Human Resource Management
DOI: 10.21070/ijler.v18i0.873

The Effect of Work Stress, Work Family Conflict, Organizational Climate, and Organizational Support Burn Out on Employee at Company


Pengaruh Stres Kerja, Work Family Conflict, Iklim Organisasi dan Dukungan Organisasi terhadap Burn Out pada Karyawan Perusahaan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Organizational Support and Burnout Organizational Climate Work Family Conflict Work Stress

Abstract

This study aims to determine the effect of work stress, work family conflict, organizational climate and organizational support on burnout at PT. Welirang Tirta Mandiri. The analytical tool used is tabulating the questionnaire, collecting data in the form of validity and reliability tests. The hypothesis in this study is that there is the effect of work stress, work family conflict, organizational climate and organizational support on burnout. To test this hypothesis used data analysis tools in the form of multiple linear regression. The results of the research show that work stress, work family conflict, organizational climate, and organizational support has a positive effect on burnout. And simultaneously work stress, work family conflict, organizational climate and organizational support have a positive effect on burnout.

Pendahuluan

Organisasi atau perusahaan maju tentu harus didukung sumber daya manusia atau karyawan yang memiliki kualitas mental, spiritual, maupun intelektual yang baik. Adanya tuntutan kepada karyawan untuk menampilkan performa kerja yang optimal dan tidak mudah dipengaruhi hal negatif yang dapat menyebabkan burnout. Oleh Maslach dan Leitter dalam Psychology Today burnout sudah dianggap sebagai masalah serius di lingkungan kerja. Burnout adalah kondisi kehabisan energi psikis maupun fisik yang bersifat psikobiologis yaitu beban psikologis berpindah ke fisik seperti mudah pusing, susah konsentrasi, dan mudah sakit. Biasanya juga bersifat kumulatif dan menumpuk . Survei menemukan bahwa seperempat dari responden percaya kurang dari 20% absensi staf benar disebabkan sakit, sedangkan sisanya dikarenakan sakit ringan, hasil survei ini dapat dijadikan indikasi ketidak pedulian staf terhadap produktivitas perusahaan sebagai bentuk dari burnout . Stress adalah respon terhadap keadaan yang mengancam atau menekan yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan menghadapi permasalahan tersebut .

Permasalahan yang terjadi karena tuntutan permasalahan harus menjelankan peran pekerja dikantor,bersamaan dengan memperhatikan keluarga secara utuh.sehingga muncul ketidakmampuan membedakan pekerjaan menggangu keluarga atau keluarga menggangu pekerjaan . mendefinisikan konflik pekerjaan-keluarga sebagai bentuk konflik dimana tuntutan umum, waktu serta ketegangan yang berasal dari pekerjaan mengganggu tanggung jawab karyawan terhadap keluarga. Selain faktor keluarga, hal lain yang mempengaruhi burnout karyawan dipengaruhi oleh iklim dan dukungan organisasi. Menurut , iklim organisasi adalah persepsi anggota dan mereka yang berhubungan secara tetap dengan organisasi mengenai kejadian dalam lingkungan internal organisasi yang rutin sehingga mempengaruhi sikap sampai menentukan kinerja organisasi. Menurut membagi iklim organisasi menjadi dua aspek yaitu fisik dan psikis atau non fisik dimana keduanya merupakan keadaan relatif. Menurut menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai persepsi seseorang terkait aspek pekerjaan dan nilai-nilai organisasinya, dengan demikian dinyatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu persepsi individu mengenai karakteristik dan kondisi organisasi yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan data angka-angka. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis mengenai apa saja yang ingin diketahui.

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat untuk pengumpul data utamanya. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Welirang Tirta Mandiri sebanyak 100 0rang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Propability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama rata pada setiap anggota. Populasi uuntuk dipilih menjadi anggota sampel sebanyak 100 orang yang diambil dari 8 divisi. Diantaranya: produksi, QC lab, werehause, Teknik, Ekspedisi, Personalia, Finance dan Pemasaran.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik responden yang ditampilkan meliputi jenis kelamin.

Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 45 45,0 45,0 45,0
Perempuan 55 55,0 55,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Table 1.Klarifikasi Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Berdasarkan data pada tabel diatas kita dapat melihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 55 responden (55,0%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 45 responden (45,0%).

Variabel Variabel (r-hitung) r tabel Sig. Keterangan
VariabelStres Kerja X1.1 0,827 0,3 0,000 Valid
X1.2 0,856 0,000 Valid
X1.3 0,610 0,000 Valid
VariabelWork Family Coflict X2.1 0,811 0,000 Valid
X2.2 0,817 0,000 Valid
X2.3 0,757 0,000 Valid
VariabelIklim Organisasi X3.1 0,767 0,000 Valid
X3.2 0,698 0,000 Valid
X3.3 0,729 0,000 Valid
X3.4 0,772 0,000 Valid
VariabelDukungan Organisasi X4.1 0,709 0,000 Valid
X4.2 0,790 0,000 Valid
X4.3 0,811 0,000 Valid
X4.4 0,709 0,000 Valid
VariabelBurnout Y.1 0,665 0,000 Valid
Y.2 0,581 0,000 Valid
Y.3 0,698 0,000 Valid
Y.4 0,701 0,000 Valid
Y.5 0,731 0,000 Valid
Table 2.Uji Validitas

Hasil perhitungan uji validitas terhadap kuesioner menunjukkan bahwa seluruh butir kuesioner semuanya valid. Item kuesioner dinyatakan valid karena r hitung untuk semua item kuesioner > dari r tabel pada taraf signifikan 0,3 . Dari hasil uji validitas dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid dan dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian.

