Human Resource Management
DOI: 10.21070/ijler.v18i3.933

Enhancing Communication Skills for Studentpreneurs: A Training Program on Public Speaking


Meningkatkan Kemampuan Komunikasi untuk Mahasiswa Wirausaha: Program Pelatihan Berbicara di Depan Umum

Universitas Airlangga
Indonesia
Universitas Airlangga
Indonesia
Universitas Airlangga
Indonesia

(*) Corresponding Author

WEBS Communication Skills Public Speaking Studentpreneurs Training Program

Abstract

This research aimed to enhance the communication skills of studentpreneurs in the WEBS unit at Universitas Airlangga. Through a community engagement activity aligned with SDGs 4 and 8, a training program focused on public speaking skills was conducted. The two-day training in May 2023 resulted in notable improvements in participants' knowledge and skills. They displayed increased confidence, effective body language, eye contact, and improved delivery, all crucial for their entrepreneurial pursuits. The training received positive feedback, with high engagement and enthusiasm from participants and speakers. Pre- and post-test assessments revealed enhanced understanding of communication elements, cultural factors, and psychological aspects related to public speaking. Participants also demonstrated growth in public speaking abilities, showcasing greater boldness, facial expressions, vocal modulation, and originality in presenting ideas. The findings underscore the significance of practical application and continuous development of communication skills. This study offers valuable insights to researchers and professionals, providing an effective approach for enhancing communication competencies among studentpreneurs.

Highlight:

  • Community engagement activity targeting studentpreneurs within the WEBS unit at Universitas Airlangga, addressing communication weaknesses.
  • Training program on public speaking resulting in increased knowledge, skills, confidence, and improved communication techniques.
  • Positive outcomes demonstrated through high participant engagement, knowledge enhancement, and noticeable improvements in public speaking abilities.

Keyword:

WEBS, Communication Skills, Public Speaking, Studentpreneurs, Training Program

Pendahuluan

Gen Z disebut sebagai warga asli digital karena sejak usia dini telah terpapar oleh internet dan gawai dan hal tersebut berdampak pada perilaku mereka. Contohnya saat berkomunikasi menjadi pasif, kurang terampil dalam komunikasi tatap muka, tidak fokus dalam berkomunikasi karena mereka terbiasa multitaskingdalam bekerja dengan smartphone [1].

Kelemahan generasi Z dalam berkomunikasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tercermin pada para anggota WEBS yang memiliki ketertarikan untuk memiliki usaha saat mereka menjadi mahasiswa aktif maupun hingga lulus nantinya. WEBS adalah unit kegiatan fakultas di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang berada di bawah naungan BEM FEB UNAIR. Berdasarkan pengamatan, permasalahan komunikasi yang dialami anggota WEBS disebabkan kurangnya pengetahuan dalam publicspeakingdan kurangnya keterampilan dalam publicspeaking.

Fenomena tersebut sangat menarik untuk dijadikan perhatian pada pengabdian masyarakat yang diusulkan, karena apabila mereka memilih sebagai seorang wirausaha, kemampuan berbicara di depan publik mutlak dimiliki. Menurut [2] kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) bagi seorang wirausaha menjadi bagian yang penting seperti mempromosikan produk pada konsumen, memberikan informasi kepada seluruh konsumen mengenai informasi dari produk yang sedang dijual, menyebutkan kelebihan atau keunggulan produk sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli produk tersebut hingga melakukan networking dengan berbagai pihak. Kemampuan ini mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Menurut [3], seorang public speaker dengan perannya sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan.

