anggaran operasi produksi juga merupakan sumber ekonomi dalam usaha mempertahankan dan memperoleh pendapatan. Anggaran (cost) ialah sejauh mana suatu sumber daya ekonomi (kas atau setara kas) yang dapat dipergunakan untuk menjalankan aktivitas yang diinginkan agar dapat menghasilkan suatu manfaat ekonomi di masa depan (pendapatan). [9] Sedangkan biaya operasional adalah beban usaha utama selain biaya pokok dari penjualan, beban usaha termasuk penjualan, beban umum dan administrasi. [10] Karena anggaran usaha merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, maka penentuan beban atau anggaran usaha tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan-kegiatan usaha. [11]

Mengenai pemakaian anggaran bisnis, disarankan agar dapat menggunakannya sesuai dengan keperluan dan bagian beban perusahaan, dan membatasi penggunaan pengeluaran sebanyak mungkin. begitu juga di PT. Kelola Jasa Artha Subbranch Parepare. Hal tersebut dilakukan supaya dari segi pengeluaran perusahaan tidak melonjak yang dapat menyulitkan perusahaan dalam bentuk segala hal.

PT Kejar (Kelola Jasa Artha) merupakan perusahan yang bergerak pada bidang Distribution Service dan Cash Management, ialah salah satu perusahaan di Indonesia saat ini yang dalam level nasional. Keberadaan PT. Kelola Jasa Artha diakomodasi dari beberapa organisasi atau badan yang terkait dengan bank terkenal di Indonesia seprto Bank Swasta Nasional bahkan Bank Indonesia. Saat ini PT. Kelola Jasa Artha berada dan berkantor pusat di Jakarta Pusat tepatnya pada Jalan. Ir.Juanda No 28. Menempati Salah satu Gedung Kliring Milik Bank Indonesia yang untuk memenuhi kebutuhan kantor telah dilakukan tahap perbaikan terkhusus untuk Lembaga yang bergerak pada managemen uang tunai dalam hal pemberian layanan. Sehingga, sungguh-sungguh sebagai Lembaga jasa pengelolaan kas agar benar-benar berfungsi sebagai cash center.

Laba bersih disebabkan oleh laba operasi, laba bersih disebabkan oleh biaya operasi, dan laba bersih disebabkan oleh laba operasi dan beban operasi secara sinkron. [12] Berlawanan pada penelitian yang mengatakan [13] bahwa Jika pendapatan memiliki dampak material kepada keuntungan bersih dan anggaran operasi memiliki efek negatif atau berlawanan secara relevan akan keuntungan bersih, maka perolehan dan beban operasi secara bersamaan akan berdampak material akan keuntungan bersih.

Maksud dari penelitian ini diantaranya bermaksud melihat efek secara parsial perolehan variabel dan tanggungan usaha akan hasil bersih dan sekaligus bisa melihat efek perolehan variabel dan tanggungan usaha akan hasil bersih yang telah diperoleh.

A. Kajian literatur

Pendapatan

Laba atau pendapatan ialah peningkatan aset usaha yang diakibatkan oleh transaksi dengan pihak ketiga seperti penjualan, pendapatan komisi, pendapatan sewa, pendapatan divden. Peningkatan pendapatan ini mengakibatkan secara tidak langsung meningkatkan modal pemilik. [14]

Laba operasi (Operation revenues) ialah omset yang didapatkan perusahaan dalam menjalankan bisnis utamanya, seperti pemasaran jasa dan juga barang yang diberikan perusahaan terhadap kliennya. Di sisi lain, perolehan non-operasional (non-operating income) adalah pendapatan yang dihasilkan perusahaan di luar kegiatan bisnis intinya misalnya, pendapatan sewa, pendapatan bunga dan keuntungan penjualan saham. [15]

Biaya Operasional

Anggaran atau biaya, menurut Suwarjono, ialah pengeluara atas uang tunai, harta benda lain, modal, jasa, atau segala sesuatu yang menimbulkan kewajiban kepadanya, dan dipersamakan dengan barang atau jasa yang diterima, atau kerugian yang diderita dan diukur dengan total dana yang dianggarankan atau nilainya pasar. Untuk hal lain, properti, modal, atau layanan yang diberikan sebagai pertukaran atau lainnya, dan standar penilaian yang diterima secara umum.

