Abstract

This study aims to identify how the role of the head of SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo in maintaining the sustainability of the institution in the covid-19 era. In maintaining the sustainability of the institution in the covid-19 era, the principal must also have a role as a manager, which is conceptual by planning, solving problems at school, organizing and collaborating with school internal parties and the wider community. leader, leader or leader must be able to show himself as a leader and be able to give confidence to teachers and employees in carrying out their duties properly in the era of the Covid-19 pandemic. Innovators, school principals must provide new ideas to school residents in order to maintain the sustainability of the institution. The motivator for the COVID-19 pandemic situation, the principal hopes to always provide encouragement to teachers and employees in order to foster enthusiasm in helping the principal. Types of field research with qualitative research methods. The main sources and types of data are data taken directly from school principals, vice principals (wakasek), public relations, treasurers, teachers, and administration (TU). The data collection methods are observation, interview, interview and documentation. Researchers conducted data analysis with the stages of data reduction, presentation, conclusion drawing and the validity of the data. So, the conclusion of this study shows that the role of the head of SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo in maintaining the sustainability of the institution in the Covid-19 era is quite good because nothing is sacrificed.

Pendahuluan

Secara umum kepemimpinan adalah kemampuan seseorang didalam mengarahkan orang lain untuk semangat bekerja dengan sukarelah, kepemimpinan juga diidentik sebagai orang yang memegang peranan penting dalam memajukan lembaga pendidikan.

Fondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah memikirkan visi dan misi organisasi yang ia pimpin, mendefinisikan, dan menegakkan secara jelas dan nyata. Pemimpin menetapkan tujuan, menentukan prioritas serta menetapkan dan memonitor standar. Selain itu, ada definisi yang lain, kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan dan menggerakan orang lain agar mereka mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, bahkan ada sebagian yang merumuskan bahwa kepemimpinan sebagai suatu keprinadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontoh, mengikuti, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, suatu kekuatan yang sedemikian rupa sehigga membuat orang mau melaksanakan apa yang di kehendaki[1].

Sementara itu Terry dalam mendefinisikan kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan kelompok. Dalam upaya ini untuk tercapainya tujuan tersebut tentu memerluka seorang pimpinan untuk melakukan supervise guna untuk menjaga apakah langkah-langkah yang di ambil tersebut ada kesesuaian dengan peraturan yang sudah di tetapkan bersama sebelumnya[2].

Dalam melakukan pengkajian tentang kepemimpinan dalam dunia pendidikan menjadi suatu hal yang mencakup yang snagat menarik akhir-akhir ini ‘terutama dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini’. Oleh karena itu, wajar jika banyak sekali hal-hal baru yang bermunculan tentang kajian-kajian terkait peran kepemimpinan dalam dunia pendidikan terutama peran kepemimpinan dalam mengatasi pandemic covid-19 serta bagaimana peran kepemimpinan dalam mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19.

Selama covid-19 juga membuat lembaga pendidikan formal semakin lama semakin banyak mengalami penurunan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di lembaga (sekolah), karena sejak pandemic covid-19 ini orang-orang tidak lagi memperioritaskan pendidikan pada anak-anaknya akan tetapi mereka lebih fokus pada satu tujuan yaitu kesehatan. Sehingga lembaga pendidikan banyak kehilangan peluang untuk mendapatkan peserta didik baru yang sebenarnya mereka adalah sumber pendanaan bagi institusi sekolah, terutama sekolah swasta.

Oleh karena itu, kepala sekolah harus mengambil tindakan atau upaya yang real agar lembaga (sekolah) yang ia pimpin tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Di sinilah peran strategis pemimpin sangat dibutuhkan oleh lembaga (sekolah) dalam menghadapi situasi pandemic covid-19. Pemimpin juga dituntut untuk menerapkan manajemen krisis, yaitu proses mempersiapkan dan mengelola situasi darurat atau tidak terduga yang mana ancaman tersebut sudah terjadi dan harus siap di hadapi.

Selain memikirkan bagaimana mempertahankan keberlangsungan pendidikan kepala sekolah wajib melakukan dalam upaya meningkatkan kinerja guru meskipun belajar mengajar melalui daring, dan perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus memperlakukan semua warga sekolah dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengertian terutama kepada tenaga kependidikan.

1. Kepala sekolah sebagai leader

Dalam Islam memberikan pemahaman bahw kepribadian sebagai leader harus memiliki sikap sidiq, amanah, tabglig, fathonah. bertanggung jawab dan memiliki karakter visioner mempunyai ide-ide yang cemerlang, kreatif, inovatif, inspiratif. Pribadi ini tentunya menjadikan tenaga kependidikan mempunyai etos kerja, dan inavasi yang tinggi. Dengan begitu, sangat wajar bila berdampak pada animo masyarakat dari waktu ke waktu semakin meningkat. Leader juga merupakan salah satu factor terpenting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan kegalalan suatu organisasi ditentukan oleh leader dalamm sebuah organisasi. Adapun yang dimaksud dengan leader adalah kemampuan meyakinkan dan menggarakan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai tim untuk mencapau tujuan tertentu, tujuan[3].

