Finance Management
DOI: 10.21070/ijler.v18i3.986

Navigating Financial Fortitude: Insights from 2020-2022 Performance Analysis


Menapaki Ketangguhan Keuangan: Wawasan dari Analisis Kinerja 2020-2022

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Performance Ratio Analysis Quantitative Methods Profitability Liquidity

Abstract

This study investigates the financial performance of a company across 2020-2022, focusing on liquidity, solvency, and profitability ratios through quantitative descriptive methods. Data from financial statements accessed via the Indonesia Stock Exchange's official website forms the basis of analysis. The research reveals promising indicators in the company's profitability, marked by increased sales, reduced operational expenses, and improved cash flow. Despite these positive trends, the company maintains its capacity to meet financial obligations. These findings suggest a commendable operational efficiency and financial health within the studied period, indicating potential avenues for further analysis and strategic decision-making in similar industries.

Highlights:

  • Quantitative Analysis: Utilized numerical data for comprehensive evaluation.
  • Profitability Indicators: Highlighted increased sales and reduced expenses.
  • Financial Health: Demonstrated the company's ability to meet obligations.

Keywords: Financial Performance, Ratio Analysis, Quantitative Methods, Profitability, Liquidity

PENDAHULUAN

Perusahaan tidak dapat dipungkiri bahwa ada tujuan tambahan yaitu kemakmuran yang diharapkan. Namun, tujuan utamanya yaitu mencari keuntungan sebagai sebuah organisasi. Selain itu, terdapat berbagai tujuan yang tidak kalah pentingnya, yakni mampu bertahan dalam persaingan, berkreasi dan mampu melengkapi kemampuan sosial lainnya di mata publik [1].

Pakar keuangan mengejar pilihan moneter, membutuhkan data tentang kondisi dan pelaksanaan organisasi. Untuk menjaga daya tahan di tengah persaingan bisnis yang serius, organisasi harus memilih prosedur yang sangat terkoordinasi sesuai kepribadian organisasi. Organisasi yang memilih metodologi yang tepat sebenarnya ingin mengikuti dan mengungguli lawan dalam jangka panjang. Penilaian investor terhadap suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi keuangannya [2]. Organisasi yang tidak dapat bersaing pada akhirnya akan tercerabut dari pasar dan akan menghadapi kebangkrutan sehingga administrasi organisasi harus bekerja pada kinerja keuangan sekaligus dengan administrasi. Hal ini dikarenakan hasil dari operasi perusahaan diwakili oleh keuangan yang berupa angka-angka dimana hal tersebut adalah pengertian kinerja keuangan. [3]

Keadaan moneter suatu organisasi digambarkan dalam kinerja keuangan yang dengan menggunakan alat pemeriksaan moneter dilakukan pemecahan. Sehingga, keadaan suatu organisasi meneter dapat positif atau negatif yang mencerminkan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu periode tertentu cenderung dapat diketahui. Ketika datang untuk mengevaluasi kinerja, pengukuran atribusi yang menghasilkan keuntungan berupa biaya dan pendapatan diketahui arus kas lebih unggul. Estimasi pelaksanaan organisasi digunakan untuk melakukan peningkatan pada kegiatan fungsionalnya sehingga dapat bersaing dalam bisnis untuk mengikuti koherensi organisasi dengan kelompok yang berbeda [4]

Secara kritis dilakukan pengkajian keuangan dimana proses tersebut merupakan pengertian dari analisis kinerja keuangan yang terdiri dari data keuangan yang ada melalui proses peninjauan, interprestasi, pengukuran, perhitungan, serta masalah keuangan pada suatu periode tertentu yang ada diperusahaan diberikan solusi. [5] Pemeriksaan pelaksanaan organisasi harus dimungkinkan melalui laporan inverstigasi moneter organisasi yang diperkirakan dengan menggunakan proporsi moneter [6] Pada peeriksaan proporsi hanya melihat satu angka secukupnya sehingga direksi sering menggunakannya. Hal tersebut juga menjadikan distorsi angka langsung dalam ringkasan keuangan dapat dihindari. Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi aspek keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam bentuk analisis kuantitatif dimana laporan keuangan menjadi dasar informasinya [7]. Hanya tiga dasio saja yang digunakan dalam penelitian ini yakni likuiditas, solvabilitas, dan Profitablitas.