Biaya operasional ialah semua pengeluaran yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk memberikan anggaran aktivitas operasional perusahaan agar tercapainya tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. [16]

Anggaran operasional digolongkan menjadi dua antara lain:

1. Anggaran Pemasaran (Selling Expense)

Anggaran yang dipakai berhubungan dengan fungsi pemasaran yang dikerjakan perusahaan seperti, pengemasan produk, biaya iklan, biaya gaji pegawai dan lain sebagainya

2. Anggaran Manajemen dan Umum

Yaitu anggaran yang terjadi tetapi tidak terkait dengan pemasaran, gaji staf administrasi, anggaran penyimpanan peralatan kantor, anngaran penyusutan gedung, dan lain-lain.

Laba Bersih

Ikatan Akuntan Indonesia mendefinisikan tentang laba ialah saldo setelah dikurangi semua biaya (termasuk pencocokkan konservasi modal) dari pendapatan. Pendapatan bersih adalah pendapatan operasional bersih dikurangi pengeluaran (pendapatan) non-bisnis dan dikurangi pajak perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Keuntungan dari laba bersih untuk bisnis adalah membantu mendanai operasi bisnis untuk ekspansi di masa depan dan memastikan kelangsungan hidup unit bisnis.

Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi laba bersih [17] yaitu sebagai berikut:

1. Fluktuasi beban usaha didorong oleh faktor-faktor seperti fluktuasi banyaknya pemasaran, dan efisiensi operasional perusahaan.

2. Perubahan pos-pos pendapatan dan beban non-operasional yang dipengaruhi oleh fluktuasi tingkatan nilai dan transisi prosedur pemberian dan penerimaan diskon.

3. Kenaikan atau penurunan pajak perusahaan disebabkan oleh besarnya laba dan tingkat tarif pajak.

4. terdapat perubahan di dalam metode akuntansi.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba Bersih

Hasil bersih merupakan tolak ukur kesuksesan pengelolaan perusahaan bagi perusahaan itu sendiri serta kelangsungan operasi perusahaan ditentukan oleh faktor pendukung yaitu pendapaian laba bersih.

Apabila didapatkan hasil dalam jumlah yang tinggi oleh perusahaan dari biaya-biaya yang dikeluarkan maka menghasilkan keuntungan, dan sedangkan jika penghasilan yang didapatkan perusahaan lebih rendah dari anggaran yang dipakai maka menghasilkan kerugian. Laba bersih akan terdapat dari laba usaha, laba bersih perusahaan dapat menjadi tiinggi apabila perusahaan memperoleh laba usaha bersih

Bagi perusahaan, hasil bersih merupakan tolok ukur kesuksesan peneglolaan perusahaan, dan pencapaian laba bersih juga merupakan faktor penentu kelangsungan operasi perusahaan. [18]

H1: Perolehan berpengaruh terhadap laba bersih

Pengaruh anggaran Operasi akan Laba Bersih

Mengompresi dan memanfaatkan anggaran seefektif mungkin ialah misi paling utama suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang ingin dicapai. Intinya, keterlibatan antara keuntungan dan anggaran berbanding terbalik. Biaya yang lebih tinggi menyebabkan keuntungan yang lebih rendah, dan keuntungan yang lebih tinggi menyebabkan biaya yang lebih rendah. Biaya yang harus diminimalkan adalah biaya variabel. Karena anggaran variabel selalu berfluktuasi sesuai dengan jumlah pekerjaan. Tetapi sebelum kita melakukan peminimalisaian biaya, terutama biaya variabel, kita perlu mengklarifikasi setepat mungkin apakah biaya ini perlu dikurangi.