2. Kepala sekolah sebagai Manajer

Kepala sekolah adalah manajer hal ini kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengelolah dan mengatur lembaga sekolah yang ia pimpin dengan segalah kemampua yang ia miliki. Artinya kepala sekolah harus “berfungsi sebagai manajer” dalam lembaga yang ia pimpin, selain itu kepala sekolah juga harus berperan sebagai manajerial yaitu bersifat konseptual dengan melakukan perencanaan, memcahkan masalah yang di sekolah, mengorganisir serta mengadakan kerjsama sama dengan pihak insternal sekolah dan kepada masyarakat luas.

Fungsi manajerial pemimpin sekolah dapat dibagi dalam tiga tahap keterampilan yaitu, keterampilan teknikal, keterampilan hubungan manusia dan keterampilan konseptual, dalam prakteknya secara rinci dapat dilihat dalam konseptual manajerial pimpinan sekolah. Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan berkelanjutan yang diwujudkan dalam pengambilan keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya untuk meningkatkan kualitas pendidikan disekolah atau Lembaga[4].

3. Kepala sekolah sebagai inovator

Ketika kepala sekolah di amanahi untuk memimpin lembaga pendidikan maka sebagai kepala sekolah harus berperan sebagai innovator dan memiliki strategi yang tepat guna untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekolah, menemukan dan melaksanakan berbagai perubahan di sekolah serta mengembangkan strategi

dan model-model dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Tentu hal ini akan sangat mendorongkan kepala sekolah selalu mencari dan menemukan solusi bagaiman untuk setiap probelematika yang ada. Contoh dalam menggunkan metode pembelajaran, guru harus mampu menggunakan metode belajar yang variasi sehingga pembelajaran tidak monoton serta tidak membosankan bagi peserta didik, terutama ketika pembelajaran menggunakan media elektronik seperti laptop, proyektor maupun alat praktik lainnya.

Sebenarnya kata kunci dalam memakanai inovasi adalah “pembaharuan”. Gagasan, ide, pemikiran untuk proses pembaharuan yang dapat diaktualisasikan dalam berkaitan dengan semua aspek kehidupan untuk menjadi lebih baik sebagai makna utama inovasi. Pembaharuan bisa terjadi secara kebetulan dan tidak sistematis, tetapi agar pembaharuan dapat dikatakan sebagai inovasi, pembaharuan tersebut harus mengandung unsur kesadaran dan perenungan yang kuat. Di sinilah kata memahami bahwa “perencanaan” digunakan. Ini berarti bahwa para perancang perubahan harus faham betul apa yang ingin diubah, mengapa dan bagaimana cara melakukan untuk mengubahnya. Dengan kata lain para pembaharu juga harus faham kemana arah yang ingin atau yangg akan dituju artinya: pembaharu atau orang yang ingin melakukan perubahan harus betul-betul memiliki target yang jelas dan yang sudah ditetapkan secara sempurna. namun, hal ini bukan berarti bahwa manusia dituntut secara mutlak untuk merencanakan setiap langkah dalam perubahan itu sebelumnya.

Mulyasa (2013) menjelaskan kepala sekolah sebagai inovator terdiri dari 8 komponen, yaitu:(a) Konstruktif, (b) Kreatif, (c) Delegatif, (d) Integratif, (e) Rasional dan Objektif, (f) Pragmatis (g) Keteladanan, (h) Adaptabel dan fleksibel. fleksibel.

4. Kepala sekolah sebagai motivator

Fungsi kepala sekolah adalah berusaha mencapai tujuan secara maksimal dengan cara mengikusertakan bawahan atau semua guru guna untuk memanfaatkan semua dana dan fasilitas sekolah yang ada seacra efektif dan efesien. Kedudukan kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah yang merupakan posisi strategi dan sentaral dalam memainkan peranya untuk membentu seorang individu dan kelompok agar tercapainya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan bersama.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh berbagai factor atara lain peran kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan sebagai suatu yang dapat mempengaruhi atau dorongan seseorang ataupun suatu kelompok supaya semuanya dapat bekerja dengan sukarela untuk terwujudnya tujuan yang hendak di capai atau sasaran dalam situasi tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah mampu memberikan dorongan atau motivasi kerja untuk kemajuan produktifitas kerja guru dan hasil kerja siswa, kepala sekolah setidaknya memiliki peran dan fungsi sebagai educator, manajer, administrator, supervior, leader dan motivator[5].

Metode Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini dengan penelitian kualitatif. Kajiannya dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi[6]. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, memaknai sebuah perspektif fenomenologi. Menurut Mardalis, metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis, metode berarti cara kerja yang sistematik. Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknisi yang dilakukan dalam proses penelitian[7]. Selanjutnya Moleong mengemukakan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah[8]. Maka penelitian ini akan menghasilkan deskripsi tentang gejala-gejala yang diamati yang tidak harus berupa angka..Data yang dianalisis dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan perbuatan manusia, sehingga bukan deskripsi angka,melain definisi dan penjelasan secara kualitatif. Menurut Nazir dalam Buku Contoh Metodelogi Penelitian “Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang[9].

Hasil dan Pembahasan

Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri pemimpin dalam bentuk kepribadian dan sifat-sifat tertentu seperti, cerdas, jujur, ulet, matang, tegas, cakap, supel, mampu, tangguh, dan sanggup menjadi seorang pemimpin. Pengembangan Model Kepemimpinan Menurut Lambert “Leadership and therefore the work of leadership as used within the definition of leadership capacity means reciprocal, purposeful learning together in community Artinya, kepemimpinan dan kerja pemimpin dalam organisasi dapat berhasil dengan baik apabila adanya kerja sama yang baik dari semua pihak yang berkepentingan[10].