Salah satu organisasi yang tercatat di BEI atau Bursa Efek Indonesia adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. Kegiatan agrobisnis diketahui dilakukan oleh organisasi ini terkhusus dalam hal kelapa sawit yang mencakup pengembangan dan pengelolaan. CPO atau Unrefined Palm Oil memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat yang merupakan hasil olah dari kelapa sawit, khususnya produk andalan Indonesia untuk pengiriman nonmigas, sumber perdagangan asil di luar migas. Pada planit ini, mintak yang paling banyak dibuat dan dikonsumsi sangat dimungkinkan adalah minyak kelapa sawit. Biofuel atau biodiesel dapat dibuat dari minya yang sangat stabil ini dengan produksi yang mudah dan harganya yang murah yang juga dapat ditemukan di berbagai macam makanan, kosmetik, dan produk kebersihan [8].

METODE

Kajian dalam artikel ini menggunakan strategi kuantitatif. Menurut Gunawan, strategi eksplorasi kuantitatif adalah penelitian dalam rangka pengumpulan dan pengujian informasi sebagai angka (numerik) untuk memahami, mengantisipasi, dan mengendalikan kekhasan yang diinginkan [9]. Berbeda dengan informasi esensial yang harus dikomunikasikan secara langsung dengan counterparty, Berbagai cara untuk memperoleh informasi tambahan dapat dilakukan yang satu diantaranya dari BEI atau Bursa Efek Indonesia. Data dari laporan keuangan PT AALI tahun fiskal 2020 dan 2022 dikumpulkan untuk investigasi ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Berikut adalah rasio keuangan yang didapatkan dari data laporan keuangan pada periode 2020-2022 PT Astra Agro Lestari Tbk:

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Pendapatan 18.807.043 24.322.048 21.828.591
% Kenaikan/Penurunan 7,76% 29,32% -10,25%
Laba komprehensif 893.779 2.067.362 1.792.050
% Kenaikan/Penurunan 266,86% 131,31% -13,32%
Aset 27.781.231 30.399.906 29.249.340
% Kenaikan/Penurunan 2,99% 9,43% -3,8%
Ekuitas 19.274.794 21.171.173 22.243.221
% Kenaikan/Penurunan 1,56% 9,84% 5,06%
Liabilitas 8.533.473 9.228.733 7.006.119
% Kenaikan/Penurunan 6,73% 8,15% -24,08%
Table 1.Laporan Keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk Peri

1. Rasio Likuiditas

Proporsi ini merupakan tanda kemampuan organisasi untuk memenuhi komitmen sementaranya tanpa bantuan pihak luar, seperti kredit dari bank. Berikut konsekuensi pemeriksaan proporsi likuiditas PT Astra Agro Lestari Tbk.

a. Current Ratio

Penggunaan proporsi ini guna mengevaluasi apakah kewajiban lancar dapat ditutupi dengan sumber daya saat ini. Proporsi berkelanjutan ditentukan oleh persamaan yang menyertainya:

Current Ratio = 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 : 𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 x 100% %

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Aset Lancar 5.937.890 9.414.208 7.390.608
Kewajiban Lancar 1.792.506 5.960.396 2.052.939
Current Ratio 3,31 1,58 3,6
Table 2. Current Ratio

Pada tahun 2021 current ratio yang sedang berlangsung menurun dibandingkan dengan tahun 2020 tetapi pada tahun 2022 akan meningkat di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masih dinilai memuaskan, aset lancar perusahaan digunakan untuk menutupi kewajiban lancar perusahaan sebagai bagian dari kinerja perusahaan tersebut.

b. Quick Ratio

Perhitungan tingkat kewajiban lancar dapat menggunakan proporsi ini dimana kewajiban tersebut dengan sumber daya lancar yang paling banyak dapat ditutupi. Proporsi cepat ditentukan oleh resep yang menyertainya.

Perhitungan tingkat kewajiban lancar dapat menggunakan proporsi ini dimana kewajiban tersebut dengan sumber daya lancar yang paling banyak dapat ditutupi. Proporsi cepat ditentukan oleh resep yang menyertainya.

QuickRatio=(𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓+𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏): 𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 x 100%%

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Aset Lancar 5.937.890 9.414.208 7.390.608
Persediaan 2.165.603 3.023.478 3.273.597
Kewajiban Lancar 1.792.506 5.960.396 2.052.939
Quick Ratio 2,1 1,07 2
Table 3. Quick Ratio

Pada tahun 2021, proporsi yang cepat telah berkurang dibandingkan dengan tahun 2020 namun akan meningkat di masa mendatang pada tahun 2022. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui sangat baiknya dalam menutupi komitmen berkelanjutan dengan aset yang paling cair dari tahun ke tahun oleh organisas,. mungkin bagaimanapun harus menjadi besar.

