Educational Management
DOI: 10.21070/ijler.v17i0.802

The Role of Accounting in Family Financial Management Strategies in the COVID-19 Era


Peran Akuntansi Dalam Strategi Pengelolaan Keuangan Keluarga pada Era COVID-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Accounting Household Pandemic

Abstract

This study aims to find out how the role of accounting in family financial management strategies in the COVID-19 era. This research is a type of qualitative descriptive research using interpretive studies in order to get maximum results. Using research with primary data results which include in-depth interviews with the relevant resource persons in this case are housewives whose family income has been affected by COVID-19 by documenting it in written form, photos and then the data will be processed into main data. The results of the research that have been carried out, the conclusion that can be drawn is that accounting in financial management is not always in line with existing theories. Lack of understanding about recording or accounting in the household is a major problem, so there are still many difficulties in managing finances. Especially with the COVID-19 pandemic. Changes in the amount of income require the management of family finances to make a priority scale. In various aspects that become the formulation of the research problem, it is known that good financial management records do not provide significant difficulties for financial management in the future.

Pendahuluan

Pandemi atau penyebaran virus yang telah terjadi di Indonesia menimbulkan efek yang cukup kuat dalam kegiatan perekonomian masyarakat[1]. Wabah ini terjadi begitu saja tanpa diketahui penyebabnya. Persebaran virus corona dimulai dari Wuhan, China dan meluas ke seluruh dunia hingga saat ini yang selanjutnya disebut COVID-19. Pandemi COVID-19 adalah batu sandungan bagi orang-orang di seluruh dunia terutama pada krisis kesehatan manusia. Pandemi global COVID-19 memberikan dampak besar. Indonesia menempati peringkat 21 dari 40 negara dengan kasus pasien positif COVID-19 terbanyak yang ada di dunia[2]. Kondisi keuangan keluarga pada era COVID-19 bisa dikatakan mengalami keterpurukan, bahkan diantara banyak keluarga mengalami kesulitan dalam membayar tagihan dan cicilan rumah tangga. Berbagai kebijakan telah diupayakan pemerintah dalam menangani permasalah ini. Akan tetapi, itu tidak akan terlepas dari peran utama keluarga dalam menciptakan strategi untuk mengelola keuangan di era COVID-19[3].

Suasana pandemi COVID-19 mengembalikan kesadaran bahwa pengelolaan keuangan keluarga itu penting. Akuntansi berperan penting dalam kehidupan berumah tangga, terutama untuk pengelolaan keuangan dalam merencanakan, mencatat, mengelola anggaran agar dapat mengambil keputusan demi kebutuhan jangka panjang[4]. Pengelolaan keuangan dan penerapan akuntansi tidak hanya penting bagi sebuah perusahaan saja, melainkan organisasi terkecil seperti rumah tangga juga membutuhkan pengelolaan keuangan dan penerapan akuntansi yang tepat [5]. Kehidupan rumah tangga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi cukup banyak, apalagi jumlahnya terus meningkat setiap tahun. Penerimaan dan pengeluaran dalam rumah membutuhkan pengaturan manajemen keuangan guna untuk bertanggung jawab pada proses kas masuk – kas keluar. Penerapan akuntansi yang bijaksana dan baik dapat membantu mengatur jumlah pendapatan dan pengeluaran yang ada di dalam rumah tangga terutama saat masa pandemi COVID-19 [6]. Mengelola keuangan keluarga memang tidak mudah, penerimaan dan pengeluaran keuangan harus dikontrol dengan baik untuk mengetahui mana yang menjadi kebutuhan pokok dan keinginan semata. Ditambah lagi kondisi Negara Indonesia yang sedang dilanda Pandemi COVID-19, hampir seluruh kegiatan masyarakat dibatasi sebagai langkah dalam menanggulangi penyebaran virus COVID-19.