Jadi, keberadaan seorang pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan sangtlah berarti karena ia adalah tokoh utama yang dianggap mampu dalam menjaga dan merawat lembaga (sekolah) dari berbagai macam ancaman terutama dari ancaman pandemic covid-19 ini.

Karena selama masa pandemic covid-19 yang terkena dampak tidak hanya ekonomi masyarakat, perusahaan, pabrik negeri dan swasta saja yang terkena bahkan sector pendidikan mengalami dampak yang cukup darastis semenjak pemerintah memperlakukan new normal pada saat covid-19 memuncak bahkan tidak sedikit lembaga pendidikan yang mengalami kekurangan siswa, pendapatan sekolah berkurang, hal ini pun dialami oleh SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo, bahkan lembaga diluar sana ada juga yang hampir ditutup atau tidak beroperasi lagi karena akibat wabah covid-19, di sinilah dibutuhkan peran seorang pemimpin dalam mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19.

Peran Kepemimpinan dalam mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19

Peran bermakna sebagai aktivitas seseorang dalam memainkan perannya dalam mengatur dalam sebuah organisasi atau lembaga social. sedangkan kepemimpinan mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab, baik secara fisik maupun secara spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin.

Sustainability artinya keberlanjutan, konsep keberlanjutan menunjukkan tujuan jangka panjang “menuju lembaga pendidikan (sekolah)” yang lebih berkelanjutan[11]. Kehadiran pandemic covid-19 tentu akan mengacam keberlangsungan semua sector terutama sector pendidikan. Oleh karena itu, peran kepala sekolah dalam meyikapi persolaan internal lembaga (sekolah). Sedangkan covid-19 “adalah salah satu virus/penyakit varian baru yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia’ yang merupakan salah satau sebab terjadinya penghambata kelancaran operasional semua sector terutama sector pendidikan.

Teori Menurut Para Ahli

Menurut para ahli ada beberapa cara dalam mengatasi krisis pada organisasi dan lembaga (sekolah) serta langkah dalam mempertahankan sustainability selama masa pandemic covid-19.

  1. Perusahaan membuat perencanaan strategi. Sebuah grup atau komite khusus dibentuk untuk membuat perencanaan strategi tersebut. Grup itu terdiri atas menajer senior, analis, dan staf ahli yang bekerja secara sistematis dan analitis dalam menganalisis kelebihan dan kelemahan perusahaan dan mengamati peluang serta ancaman yang akan dihadapi perusahaan. Dari analisis tersebut, grup memformulasikan strategi yang tepat bagi perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan[12].
  2. Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mempertahankan organisasi di masa pandemic covid-19 adalah sebagai berikut: (a) Membuat diagnosa tentang apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki efektivitas organisasi dan menentukan tuuan-tujuannya. (b). Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan. (c). Mengembangkan aktivitas untuk melaksanakan strategi[13].
  3. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan perilaku orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, karena dengan adanya seorang pemimpin yang berpengaruh akan memberikan dampak yang baik untuk mempertahankan dan sustainability orgnisasi/lembaga (sekolah), menurut Munnjaya ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin di antaranya: (a) Memotivitasi dirinya sendiri untuk bekerja dan peka terhadap lingkungan dan “situasi yang ada”. (b). Memiliki Kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi/lembaga (sekolah) dan komitmen tinggi untuk memecahkannya. (c) Pemimpin harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang akan menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin. (d). Menggerakkan atau memotivasi staf agar mereka mau sadar. (e) Melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas tersebut[14].

Situasi Lembaga Pendidikan di Masa Covid-19 Menjadi Titik Perhatian Seorang Pemimpin atau Kepala Sekolah.

Pada saat terjadi krisis seperti wabah covid-19, para pemimpin harus menghilangkan keyakinan bahwa yang bersifat top-down akan membawa stabilitas. Untuk menangani keadaaan darurat, pada umumnya perusahaan mengandalkan struktur command and control untuk mengelola kegiatan operasionalnya dengan baik dengan menerapkan respon yang terencana. Namun, dalam krisis yang penuh dengan ketidakpastian, para pemimpin menghadapi masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya[15].

Jadi, Jika dalam sebuah organisasi/lembaga (sekolah) ketika ia berperang sebagai seorang pemimpin dan disitu ia memiliki otoritas yang mana ia memiliki hak untuk mengatur orang lain untuk bekerja sesuai keinginannya atau misi organisasi maka hal tersebut termasuk manajer puncak. Manajer puncak lebih membutuhkan keterampilan konseptual (conceptual skills), manajer menengah lebih banyak membutuhkan keterampilan manusiawi (human skills), dan manajer operasional lebih banyak membutuhkan keterampilan teknis (technical skills). Meskipun demikian, setiap manajer harus mempunyai tiga ketrampilan tersebut, tetapi dengan penekanan yang berbeda[16].

Dalam hal ini, jika dikaitakan dengan toeri Henry mintzberg yang kemudian dikaitakan teori yang dikemukakan oleh Silver tentang perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh dalam pembentukan iklim sekolah dapat disimpulkan menajadi tujuh bagian diantaranya: menciptakan hubungan dan pergaulan antar personel, mengadakan pembinaan untuk personel, pembagian tugas pendelegasian wewenang, menyelesaian konflik, pemberian motivasi (penghargaan dan teguran dll), menghimpun dan memanfaatkan informasi, mengharmoniskan dan memperkaya lingkungan bekerja dan belajar[17].

