This study aims to determine the effect of operating expenses on net income, sales volume on net income, working capital on net income, asset turnover on net income and operating costs, sales volume, working capital and asset turnover simultaneously affecting the net income of food companies and beverages listed on the IDX for the 2014-2016 period. This research is a type of quantitative research, with the number of samples used, namely 10 food and beverage companies listed on the Stock Exchange for the 2014-2016 period. The analytical tool used is the analysis of multiple linear regression tests, coefficient of determination (R2), t test, F test and classic assumption test using SPSS version 20 for windows. The results of the study show that; 1) operational costs have a significant effect on net income, 2) sales volume has a significant effect on net income, 3) working capital has a significant effect on net income, 4) asset turnover has a significant effect on net income, and operating costs, sales volume, capital work and asset turnover have a significant effect on the net income of the company and beverages on the IDX for the period 2014-2016.
Pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara dunia nyatanya juga didukung oleh adanya perusahaan berkembang pada masing-masing negara tersebut. Hal ini dikarenakan perusahaan menjadi salah satu hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Perusahaan adalah penentu perekonomian sehingga tiap-tiap perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik dan terpadu untuk menunjukkan eksistensi perusahaan itu sendiri. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan nilai perusahaan yaitu dengan cara memaksimalkan keuntungan.
Laba merupakan kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba adalah ukuran keseluruhan prestasi perusahaan. laba bersih adalah selisih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian [1]. Adanya laba membuat perusahaan dapat tumbuh berkembang dan perusahaan dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Pada praktiknya, baik perusahaan kecil atau besar sama-sama berupaya untuk meningkatkan laba yang diperoleh. Banyak cara yang ditempuh, di antaranya adalah melalui biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva [2]; [3]; [4]; [5]; serta [6].
Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kurun waktu tertentu untuk memperoleh atau membuat suatu barang. Biaya tersebut nantinya akan dihitung besarannya dan dibebankan pada masing-masing barang yang dihasilkan [7]. Dalam kegiatan operasional perusahaan, apabila perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka kemungkinan untuk memperoleh laba lebih akan selalu ada [2].
Volume penjualan adalah bertemunya antara para penjual dan pembeli dalam melakukan suatu pembelian produk dengan suatu transaksi menggunakan uang kontan. Volume penjualan menekankan pada banyaknya produk yang dijual pada suatu kurun waktu tertentu selama satu tahun [8]. Semakin besar volume penjualan perusahaan maka semakin besar pula laba yang diperoleh dan demikian pula sebaliknya apabila semakin kecil volume penjualan maka semakin kecil pula laba yang diperoleh. Dalam hal ini volume penjualan yang meningkat dengan penggunaan biaya yang efisien mempunyai pengaruh pada peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dan sebaliknya [3].
Modal kerja juga dianggap sebagai jenis modal produktif karena dapat berputar setiap hari. Dibutuhkan modal kerja yang kecil untuk menghasilkan omset besar [9]. Modal kerja yang digunakan diharapkan dapat kembali masuk ke perusahaan dalam waktu yang pendek melalui penjualan. Pengelolaan modal kerja yang baik dianggap sangat penting agar kelangsungan usaha pada suatu perusahaan dapat dipertahankan sehingga perusahaan tidak mengalami kebangkrutan.
Setiap bentuk badan usaha yang besar maupun kecil pasti akan memanfaaatkan aktivanya untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Dalam perusahaan pasti ada aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dan secara umum dapat dikatakan bahwa perusahaan menggunakan aset untuk menciptakan pendapatan [10]. Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap pendewasaan karena perusahaan yang besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya. Nilai ekonomis suatu aktiva akan mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti fakto pemakaian, faktor kerusakan, faktor ketinggalan zaman dan faktor ekonomis mupun faktor teknis. Perusahaan yang memiliki kemampuan dalam penggunaan keseluruhan aktivanya digambarkan dalam rasio perputaran aset. Semakintinggi rasio total perputaran asetnya maka semakin efisien kinerja perusahaan dalam penggunaan keseluruhan aktivanya untuk menunjang penjualan.