Jika pada suatu pengelolaan perusahaan dapat menekan anggaran, sehingga keuntungan bersih suatu perusahaan dapat bertambah. Sebaliknya, pengeluaran terlalu banyak akan mengurangi pendapatan bersih perusahaan. [19]

H2: anggaran operasi berpengaruh akan keuntungan bersih

Efek Pendapatan dan anggaran Operasi Terhadap keuntungan Bersih

Laba bersih sangat didorong bagi penjualan dan anggaran operasi. Penjualan mempunyai keterkaitan yang sungguh tangguh dan sejalan dengan keuntungan bersih. Di lain sisi, tanggungan usaha bertentangan akan keuntungan bersih, dan selagi beban usaha naik maka keuntungan bersih turun. [20]

H3: Pendapatan dan anggaran operasi berpengaruh secara simultan akan keuntungan bersih.

B. Kerangka penelitian

Figure 1.Kerangka Penelitian

METODE

Metode deskriptif dan validasi dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder digunakan sebagai sumber data. Data sekunder bersifat laporan keuangan laba rugi di PT. Kelola Jasa Artha Subbranch Parepare periode tahun 2018-2022. Penelitian ini berupa penelitian yang bermaksud untuk memahami dampak di antara dua variabel atau melebihi. Pendekatan kuantitatif dipergunakan dikarenakan data yang dapat dipergunakan sebagai peganalisa damapak antara sebuah variabel dijelaskan dengan subuah angka atau skala penomoran. Regresi linier berganda yang dikelolah menggunakan SPSS V.23 ialah jenis teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimana pengaruh pendapatan dan biaya operasional terhadap laba bersih dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut:

Y = α+β1 X1+β2 X2+ε

Dimana:

Y = pendapatan bersih

α = konstan

β1 = koefisien regresi berganda

β2 = koefisien regresi berganda

X1 = pendapatan

X2 = anggaran operasi

ε = faktor non-studi lainnya

Uji Parsial (Uji t)

Uji t dapat memperlihatkan sebesar apa dampak atau efek dari masing-masing independen variabel akan dependen variabel.

Uji Simultan (Uji F)

Uji ini juga dilaksanakan untuk memperkirakan keakuratan peran regresi contoh dalam memperkirakan angka sebenarnya secara statistik.” Uji F pada kakikatnya menyatakan apabila independen variabel yang dipakai pada suatu acuan mempunyai pengaruh simultan dengan devenden variabel. Model regresi dikatakan layak jika taraf signifikan < 0,05 sedangkan taraf signifikan > 0,05 maka diklasifikasikan tidak layak.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R-squared merupakan ukuran kemampuan model dalam menyampaikan variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R2 ini menginformasikan apa saja yang diinginkan dalam memprediksi suatu variabel independen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Uji Parsial (Uji t)

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.544 7.752 -.586 .617
Pendapatan 3.515 .331 1.479 10.629 .009
Biaya Operasional -2.414 .651 -.516 -3.707 .066
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Table 1.Uji Regresi Linier Berganda

Dalam menguji hipotesis 1 dan 2, penulis menggunakan uji-t (uji parsial). Dalam menguji apakah variabel independen X berdampak signifikan dengan cara individual akan variabel dependen (Y) dilakukan uji t-statistik.

Uji Simultan (Uji F)

ANOVA a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .709 2 .355 289.333 .003b
Residual .002 2 .001
Total .712 4
a. Dependent Variable: Laba Bersih
b. Predictors: (Constant), anggaran Operasi, Perolehan
Table 2.Uji Simultan (Uji F)

Uji F-statistik dijalankan dengan tujuan memeriksa apakah variabel independen (X) memiliki keterkaitan yang relevan dengan variabel dependen (Y) secara bersamaan atau tidak.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .998a .997 .993 .03501
a. Predictors: (Constant), Biaya Operasional, Pendapatan
Table 3.Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan Tabel 3, nilai koefisien determinasi atau R-square (R2) sebesar 0,997 atau 99,7%. Hal membuktikan jika variabel independen, yaitu perolehan dan anggaran operasi, mempengaruhi variabel dependen, yaitu laba bersih, sebanyak 99,7%.