Peran Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Sustainability Lembaga di Masa Covid-19.

Berdasarkan teori yang diemukakan oleh Henry Mintzberg, bahwa peran pemimpin/kepala lembaga pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, ialah sebagai berikut:

Peran Interpersonal Roles, adapun fungsi peran ini adalah menitiberatkan pada hubungan interpersonal roles atau hubungan pribadi yang meliputi:

  1. Peran tokoh figurehead guna dalam membangun hubungan (relasi) dengan elemen-elemen lain yang memiliki kedudukan dalam oraganisasi/lembaga. figur pemimpin ini tentu harus memnentukan wibawah organisasi baik di tengah persaingan antar organisasi/lembaga maupun dalam mengahadapi kondisi krusial seperti masa covid-19 atau kepentingan dalam membenahi adaministarasi dan SDM dalam lembaga pendidikan akibat pandemic.
  2. Peran seorang pemimpin/leader dilakukan dengan cara mengkoordinasiakan, mengarahkan kepada semua bawahannya karena ini berkaitan dengan tugas staffing artinya merekrut, melatih, memotivasi, melakukan motivasi, terutama dalam situasi pandemic covid-19 sangat membutuhkan seorang leader untuk mendorong agar semua warga lembaga SMP tetap semangat dalam menjalankan tugasnya.
  3. Peran penghubung (liaison), seroang pemimpin harus menjalin hubungan antar pribadi atau dengan pihak-pihak tertentu baik yang berada dalam sebuah organisasi maupun kepada pihak yang ada diluar organisasi atau lembaga. dengan peran ini seorang pemimpin akan dapat menemukan informasi diberbagai sumber guna untuk kemajuan organisasi atau lembaga (sekolah).

Oleh karena itu, pemimpin harus memamntau kinerja bawahannya dan menggali informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan masukan yang relevan guna untuk alat dalam mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Jadi, pemimpin organisasi haru memiliki kekuatan kepekaan terhadap isi informasi yang sebenarnya, senantiasa melakukan filter terhadap berita/informasi yang diperolehnya agr tidak masuk kedalam perangkap/terjebak oleh keadaan yang tidak baik akibat dalah salah faham terhadap informasi tersebut, terlebih di masa pandemic covid-19 ini banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi atau berita yang tidak jelas asal usulnya (hoaks) untuk menjatuhkan organisasi lain demi mengambil keuntungan.

Langkah-Langkah yang Diambil oleh Kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo Dalam Mempertahankan Sumber Daya Manusia di Masa Pandemic Covid-19.

langkah-langkah strategis kepala sekolah dalam mempertahankan sumber daya manusia selama masa pandemic covid-19 yaitu langkah mempertahankan sumber daya insani dan non insani.

1. Sumber daya Insani

Warther dan davis yang dikutip oleh Edy Sutrisno mengatakan bahwa sumber daya insani adalah pegawai yang mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi/lembaga. Timbulnya kebutuhan untuk membantu organisasi/lembaga dalam melaksanakan tujuannya merupakan profesionalisme dalam bekerja. Kebutuhan akan profesionalisme menunjukan bahwa semakin berperanya sumber daya insani dalam mencapai keberhasilan organisasi/lembaga pendidikan[18]. Berdasarkan teori ini kepala SMP Muhammadiyah 10 melakukan berbagai langkah, di antaranya:

  1. Mengadakan pelatihan untuk guru dan karyawan.

Selama covid-19 kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo beberapa kali mengudang orang luar untuk memberikan pelatihan terkait untuk meningkatkan etos kerja guru dan karyawan menggunakan media online selama masa pandemic covid-19. Peneliti memahami betul maksud kepala sekolah mengadakan pelatihan ini, selama pendemic covid-19 banyak sekali problematikan yang di alami oleh guru dan karyawan sehingga menimbulkan kejenuhan, dan kejenuhan ini tentu akan memberikan efek buruk terhadap sustainability lembaga (sekolah), oleh karena itu kepala mengadakan beberapa kali pelatihan guna untuk mengembalikan ghiroh etos kerja guru dan karyawan, dengan cara seperti ini tentu kehawatiran hal-hal yang tidak di inginkan untuk sustainability lembaga bisa di atasi.

  1. Menanamkan sifat amanah kepada sumber daya manusia SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo.

Langkah ini adalah kepala sekolah mengadakan pengajian rutin setiap hari sabtu pagi pukul: 08:00 – 09:00 untuk guru dan karyawan (bersifat wajib) mengudang ust dari luar lembaga (sekolah). Tujuannya adalah agar menanamkan sifat amanah, jujur, sabar kepada guru dan karyawan selama mengabdi di SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo.