Praktik akuntansi rumah tangga belum mendapat perhatian besar di kalangan ilmuwan akuntansi, beliau juga berpendapat masih sedikit yang mengetahui bagaimana akuntansi digunakan di rumah tangga. Akuntansi rumah tangga adalah ilmu yang mudah dipelajari, namun sering diabaikan dalam penerapannya. Kesulitan dalam menerapkan akuntansi rumah tangga ini tidak disebabkan karena sulitnya metode atau prinsip pencatatan, tapi kesulitan ini berasalah dari keengganan keluarga dalam menerapkannya. Dengan dibuatnya sistem akuntansi pada proses pengelolaan keluarga diharapkan dapat mempermudah mengendalikan keuangan rumah tangga baik dalam pencatatan penerimaan, pengeluaran hingga perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, maka kajian ini akan membahas tentang peran akuntansi dalam strategi pengelolaan keuangan keluarga pada era COVID-19.

Metode Penelitian

Penelitian kualitatif adalah metode yang diambil dalam penelitian ini. Metode yang digunakan peneliti yaitu studi interpretatif, sehingga diharapkan metode ini dapat mencapai hasil yang maksimal dalam penelitian. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk kata secara deskriptif secara lisan ataupun tulisan dari orang-orang yang sedang diamati sesuai dengan prosedur penelitian[7]. Sedangkan informan penelitian merupakan orang yang memberikan informasi tentang bagaimana situasi dan kondisi dari latar belakang yang dilakukan oleh peneliti [8]. Terdapat dua jenis informan (kunci dan non-kunci) dengan kriteria yang ditentukan. Informan kunci yaitu keluarga terdampak akibat pandemi COVID-19 dengan ibu rumah tangga yang merupakan seorang akuntan sehingga memahami betul konsep akuntansi. Informan non-kunci yaitu keluarga terdampak akibat pandemi COVID-19 namun dapat beradaptasi dengan kondisi keuangan yang baru dan melakukan pengelolaan keuangan keluarga dengan baik.

Untuk memverifikasi penerimaan hipotesis, perlu dibuktikan kebenarannya dengan data lapangan. Penulis mengumpulkan data menggunakan metode khusus yang disebut metode pengumpulan data. Penulis juga menganalisis data dan menarik kesimpulan induktif. Dengan begitu, peneliti dapat memutuskan apakah hasil hipotesis tersebut akan ditolak atau diterima. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang didasarkan pada hasil observasi (pengamatan), survei, dan wawancara[9]. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis data dengan menggunakan model Miles dan Hiberman [10].

Hasil dan Pembahasan

Candi adalah kecamatan yang berada di kecamatan Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan candi langsung berbatasan dengan Selat Madura di bagian timur, Kecamatan Tulangan di bagian barat, Kecamatan Sidoarjo di bagian utara, dan Kecamatan Tanggulangin di bagian selatan. Kecamatan Candi terdiri dari beberapa desa, yaitu: Desa Gelam, Desa Tenggulunan, Desa Kendalpecabean, Desa Kedungpeluk, Desa Balongdowo, Desa Balonggabus, Desa Durung Banjar, Desa Ngampelsari, Desa Kalipecabean, Desa Sidodadi, Desa Bligo, Desa Sepande, Desa Sumokali, Desa Candi, Desa Jambangan, Desa Sugihwaras, Desa Klurak, Desa Kebonsari, Desa Wedoroklurak, Desa Durung Bedug, Desa Sidodadi, Desa Kedungkendo, Desa Larangan, Desa Karangtanjung, Desa Sumorame.

Lokasi penelitian ini adalah Desa Sumokali. Desa Sumokali ada pada bagian utara dari Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Desa Sumokali memiliki jarak ± 35 km dari ibu kota Jawa Timur dan ± 3,5 km dari pusat pemerintahan Sidoarjo. Desa Sumokali telah dibagi menjadi 2 Desa, yakni: Desa Sumokali dan Desa Nymplung. Desa Sumokali berada di bagian timur sedangkan Desa Nyamplung berada pada bagian barat daerah Sumokali. Desa Sumokali termasuk area padat permukiman penduduk. Kawasan Sumokali juga menaungi Perumahan Istana Mega Asri RW I yang berada di kawasan Desa Tenggulunan. Sumokali menjadi Desa yang termasuk mudah dijangkau dari kota serta ramai penduduk, jadi banyak warna yang memiliki toko disekitar areanya. Sementara itu, Desa Nyamplung merupakan pemukiman padat penduduk dan lahan pertanian. Jumlah pertokoan yang berdiri di Desa Nyamplung lebih sedikit daripada di Desa Sumokali.