Pengukuran kapasitas organisasi dalam melakukan pemenuhan kewajibannya dapat diukur sengan penggunaan proporsi ini yang sedang berlangsung dengan timbal balik kas tanpa akhir. Formula untuk menentukan rasio kas adalah sebagai berikut:

CashRatio=𝑲𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑲𝒂𝒔 : 𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 = 100%%

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Kas & Setara Kas 978.892 3.896.022 1.619.616
Kewajiban Lancar 1.792.506 5.960.396 2.052.939
Cash Ratio 0,55 0,65 0,79
Table 4. Cash Ratio

Rasio kas meningkat pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 dan 2020. Meskipun demikian, rasio tersebut berada di bawah 1 dan perusahaan diperkirakan memiliki kemampuan yang terbatas untuk menggunakan setara kas dan kas dalam melunasi kewajibannya yang lancar.

2. Rasio Solvabilitas

Semua proporsi ini merupakan petunjuk untuk mengukur kapasitas organisasi untuk memenuhi komitmennya, baik saat ini maupun jangka panjang.

a. Total Debt to Asset Ratio

Secara agregat jumlah kewajiban dapat menunjukkan korelasi dengan proporsi ini,

Rumus untuk mengetahui debt to asset ratio sebagai berikut.

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Kewajiban 8.533.437 9.228.733 7.006.119
Aset 27.781.231 30.399.906 29.249.340
Total Debt To Asset Ratio 0,31 0,3 0,24
Table 5. Total Debt to Asset Ratio

Terjadi penurunan sebesar 0,01 dari tahun 2020 ke 2021 pada luasan ini kemudian penurunan terjadi sebesar 0,06 dari tahun 2021 ke 2022. Walaupun penurunannya tidaklah kritis, hasil tersebut menunjukkan semakin berkembangnya modal aset yang menjadi jaminan obligasi.

b. Total Debt to Equity Ratio

Sejauh ini membahas benar-benar melihat antara kewajiban langsung dari asosiasi dan nilai penuh dari asosiasi. Kewajiban untuk menghargai proporsi dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Kewajiban 8.533.437 9.228.733 7.006.119
Ekuitas 19.247.794 21.171.173 22.243.221
Total Debt To Equity Ratio 0,44 0,43 0,31
Table 6. Total Debt to Equity Ratio

Terjadi penurunan sebesar 0,01 dari tahun 2020 ke 2021 pada rasio ini kemudian penurunan terjadi sebesar 0,06 pada tahun 2021 ke 2022. Walaupun secara signifikan tidak terlalu menurun, namun menunjukkan bahwa semakin besarnya penjamin kewajiban oleh modal ekuitas.

3. Rasio Profitabilitas

Didapatkan dari “manfaat”, yang dalam arti sebenarnya berarti “manfaat”. Selanjutnya, proporsi produktivitas adalah proporsi yang digunakan untuk menentukan tingkat keuntungan organisasi berdasarkan modal, sumber daya, atau catatan lain yang memengaruhi bagaimana kelompok tertentu menilai tingkat keuntungan organisasi.

a. Gross Profit Margin (GPM)

Proporsi ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih untuk transaksi. Keuntungan bersih

atau biaya penjualan barang. Kewajaran kesepakatan organisasi untuk pertemuan terkait masih belum jelas dengan nilai ini. Terlebih lagi, tingkat kewajaran proporsi GPM berfluktuasi tergantung pada bisnisnya. Sebagai representasi dari organisasi semacam ini, ia memiliki GPM yang sangat besar karena HPP hampir tidak memberikan apa-apa dan untuk jenis sistematis ini PT AALI membebankan biaya yang sangat besar untuk HPP. Berikut hasil penilaian GPM PT AALI periode 2020-2022. Formula untuk menentukan laba bersih adalah sebagai berikut:

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Penjualan 18.807.043 24.322.048 21.828.591
HPP (15.844.152) (19.492.034) (18.006.474)
Laba Kotor 2.962.891 4.830.014 3.822.117
Gross Profit Margin 15,75% 19,86% 17,50%
Table 7. Gross Profit Margin