  1. Mempertahankan kesejahteraan sumber daya manusia (insani).

Selama pandemic covid-19 kepala sekolah sudah berhasil menjaga kesejahteraan kepada sumber daya insani selama masa krisis covid-19. Buktinya ada, selama pandemic covid-19 sumber daya insani khususnya guru dan karyawan mereka masih bertahan bekerja atau mengabdi di lembaga SMP Muhammadiyah 10 Sidoajo sampai sekarang. Dari hasil wawancara, peneliti juga menemukan banyak hal yang dilakukan kepala sekolah untuk mempertahankan sustaianability lembaga selama masa pandemic covid-19, di antaranya, (1) sumber daya insani tetap digaji sebagaimana mestinya, tidak dikurangi sedikitpun walaupun siswanya berkurang, (2) sumber daya insani mendapatkan bantun dana bos dari pemerintah satu kali dalam tiga bulan sebanyak Rp 300,000, (3) sumber daya insani mendapatkan bantuan/fasilitas pulsa/paket dari pemerintah selama pandemic covid-19, (4) Sumber daya manusia insani mendapat pulsa/paketan gratis dari sekolah, (5) sumber daya insani mendapatkan bantuan dari pimpinan cabang Muhammadiyah (PCM) dua buah seragam dan lain-lain.

Langkah strategis lain yang dilakukan oleh kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarja dalam mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19 antara lain:

1). Menyiapkan dana khusus untuk program study megister manajemen Islam (S2), dalam hasil wawancara kepala sekolah berkata alasan beliau mengadakan program itu adalah salah satunya dalam rangka mencetak guru dan karyawan yang memiliki skil/kompetensi yang lebih agar mereka bisa bekerja dengan baik supaya lembaga (sekolah) tersebut masuk kategori lembaga yang bermutu, dan pendidikan akan berjalan dengan lebih terorganisir. Setalah peneliti berbincang-bincang denga salah satu waka kurikulum ternyata program ini juga sebagai salah satu misi kepala sekolah agar memudahkan SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo mendapatkan akreditasi A, dengan mendaptakan lembaga yang status akreditasi A menurutnya akan memberikan kepercayaan kepada masyarakat laus bahwa SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo adalah salah satu lembaga swasta terbaik yang ada di daerah Suko Sidoarjo.

2). Mengadakan program english dan arabic day, program ini sempat di adakan sebelum adanya covid-19 kemudian sempat terputus/berhenti sejenak selama masa pandemic covid-19. Dalam hal ini peneliti alasan kepala sekolah mempertahankan program tetsebut kepala kepala sekolah, beliau menjawab, sekolah kita ini bisa bilang sekolah/lembaga yang masih baru oleh karena itu, perlu adanya sebuah kelebihan dari guru dan karyawan yang menojol di tengah-tengah masyarakat, selain sebagai nilai jual kepada masyarakat dan program itu juga sebagai salah satu misi kemajuan sekolah kedepannya.

2). Mengadakan pelatihan Ummi. Perlu peneliti jelaskan agar tidak salah faham bahwa Ummi ini adalah sebuah metode baru cara akselerasi membaca al-Qur’an dengan baik dan benar disertai dengan ilmu tajwid, ghorib dan lain sebagainya. Seiring dengan adanya program unggulan ISMUBAH SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo yaitu tahfidz Al-Qur’an dan Hadits maka kepala sekolah berniat untuk mengadakan pelatihan Ummi diperuntungkan untuk semua guru dan karyawan. Alasan kepala sekolah adalah agar semua guru dan karyawan memiliki kemampuan dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai denagn tajwidnya, dengan begitu daya tarik masyarakan untuk menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut semakin banyak, artiinya ketika disebuah lembaga (sekolah) yang memiliki tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi yang memadai/bagus tentu akan menghasilkan generasi yang berkualitas, maka hal itu akan dirasakan oleh masyarakan dan masyarakatpun akan semakin mempercayai sekolah SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo sebagai wadah yang mampu mecetak generasi Qur’ani di masa kini dan yang akan datang. Maka imbasnya tidak hanya sekedar mempertahankan sustainability lembaga (sekolah) saja akan tetapi lebih dari itu.

3). Mengadakan kerja sama dengan Komunitas Panahan Matahari (KPM) Sidoarjo. Baru-baru ini kepala sekolah mengambil langkah strategis dengan cara mengadakan kerja sama dengan Komunitas Panahan Matahari (KPM) Sidoarjo karena baru-baru ini munculnya olah raga baru yang menjadi trend yang lagi viral di medsos, dan olah raga ini adalah salah satu olah raga kesukaan anak-anak zaman sekrang “sebetulnya olah raga ini sudah ada sejak zaman nabi Muhammad SAW namu hampir dilupakan oleh umat Islam sendiri”,. Beliau mengambil langkah ini adalah selain menarik masyarakan untuk menyekolahkan anaknya di SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo dan juga sebagai sala satu upaya untuk mempertahankan sustanability di masa covid-19 ini. Karena sudah terbukti salah satu PPDB pernah menceritakan ada sala satu calon wali murid bahwa anaknya memilih sekolah di SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo karena ada program pahanan. Dari sini kita bisa simpulkan misi kepala sekolah dalam mengadakan kerja sama dengan Komunitas Panahan Matahari (KMP) bisa dikatakan berhasil dalam menarik simpati masyarakat.

