This study investigates the relationship between financial knowledge, financial experience, income, lifestyle, and the financial behavior of employees in a financial institution. A sample of 37 employees from PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam was utilized. The research employed a saturated sample method, and validity and reliability tests were conducted for instrument trials. The findings indicate that financial knowledge exerts a positive and significant influence on financial behavior, while financial experience, income, and lifestyle do not individually impact financial behavior significantly. Moreover, when considered collectively, financial knowledge, financial experience, income, and lifestyle collectively exhibit a positive impact on financial behavior. These variables collectively account for 41.8% of the variance in financial behavior, with the remaining 58.2% attributed to unexamined factors. This study provides insights into the complex relationship between employee characteristics and financial behavior, highlighting the need for targeted interventions to enhance financial literacy and decision-making among employees, thereby fostering improved financial well-being.
Highlights:
Keywords: Financial Knowledge, Financial Experience, Income, Lifestyle, Financial Behavior.
Saat ini kita sedang dalam masa pasca covid 19 dan sistem perekonomian Indonesia sudah kembali normal. Saat ini pengelolaan keuangan ditentukan oleh perilaku keuangan. Memahami perilaku keuangan sangat penting untuk mengelola keuangan Anda sacara efektif. Perilaku pengelolaan keuangan merupakan isu yang menarik dan sedang diperbincangkan akhir-akhir ini. Fenomena perilaku keuangan di kalangan masyarakat terkait dengan perilaku konsumsi, dengan perkembangan zaman yang sangat pesat, khususnya perkembangan teknologi informasi, perilaku konsumsi akan sering berubah. Kecenderungan masyarakat Indonesia yang terkenal terlalu boros, ini menimbulkan masalah baru misalnya, kurangnya kemauan untuk menabung, berinvestasi dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan sikap keuangan seseorang yan tidak bertanggung jawab, kurangnya aktivitas keuangan, dana darurat, tabungan, penganggaran serta perencanaan dimasa depan [1].
Saat ini tingkat permintaan, gaya hidup serta budaya konsumerisme membuat beberapa orang tidak tahu bahwa mereka telah menghabiskan uang mereka tanpa menyadarinya. Rendahnya keinginan untuk menabung (investasi). Menurut [2], perilaku keuangan yang sehat adalah ketika seseorang dapat membuat penilaian keuangan yang bijak dan tidak menghadapi masalah keuangan dimasa depan karena dapat menempatkan kebutuhan di atas keinginan. Perilaku keuangan setiap orang berbeda, tetapi jika Anda lebih tahu cara menghasilkan uang, membuat rencana keuangan, mengelola uang dan menabung, Anda mempunyai perilaku keuangan yang baik. Seorang karyawan yang terbiasa hidup konsumtif menunjukkan bahwa dirinya belum memiliki kesadaran akan pentingnya skala prioritas. Dengan begitu mengingat pentingnya perilaku keuangan karyawan dalam sebuah perusahaan, maka diperlukannya penelitian ini untuk mengetahui tingkat perilaku keuangan karyawan yang sebenarnya.
Mengelola keuangan membutuhkan ilmu dalam menjalankannya karena pengetahuan keuangan sangat penting. Pemahaman tentang pengetahuan keuangan mendorong seseorang untuk berkinerja baik dalam mengelola keuangannya dalam jangka panjang. Tingginya pengetahuan yang dimiliki oleh individu membuat mereka berkinerja baik secara financial. Faktor utama yang mempengaruhi perilaku keuangan karyawan adalah pengetahuan keuangan.
Menurut [3], pengetahuan keuangan adalah pengetahuan individu tentang keuangan dan aset keuangan yang ada. Setiap orang memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kualitas pengelolaan keuangan bagi diir sendiri, keuarga dan perusahaan.
Menurut [4], pengalaman keuangan adalah tentang peristiwa jangka panjang atau baru dialami dan dirasakan. Uang dapat digunakan untuk manajemen keuangan dari pengalaman keuangan. Pengalaman setiap orang dalam pengelolaan keuangan tentu berbeda-beda, seperti merencanakan investasi, asuransi, pensiun, kredit dan sebagainya. Kelangsungan hidup di masa depan membutuhkan pengalaman seseorang dalam pengelolaan keuangan. Pertimbangan pendapatan juga mempengaruhi perilaku keuangan dan keahlian serta pengalaman keuangan, karena mempengaruhi perilaku keuangan.