Variabel Nilai Alpha Croncbach Nilai Kritis Keterangan
Stres Kerja .656 0,6 Reliabel
Work Family Conflict .707 0,6 Reliabel
Iklim Organisasi .720 0,6 Reliabel
Dukungan Organisasi .745 0,6 Reliabel
Burnout .702 0,6 Reliabel
Table 3.Uji Realibilitas

Dari hasil uji seluruh variabel di atas didapatkan nilai koefisen reliabilitas Cronbach alpha lebih besar 0,6 yang berarti bahwa instrument kuisoner yang digunakan dikatakan memiliki reliabilitas

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,865 1,988 1,945 ,055
Stres Kerja ,724 ,175 ,397 4,133 ,000 ,484 2,068
Work Family Conflict ,296 ,090 ,237 3,296 ,001 ,861 1,162
Iklim Organisasi ,370 ,114 ,311 3,250 ,002 ,487 2,054
Dukungan Organisasi -,133 ,063 -,146 -2,107 ,038 ,922 1,085
a. Dependent Variable: Burnout
Table 4.Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel diatas dapat diketahui model regresinya dari keempat variabel sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 3,865 + 0,724 X1 + 0,296 X2 + 0,370 X3 + - 0,133 X4

Berdasarkan hasil perolehan persamaan dapat dijelaskan makna dan arti dari koefisien regresi sebagai berikut.

Konstanta (a)

Nilai konstanta yang bernilai positif 3,865 Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh variabel bebas yaitu stress kerja (X1), work family conflict (X2), iklim organisasi (X3) dan dukungan organisasi (X4), maka variabel terikat yaitu burnout (Y) tetap konstan sebesar 3,865.

Stress kerja (X1)

Koesfisien bernilai positif (0,724) antara variabel stress kerja (X1) dengan variabel burnout (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka akan disimpulkan bahwa jika variabel stress kerja mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel burnout akan mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel stress kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,724 satuan.

Work family conflict (X2)

Koesfisien bernilai positif (0,296) antara variabel work family conflict (X2) dengan variabel burnout (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka akan disimpulkan bahwa jika variabel work family conflict mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel burnout akan mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel work family conflict akan mengalami kenaikan sebesar 0,296 satuan.

Iklim organisasi (X3)

Koesfisien bernilai positif (0,370) antara variabel Iklim organisasi (X3) dengan variabel burnout (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka akan disimpulkan bahwa jika variabel Iklim organisasi mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel burnout akan mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel Iklim organisasi akan mengalami kenaikan sebesar 0,370 satuan.

Dukungan organisasi (X4)

Koesfisien bernilai negatif (- 0,133) antara variabel Dukungan organisasi (X4) dengan variabel burnout (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan negatif. Maka akan disimpulkan bahwa jika variabel Dukungan organisasi mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel burnout akan mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel Dukungan organisasi akan mengalami penurunan sebesar (-0,133).

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,865 1,988 1,945 ,055
Stres Kerja ,724 ,175 ,397 4,133 ,000 ,484 2,068
Work Family Conflict ,296 ,090 ,237 3,296 ,001 ,861 1,162
Iklim Organisasi ,370 ,114 ,311 3,250 ,002 ,487 2,054
Dukungan Organisasi -,133 ,063 -,146 -2,107 ,038 ,922 1,085
a. Dependent Variable: Burnout
Table 5.Uji Parsial

Dengan mengunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% (α = 0,05) dan degree of freedom sebesar k=4 dan df2 = n-k-1 (100-4-1= 95) sehingga diperoleh ttabel sebesar 1,66105.

ANOVA b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 244,350 4 61,087 32,404 ,000a
Residual 179,090 95 1,885
Total 423,440 99
a. Predictors: (Constant), Dukungan Organisasi, Work Family Conflict, Iklim Organisasi, Stres Kerja
b. Dependent Variable: Burnout
Table 6.Uji Simultan