Aktiva atau assets adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Harta kekayaan ini harus dapat diukur dengan jelas dengan satuan uang dan diurutkan berdasarkan kecepatan perubahannya kembali menjadi uang kas. Perputaran aktiva merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto. Rasio perputaran aktiva digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan penjualan perusahaan [11]. Adanya perputaran aktiva yang meningkat akan membuat pertumbuhan laba perusahaan juga semakin meningkat. Apabila perputaran aktiva perusahaan tinggi maka akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan [4].
Studi empiris pada penelitian ini yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang merupakan kelompok perusahaan sector industri barang konsumsi di BEI. Alasan memilih perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian
karena sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini yang tidak terlalu bagus, permintaan konsumen akan makanan dan minuman ini tidak terpengaruh sedikitpun, melihat permintaan konsumen akan makanan dan minuman ini terus meningkat, namun di sisi lain peningkatan tersebut di iringi dengan fluktuasi pertumbuhan laba dan arus kas operasi yang tidak stabil. Modal besar yang berguna untuk pengembangan produk. Penekanan pada biaya operasional produk untuk menghasilkan laba yang tinggi, serta volume penjualan yang meningkat dapat menunjang perusahaan tersebut untuk terus berkembang. Dalam penelitian ini modal yang besar dapat mengurangi tingkat kegagalan dalam perkembangan perusahaan. Serta perputaran aktiva menjjadi uang kembali ini dapat meningkatkan laba bersih dalam perusahaaa ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memaksimalkan objektifitas desain yaitu dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol [12]. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2014-2016.
Objek pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada saat tahun penelitian jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 16 perusahaan. Akan tetapi dalam penelitian ini dilakukan sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu [13]. Sehingga terdapat 10 perusahaan makanan dan minuman yang tersedia untuk di teliti dan memenuhi secara lengkap variabel yang dibutuhkan.
No | Kriteria | Jumlah Perusahaan |
1.. | Perusahaanmakanandanminumanyang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 | 16 |
2. | Perusahaan yang tidak listed di BEI selama periode 2014-2016 | (1) |
3. | Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan lengkap dan tidak menyediakan data terkait dengan variabel penelitian | (5) |
Total Sampel (10 perusahaan × 3 tahun) | 30 |
No | Kode | Nama Perusahaan |
1 | ALTO | PT. Tri Banyan Tirta Tbk |
2 | CEKA | PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk |
3 | DLTA | PT. Delta Djakarta Tbk |
4 | ICBP | PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk |
5 | INDF | PT. Indofood Sukses Makmur Tbk |
6 | MLBI | PT. Multi Bintang Indonesia Tbk |
7 | MYOR | PT. Mayora Indah Tbk |
8 | STTP | PT. Siantar Top Tbk |
9 | ROTI | PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk |
10 | SKBM | PT. Sekar Bumi Tbk |
Variabel bebas atau independen dalam penelitian ini biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva. sedangkan variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini adalah laba bersih.
No | Variabel | Definisi Variabel | Indikator | Pengukuran | Referensi |
1 | Biaya operasional | Biaya operasional diartikan sebagai biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapiberkaitandenganaktivitas operasional perusahaan sehari-hari | 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙= 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛+ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑢𝑚𝑢𝑚 | RasioDimana semakin besar nilai rasio ini, menunjukkan biaya yang diluarkan perusahaan semakin besar | [14] |
2 | Volume penjualan | Volume penjualan adalah bertemunya antara para penjual dan pembeli dalam melakukan suatupembelian produk dengan suatu transaksi menggunakan uangkontan | Volume penjualan = Jumlah unit produk yang terjual | RasioDimana nilai yang tinggi menunjukkan jumlah penjualan perusahaan yang tinggi juga | [8] |
3 | Modal kerja | Modal kerja dianggap sebagai jenis modal produktif karena dapat berputar setiap hari | 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎= 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟− 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 | RasioDimanasemakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan modal kerja yang dimiliki perusahaanjuga semakin tinggi | [9] |
4 | Perputaran aktiva | Perputaranaktivamerupakanrasio antarapenjualan dengan aktiva tetap neto.Rasioini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakanaktiva tetapnyaseperti gedung,kendaraan, mesindanperlengkapan kantor | Perputaran aktiva = Penjualan / Aktiva bersih | RasioDimanasemakin besarrasioini semakin baik yang berartibahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraihlabadan menunjukkan semakinefisien penggunaan keseluruhan aktiva | [11] |
5 | Laba bersih | Lababersihmerupakanlaba setelah dikurangi pajak penghasilan | Laba bersih = Penjualan– Biaya | RasioDimana semakin tinggi nilai rasio ini, makasemakintinggijugaperolehan laba bersih perusahaan | [1] |
A. Uji Asumsi Klasik
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan analisis data diatas, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut berdistribusi normal.