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh ari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan [5]. Tingkat pendapatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku keuangan. Pendapatan adalah total pendapatan seseorang berasal dari gaji tahunan, pendapatan investasi, bunga tabungan, usaha dan pendapatan lainnya. Semua orang berpikir bahwa masalah keuangan muncul karena gaji atau pendapatan yang buruk, serta perilaku keuangan yang buruk. Sebenarnya cukup banyak orang yang berpenghasilan atau tidak cukup penghasilan, tapi merasa puas dan bahagia. Hal ini terjadi karena individu memiliki memiliki kemampuan perencanaan investasi dan konsumsi, penganggaran, manajemen, kontrol dan tabungan yang sangat baik.
Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengelola uang mereka dan mengabiskan waktu mereka. Bahkan gaya hidup individu atau kelompok masyarakat tertentu dari masa ke masa akan bergerak dinamis. Gaya hidup ialah cara seseorang mampu hidup dengan bagaimana orang tersebut menggunakan uang dan mengalokasikannya.
Tujuan dari perilaku keuangan untuk membantu karyawan tersebut menghindari kegagalan dalam masalah keuangan. Karyawan harus memiliki keahlian dan skill terhadap perilaku keuangannya. Semakin baik kemampuan karyawan terhadap perilaku keuangan maka pengetahuan keuangan akan semakin baik juga.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Pengalaman Keuangan, Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Keuangan Karyawan Pada PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam”.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial dan juga simultan. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahuI pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial maupun simultan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Penelitian kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai situasi atau variabel yang muncul dalam masyarakat yang menjadi objek kajian berdasarkan yang terjadi. Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur dan melakukan teknik statistik, matematika atau komputasi [6]. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei adalah pemeriksaan atau kajian yang menyeluruh [7]. Survei penelitian ini dilakukan dengan cara mengeluarkan angket dengan penyebaran kuesioner yang tujuan untuk mengetahui jawaban perilaku keuangan karyawan.
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah umum dari objek-objek yang sebelum ditarik kesimpulan [8]. Populasi tidak hanya dapat berupa orang, tetapi juga objek lainnya. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam sebanyak 37 karyawan per 31 Desember 2022.
Sampel merupakan kuantitas bagian dan memiliki karakteristik populasi. Oleh karena itu, untuk populasi harus representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel yang diambil ole peneliti adalah seluruh karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam yang berjumlah 37 karyawan.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Pada penelitian ini menggunakan angket rating scale atau kolom skala bertingkat. Dimana sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini harus menggunakan alat ukur yang berstandar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Angket yang baik harus memiliki validitas yang tinggi pula.
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Perilaku Keuangan.. Manajemen perilaku keuangan menjadi kemampuan individu dalam mengatur mulai dari perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana keuangan.
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel terikat yang disebut juga sebagai variabel pengaruh. Dalam penelitian ini variabel independen adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan keuangan (X1)
Pengetahuan keuangan adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mengelola keuangan untuk membuat keputusan keuangan yang tepat untuk menghindari masalah keuangan.
b. Pengalaman keuangan (X2)
Pengalaman keuangan adalah peristiwa pribadi yang dipicu oleh berbagai rangsangan. Pengalaman keuangan dapat dinilai terhadap peristiwa aktual.
c. Pendapatan (X3)
Pendapatan adalah total pendapatan yang diterima seseorang atas prestasi kerja selama periode waktu tertentu, baik itu harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
d. Gaya Hidup (X4)
Gaya hidup merupakan kemampuan seseoarang dalam mengontrol waktu serta keuangannya untuk membeli apa yang diperlukan serta menyampingkan keinginannya. Gaya hidup adalah cara seseorang dapat diterima dan bagaimana orang tersebut menggunakan dan mendistribusikan uang. Jadi cara hidup ini berkaitan dengan mencoba untuk eksis dengan cara tertentu atau dengan cara yang berbeda.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas itu pengujian alat data untuk memahami seberapa baik suatu program mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item instrumen dalam satu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total [8]. Item yang diukur biasanya berupa pertanyaan atau pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan menggunakan kuesioner untuk mengungkapkan sesuatu.
b. Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas atau tes reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama [8]. Pengujian reliabilitas adalah pengujian yang menunjukkan sejauh mana suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi dapat dipercaya atau sejauh mana dapat dipercaya. bergantung. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi suatu alat ukur, biasanya dengan menggunakan kuesioner, yang apabila dilakukan pengukuran berulang maka alat ukur tersebut akan menghasilkan pengukuran yang konsisten. Untuk menentukan apakah instrumen dapat diandalkan, gunakan batas 0,6.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak, untuk melihat apakah nilai berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui jika bentuk kurva membentuk gambar lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis. Jika hasil Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima karena data residual terdistribusi dengan normal. kemudian jika hasil Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis ditolak karena data residual terdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui ada tidaknya korelasi timbal balik atau kolinearitas antar variabel independen dalam model regresi sempurna atau mendekati sempurna dalam model regresi. Uji multikolinearitas dirancang untuk menilai apakah ada korelasi yang tinggi antara variabel independen dalam model regresi linear berganda. Jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel independen, maka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen terganggu. Model regresi dikatakan bebas dari multikorelasi apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi kurang dari 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dirancang untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan variansi pada model regresi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan pada program SPSS menggunakan uji scatterplot. Jika titik-titik pada gambar scatterplot tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0, maka dapat disimpulkan bahwa heteroskedastisitas tidak ada. Model regresi yang diharapkan adalah adanya kesamaan atau memiliki nilai yang sama (konstan).
Persamaan regresi linear berganda adalah model persamaan regresi linear dengan lebih dari satu variabel. Bentuk persamaannya meliputi:
Y= α + + + +
Keterangan :
Y = Minat Investasi
α = Nilai Y apabila X1 = X2 = X3 = X4 = 0 (konstanta)
b1,2,3,4 = Koefisien Regresi Berganda (Multiple Regrestion)
X1 = Pengetahuan Keuangan
X2 = Pengalaman Keuangan
X3 = Pendapatan
X4 = Gaya Hidup
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menentukan apakah variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi di atas 0,05. Jika t hitung > t tabel maka hipotesis diterima, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, jika t hitung < t tabel maka hipotesis ditolak, sehingga variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Uji Simultan (Uji-F)
Uji-F (ANOVA) digunakan untuk menentukan efek gabungan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Semua variabel dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen jika nilai F hitung > F tabel dan nilai signifikansi > 0,05.
c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variable tidak bebas yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variable bebas.
Uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item instrumen dalam satu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total [8]. Kriteria penentuan validitas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel, jika rhitung ≥ rtabel untuk tingkat kesalahan α = 0,05 maka alat dinyatakan valid. Sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Variable | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pengetahuan Keuangan | |||
Pernyataan 1 | 0,830 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 2 | 0,726 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 3 | 0,582 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 4 | 0,650 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 5 | 0,805 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 6 | 0,480 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 7 | 0,799 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 8 | 0,642 | 0,325 | Valid |
Variable | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pengalaman Keuangan | |||
Pernyataan 1 | 0,740 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 2 | 0,775 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 3 | 0,544 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 4 | 0,593 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 5 | 0,807 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 6 | 0,765 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 7 | 0,632 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 8 | 0,610 | 0,325 | Valid |
Variable | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pendapatan | |||
Pernyataan 1 | 0,796 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 2 | 0,723 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 3 | 0,665 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 4 | 0,780 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 5 | 0,778 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 6 | 0,676 | 0,325 | Valid |
Variable | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pengalaman Keuangan | |||
Pernyataan 1 | 0,473 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 2 | 0,780 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 3 | 0,471 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 4 | 0,683 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 5 | 0,480 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 6 | 0,550 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 7 | 0,426 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 8 | 0,569 | 0,325 | Valid |
Variable | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pengalaman Keuangan | |||
Pernyataan 1 | 0,782 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 2 | 0,769 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 3 | 0,514 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 4 | 0,731 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 5 | 0,838 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 6 | 0,736 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 7 | 0,812 | 0,325 | Valid |
Pernyataan 8 | 0,774 | 0,325 | Valid |
Uji Reliabilitas merupakan lanjutan dari uji validitas, dimana item yang dimasukkan dalam tes hanya item yang valid [9]. Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, jika nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,6 maka setiap item dalam kuesioner dianggap reliabel.
Variabel | Cronbach’s Alpha | N of Items |
Pengetahuan Keuangan (X1) | 0,837 | 8 |
Pengalaman Keuangan (X2) | 0,840 | 8 |
Pendapatan (X3) | 0,826 | 6 |
Gaya Hidup (X4) | 0,684 | 8 |
Perilaku Keuangan (Y) | 0,884 | 8 |
Hasil uji reliabilitas pada tabel 6. Menunjukkan bahwa jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan dalam kuesioner dikatakan reliabel (dapat dipercaya).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji Asumsi Klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogoorf Smirnov. Pada uji Kolmogorof Smirnov data dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikasi ≥ 0,05 dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji normalitas sebesar 0,078 dan nilai signiifkasi sebesar 0,2 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari data bahwa penelitian ini terdistribusi normal.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik pengelolaan keuangan mengikuti bentuk distribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk distribusi normal (berbentuk seperti lonceng). Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
b. Multikoliniearitas
suatu model regresi dikatan bebas dari korelasi berganda jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak melebihi 10 dan nilai tolerance harus >0,1.