B. Pembahasan

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan dan mengetahui keterkaitan dan dampak variabel independen akan variabel dependen. Analisis regresi linier berganda merupakan gaya yang dipakai pada penelitian dengan tingkat signifikansi 5%. jika tingkatan yang relevan lebih dari 0,05, sehingga dari itu independen variabel tidak bisa berdampak pada variabel dependen, atau asumsi tidak ditunjang. Sebaliknya, jika tingkatan yang relevan lebih kecil dari 0,05, menyebabkan variabel independen berdampak akan variabel dependen dan asumsi yang diterima. Hasil penelitian tersebut akan diuraikan satu per satu sebagai berikut:

Pengaruh Pendapatan (X1) Terhadap Laba Bersih (Y)

Dari tabel 1 memperlihatkan variabel pendapatan (X1) mempunyai angka t hitung sebanyak 10,629. Bagi jumlah t tabel (df) = (n-k-1) = 5-2-1 = 2, sehingga (0,025;2) diperoleh jumlah t tabel sebanyak 4,30265. sehingga dari itu jumlah t hitung lebih tinggi dari jumlah t tabel (10,629 > 4,30265). Nilai signifikansi (0,009 < 0,05) sehingga H1 diterima, hasil penelitian variabel pendapatan (X1) berdampak positif dan relevan akan variabel laba bersih (Y).

Pada uraian yang terdapat di atas bisa ditarik kesimpulan bahwasanya ketika variabel pendapatan berdampak sdengan cara parsial akan keuntungan bersih. Ini dikarenakan ketika perolehan tumbuh, keuntungan bersih juga bertambah. Hasil menunjukkan hasil penelitian sesungguhnya keuntungan bersih berdapak akan perolehan usaha. [21]

Pengujian anggara atau anggaran Operasi (X2) Terhadap Laba Bersih (Y)

Dari tabel 1 mempelihatkan variabel anggaran operasional (X2) mempunyai jumlah t hitung sebanyak -3,707. Sehingga jumlah t tabel (df) = (n-k-1) = 5-2-1 = 2, sehingga (0,025;2) didapat jumlah t tabel sebanyak 4,30265. Sehingga jumlah t hitung lebih rendah dari jumlah t tabel (-3,707 < 4,30265). Angka relevansi (0,066 > 0,05) sehingga H2 ditolak, maka hasil penelitian variabel anggaran operasi (X2) berdamapak mines atau berlawanan arah relevan akan keuntungan bersih (Y).

pada urauain tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya ketika anggaran operasi tidak berdampak dengan cara parsial akan keuntungan bersih. Artinya ketika beban usaha atau anggaran meningkat maka laba bersih menurun, karena beban usaha dan keuntungan bersih berkorelasi erat dan bertentangan. perolehan ini seiring dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilaksanakan, dengan hasil yang diperoleh penelitian memperlihatkan bahwa biaya operasi berdampak negatif atau bertentanga secara relevansi akan keuntungan bersih.

Pengujian Pendapatan (X1) dan Biaya Operasi (X2) akan Laba Bersih (Y)

Pada tabel 2, didapatkan nilai F hitung sebesar 289,333. Untuk nilai F tabel (df) = (k-1;n-k) = (3-1;5-3) = (2;2) hasilnya 19,00. Dengan ini jumlah F hitung lebih banyak dari jumah F tabel (289,333 > 19,00) dan jumlah relevansi sebanyak 0,003 maksudnya sedikit rendah dari 0,05 (0,003 < 0,05). Jadi bisa diputuskan sesungguhnya H3 disahkan, maksudnya variabel perolehan (X1) dan variabel anggaran operasi (X2) dengan bersamaan berdampak positif dan relevan akan keuntungan bersih (Y). perolehan penelitian tersebut konsisten terhadap penelitian yang telah dikerjakan sebelumnya [12] dan [13], dengan mengatakan jika penghasilan serta anggaran operasi memiliki dampak cukup relevan akan hasil bersih.

