This quantitative research investigates the influence of Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earnings Per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER) on stock price fluctuations within the LQ-45 index companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2017 to 2019. Employing SPSS tests, including multicollinearity and heteroscedasticity assessments, this study reveals that ROA, NPM, EPS, and DER collectively exert a significant impact on stock price changes. These findings underscore the relevance of financial performance metrics in gauging stock price dynamics, offering valuable insights for investors and market analysts.
Highlights:
Financial Metrics Significance: This research emphasizes the crucial role of financial metrics in understanding stock price fluctuations.
LQ-45 Companies Impact: It assesses the impact of financial metrics on stock prices within the specific context of LQ-45 companies.
Empirical Evidence: The study presents empirical evidence from the Indonesia Stock Exchange, enhancing its practical relevance for investors and analysts.
Keywords: Financial metrics, stock price changes, LQ-45 companies, Indonesia Stock Exchange, SPSS analysis.
Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa–jasa perbankan memang lebih dahulu dalam membangun perekonomian negara. Sejalan dengan eksistensi yang telah diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah, dana perbankan tumbuh meningkat dalam setiap tahun. Baik perbankan maupun pasar modal, keduanya adalah lembaga– lembaga yang bahu membahu. Pada negara yang telah mapan, kedua lembaga ini sangat diperlukan kehadirannya dalam mejalankan peranan memobilitas dana untuk pembangunan. Karena itu negara yang telah berkembang mengusahakan kehadiran pasar modal. Prestasi baik yang dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor membantu dalam mengambil keputusan investasi, seperti, menjual, membeli atau menanam saham.[1]
Salah satu yang menjadi fokus pertimbangan para investor adalah saham karena harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga saham tersebut si Bursa Efek Indonesia. Kinerja perusahaan semakin baik maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dan Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin besar nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin besar pula kemungkinan peningkatan harga saham perusahaan.[2]
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data berupa instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan[3]
Keterangan :
X1 : Return On Asset
X2 : Net Profit Margin
X3 : Earning Per Share
X4 : Debt To Equity Ratio
Y : Harga Saham
Berdasarkan gambaran umum objek penelitian yang telah disampaikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan olah data. Olah data yang dilakukan terdiri dari uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Uji asumsi klasik yang masih perlu dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas.[4]
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki terdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal dalam penelitian ini dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov (K-S). Berikut ini adalah hasil pengujian menggunakan SPSS versi 23:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||||
---|---|---|---|---|
Unstandardized Residual | ||||
N | 114 | |||
Normal Parameters a,b | Mean | .0000000 | ||
Std. Deviation | 2206.821102 | |||
Most Extreme Differences | Absolute | .083 | ||
Positive | .083 | |||
Negative | -.053 | |||
Test Statistic | .083 | |||
Asymp. Sig. (2-tailed) | .052c |
Hasil pengujian normalitas terhadap 114 data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,052. Nilai signifikansi 0,052 menunjukkan nilai lebih dari nilai signifikansi 0,050 yang menunjukkan bahwa data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikoleniaritas
Bertujuan untuk mengetahui besarnya korelasi antara variabel independen pada data model regresi. Berikut merupakan hasil uji multikolinearitas yang dihasilkan :
Collinearity | ||
---|---|---|
Tolerance | Statistics VIF Kesimpulan | |
ROA,584 | 1,713 | Tidak terdapat multikolinearitas |
NPM,830 | 1,205 | Tidak terdapat multikolinearitas |
EPS,843 | 1,187 | Tidak terdapat multikolinearitas |
DER,691 | 1,446 | Tidak terdapat multikolinearitas |
Kriteria penilaian pada uji multikolinearitas yaitu dikatakan tidak terdapat multikolinearitas apabila nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai Variance InflactionFactor(VIF) dibawah 10. Berdasarkan tabel 2, variabel ROA, memiliki nilai tolerance sebesar 0,584 dan nilai VIF sebesar 1,713, hal tersebut menunjukkan bahwa pada variabel ROA tidak terdapat multikolinearitas karena memiliki nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10. Variabel yang kedua yaitu NPM yang memiliki nilai tolerance sebesar 0,830 dan nilai VIF sebesar 1,205 yang juga diatas 0,1 dan dibawah 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. Variabel yang ketiga yaitu EPS yang memiliki tolerancesebesar 0,843 dan nilai VIF sebesar 1,187 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. Variabel yang empat yaitu DER yang memiliki tolerancesebesar 0,691 dan nilai VIF sebesar 1,446 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada empat variabel independen dalam penelitian ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berfungsi menguji ada tidaknya varians dari residual pengamatan yang satu ke residual pengamatan yang lain dalam model regresi. Sebuah metode mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas lihat plot sebar antara nilai prediksi variabel dependen (yaitu ZPRED) dan SRESID residual. Berikut ini adalah hasil penggunaan scatter plot untuk menguji heteroskedastisitas :
Pada gambar scatter plot, Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa titik-titik terdistribusi secara acak dan terdistribusi di atas dan di bawah nilai 0 pada sumbu Y. Disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Oleh karena itu, model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara return on assets, net profit margin, ernings per share, debt to equity ratio, dan harga saham.
4. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, untuk menguji apakah sampel yang digunakan layak atau tidak, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
Berdasarkan hasil dari pengujian yang sebelumnya, maka data dalam penelitian ini fit dan layak sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah return on assets, net profit margin, ernings per share, debt to equity ratio, yang merupakan variabel independen memiliki pengaruh terhadap harga saham yang merupakan variabel dependen. Variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen apabila nilai signifikansinya melebihi nilai sig yaitu lebih dari 0,05. Berikut merupakan hasil dari uji hipotesis penelitian :
Variabel | 𝛽 | Sig. | Keterangan |
𝐻1ROA berpengaruh terhaadap harga saham | -,245 | ,038 | Berpengaruh |
𝐻2NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham | -,117 | ,235 | Tidak berpengaruh |
𝐻3EPS berpengaruh terhadap harga saham | ,335 | ,001 | Berpengaruh |
H4 DER tidak berpengaruh terhadap harga saham | ,009 | ,937 | Tidak Berpengaruh |
Sumber : Output SPSS |
Pada tabel tersebut mengenai hasil pengolahan SPSS, maka dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
𝑌 = 7,383 -0.245X1-0.117X2+0.335X3+0.009X4+e
Hasil uji hipotesis tersebut , diketahui bahwa terdapat 4 ( empat ) variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen . Variabel independen tersebut adalah return on assets (X1), net profit margin (X2), ernings per share (X3), debt to equity ratio (X4), serta variabel dependennya yaitu harga saham .
1. a = 7,383 merupakan nilai konstanta , yaitu estimasi dari harga saham , jika variabel bebas yang terdiri dari variabel return on assets, net profit margin, ernings per share, debt to equity ratio mempunyai nilai yang sama dengan nol.
2. β1 = 0.245 merupakan slope atau koefisien arah variabel komposisi return on asset (X1) yang memengaruhi harga saham pada perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 – 2019, koefisien regresi β1 = 0.245 dengan tanda negatif .
3. β2 = 0.117 merupakan slope atau koefisien arah variabel komposisi net profit margin (X2) yang memengaruhi harga saham pada perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 – 2019, koefisien regresi β2 = 0.117 dengan tanda negatif .
4. β3 = 0.335 merupakan slope atau koefisien arah variabel komposisi ernings per share (X3) yang memengaruhi harga saham pada perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 – 2019, koefisien regresi β3 = 0.335 dengan tanda positif .
5. β4 = 0.009 merupakan slope atau koefisien arah variabel komposisi debt to equity ratio (X4) yang memengaruhi harga saham pada perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 – 2019, koefisien regresi β4 = 0.009 dengan tanda positif .