Dari uji normalitas menunjukkan bahwa dari variabel pengetahuan keuangan memiliki nilai VIF 2,106 dengan tolerance sebesar 0,475. Variabel pengalaman keuangan memiliki nilai VIF 2,705 dan mempunyai angka tolerance 0,338. Variabel pendapatan dengan VIF 1,935 dengan angka tolerance 0,517. Kemudian gaya hidup dengan angka VIF 1,429 dan angka tolerance 0,700. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi karena semua variabel memiliki nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
terlihat bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, sehingga model yang diajukan dalam penelitian ini tidak memiliki heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil keluaran ini gambar grafik yang diperoleh menunjukkan bahwa titik - titik tersebar merata di bawah nilai 0 dan di atas nilai 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan peneliti tidak memiliki heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini jumlah data yang digunakan untuk uji t adalah sebanyak 37 responden (n = 37) dan variabel berjumlah 5 variabel (k = 5). Dengan demikian jika dirumuskan df = n – k, maka df = 37 – 5 = 32. Berdasarkan t tabel dapat dilihat bahwa nilai t untuk df 32 dengan signifikan 0,05 (5%) adalah 1,694.
Berdasarkan hipotesis pertama yang diajukan oleh peneliti menunjukkan bahwa variabel pengetahuan keuanganberpengaruh terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa thitung sebesar 2,161 dnegan signifikasi sebesar 0,038. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (2.161 > 1,694) dan taraf signifikasi kurang dari 0,05 (0,038 < 0,05) yang berarti hipotesis penelitian ini menerima Ha dan menolak H0. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PR. Pegadaian CP Mega Legenda Batam.
Berdasarkan hipotetsis kedua yang telah diajukan oleh pebeliti menunjukkan bahwa variabel pengalaman keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa thitung sebesar 0,974 dengan signifikansi sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa thitung < ttabel (0,974 < 1,694) dan taraf signifikansi lebih dari 0,05 (0,338 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima H0. Dengan d emikian dapat dikatakan bahwa pengalaman keuangan tidak berpengaruh postif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam.
Berdasarkan hipotesis ketiga yang diajukan oleh peneliti menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa thitung sebesar 0,508 dengan signifikansi sebesar 0,615. Hal ini berarti bahwa thitung < ttabel (0,508 < 1,694) dengan signifikansi lebih dari 0,05 (0,615 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima H0. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam.
Berdasarkan hipotesis keempat yang diajukan oleh peneliti menunjukkan bahwa variabel gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa thitung sebesar 0,972 dengan signifikansi sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa thitung < ttabel (0,972 < 1,694) dan taraf signifikansi lebih ari 0,05 (0,338 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima H0. Dengan demikina dapat dikatakan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam.
Dalam penelitian ini jumlah data yang digunakan untuk uji F adalah sebanyak 37 responden (n = 37) dengan variabel berjumlah 5 variabel (k = 5). Dengan demikian jika rumus df1 = k – 1, maka df1 = 5 – 1 = 4. Jika rumus df2 = n – k, maka df2 = 37 – 5 = 32. Berdasarkan ftabel dapat dilihat bahwa nilai f untuk df1 = 4 dan df2 = 32 dengan signifikan 0,05 (5%) adalah 2,668.
ANOVA a
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa hasil uji simultan (uji F) menujukkan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 dan nilai fhitung 7,464 > ftabel 2,668. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan keuangan, pengalaman keuangan, pendapatan dan gaya hidup berpengaruh positif secara simultan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam.
Model Summary b
Model R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1.695a | .483 | .418 | 4.13272 |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0,418 (41,8%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan, pengalaman keuangan, pendapatan dan gaya hidup secara bersamaan berpengaruh sebesar 41,8% terhadap perilaku keaungan karyawan, sedangkan 58,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar variabel independen yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam, pengalaman keuangan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam, pendapatan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam, gaya hidup tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan karyawan PT. Pegadaian CP Mega Legenda Batam, serta pengetahuan keuangan, pengalaman keuangan, pendapatan dan gaya hidup secara simultan atau bersama-sama berpengaruh trhdap perilaku keuangan karyawan PT. pegadaian CP Mega Legenda Batam.