Variabel | Liniearity | Keterangan |
Biaya Operasional (X1) | 0,010 | Linier |
Volume Penjualan (X2) | 0,040 | Linier |
Modal Kerja (X3) | 0,000 | Linier |
Perputaran Aktiva (X4) | 0,000 | Linier |
Dari perhitungan dengan program SPSS seperti tabel di atas, dapat diidentifikasi bahwa nilai tingkat signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan setiap variabel bebas mempunyai hubungan yang linier terhadap variabel terikat.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai VIF semua variabel mempunyai nilai VIF dibawah 10, dan nilai Tolerance mempunyai nilai lebih dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan multikolinieritas.
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari gambar di atas scatter plot terlihat titik-titik menyebar secara secara acak dan tidak ada kecenderungan untuk membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Hasil Output SPSS
Pada hasil pengujian menunjukan bahwa nilai DW sebesar 1,996. Sehingga nilai DW masih dibawah 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.
B. Regresi Linier Berganda
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= 9,150 + 0,302 X1 + 0,047 X2 + 0,263 X3 + 0,090 X4
Persamaan di atas mempunyai arti sebagai berikut:
Nilai koefisien dari variabel perputaran aktiva sebesar 0,090, yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel perputaran kerja, akan mengakibatkan kenaikan laba bersih sebesar 0,090 dengan asumsi faktor lainnya konstan.
C. Uji Hipotesis
Tabel 8 Hasil Uji F
Sumber: Hasil Ouput SPSS
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai Fhitung mempunyai tingkat signifikan sebesar 0,000. Dengan demikian tingkat signifikansi kurang dari 0,05, dan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan variabel biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Tabel 9 Hasil Uji t
Sumber: Hasil Output SPSS
Hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Biaya operasional
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, variabel biaya operasional memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,001 atau kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
b) Volume penjualan
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, variabel volume penjualan memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,044 atau kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
c) Modal kerja
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, variabel modal kerja memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,002 atau kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
d) Perputaran aktiva
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, variabel perputaran aktiva memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,019 atau kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
Tabel 10
Hasil Uji Koefisien Korelasi Berganda
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari hasil perhitungan korelasi berganda atau R di atas, diketahui bahwa nilai R sebesar 0,962. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva terhadap variabel laba bersih sebesar 96,2%. Sedangkan sisanya sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian.
Hasil uji koefisien determinasi ganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10. Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel, nilai R2 sebesar 0,926. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva terhadap laba sebesar 92,6%, sedangkan sisanya sebesar 7,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian.
Pembahasan
Hasil dari penelitian dapat diketahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
1. Pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih perusahaan
Dalam penelitian ini biaya operasional diartikan sebagai biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari [14]. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kurun waktu tertentu untuk memperoleh atau membuat suatu barang. Biaya tersebut nantinya akan dihitung besarannya dan dibebankan pada masing-masing barang yang dihasilkan.