Sebelumnya telah disampaikan hasil dari pengujian uji asumsi klasik, dan uji hipotesis return on assets, net profit margin, ernings per share, debt to equity ratio terhadap harga saham. Dala m pembahasan kali ini, peneliti akan menyampaikan pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan. Berikut merupakan pembahasan dari hasil penelitian : 1. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah disampaikan, diketahui bahwa pengaruh variabel return on assets terhadap harga saham memiliki nilai signifikansi sebesar 0,038 yang lebih kecil daripada nilai sig 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on assets mempengaruhi harga saham dan 𝐻 1 yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh terhadap harga saham diterima. Jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan meningkat, maka hasil yang didapat oleh perusahaan yaitu laba yang tinggi, sehingga mengundang para investor untuk melakukan jualbeli saham, karena melihat akan hasil dari laba yang baik dari perusahaan. Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelit ian yang dilakukan oleh [5] yang menemukan bahwa return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [6] yang menemukan bahwa return on assets berpengaruh terhadap harga saham yang menyatakan bahwa Rasio ini juga dipakai oleh para investor dalam pengambilan keputusan pembelian saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti dapat dikatakan baik, karena menunjukan hasil penerimaan yang di terima semakin baik sehingga Harga saham juga semakin tinggi 2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa variabel net profit margin memiliki nilai signifikansi sebesar 0,235 yang lebih besar daripada nilai sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham dan 𝐻 2 yang menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap harga saham ditolak.Hal ini memberikan gambaran seberapa tepat strategi perusahaan dalam menunjukan bahwa investor dalam melakukan investasi tidak menghitungkan variabel NPM untuk memprediksi harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Penelitian yang dilakukan oleh [7] yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage yang terdaftar di BEI Periode 2017-2018” menjelaskan bahwa adanya peningkatan harga saham dalam perusahaan yang masuk daftar penelitian dengan asumsi variabel ROA, NPM, EPS, dan PER tidak mengalami perubahan. Untuk variabel ROA tidak mempunyai pengaruh positif dan tida k signifikan terhadap harga saham, sedangkan pada NPM tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan EPS dan PER mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor food and beverage. 3. Pengaruh Ernings Per Share terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa variabel ernings per share memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebihkecil daripada nilai sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ernings per share berpengaruh terhadap harga saham dan 𝐻 3 yang menyatakan bahwa ernings per share berpengaruh terhadap harga saham maka hipotesis diterima. Hal ini memberikan gambaran dalam memperdagangkan saham laba per saham dapat mempengaruhi harga saham, karena para investor selalu memperhatikan akan pertumbuhan laba per saham perusahaan sehingga dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham. Semakin tinggi nilai EPS, maka akan semakin tinggi pula harga saham. Sebaliknya, semakin rendah nilai EPS, maka akan semakin rendah pula harga saham. Pengaruh EPS terhadap harga saham itu sendiri timbul karena laba per saham yang tinggi tentu saja akan membuat investor berkeinginan untuk membeli saham yang bersangkutan, sehingga akan semakin tinggi pula permintaan terhadap saham tersebut di pasar. [8] Akibatnya, harga saham juga ak an cenderung semakin tinggi. Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dil akukan oleh [ 9 ] yang membuktikan bahwa ernings per share tidak berpengaruh terhadap harga saham.Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian ya ng dilakukan oleh [ 10 ] , dan [1 1 ] yang menemukan bahwa ernings per share berpengaruh terhadap harga saham. 4. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa variabel debt to equity ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,937 yang lebih besar daripada nilai sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham dan 𝐻 4 yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham ditolak. Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian yan g dilakukan oleh [1 3 ] , yangmenunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham. Namun hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuka n oleh [1 4 ], dan [1 5 ] yang sama-sama membuktikan bahwa debt to equity ratio tidak mempengaruhi harga saham.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara return on assets, net profit margin, ernings per share, debt to equity ratio, terhadap harga saham. Objek yang digunakan dalam penelitian ini ada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017 sampai dengan 2019 yang telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 38 sampel perusahaan dengan periode penelitian selama 3 (tiga) tahun sehingga diperoleh total sampel sebanyak 114 sampel perusahaan.
Hipotesis pertama diterima sehingga variabel return on assets berpengaruh terhadap harga saham. Pada hipotesis pertama dan ketiga menemukan bahwa return on assets dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan berbeda pada hipotesis kedua dan keempat yang membuktikan bahwa net profit margin dan debt to equity tidak berpengaruh pada harga saham.