4). Masih banyak lagi program-program kepala sekolah sebelum peneliti sampaikan lewat tesis ini sebagai langkah strategis kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo untuk mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan beberapa temuan yang menunjukkan bahwa kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo memmiliki kemampuan kewirausahan, contoh kepala sekolah mampu mempertahankan semua asset lembaga (sekolah) selama masa pandemic covid-19, baik asset bergerak maupun asset yang tidak bergerak. Aset yang bergerak: Kepala sekolah berhasil mempertahankan asset yang bergerak sealama di eara covid-19 seperti mobil, motor dan lain-lain. Asset yang tidak bergerak: Kepala sekolah juga berhasil mempertahankan asset yang tidak bergerak seperti gedung sekolah, lapangan basket, volley, futsal dan lain-lain. justru peneliti melihatnya lembaga tersebut masih mampu melengkapi/menambah alat-alat baru untuk kelancaran proses pembelajaran sealam masa pandemic covid-19 seperti alat laboratorium, sound sistem, kipas angin, lemari untuk arsip/document tata usaha (TU), lemari untuk guru-karyawan, handfone (HP), Proyektor, alat perekam (vidoo) dan lain-lain. “Peneliti melakukan wawancara kepada bendahara SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo terkait dana pengadaan alat-alat tersebut, bilau berkata “dana tersebut diambil dari dana cadangan sebelum covid, dan bantuan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo.”

Selanjutnya, selain itu, Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah yang diambil oleh kepala sekolah dalam memperlakukan sumber daya manusia selama masa pandemic covid-19 disaat mereka dihadapkan dengan berbagai persoalan. Pada hari Jum’at, 30/09/2021 peneliti melakukan wawancara langsung kepada kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo guna untuk menggali/mendapatkan informasi langsung kepada beliau, yaitu melakukan wawancara untuk mengetahui tentang bagaimana langkah-langkah kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo dalam memperlakukan sumber daya manusia selama pandemic covid-19. Berikut ini adalah hasil wawancara dari Kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo.

a. Bendahara

Kepala sekolah selalu mengupayakan sering berkomunikasi dengan bendahara/staf keuangan dan mengusahkan selalu ada ketikan dibutuhkan, selama mengupayaakan selalu mendorong bendahara/staf keuangan untuk tetap sabar bekerja selam masa pandemic covid-19 karena selama masa pandemic memnag harus maklumi semua orang pasti mengalami hal yang sama, Dan sebagai pimpinan selalu memberikan masuakan-masukan jika ada hal-hal yang tidak sesuai serta selalu melaukan koordinasi untuk semua bawahan baik karyawan, guru, siswa bahkan OB (office boy) karena semua in adalah ranah tanggung jawab pimpinan kepala sekolah.

b. Tata Usaha (TU)

Ada beberapa langah-langkah yang ambil oleh kepala sekolah untuk tata usaha (TU) sebagai berikut: a) Tata usaha adalah salah satu ujung tombak yang mana ia memiliki peran yang sangat penting dalam membantu semua kegiatan yang berbasis teknologi terutama di masa pandemic covid-19 ini, sehingga kepala kepala sekolah mengabil peran yaitu selalu mengajak mereka untuk selalu breafing terkait dengan kendala-kendala yang berhubungan dan masalah IT (Informasi dan teknologi), karena selama pandemic covid-19 ini hampir semua administrasi sekolah menggunakan berbasis teknologi. b) Kepala sekolah mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan Tata Usaha (TU) atau tim IT (Informasi dan teknologi), seperti membelikan alat penguat jaringan, aplikasi Zoom Meeting, Google Meet, Class Room, Class Dojo, Camera, Mik, dan masih banyak lagi yang belum bisa kami sampaikan lewat wawancara ini. Yang pasti kami sebagai pimpinan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka selama itu untuk kemaslahatan sumber daya manusia dan lembaga SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo ini. c) Kepala sekolah juga selalu memberikan motivasi agar tetap sabar dalam mengahadapi dan mengajari guru-guru yang tidak terbiasa menggunakan apalikasi-aplikasi tersebut dalam proses pembelajaran

c. Humas

Kepala sekolah selalu mengingatkan kepada Humas ketika ada informasi-informasi diluar terkait ada bantuan dari pemerintah baik berupa dana maupun berupa kuota pulsa agar secepatnya disampaikan kepala guru dan karyawan supaya dengan adanya bantuan tersebut dapat mendorong mereka agar termotivasi dalam melaksanakan tugas, dan supaya mereka juga merasa diperhatikan oleh kepala sekolah kesejahteraannya di masa pandemic covid-19. Kepala sekolah selalu mengupayakan breafing dengan Humas, dari situ kepala sekolah memberikan motivasi atau dorongan agar tetap sabar dan bekerja sesuai kemampuanya. Dan kepala sekolah juga tetap menjaga komunikasi dengan Humas dengan baik.

d. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek).

Terkait Wakasek, memang paling banyak jobdistnya dibandingkan dengan yang lainnya sehingga tidak sedikit masalah ataupun kendala yang dihadapinya sebagaimana uraian di atas. Sebagai pimpinan harus berusaha membantu ia untuk bisa menyelesaikan persoalanya. Di atanra langkah-langkah kami dalam memberikan perhatian kepada Wakasek adalah selalu breafing atau berkoordinasi tidak hanya dengan kepala sekolah saja akan tetapi dengan waka kurikulum, Humas dan yang lain-lain juga, kepala sekolah selalu mendorong agar tetap semangat dalam menjalankan tugasnya serta tetap menjaga kesehatan, karena kesehatan jauh lebih penting dari segalanya, Selalu memberikan perhatian, artinya kepala sekolah selalu memberikan masukan, nasehat, dan uapaya-upaya lain agar tetap merasa diperhatikan oleh kepala sekolah, dan kepala sekolah juga memberikan masukan kepada Wakasek agar selalu mencari informasi diluar terkait untuk memudahkan hal-hal yang berkaitan dengan jobdisk Wakasek.