Pengabdian masyarakat terdahulu belum ditemukan pelatihan public speaking yang melibatkan mahasiswa aktif yang sedang berwirausaha (studentpreneur) sebagai mitra. Pada pengabdian masyarakat yang dilakukan Eripuddin, dkk [4] , melibatkan mahasiswa sebagai mitra mahasiswa yang tergabung pada Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris berjumlah 60 orang sedangkan pengabdian ini bermitra dengan mahasiswa dari organisasi mahasiswa ormawa yang khusus beranggotakan mahasiswa yang yang sedang merintis usaha dengan jumlah 30 orang. Pengabdian masyarakat yang lain dengan mengangkat tema yang sama pernah dilakukan oleh [3] pada tahun 2020 dengan peserta 14 siswa SMA Citra Berkat di Surabaya. Pengabdian pengabdian masyarakat terdahulu memiliki kesamaan tujuan yaitu mempertajam kemampuan komunikasi publik di bidang bisnis. Sedangkan perbedaannya adalah pada partisipan, dimana mitra pengabdian terdahulu adalah siswa SMA sedangkan pengabdian ini bermitra dengan mahasiswa yang sedang merintis usaha. Pengabdian masyarakat lain dengan topik yang sama dengan mitra 62 mahasiswa Universitas Teuku Umar dilakukan oleh [5] pada tahun 2019. Pelatihan dilakukan dengan konsep POBC (Planning-Opening-theBodyofSpeech-Conclusion) dan mind mapping. Apabila pengabdian masyarakat terdahulu memilih 62 mahasiswa program studi Ilmu Hukum saja, maka pengabdian ini bermitra dengan mahasiswa yang sedang merintis usaha dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain itu pengabdian masyarakat ini tidak berkonsep pada POBC dan mind mapping.Kesamaannya terletak pada materi dan paraktika publicspeakingdengan body language teknik olah vokal, pengelolaan nafas, dan menekan kecemasan.

Pengabdian masyarakat ini menunjang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SustainableDevelopmentGrowth) No. 4 tentang pendidikan berkelanjutan. [6] Pelatihan public speaking merupakan bentuk pendidikan yang diberikan pada mahasiswa yanga nantinya mereka berperan sebagai agent of changeyang membawa perubahan dan menjadi agentofproduceryang mampu menciptakan perubahan yang nyata melalui usaha yang nantinya mereka jalankan. Selain itu, pengabdian masyarakat ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Growth) No. 8 dimana adanya pelatihan public speaking diharapkan dapat berkontribusi pada pendirian usaha mandiri saat mereka lulus nanti, sehingga mereka dapat membuka lapangan pekerjaan dan berkontribusi mengurangi pengangguran. [6]

Metode

Langkah awal pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan persiapan yang terdiri dari koordinasi dengan Ketua WEBS untuk mendapatkan peserta, ditargetkan kegiatan ini diikuti 35 peserta. Langkah selanjutnya adalah merancang aktivitas yang akan dibuat untuk mitra, penyusunan materi, pemilihan narasumber dan penentuan lokasi pelatihan.

Berdasarkan permasalahan mitra yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dirumuskan solusi dan target capaian yang dihadapi mitra seperti diinformasikan pada Tabel 1 berikut:

Permasalahan Mitra Solusi Target Capaian
Kurangnya pengetahuan publicspeakinguntuk menunjang minat mereka sebagai studentpreneur Edukasitentangpublicspeaking Menambah pengetahuan tentang urgensi publicspeaking
Kurangnya keterampilan dalam publicspeakinguntuk menunjang minat merekasebagaistudentpreneur. Pelatihan dan praktika publicspeaking Meningkatkan keterampilan publicspeakingdan lebih percaya diri dalam menyampaikan pesan,
Table 1.Permasalahan Mitra, Solusi dan Target Capaian

Berdasarkan pada solusi yang ditawarkan pada Tabel 1, maka kegiatan ini dialksanakan dala bentuk pelatihan. Pelatihan Public Speaking diberikan selama 2 hari yaitu pada tanggal 30 dan 31 Mei 2023. Metode pelatihan yang dilakukan adalah ceramah, diskusi, role play dan praktika. Terdapat 2 narasumber pada pelatihan yaitu Tutus Wahyu Widagdo (mahasiswa Magister PSDM Sekolah Pascasarjana yang berpengalaman sebagai seorang pranata acara dan Helmi Kurniawan, M.I.Kom, CPS, CIT., (CEO Kahaf Brothers.com, Public Speaking Master Trainer sekaligus presenter JTV). Materi yang diberikan meliputi : Kemampuan dasar berkomunikasi : mengorganisasikan pesan, pemilihan media dan melakukan persiapan presentasi efektif, Dasar- dasar public speaking, Lokasi pelatihan bertempat di gedung kuliah bersama Fakultas Teknik Maju Multidisiplin (FTMM), Kampus C, Universitas Airlangga dan kegiatan dimulai pada pukul 09.30 WIB hingga 15.00 WIB