Dari hasil pengujian secara simultan menunjukkan nilai Fhitung sebesar 32,404 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan signifikansi sebesar 5% dan df sebesar k=3 dan df2 = n-k-1 (100-4-1=95) maka didapat nilai Ftabel sebesar 2,47. Oleh karena itu Fhitung 3,404 lebih besar dari Ftabel 2,47 dan tabel diatas juga menunjukkan nilai sig = 0,000 yang lebih kecil dari α=0,05 maka dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,865 1,988 1,945 ,055
Stres Kerja ,724 ,175 ,397 4,133 ,000 ,484 2,068
Work Family Conflict ,296 ,090 ,237 3,296 ,001 ,861 1,162
Iklim Organisasi ,370 ,114 ,311 3,250 ,002 ,487 2,054
Dukungan Organisasi -,133 ,063 -,146 -2,107 ,038 ,922 1,085
a. Dependent Variable: Burnout
Table 7.Uji Dominan

Berdasarkan tabel diatasdiperoleh nilai standardized coefficients beta untuk variabel Stres Kerja sebesar 0,397, variabel Work Family Conflict sebesar 0,237, variabel Iklim Organisasi sebesar 0,311 dan variabel Dukungan Organisasi sebesar -0,146.

Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a)Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa Stress kerja berpengaruh positif terhadap burnout Pada PT. Welirang Tirta Mandiri, hal ini mempunyai arti jika semakin banyak stress kerja yang di PT. Welirang Tirta Mandiri maka burnout akan bertambah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Menurut penelitian yang dilakukan oleh Romadhani, Tathok Asmony dan Mukmin Suryatni (2016) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian dari variabel stress kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap burnout.

b)Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa work family conflict berpengaruh positif terhadap burnout pada PT. Welirang Tirta Mandiri. Hal ini mempunyai arti jika semakin banyak work family conflict di PT. Welirang Tirta Mandiri maka burnout akan bertambah.

Menurut penelitian dari Jamadin et al, (2015) yang menunjukkan bahwa work family conflict berpengaruh positif terhadap burnout.

c)Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap burnout Pada PT. Welirang Tirta Mandiri. Hal ini mempunyai arti jika semakin banyak iklim organisasi di PT. Welirang Tirta Mandiri maka burnout akan bertambah.

Menurut penelitian terdahulu dari Natassia Ayudiarini (2012) Hasil penelitian menunjukan bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap burnout.

d)Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa dukungan organisasi berpengaruh negatif terhadap burnout Pada PT. Welirang Tirta Mandiri. Hal ini mempunyai arti jika semakin banyak dukungan organisasi di PT. Welirang Tirta Mandiri maka burnout akan semakin berkurang.

Dalam penelitian terdahulu dari Destina Desy Dianita (2018) menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, sehingga dikatakan terdapat pengaruh negatif dukungan organisasi terhadap burnout.

e)Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis membuktikan bahwa Stress kerja, work family conflict, iklim organisasi dan dukungan organisasi berpengaruh terhadap burnout Pada PT. Welirang Tirta Mandiri. Hal ini mempunyai arti jika semakin banyak Stress kerja, work family conflict, iklim organisasi dan dukungan organisasi di PT. Welirang Tirta Mandiri maka burnout akan bertambah.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Romadhani, Tathok Asmony dan Mukmin Suryatni (2016) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian dari variabel stress kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap burnout.

References

  1. A. C. d. G. R. caesarani, “pengaruh stres kerja terhadap komitmen karyawan dan Turnover Intention pada Sari Segara Resort Vilia dan spa.,” E-Jurnal Menejement Unud,Vol 5,No.9, 2016.
  2. N. Ehsan, N. Johar dan F. Zafar, “The Moderating Role Of Religiosity Among People Suffering From Depression,” Pak Armed Forces Med J 2017;67 (5): 853-59, 2017.
  3. S. S. M. A. Indrawati, “Studi Tentang Religiusitas,Derajat Stres ,dan Strategi Penanggulangan Stres (Coping Stres),” Jurnal Psikologis Universitas Pendidikan Indonesia. Vol.5,02, 2010.
  4. E. Siahaan, “Can We Rely on Job Satisfaction to Reduce Job Stress,” Internasional Jurnal of Menagement Science and Business Administration Volume 3, Issue 3, pp. 17-26, 2015.
  5. H. N. Isnaini, “Analisis Pengaruh Work Family Conflict,Religiusitas Terhadap Komitmen rganisasi dan Kinerja Karyawan Dengan Variabel Intervening Kepuasan Kerja Pada Bank Syariah di Jogjakarta,” Jurusan Menejement, 2018.
  6. J. .. G. ,. C. G. Greenhaus, “Career Management,Third Edition.,” United States Of America; The Dryden Press, 2000.
  7. W. N. a. C. A, “The Influence Of Religiosity Towards Organozational Comitment,Job Satisfaction And Personal Performance,” POLISH JOURNAL F MANAGEMENT STUDIES,Vol.11 No.2, 2015.
  8. A. Puspitasari, “Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Komitmen Organisasi Dengsn Kepuasan Kerja,” Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, Vol,5 No.1, 2011.
  9. R. D. Sihaloho, “Pengaruh Work-To-Family Conflict dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Interrvening pada PT Pelabuhan Indonesian 1 (Persero),” Tesis Magister Ilmu Menajemen Universitas Sumatra Utara, 2016.
  10. Kaswan, Menejement Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.