Dalam penerapannya akuntansi menjadi sistem pengelolaan keuangan yang diharapkan mampu memudahkan para pengelola keuangan di berbagai kalangan. Namun, kurangnya pemahaman dan kemauan menjadikan akuntansi sebagai satu langkah ribet bagi sebagian kalangan masyarakat. Sehingga tidak semua keluarga dapat menerapkan dan merasakan efektivitas serta manfaatnya. Ada 4 aspek penting yang menjadi pokok utama dalam akuntansi rumah tangga, diantaranya: konsumsi,aruskas,investasi,manajemen utang.

Konsumsi dalam rumah tangga merupakan pengeluaran atas berbagai barang dan jasa. Perilaku keuangan dapat dilihat dari bagaimana individu melakukan kegiatan konsumsi sehari – hari. Rumah Tangga (household) merupakan pelaku ekonomi yang paling aktif karena termasuk dari bagian induk dari masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Salah satu komponen yang penting dalam perkembangan kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah dengan memperhatikan pola konsumsi. Pola konsumsi masyarakat yang kerap melakukan pembelajaan untuk kebutuhan rumah tangga terhadap barang-barang akhir serta jasa dengan tujuan memenuhi keperluan: makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya sebagai jenis pelayanan. Barang yang diproduksi masyarkaat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi itu sendiri. Jika pengeluaran konsumsi yang dilakukan masyarakat dijumlah secara keseluruhan, maka diperoleh nilai hasil dari pengeluaran konsumsi masyarakat negara.

Menurut Keynes faktor utama dalam menentukan prestasi ekonomi dari negara adalah pengeluaran agregat pembelanjaan masyarakat terhadap kebutuhan barang serta jasa. Bagaimana konsumsi rumah tangga bisa mempengaruhi keseluruhan perilaku ekonomi dalam jangka panjang maupun pada jangka pendek. Dalam jangka pendek, fluktuasi konsumsi mempunyai pengaruh yang signifikan pada fluktuasi ekonomi jangka panjang sehingga keputusan konsumsi berpengaruh pada variabel- variabel makroekonomi yang lain.

Salah satu kegiatan konsumsi yang banyak dilakukan masyarakat adalah bekerja, karena ini menjadi kegiatan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta tidak dipungkiri sebagian pemasukan yang diperoleh dari bekerja tersebut akan diinvestasikan atau ditabung. Rumah tangga mempunyai peran penting dalam perekonomian negara, karena menjadi faktor produksi berbagai bahan baku, tenaga kerja, dan modal yang kemudian digunakan produsen untuk melakukan produksi. Karena peran tersebut, rumah tangga memiliki tiga sumber penghasilan yaitu: sewa, upah, dan laba keuntungan. Rumah tangga berperan penting dalam pengelolaan keuangan untuk mengalokasikan penghasilan yang diperoleh agar dapat mencukupi kebutuhan hidup, berinvestasi, ataupun menabung untuk kebutuhan di kemudian hari.

Perbedaan gaya hidup dari masing – masing informan menunjukkan karakteristik perilaku konsumsi yang bervariatif. Informan kunci dalam penelitian ini menunjukkan perubahan daya konsumsi terbesar saat pandemi COVID-19 adalah kebutuhan pangan. Perubahan ini pun tidak terlalu menjadi persoalan besar karena konsumsi telah melalui proses perencanaan sehingga tidak ada kesulitan dalam pengelolaan keuangan. Pentingnya perencanaan keuangan diterapkan dalam rumah tangga dapat membantu pengelola keuangan menentukan prioritas serta mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan yang ada, sehingga ketika terjadi atau diperlukan adanya perubahan skala prioritas tidak menyulitkan dan menjadi masalah yang serius untuk kedepannya.