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Peserta pelatihan direncanakan adalah 35 orang, namun pada pelaksanaannya pelatihan diikuti 31 orang anggota WEBS karena 4 orang yang diharapkan hadir tidak dapat mengikuti karena pulang kampung, hal ini dapat dimaklumi karena pelaksanaan pelatihan dilakukan di minggu tenang menjelang Ujian Akhir Semester. Mulai pukul 09.00 WIB peserta pelatihan sudah mulai berdatangan, dan tepat pukul 09.30 WIB pelatihan pada hari pertama dimulai dan diawali dengan sambutan oleh Dr. Nuri Herachwati, MSi, MSc, sebagai ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat. Dilanjutkan pemaparan materi yang disampaikan adalah tentang kemampuan dasar berkomunikasi dan menyiapkan presentasi bisnis.

Mengawali materinya, narasumber 1 menyampaikan bahwa setiap orang pasti berkomunikasi dan tidak dapat menghindarinya. Akan tetapi komunikasi memiliki tantangan dan kendala. Justru sebagian besar masalah yang terjadi, termasuk dalam bisnis adalah terjadinya miskomunikasi. Padahal keterampilan berkomunikasi sangat penting bagi seorang entrepreneur, yang harus meyakinkan investor , mempengaruhi konsumen bahkan apabila mereka menjadi pemimpin dari karyawan yang dipimpinnya [7] Oleh karena itu sangat perlu peserta mengetahui syarat komunikasi dan teknik dalam berkomunikasi, agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai.

Figure 1.Pemberian materi oleh Narasumber 1 berikut contoh materi yang disampaikan

Penyampaian materi tidak hanya ceramah dan diskusi namun juga diselingi dengan role play. Misalnya role play tentang unsur – unsur komunikasi, agar komunikasi menjadi efektif. Hal ini dilakukan agar mood peserta selalu terjaga, mencairkan suasana dan menghindari rasa kantuk atau rasa bosan. Setelah selesai role play, peserta diberikan hadiah sebagai apresiasi atas keterlibatannya dalam pelatihan seperti nampak pada gambar 3.

Figure 2.Apresiasi pada peserta setelah melakukan roleplay

Sama halnya dengan hari pertama, mulai pukul 09.00 peserta sudah nampak hadir dan mengisi daftar hadir. Pada hari kedua, pelatihan dipandu oleh Helmi Kurniawan. Materi pada sesi ke-2 ini diawali dengan arti publicspeaking yang diartikan sebagai komunikasi lisan berupa pidato, ceramah, presentasi, dan jenis berbicara di depan umum (orang banyak) lainnya. Public Speaking juga diartikan sebagai "pembicaraan publik" yang maksudnya berbicara di depan orang banyak juga. [8]. Narasumber juga menjelaskan tujuan komunikasi yang terdiri dari menginformasikan, mempengaruhi dan menghibur. Selain itu narasumber juga membangkitkan motivasi peserta bahwa pembicara hebat bukan dilahirkan tetapi mereka dilatih. Mengelola rasa takut bisa muncul dalam berbagai bentuk mulai dari takut diragukan, takut gugup, gakut lupa . takut teknologi dan lain sebagainya. Tampilan narasumber saat memberikan materi nampak pada Gambar 2 berikut:

Figure 3.Penyampaian Materi oleh Narasumber 2 berikut praktika dari peserta

Narasumber menyampaikan bahwa apabila mereka memilih sebagai seorang wirausaha, public speaking bagi seorang wirausaha menjadi bagian yang penting seperti mempromosikan produk pada konsumen, memberikan informasi kepada seluruh konsumen mengenai informasi dari produk yang sedang dijual, menyebutkan kelebihan atau keunggulan produk sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli produk tersebut hingga melakukan networkingdengan berbagai pihak [2] Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa akan kemampuan berbicara di depan publik sudah sangat mutlak. Kemampuan ini mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Seorang publicspeakerdengan perannya sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan. [6]

Setelah Ishoma, pelatihan dilanjutkan dengan praktika : 1) latihan membaca naskah; 2) praktika berkomunikasi berpasangan tanpa naskah dan 3) Praktika mengenalkan diri di depan seluruh peserta. Praktika ini merupakan saran untuk berlatih teknik vokal. Menurut [9] Keterampilan public speaking membutuhkan olahan vokal yang baik yaitu bagaimana mengatur suara agar suara dapat didengar dengan baik, jelas, mudah dipahami, juga dengan pernafasan yang baik sehingga proses penyampaian dapat berlangsung efektif.