SIMPULAN

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan tentang keterkaitan penghasilan dan anggaran operasi akan keuntungan bersih pada PT. Kelola Jasa Artha Subbranch Parepare. Sehingga simpulan untuk penelitian ini yaitu H1, diterima maksudnya variabel pendapatan berdampak positif dan relevan akan keuntungan bersih dengan cara parsial. H2, ditolak artinya variabel anggaran operasional berdampak negative serta berbanding terbalik relevan akan keuntungan bersih dengan cara parsial. H3, diterima artinya variabel pendapatan dan anggaran operasional berdampak positif serta relevan akan keuntungan bersih secara simultan.

References

  1. U. Natsir, "Tinjauan Du Point System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia," Amsir Management Journal, Vol. 3, No. 2, pp. 91–99, 2023.
  2. E. M. W. Pasaribu and N. Hasanuh, "Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih," COSTING: Journal of Economic, Business and Accounting, Vol. 4, No. 2, pp. 731–740, 2021.
  3. H. Hasan, "Pengaruh Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Karakteristik Eksekutif, Kepemilikan Keluarga, Profitabilitas, dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak," YUME: Journal of Management, Vol. 5, No. 3, pp. 433–440, 2022.
  4. I. W. B. Wisesa, A. Zukhri, and K. R. Suwena, "Pengaruh Volume Penjualan Mente Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Ud. Agung Esha Tahun 2013," Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol. 4, No. 1, 2014.
  5. N. Djamalu, "Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012," Skripsi, Vol. 1, No. 921409054, 2013.
  6. T. Kartini, "Pengaruh Pendapatan Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih," Almana: Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 2, pp. 63–76, 2017.
  7. L. Rahmawati and K. Kosasih, "Pengaruh Pendapatan Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018," Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, Vol. 5, No. 4, pp. 834–844, 2020.
  8. E. M. I. Sukmawati, "Pengaruh Pendapatan dan Beban Perusahaan Terhadap Laba Pada PT Beta Mandiri Wiradana Prabumulih," Akuntanika, Vol. 6, No. 1, pp. 11–23, 2020.
  9. M. Machmud and H. Hasan, Akuntansi Biaya, 1st ed. Purbalingga: Eurika Media Aksara, 2023.
  10. G. Gunardi, S. Ikhsan, and S. Sehaq, "Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih PT. Sari Indah Teguh Purwakarta Periode 2013–2017," Accounthink: Journal of Accounting and Finance, Vol. 4, No. 1, 2019.
  11. Y. Casmadi and I. Azis,"Pengaruh Biaya Produksi & Biaya Operasional terhadap Laba Bersih pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company PENGARUH BIAYA PRODUKS, Tbk.,"Jurnal Akuntansi, Vol. 11, No. 1, pp. 41–51, 2019.
  12. U. Suhaemi, "Pengaruh Pendapatan Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih,"Competitive Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 5, No. 2, pp. 35–40, 2021.
  13. P. Mutiara, "Pengaruh Pendapatan dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih," J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), Vol. 7, No. 1, pp. 244–249, 2022.
  14. W. N. Ardhianto, Buku Sakti Pengantar Akuntansi, 2nd ed. Yogyakarta: Penerbit Quadrant, 2021.
  15. H. Syaifullah, Buku Praktis Akuntansi Biaya dan Keuangan. Jakarta: Penerbit Laskar Aksara, 2016.
  16. Rusdiana, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, 1st ed. Bandung: UIN SGD press, 2019.
  17. Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, 1st ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
  18. M. Efilia, "Pengaruh Pendapatan Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Kimia Dan Keramik, Porselin & Kaca Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012," Universitas Maritim Jaya Ali Haji Tanjung Pinang, pp. 1–15, 2014.
  19. A. N. F. Ratnasih, "Pengaruh Piutang Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Usaha Pada PT. Nusantara Citra Terpadu," 2017.
  20. L. Rahmawati, "Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018," Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, Vol. 5, No. 4, pp. 834–844, 2020.
  21. A. Khoirudin, "Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia," Accounting Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, 2013.