Sesuai dengan tabel 1, penjualan meningkat sebesar 29,32 persen antara tahun 2020 dan 2021. Demikian pula, manfaat bersih disampaikan juga meningkat, yakni sebesar 63,02%. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa proporsi GPM PT AALI mengalami peningkatan yang sangat besar, khususnya sebesar 4,09 persen. Tuntutan HPP belum siap untuk mendukung keuntungan bersih organisasi, meski naik juga. Namun, pada tahun 2022 proporsi GPM telah berkurang sebesar 2,36%, sehingga memberikan tanda bagi organisasi bahwa keuntungan bersih yang dihasilkan organisasi tidak besar.

b. Net Profit Margin (NPM)

Proporsi ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang dilihat dengan kesepakatan organisasi. Manfaat bersih yang dimaksud adalah manfaat bersih disingkat biaya kerja, biaya tidak bekerja, selain gaji nonbisnis, dan dikurangi penilaian pribadi. Laba atau rugi aktual perusahaan ditunjukkan oleh laba bersih ini. Jika laba bersih dikurangi biaya menghasilkan laba bersih negatif, organisasi perlu memangkas biaya yang disampaikan sia-sia dan memperluas pengaturan. Dalam deklarasi ganti rugi PT AALI, keuntungan organisasi (kemalangan) telah meluas. Hanya Rp 893,779 miliar pada tahun 2020, meningkat sebesar Rp 2,067 triliun pada tahun 2021, dan turun sebesar Rp 1,792 triliun pada tahun 2022. Berikut adalah konsekuensi perhitungan NPM PT AALI periode 2020-2022. Resep untuk menemukan Pendapatan Keseluruhan Bersih adalah sebagai berikut.

NPM = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 : 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 x 100% 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏%

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Penjualan 18.807.043 24.322.048 21.828.591
Laba Bersih 893.779 2.067.362 1.792.050
NPM 4,75% 8,50% 8,20%
Table 8. Net Profit Margin

Dilihat dari tabel 2 sangat mungkin beralasan bahwa proporsi NPM organisasi meningkat dari 4,75% menjadi 8,5% pada tahun 2021 dan kemudian menurun lagi menjadi 8,20% pada tahun 2022. Peningkatan keuntungan bersih sebesar 131% menunjukkan bahwa organisasi semakin baik pada memperluas manfaat dan mengurangi biaya kerja dan biaya yang berbeda. Selain itu, cenderung terlihat juga adanya peningkatan sebesar 3,75% pada proporsi NPM organisasi yang berarti organisasi semakin baik dalam hal produktivitas. Meski tidak akan ada penurunan laba bersih yang signifikan di tahun 2022.

c. Return on Equity(ROE)

Rasio ROE adalah cara untuk mengukur pengembalian kepada pemegang saham. Nilai ROE perusahaan menunjukkan bahwa investor dapat memperoleh kembali uangnya dari investor yang telah menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi penghargaan ROE organisasi, semakin besar keuntungan yang dapat diberikan organisasi kepada investornya. Berikutnya adalah efek susulan estimasi Laba dari Nilai PT AALI untuk periode 2020-2022.

ROE = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 : 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 x 100%%

Keterangan Tahun
2020 2021 2022
Laba Bersih 893.779 2.067.362 1.792.050
Total Equity 19.247.794 21.171.173 22.243.221
Return On Equity 4,64% 9,76% 8,05%
Table 9. Return on Equity

Berdasarkan tabel 5, pemegang saham akan mengalami peningkatan tingkat pengembalian. Rasio ROE bisnis meningkat sebesar 5,12 % pada tahun pertama, namun menurun sebesar 1,71 % pada tahun berikutnya.

Mencermati keseluruhan rasio probabilitas PT AALI periode 2020-2022, cenderung beralasan bahwa penyajian moneter PT AALI dalam menciptakan keuntungan atau manfaat telah berkembang dan lebih baik, baik dalam hal sumber dayanya, menyesakkan kerja. biaya dan biaya yang berbeda, serta sejauh kesepakatan dibuat. Meskipun akan turun pada tahun 2022, itu tidak akan terlalu serius. Dari pemeriksaan langsung ini, kami beralasan bahwa efek pandemi sudah dimulai sejak dulu terjadi di Indonesia, 2020 hingga batas terjauh Desember 2021 tepatnya, membawa banyak perubahan. Akibat pandemi yang terjadi, perseroan mampu mempertahankan kinerjanya tanpa mengalami penurunan.