Konsumsi (consumption), Konsumsi dalam rumah tangga merupakan pengeluaran atas berbagai barang dan jasa. Perilaku keuangan dapat dilihat dari bagaimana individu melakukan kegiatan konsumsi sehari-hari[11]. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan pentingnya peran akuntansi dan manfaat penerapan akuntansi dalam rumah tangga untuk manfaat penerapannya. Menstabilkan keuangan rumah tangga, mengontrol pengeluaran, memprioritaskan pemenuhan kebutuhan primer, dan mencegah aktivitas utang rumah tangga. Berdasarkan apa yang terjadi, para ibu rumah tangga yang membuat rekaman tersebut pasti merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Catatan kekinian yang dibuat oleh ibu rumah tangga tentunya bisa menghemat atau mengelola keuangan dengan lebih baik[12].

Dalam penelitian ini menunjukkan hal yang serupa dengan teori di atas. Perubahan konsumsi yang terjadi dapat dilihat bagaimana para informan memutuskan prioritas kebutuhan sebelum dan saat pandemi. Meskipun memiliki jumlah pendapatan yang berbeda saat pandemi COVID-19 tidak terlalu memberikan dampak yang berarti terhadap daya konsumsi, hanya saja memang ditemukan perubahan alokasi dana masing – masing kebutuhan serta perubahan prioritas kebutuhan sebelum dan saat ada pandemi.

Manajemen Arus Kas (cashflow management) adalah indikator utama dari kesehatan keuangan dimana ukuran kemampuan untuk membayar segala biaya yang dimiliki. Manajemen arus kas yang baik adalah suatu tindakan yang dapat menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran. Manajemen kas dapat membantu membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti pembayaran, dan menilai penganggaran keuangan dan perencanaan keuangan masa depan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan pola konsumsi rumah tangga, terlihat bahwa memang informan telah mampu membelanjakan uangnya berdasarkan kebutuhan prioritas. Walau demikian, semua informan memiliki keragaman antara pengeluaran dan pemasukan seperti yang dijelaskan pada aspek konsumsi bagaimana variasi skala prioritas konsumsi.

Pernyataan ini dikuatkan pada penelitian terdahulu yang menjelaskan bagaimana peran akuntansi di dalam rumah tangga menjadi sangat penting, karena ia dapat membantu keluarga menghindari masalah keuangan. Ketidakmampuan di dalam mengendalikan uang justru berdampak buruk untuk masa mendatang dengan adanya kesulitan hutang, kesehatan menurun, maupun kecemasan pada hal-hal yang tidak bisa dipenuhi. Kondisi yang telah terjadi dapat menimbulkan berbagai fenomena di dalam rumah tangga seperti akuntansi tidak sadar maupun sadar.

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, fakta yang ditemukan adalah masih minimnya penyusunan laporan arus kas atau cashflow. Hal ini didasari atas kurangnya pengetahuan serta kemauan untuk melakukan pencatatan

meskipun kemudahan pengelolaan bisa didapatkan dengan melakukan penyusunan laporan arus kas keuangan rumah tangga.

Investasi yang dilakukan oleh individu memiliki tingkat perbedaan pada kemampuan untuk mentoleransi resiko yang ia peroleh. Tingkat toleransi oleh individu yang dapat dicapai dengan nilai tinggi mengharapkan uang yang ia miliki untuk investasi tersebut dapat memperoleh pengembalian nilai tinggi meskipun resiko yang harus ditanggung pun tinggi. Sedangkan individu yang tidak memiliki kemampuan dalam menanggung resiko lebih, cenderung untuk melakukan diversifikasi dengan memilih jenis investasi yang minim resiko, apalagi pada saat masa pandemi.