e. Guru

Selama pandemic covid-19 guru juga termasuk ikut terkena dampak dari wabah ini. Adapaun hal-hal yang menjadi kendala bagi guru sudah kami jelaskan di awal. Jadi, pada kesempatan ini peneliti akan menguraikan hasil wawancara berkenaan dengan langkah-langkah yang diambil oleh kepala sekolah dalam rangka mempertahan sustainability lembag di masa pandemic covid-19 sebagai berikut: Kepala sekolah Selalu memberi masukan-masukan serta nasehat khusunya kepada para guru lewat breafing pagi sebelum memulai pmebelajaran, demi kelancaran proses pembelajaran kepala sekolah mengupayakan untuk menfasilitasi para guru dengan mengadakan alat atau aplikasi untuk memudahkan proses pembelajaran daring seperti Zoom Meeting, Class Room, Google Meet, Class Dojo dan lain-lain, tidak hanya itu pihak sekolah sendiri menfasilitas para guru dengan cara memberi bantuan kuota pulsa gratis baik dari sekolah maupun dari pemerintah guna untuk melancarkan kegiatan pembejalaran daring (online), Mengadakan pelatihan metode mengajar melalui daring (online), intinya di masa pandemic ini kepala sekolah mengabil peranan agar tetap berusaha memberikan kesejahteraan kepada para guru dengan memberikan bantuan dana dan semua kebutuhan untuk kemajuan lembaga pendidikan selama pandemic covid-19.

Jadi, selama masa pandemic covid-19 tidak sedikit masalah- masalah yang dirasakan oleh sumber daya manusia, namun pada saat itu pula kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo langsung memberikan respon dengan baik. Artinya kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil langkah-langkan untuk mempertahan sustainability lembaga di era covid-19 dengan cara meberikan perhatian serta memperlakukan mereka secara proporsional.

Tipologi langkah Non strategis

Dalam hal ini kepala sekolah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka untuk mempertahankan sustainability lembaga yang ia pimpin yaitu hal-hal yang berkaitan dengan rutinatas dalam lembaga (sekolah) mulai dari hal yang kecil sampai kepada yang urgen. Menurut peneliti sangat tepat sekali jika kita melihat situasi krusial seperti covid-19 ini, karena kepala SMP Muhammadiyah 10 adalah seorang pemimpin yang merupakan kunci kemajuan sebuah lembaga (sekolah), sehingga kunci kebertahanan dan sustainability selama masa pandemic covid-19 tetap berjalan dengan baik meskipun guru, karyawan bekerja dengan jarak jauh (daring). Kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo melakukan beberapa tipologi langkah sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan sustaianability lembaga (sekolah) di era covid-19, yaitu:

  1. Kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo tetap ikut andil dalam melakukan perancangan, menyusun, dan mengimplementasikan pembelajaran selama masa covid-19 meskipun melalui jarak jauh (daring) guna untuk tercapainya visi misi sekolah serta dalam upaya mempertahankan sustainability lembaga (sekolah).
  2. Memberikan surat edaran kepada seluruh wali murid mulai dari kelas VII, VIII sampai kelas IX mengenai akan berlakunya sistem pembelajaran jarak jauh dari rumah (daring).
  3. Memberikan pemahaman kepala wali murid/peserta didik dan kepada guru-guru bahwa mekanisme pembelajaran jarak jauh (daring) tetap diselenggarakan selama masa pandemic covid-19.
  4. Melakukan sosialisasi kepada peserta didik berkaitan dengan belajar melalui daring, cara penggunaan media online dan tata cara penggunaannya.
  5. Mempertahankan program kegiatan sekolah yang sudah di rancang sebelum pandemic covid-19 dan menyelenggarakannya secara langsung dari rumah (melalui daring).mendorong para guru agar memberikan penilain kepada siswa dilakukan dengan menggunakan penilain yang bersifat kualitatif guna untuk mendorong peserta didik agar dapat meningkatkan motivasi belajar melalui daring.
  6. Menyelenggarakan ulangan harian (UH), Mid, penilian tengah semester (PTS hal ini sebagai bentuk pengukuran keberhasilan dalam proses pembelajaran daring selama covid-19, kegiatan ini dilakukan enam bulan sekali, begitupun di semester genap.melaporkan hasil kegiatan belajar mengajar kepada dinas pendidikan.

Dari urain di atas adalah salah upaya langkah strategis kepala SMP Muhammadiyah 10 Siodarjo untuk mempertahankan mutu pendidikan, serta dalam rangkah mempertahankan sustainability lembaga di era covid-19. Selain mempertahankan sustainability lembaga (sekolah), beliau juga pernah berkata disebuah forum breafing, hal itu dilakukan karena dalam upaya melakukan peningkatan layanan pendidikan yang lebih baik. Selain itu, langkah tersebut dapat memberikan pengaruh yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga bisa memberikan kontrubisi peningkatan hasi belajar siswa selama masa pendemic covid-19.