B. Pembahasan

a. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan pengujian yag selanjutnya hasilnya digunakan dalam analisis dan pembahasan penelitian ini. Berikut adalah deskripsi pembahasan penelitian ini:

a. Rasio Likuiditas

1. Apabila dibandingkan dengan tahun 2020 maka terjadi penurunan pada Current Ratio. Hal tersebut memberikan hasil bahwa telah berkurangnya penggunaan aset yang digunakan organisasi dalam menutupi tanggung jawab praktis yang dapat dilihat dari presentasinya.

2. Quick Proporsi tersebut menurun dibandingkan tahun 2020. Meski masih bisa dikatakan sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perseroan menutup kewajiban berjalan dengan sumber daya paling likuid saat ini semakin menurun.

3. Cash Ratio Berbeda dengan tahun 2020. Namun, karena proporsinya di bawah 1, perseroan dianggap wajib mengelola kewajiban berkelanjutannya dengan kas dan mitra kas.

b. Rasio Solvabilitas

1. Terjadi pengurangan sebesar 0,01 dari tahun 2020 hingga tahun 2021 pada Total Debt to Asset Ratio. Walaupun tidaklah mendasar, dapat diketahui bahwa semakin besarnya penjamin komitmen dari modal aset.

2. Terjadi pengurangan sebesar 0,01 dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 pada Total Debt to Equity Ratio. Sebenarnya, hal ini menunjukkan jika semakin besarnya penjamin komitmen dari nilai modal.

c. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin (GPM) menunjukkan bahwa Antara tahun 2020 dan 2021, akan ada 29,32 orang yang terkena dampak. Hasilnya, manifold yang dianalisis juga termasuk presisi sebesar 63,02%. Alhasil, Proporsi GPM PT AALI bisa dikatakan mengalami peningkatan kritis, khususnya 4,09 persen. permintaan HPP masih mampu mendongkrak laba kotor perseroan, meski juga meningkat. Hal ini akan menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan organisasi lebih menyeluruh.

2. Net Profit Margin (NPM) menunjukkan bahwa tingkat asosiasi NPM diperluas dari 4,75% menjadi 8,5%. Peningkatan keuntungan bersih sebesar 131% menunjukkan bahwa afiliasi menjadi lebih baik dalam meningkatkan keuntungan dan menurunkan pekerjaan dan biaya lainnya. Terlihat juga ada peningkatan sebesar 3,75% pada tingkat NPM asosiasi, yang berarti bahwa asosiasi semakin baik dalam hal efisiensi.

3. Return on Equality (ROE) menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang akan dirasakan oleh investor meningkat. Hal ini dibuktikan dengan proporsi yang meningkat ROE

4. perusahaan sebesar 5,12%

Teori Yang Mendukung

  1. Beberapa ahli mengemukakan pendapat terkait analisis rasio keuangan yang mendukung hasil penelitian ini. Berikut adalah beberapa teori dari ahli tersebut:

a. Rasio likuiditas. Hutang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahan menggunakan rasio ini untuk menunjukkan kemampuan pembayaran hutang tersebut oleh perusahaan. Hutang jangka pendek yang jatuh tempo yang perusahaan miliki akan dinilai kemampuan perusahaan tersebut untuk membayarnya dengan menggunakan rasio yang disebut sebagai rasio likuiditas [10]

b. Rasio Solvabilitas. Utang jangka panjang yang dimiliki perusahaan diwajibkan untuk dibayar oleh perusahaan tersebut dimana kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang dimiliki menggunakan rasio dalam hal likuidasi yaitu rasio solvabilitas. Kemampuan menutupi kewajiban kepada yang tak tersentuh oleh pemilik modal dapat digambarkan sejauh mana dengan menggunakan proporsi ini [11]

c. Rasio Profitabilitas. Kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh keuntungan (pendapatan), terkait dengan transaksi, sumber daya dan modal dapat diketahui dengan korelasi atau proporsi yang berdasarkan dasar perkiraan tertentu. Proporsi produktivitas digunakan untuk mengetahui besaran pameran suatu organisasi dalam hal keuntungan yang diperoleh yang berpengaruh pada laporan fiscal pada catatan dimana harus mengikuti prinsip pembukuan moneter [12]