Dari hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2014-2016. Hal ini berarti perusahaan makanan dan minuman apabila dapat menekan dan biaya operasional yang dibutuhkan, maka perusaaan akan dapat meningkatkan perolehan laba. Selaras dengan penelitian yang dilakukan [2] yang memperoleh hasil bahwa biaya operasional berpenagruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan [3], yang memperoleh hasil biaya operasional berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
2. Pengaruh volume penjualan terhadap laba bersih perusahaan
Volume penjualan dalam penelitian ini dimaknai sebagai besar kecilnya pertukaran barang dan jasa yang telah dilakukan antara penjual dan pembeli berdasarkan yang didasarkan pada barang berharga (dalam hal ini adalah uang). Volume penjualan adalah bertemunya antara para penjual dan pembeli dalam melakukan suatu pembelian produk dengan suatu transaksi menggunakan uang kontan. Volume penjualan menekankan pada banyaknya produk yang dijual pada suatu kurun waktu tertentu selama satu tahun [8].
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba berish perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2014-2016. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar volume penjualan perusahaan maka semakin besar pula laba yang diperoleh dan demikian pula sebaliknya apabila semakin kecil volume penjualan maka semakin kecil pula laba yang diperoleh. Selaras dengan penelitian yang dilakukan [6], yang memperoleh hasil bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba berish perusahaan. Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh [5], yang memperoleh hasil bahwa volume penjualan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perolehan laba berish.
3. Pengaruh modal kerja terhadap laba bersih perusahaan
Modal kerja dalam penelitian ini dimaknai sebagai jenis modal produktif karena dapat berputar setiap hari. Dibutuhkan modal kerja yang kecil untuk menghasilkan omset besar [9]. Modal kerja merupakan tambahan dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasi. Manfaat utama modal kerja adalah menjaga tingkat likuiditas suatu perusahaan.
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2014-2016. Hal ini berate modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi resiko dan dapat meningkatkan peroleh laba perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik dianggap sangat penting agar kelangsungan usaha, khususnya pada perusahaan makanan dan minuman untuk dapat dipertahankan sehingga perusahaan tidak mengalami kebangkrutan. Selaras dengan penelitian yang dilakukan [5], yang memperoleh hasil bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba UKM.
4. Pengaruh perputaran aktiva terhadap laba bersih perusahaan
Perputaran aktiva dalam penelitian ini dimaknai sebagai rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin dan perlengkapan kantor [11]. Rasio perputaran aktiva dijadikan sebagai salah satu indikaator dari efisiensi produksi. Hal ini dikarenakan rasio perputaran aktiva mengukur tingkat penjualan yang dihasilkan oleh tingkat aktiva tertentu.
Dari hasil pengolahan data, diperoleh informasi bahwa perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Hal ini menunjukkn bahwa perputaran aktiva yang tinggi pada perusahaan makanan dan minuman, akan dapat membantu memperoleh laba yang maksimal. Sebaliknya apabila aktiva perusahaan tidak dimanfaatkan, maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang.
5. Pengaruh biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva terhadap laba bersih perusahaan
Laba bersih dalam penelitian ini dimaknai sebagai ukuran keseluruhan prestasi perusahaan. laba bersih adalah selisih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian. Laba bersih merupakan laba setelah dikurangi pajak penghasilan [1]. Perolehan laba bersih sangat ditentukan oleh besar kecilnya biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Laba bersih dijadikan sebagai ukuran untuk melihat keberhasilan suatu perusahaan karena tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba bersih sebesar-besarnya dan pencapaian laba bersih adalah faktor yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan sendiri [3].
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan manakan dan minuman di BEI periode 2014-2016. Hal ini berarti dalam praktik kegiatan operasional perusahaan, perolehan laba bersih dipengaruhi dari pengelolaan yang baik dari biaya operasional, tingginya volume penjualan, modal kerja yang cukup dan perputaran aktiva yang lebih cepat. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh [2], penelitian yang dilakukan oleh [3], penelitian yang dilakukan oleh [4], penelitian yang dilakukan oleh [5] serta penelitian yang dilakukan oleh [6].
Dari hasil analisis data terkait dengan pengaruh biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2014 - 2016, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2016, Volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2016, Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2016, Perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2016, Biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran aktiva berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014- 2016.