This research aims to analyze the feasibility of container depot investment as a sustainable development objective on the independent variables for the revenue of PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) as the dependent variable. The study utilizes secondary data obtained from the company. A descriptive quantitative method and business feasibility analysis technique are employed, considering legal, market and marketing, economic and environmental, technical, management, and financial aspects. The analysis includes Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), and Profitability Index (PI). The research findings conclude that the feasibility analysis of the container depot contributes to the revenue of PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa. However, revenue sharing has minimal impact on the income of the Property Division and Miscellaneous Business Division compared to lease cooperation. The study suggests that the investment allocation through revenue sharing is more optimal and effective, provided the throughput remains stable. It highlights the importance of thorough analysis and stable market conditions for successful investment decisions in the container depot industry.
Highlight:
Keyword:
Investment, Container Depot, PT Pelabuhan Indonesia, Feasibility Analysis, Revenue Sharing.
Pelabuhan merupakan infrastruktur transportasi vital bagi dunia kemaritiman. Saat ini kegiatan perdagangan masih mengandalkan rute laut dengan yang penting adalah pelabuhan. Penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan dan semua fasilitas penunjangnya di wilayah pelabuhan. Tingginya perkembangan ekonomi membuat perdagangan semakin berkembang pesat dan menjadikan kegiatan pelabuhan semakin meningkat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pelabuhan adalah faktor yang utama dalam menggerakkan roda perekonomian.
PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepelabuhanan. Pada tanggal 01 Oktober 2021 terjadi merger empat Pelindo jadi satu Pelindo yang diberikan nama PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 terkait penggabungan PT. Pelindo I, III dan IV ke dalam PT Pelindo II. Pelindo Regional Jawa merupakan bagian dari Pelindo Regional 3 yang yang memiliki 10 pelabuhan yang terbagi atas wilayah di Jawa Tengah dan Timur dan salah satu pelabuhan utamanya berada di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Kegiatan pokok bisnis yang terdapat di pelabuhan yaitu jasa kapal yang meliputi jasa pemanduan, tunda serta tambat kapal dan jasa barang yang meliputi bongkar muat dengan muatan curah cair, curah kering, generalcargoserta petikemas, jasa pergudangan dan juga pelayanan terminal penumpang. Dalam menunjang kegiatan pokok bisnis pelabuhan diperlukan tersedianya infrastruktur yang memadahi salah satunya dengan cara mengoptimalkan lahan-lahan yang ada di atas hak pengelolaan pelabuhan (HPL) untuk dikembangkan melalui investasi. Investasi depo petikemas merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan lahan HPL Pelabuhan seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan perlogistikan di Pelabuhan Tanjung Perak mengingat biaya logistik yang berlaku saat ini di pelabuhan–pelabuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga peran depo petikemas diluar area pelabuhan sangat dibutuhkan. Saat ini PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa akan melakukan investasi depo petikemas yang berada di Jl. Lakda M. Natsir seluas ± 13.107 M2 melalui entitas anak/cucu perusahaan sebagai pelaksananya dan diharapkan dapat berkontribusi maksimal dalam peningkatan pendapatan perusahaan.
Sehubungan dengan uraian penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada Penelitian ini menggunakan kajian studi kelayakan bisnis untuk menggambarkan kelayakan investasi Depo Petikemas di lahan PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa dengan data sekunder yang dikuantifikasi sesuai prosedur studi kelayakan bisnis.
Penelitian ini nantinya akan menggunakan data sekunder. Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data sekunder adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Menggunakan tinjauan pustaka, peneliti memperoleh pandangan lebih luas dan mendalam terkait permasalhan yang diteliti. Menggunakan studi kepustakaan dapat dilaksanakan oleh peneliti antara sesudah peneliti menentukan topik penelitian dan menetapkan rumusan masalah, sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan. Selanjutnya untuk mengumpulkan data yang digunakan diambil dari text book, media internet, jurnal online dalam format pdf, serta data sekunder yang berbentuk data yang didapatkan dari perusahaan yang dipublikasikan.
b. Dokumentasi
Menurut Sugiyono dokumentasi adalah suatu cara yang diapakai agar mendapatkan data serta informasi yang berbentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berwujud laporan dan terdapat keterangan yang bisa mendukung penelitian.
Metode yang dilakukan dengan menggunakan analisis kelayakan usaha dari aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek ekonomi dan lingkungan, aspek teknis dan aspek finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Profitability Index (PI) serta analisis sensitivitasnya.
Bertujuan guna menvalidasi keabsahan, kesempurnaan serta keaslian dari dokumen yang dipunyai.
Memiliki tujuan guna menilai apakah perusahaan yang akan menjalankan investasi mempertimbangkan dari segi pasar dan pemasaran nantinya akan mempunyai peluang pasar yang diharapkan atau tidak.
Menyangkut permasalahan SDM dan menyangkut perencanaan perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan.
Komponen ekonomi dan lingkungan hidup yang berubah bagi masyarakat disekitar tempat usaha.
Dalam hal penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan dan proses produksi termasuk pemilihan teknologi yang akan digunakan.
Alat ukur analisis kelayakan antara lain metode pengembalian investasi (payback method), metode nilai sekarang (net present value method), metode profitability index, metode tingkat internal (internal rate of return).