Figure 4.Praktika di hari kedua dan langsung diberikan masukan oleh narasumber

Pembahasan

Peserta juga memberikan tanggapan atas pelaksanaan acara ini melalui kuesioner yang dibagikan sebelum acara berakhir dengan hasil sebagai berikut:

Pertanyaan Kurang Puas Cukup Puas Puas
Kemampuan narasumber 1 menyampaikan materi 0 0 31 (100%)
Kemampuan narasumber 2 menyampaikan materi 0 0 31 (100%)
Kesediaan narasumber 1 menjawab pertanyaan 0 0 31 (100%)
Kesediaan narasumber 2 menjawab pertanyaan 0 0 31 (100%)
Tampilan PPT 1 yang dipresentasikan 0 0 31 (100%)
Tampilan PPT 2 yang dipresentasikan 0 0 31 (100%)
Kebermanfaatan materi pelatihan 1 0 0 31 (100%)
Kebermanfaatan materi pelatihan 2 0 0 31 (100%)
Kemudahan dalam menindak lanjuti materi di lapangan 0 0 31 (100%)
Pendingin ruangan (AC) pelatihan berfungsi dengan baik 0 18 (59% 13 (41%)
Penataan kursi 0 26 (84% 5 (16%)
Kelayakan hidangan (mineral dan makan siang) 0 0 31 (100%)
Keramahan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat 0 0 31 (100%)
Kesigapan Tim Pelaksana membantu selama pelatihan 0 0 31 (100%)
Table 2.Hasil Kuesioner Tanggapan Peserta Atas Pelaksanaan Pelatihan

Secara keseluruhan, peserta menyatakan puas atas pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dan menilai bahwa pelatihan yang diselenggarakan memiliki manfaat dan dinilai mudah untuk diimplementasikan. Putera Ramadhan (18 tahun) sebagai salah seorang peserta saat diminta pendapatnya atas pelatihan 2 hari yang telah diikuti, peserta tersebut mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat. Apalagi di WEBS sendiri ia sering mendapatkan tugas sebagai pranata acara (MC) maupun moderator dalam webinar. Ia menambahkan bahwa sebelum mengikuti pelatihan seringkali berbicara terbata-bata, ragu-ragu dan tidak mempedulikan ekspresi baik ekspresi suara maupun mimik wajah. Setelah menjalankan praktika pelatihan, peserta memiliki kesadaran untuk lebih ekspresif dalam wajah maupun suara serta harus memiliki orisinalitas dalam menyampaikan ide saat berbicara di depan umum baik secara luring maupun daring.

Akan tetapi ada 2 hal yang harus diperhatikan yakni tentang pendingin ruangan dan penataan kursi. Hal ini disebabkan padda hari pertama AC tidak berfungsi dengan baik sehingga ruangan menjadi gerah, solusi yang dilakukan adalah membuka pintu ruangan dengan resiko suara dari luar ruangan sesekali masuk dan menginterupsi penyampaian materi. Selain itu penataan kursi yang semula berbentuk U (U-Shape) pada saat pelatihan hari pertama, menjelang jam 10 siang, peserta yang duduk di bagian belakang merasa tidak nyaman karena langsung terpapar sinar matahari sementara kaca jendela tidak ada pelindungnya. Solusi yang dilakukan adalah memajukan kursi. Kendala di hari pertama dievaluasi, dan dikomunikasikan dengan bagian Sarana dan Prasarana Gedung FTMM, sehingga pada hari kedua pelaksanan diganti di ruangan lain namun karena keterbatasan jumlah ruangan didapatkan ruangan dengan penataan bentuk Theatre. Akan tetapi hal tersebut tidak menimbulkan kendala karena jarak antara peserta dengan narasumber cukup luas sehingga memungkinkan untuk dilakukan praktika.