Penelitian Terdahulu

Temuan penelitian sebelumnya sejalan dengan penelitian Thasya Putri Nabilla yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari TBK Periode 2016-2021”. Konsekuensi dari penelitian ini menunjukkan bahwa Proporsi Likuiditas berada dalam kondisi yang memprihatinkan mengingat proporsi berjalan, proporsi cepat dan proporsi uang berada di bawah standar bisnis. Menurut Proporsi Resolvabilitas terlihat bagus karena rasio kewajiban terhadap sumber daya berada di bawah standar bisnis. Kewajiban menilai proporsi berada di bawah standar bisnis. Dalam jangka panjang kewajiban untuk menghargai proporsi berada di bawah standar bisnis. Jaminan diberikan oleh aset terhadap total utang dalam rasio total aset terhadap utang. Dalam proporsi total aset terhadap kewajiban ada jaminan yang diberikan oleh modal dalam menutupi semua kewajiban. Sementara pendapatan waktu berada dalam kondisi yang memprihatinkan karena berada di bawah standar bisnis. Berdasarkan Proporsi Gerakan itu dalam kondisi yang buruk karena proporsi perputaran sumber daya total di bawah standar bisnis, Perputaran saham dan persediaan hari biasa dalam melibatkan dukungan dalam membuat kesepakatan buruk dan waktu untuk mengumpulkan perputaran saham menghabiskan sebagian besar hari ini, Perputaran piutang berada di bawah prinsip industri. Sementara kerangka waktu kisaran umum dalam mengumpulkan uang jatuh tempo berjalan dengan baik, perputaran modal kerja dalam penggunaan dana kerja untuk membuat kesepakatan sangat bagus. Karena marjin laba bersih lebih rendah dari rata-rata industri, Rasio Profitabilitas berada dalam kondisi yang buruk. Margin laba kotor lebih rendah dari rata-rata industri. Dilihat dari pendapatan keseluruhan yang bekerja. berada di bawah standar industri. Berdasarkan pengembalian investasi, itu lebih rendah dari rata-rata industri. [13]

SIMPULAN

Presentasi moneter PT AALI dalam menciptakan manfaat telah berkembang dari tahun 2020 hingga 2021 namun menurun pada tahun 2022. Hal ini terlihat dari peningkatan proporsi produktivitas organisasi yang meningkat. Perseroan mampu mempertahankan kinerjanya untuk tetap berproduksi dan meningkatkan laba meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Rasio aktivitas keseluruhan bisnis naik, tetapi rasio perputaran persediaan turun. Perputaran stok organisasi pada tahun 2021 telah berkurang karena perkembangan stok di pusat distribusi. Ini karena organisasi saat ini sedang memulihkan diri dari virus Corona.

Meskipun rasio penggantian kewajiban saat ini dengan menggunakan mitra kas terus- menerus masih di bawah satu, namun kemampuan organisasi untuk memenuhi kewajiban sementaranya umumnya meningkat atau berkembang. Selain itu, kepuasan tanggung jawab jangka panjang telah berkurang, namun belum begitu penting bahwa penyelesaian kewajiban perusahaan yang tertunda masih memadai.

References

  1. D. Noordiatmoko, "Analisis Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Mayora Indah Tbk, Periode 2014-2018," Jurnal Parameter, vol. 5, no. 4, 2020.
  2. E. Maryati and T. Siswanti, "Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba (Perusahaan Sub Sektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019)," JIMA (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi), vol. 2, no. 1, 2022.
  3. E. T. Rohmiatun, "Analisis Ratio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.Astra Agro Lestari Tbk yang Terdaftar di BEI Periode2014-2018)," 2019.
  4. Anisa, "Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktivitas pada PT Kimia Farma Tbk, Trading Dan Distributioan Cabang Samarinda," Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 2019.
  5. Anisa, "Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktivitas pada PT Kimia Farma Tbk, Trading Dan Distributioan Cabang Samarinda," Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 2019.
  6. Hery, "Analisis Laporan Keuangan," Jakarta: Kompas Gramedia Investor Daily, January 28, 2022.
  7. Hantono, "Konsep Analisa Laporan Keuangan," Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2019.
  8. E. C. Sinulingga, "Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk," Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2021.
  9. I. Gunawan, "Metode Penelitian Kualitatif," Bumi Aksara, 2020.
  10. Hery, "Analisis Laporan Keuangan," Jakarta: Kompas Gramedia Investor Daily, January 28, 2022.
  11. A. M. Peranginangin, "Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan PT. Sekar Laut, TBK," Jurakunman, 2020.
  12. D. Suhendro, "Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Siantar Top Tbk," Jurnal Human Falah, vol. 4, 2019.
  13. T. P. Nabilla, "Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Astra Agro Lestari TBK Peroide 2016-2021," Skripsi, UIN Mahmud Yunus, 2022.