1. Net Present Value (NPV)
Manfaat bersih yang didapat perusahaan selama umur proyek. NPV dapat juga diartikan sebagai selisih present value antara nilai investasi dengan penerimaan arus kas bersih pada masa yang akan datang [3].
2. Internal Rate of Return (IRR)
Kriteria yang dapat menunjukkan bahwa suatu usaha layak dijalankan ialah jika IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat investasi tersebut diimplementasikan.
3. Payback Period (PP)
Payback Period (PP) adalah jangka waktu yang dibutuhkan bagi pelunasan biaya investasi dari manfaat bersih (I).
4. Profitability Index (PI)
Hasil perbandingan antara penerimaan besih (benefit cost) dengan modal investasi (I) yang digunakan, setelah semua nilainya di present value.
5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu analisa yang tujuannya melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil Analisa proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan benefit ataupun cost. Analisis sensitivitas perlu untuk dilakukan karena setiap proyek menghadapi ketidakpastian mengenai hal yang akan terjadi di masa depan. Kriteria yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini adalah ketika throughtput mengalami penurunan.
Perjanjian Kerjasama Antara PT .. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa Timur dengan PT Berkah Multi Cargo Nomor : HK.0501/1192/TJPR- 2018 Tanggal 26 Juli 2018 Perihal Pelayanan Distribusi dan Konsolidasi Barang/Petikemas Diatas Tanah Hak Pengelolaan Pelabuhan Cabang Tanjung Perak.
Segmentasi pasar yaitu pengguna jasa yang berkegiatan dilingkungan pelabuhan Tanjung Perak.
Skema kerjasama pengelolaan depo oleh PT. Berkah Multi Cargo yang semula menggunakan lumpsum lahan direncanakan disesuaikan menjadi revenue sharing.
Sejak pembangunan sampai dengan operasional depo petikemas Jl. Laksda M Natsir yang dikelola oleh PT Berkah Multi Cargo atas kondisi lahan (CY) dirancang memiliki banyak drainase sehingga meminimalisir genangan yang terjadi pada saat hujan dalam kondisi operasional pelayanan petikemas.
Lokasi depo petikemas Jl. Laksda M Natsir yang dikelola oleh PT Berkah Multi Cargo saat ini dengan luas lahan sebesar 13.107 m2 dimana dalam pengembangannya serta optimalisasinya PT Berkah Multi Cargo meminta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa untuk melakukan investasi perbaikan serta peninggian CY.
Investasi depo petikemas pada penelitian ini merupakan perbaikan serta peninggian lapangan penumpukan (CY) dan juga merupakan kelanjutan dari investasi awal yang dilakukan oleh manajemen PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa sebesar Rp. 8.159.429.140,- dan disusutkan selama 10 tahun (umur ekonomis).,,,ssssdddddds,l,l,,
Sehubungan dengan adanya kebijakan mergerdi manajemen PT Pelindo III (Persero), maka terjadi beberapa perubahan pola kerjasama usaha dengan mitra. Pada penelitian ini ditampilkan hasil keputusan investasi baik sebelum dan sesudah merger sebagaungan keputusan investasi dengan komponen biaya sewa lahan :
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan skenario jika throughtput mengalami penurunan karena faktor kondisi pandemi dan pasca pandemi. Hasil analisis sensitivitas dari kriteria yang mungkin terjadi dapat dilihat sebagaimana berikut :
Analisis sensitivitas dari kelayakan investasi dengan skema sewa lahan :
Analisis sensitivitas dari kelayakan investasi dengan skema revenue sharing :
Dari hasil analisis sensitivitas pada skenario diatas dapat disimpulkan bahwa pada kelayakan investasi dengan skema sewa lahan apabila terjadi penurunan throughtput di kisaran 5% sampai dengan 15% maka kondisi nilai NPV berada di kategori negatif sejalan dengan kondisi nilai IRR dan PI yang menunjukkan dibawah discount rate dan ˂ 1 serta tingkat pengembalian investasi yang cukup lama, maka keputusan investasi dari skema sewa lahan tidak dapat diterima. Sedangkan kelayakan investasi dengan skema revenue sharing apabila terjadi penurunan throughtput di kisaran 5% sampai dengan 15% maka kondisi nilai NPV berada di kategori positif sejalan dengan kondisi nilai IRR dan PI yang menunjukkan diatas discount rate dan ˃ 1 serta tingkat pengembalian investasi yang cepat, maka keputusan investasi dari skema revenue sharing dapat diterima
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi depo petikemas di Jl. Laksda M Natsir merupakan suatu bentuk investasi depo petikemas yang dikelola oleh anak/cucu perusahaan guna peningkatan pendapatan perusahaan dan sama-sama menguntungkan dari segala aspek. Atas hasil analisis diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Selanjutnya jika ditinjau dari sisi BEP atas investasi yang dialokasikan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa untuk Peningkatan lapangan penumpukan (CY) di Depo Petikemas Jl. Laksda M Natsir yang dikelola oleh PT Berkah Multi Cargo maka terhadap pengembalian investasi dimaksud menjadi lambat lebih tepatnya > 10 tahun dari sharing yang diterima oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa sebesar 55% dari 10% revenue sharing yang diterima oleh PT Pelindo Solusi Logistik dari total pendapatan kegiatan depo petikemas sehingga kurang menguntungkan bagi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional Jawa.