Simpulan

Hasil pembahasan temuan dari penelitian ini adalah (1) Peran didefinisikan sebagai sebuah aktivitas yang diperankan atau dimainkan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan atau status sosial dalam organisasi (2) Memotivitasi dirinya sendiri untuk bekerja dan peka terhadap lingkungan dan “situasi yang ada”. (3). Memiliki Kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi/lembaga (sekolah) dan komitmen tinggi untuk memecahkannya. (3) Pemimpin harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang akan menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin. (5). Menggerakkan atau memotivasi staf agar mereka mau sadar. (6).

Dalam menjaga sustainability Lembaga di era covid-19 kepala Sekolah juga harus memiliki peran sebagai manajer, yaitu bersifat konseptual dengan melakukan perencanaan, memecahkan masalah yang di sekolah, mengorganisir serta mengadakan kerjasama dengan pihak insternal sekolah dan kepada masyarakat luas. leader, leader atau pemimpin harus mampu menunjukkan dirinya sebagai leader dan bisa memberikan keyakinan kepada guru dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik di era pandemic Covid-19. Innovator, kepala Sekolah harus memberikan gagasan baru kepada warga Sekolah dalam rangka mempertahankan sustainabaliti Lembaga. Motivator situasi pandemic covid-19 kepala Sekolah berharapa agar selalu memberikan dorongan kepada guru dan karyawan guna untuk menumbuhkan semnagan dalam membantu kepala Sekolah .

Memikirkan bagaimana mempertahankan keberlangsungan pendidikan kepala sekolah wajib melakukan dalam upaya meningkatkan kinerja guru meskipun belajar mengajar melalui daring, dan perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus memperlakukan semua warga sekolah dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengertian terutama kepada tenaga kependidikan.

Melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas tersebut. Langkah-langkah yang diambil oleh kepala sekolah dalam mempertahan sustainability lembaga di era covid-19 sudah cukup baik keran tidak ada yang dikorbangkann baik sumber dana insani mapun sumber daya non insani, baik asset yang bergerak maupun asset yang tidak bergerak.

selanjutnya Tipologi langkah strategis dan non strategis yang diambil oleh kepala sekolah selama masa pandemic covid-19 tersebut secara real sudah berhasil, sebagai bukti bahwa sampai hari ini SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo masih bisa beroprerasional proses pembelajaran sampai sekarang, artinya mutu pendidikan sustaianability SMP Muhammadiyah 10 masih tetap terjaga dengan baik dan bahkan selama dalam upaya menjalankan dua strategis tersebut asset sekolah pun tidak ada satupun yang dikorbankan (dijual) untuk membantun operasional dalam rangka mempertahankan sustainability lembaga di masa covid-19.

References

  1. Gafur, Abdul, 2020, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Nizamia Learning Center, Sidoarjo.
  2. Yuliani, T., and Kristiawan, M., 2017, “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Membina Kompetensi Sosial (Pelayanan Prima) Tenaga Administrasi Sekolah,” JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 1(2), pp. 122–132.
  3. Aula, N. dkk, 2020, “The Leadership Role of the Principal as Supervisor in Conflict Management at Muhammadiyah 2 Madiun High School, East Java, Indonesia,” Al-Hayat J. Islam. Educ., 4(1), p. 90.
  4. Hadi Ismanto, M. M., 2015, Kepemimpinan Kepala Sekolah Unggul, Nizamia Learnng Center, Sidoarjo.
  5. Ngiode, S., 2016, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru MTs.N BatudaNgiode, Syafrin,” J. Manaj. Pendidik. Islam, 4(2), pp. 127–137.
  6. Sule, W. O. Z. M. & E. T., 2017, “MANAJER DAN PERANGKAT MANAJEMEN BARU,” Pekbis, 9, p. 153.
  7. Moleong, L. J., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
  8. Moleong, L. J., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revis, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
  9. Rusdiana, E., 2018, “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Educator Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru,” Indones. J. Educ. Manag. Adm. Rev., 02(01), pp. 231–236.
  10. Sentono, T., 2019, Pengembangan Model Kepemimpinan.
  11. Wolff, L. A., 2020, “Sustainability Education in Risks and Crises: Lessons from Covid-19,” Sustain., 12(12).
  12. Wandrial, S., 2004, “Perkembangan Manajemen Strategi,” The Winners, 5(1), p. 52.
  13. Pratiwi, M. B., and Novianty, I., 2020, “Strategi Bertahan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pandemi COVID-19 Pada Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,” Pros. 11th Ind. Res. Work. Natl. Semin., pp. 26–27.
  14. Arifin, S., Rahman, F., Wulandari, A., and Anhar, V. Y., 2013, “Buku Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan,” J. Chem. Inf. Model., 53(9), pp. 1689–1699.
  15. D’auria, G., and Smet, A. De, 2020, Kepemimpinan Di Masa Krisis: Menghadapi Wabah Virus Corona Dan Tantangan Di Masa Depan.
  16. Hauhnafi, M., 2015, “Konsep Dasar Dan Perkembangan Teori Manajemen,” Managemen, 1(1), p. 66.
  17. Soemiati Koesdarini, G. R. Y., 1985, Komunikasi Kelompok, Proses-Proses Diskusi Dan Pencapaiannya (Terjemahan), UI Press, Jakarta.
  18. Rivai, V., 2009, Kepemimpinan Dan Prilaku Orang, Rajawali Press, Jakarta.