Ditinjau dari peningkatan pengetahuan peserta tentang materi dasar- dasar komunikasi dan Public Speaking untuk para studentpreneurini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Dekripsi Tanggapan Peserta atas Pengetahuan Komunikasi

Figure 5.Dekripsi Tanggapan Peserta atas Pengetahuan Komunikasi

Apabila ditetapkan tolok ukur keberhasilan peningkatan pengetahun sebesar 70%, maka berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa telah tercapai peningkatan pengetahuan tentang komunikasi dasar berbicara, presentasi bisnis dan public speaking. Hasil tersebut juga dapat dimaknai bahwa minat peserta yang sangat tinggi terhadap materi yang disampaikan.

Pelaksanaan praktika di hari pertama peserta secara bergantian mempraktekkan teknik presentasi bisnis Dalam hal peningkatan keterampilan peserta tentang publicspeakingditetapkan tolok ukur sebesar 70%. Berdasarkan pengamatan narasumber 1, ke 31 peserta telah melampaui 70% seperti yang tergambar pada Tabel 3 berikut:

Figure 6.Hasil Pengamatan Narasumber Pada Praktika Hari Pertama

Figure 7.Interval Penilaian Praktika

Dapat diketahui dari Tabel 4 bahwa sekalipun rata – rata hasil praktika telah melampaui tolok ukur , namun terdapat hal yang harus menjadi perhatian, yaitu tentang artikulasi yang jelas dan tenang dalam membawakan materi presentasi. Hal ini dapat dimaklumi bahwa praktika presentasi dilakukan secara spontan dan perlu persiapan.

Penilaian narasumber pada hari kedua atas praktika berbicara di depan umum berupa 1) latihan membaca naskah; 2) praktika berkomunikasi berpasangan tanpa naskah dan 3) Praktika mengenalkan diri di depan seluruh peserta. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan, sejumlah kriteria telah ditetapkan seperti pada Tabel 5 berikut : Dari kriteria tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Figure 8.Hasil Penilaian Narasumber Pada Praktika Public Speaking

Terdapat kemiripan kriteria dengan pelatihan publicspeakingyang dilakukan oleh Yuliati, dkk [10] dimana kriteria penilaian didasarkan pada : karakter suara ; volume, pause, dan isi naskah, penyusunan ide/gagasan; keberanian; ketenangan; orisinalitas; dan ekspresi. Perbedaannya terletak pada naskah yang dibaca, dimana pada pengabdian yang dilakukan oleh Yuliati, dkk [10] peserta ditugaskan untuk menyusun naskah sementara pelatihan pada pengabdian ini telah disediakan oleh narasumber.

Selanjutnya dari hasil penilaian narasumber menunjukkan bahwa 31 orang peserta telah memiliki nilai lebih dari 70% dan tergolong pada interval tinggi atau dapat dikatakan bahwa peserta tergolong terampil dalam publicspeaking. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa terjadi peningkatkan keterampilan public speaking dari peserta meskipun ada yang harus ditingkatkan kembali dalam hal karakter suara, volume, pause, ekspresi wajah dan postur . Dapat dimaklumi karena hal ini merupakan hal yang baru diketahui peserta, yang utama adalah peserta diharapkan tidak berhenti berlatih paska pelatihan ini, karena agar dapat percaya diri saat berbicara di depan umum adalah dengan berlatih tidak ada acara instan untuk mendapat pengetahuan dan juga keahlian dalam public speaking [9]

Simpulan

Pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan berbicara di depan umum pada studentpreneur yang tergabung pada WEBS telah dilakukan dan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Capaian dari pelatihan ini menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dibuktikan minat yang tinggi terhadap materi yang disampaikan selama pelatihan berupa interaksi, antusias dan kesediaan menerima umpan balik dari narasumber. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang elemen elemen komunikasi, budaya dan psikologis dalam berbicara di depan umum khususnya pidato yang dibuktikan dengan perubahan skor pre-test dan post-test. Selain itu juga terjadi perubahan dan peningkatan keterampilan public speaking yang dibuktikan dengan keberanian, perubahan ekspresi dalam wajah dan suara, menunjukkan orisinalitas dalam menyampaikan ide saat berbicara di depan umum. Saran yang diberikan adalah hendaknya materi yang diberikan langsung dapat dipraktekkan dan tidak berhenti belajar untuk mengasah keterampilan komunikasi.

References