Kondisi langka yang terjadi seperti pandemi COVID-19 saat ini, membuat masyarakat banyak yang tidak memiliki persiapan dan terkejut oleh isu global pada segala aspek kehidupan. Ketidaksiapan ini menjadi sebab utama keterpurukan dalam perekonomian rumah tangga yang berimbas pada kondisi ekonomi nasional.

Semua informan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya aktivitas investasi yang dilakukan. Berbagai alasan seperti kurangnya minat, preferensi dalam menyisihkan sisa uang bulanan serta ketidaktahuan mengenai investasi menjadikan para informan mengambil keputusan untuk tidak melakukan investasi.

Sehingga bisa disimpulkan adanya pandemi COVID-19 di dunia benar memiliki efek negatif jangka panjang yang melampaui masalah kesehatan bahkan keamanan kerja. Tidak semua orang memiliki kemampuan dalam pengelolaan serta manajemen keuangan yang baik dalam hal mengalokasikan pendapatan.

Investasi dalam keluarga merupakan satu cadangan akan kebutuhan-kebutuhan kelak. Penghematan akan pengeluaran merupakan suatu bentuk perencanaan jangka panjang yang mengharuskan setiap keluarga mampu mengelola setiap keuangan-keuangan dalam kehidupan keluarganya. Ketidakpastian menjadi hal yang sangat tidak diinginkan masyarakat karena berada di luar prediksi. Penurunan konsumsi rumah tangga pada era pandemi COVID- 19 memperjelas kemampuan literasi dapat membantu individu lebih cermat dan bijak dalam memutuskan berbagai persoalan ekonomi.

Pendapatan yang tetap menunjukkan bahwa kehidupan seseorang terkadang tidak sesuai dengan setiap kebutuhan yang dialaminya. Namun dalam penelitian ini, hasil penelitian tidak sejalan dengan teori yang sudah ada bahwa para informan menunjukkan tidak adanya keinginan untuk melakukan investasi. Semua ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan serta kemauan berinvestasi meskipun secara teoretis memang investasi merupakan aspek penting dalam pengelolaan keuangan jangka panjang.

Manajemen keuangan keluarga memiliki peran penting karena tidak banyak keluarga memiliki kemampuan dalam mempersiapkan hingga mengatur keuangan dengan baik. Perencanaan keuangan rumah tangga memiliki tujuan dalam meningkatkan kesejahteraan dari keluarga dengan melakukan pengelolaan keuangan secara terencana dengan baik. Selain itu, perencanaan keuangan rumah tangga memiliki tujuan agar dapat menghindari berbagai masalah finansial yang kerap terjadi, seperti terjebak hutang tidak terpenuhinya kebutuhan dasar rumah tangga, masa depan pendidikan anak tidak terjamin, dan masih banyak lagi.

Akuntansi dalam rumah tangga memiliki peranan yang sangat penting dalam memecahkan masalah keuangan yang ada. Banyaknya hutang, kesehatan menurun, kecemasan akan masa depan merupakan salah satu contoh dampak dari kesulitan karena ketidakmampuan dalam mengatur keuangan. Akuntansi tidak sadar pencatatan hingga kesulitan dalam pembagian tugas tanpa disengaja merupakan kondisi yang terjadi akibat fenomena yang terjadi karena kebiasaan pengelolaan keuangan yang lalai.

Fenomena yang terjadi dalam keluarga mengenai masalah keuangan timbul karena berbagi macam kondisi. Perlu adanya kemampuan di dalam mengatur pengeluaran akan kebutuhan, proses penerimaan hasil tiap bulan atau gaji yang diperoleh, dan pembagian atas semua transaksi yang terjadi harus diperhatikan dengan baik. Secara sadar maupun tidak sadar, kehidupan di dalam rumah tangga pasti akan menerapkan berbagai fenomena akuntansi keluarga yang membutuhkan perhatian khusus sebagai kewajiban untuk menjalani kehidupan.

Jika manajemen keuangan yang dilakukan oleh keluarga sudah baik, maka rencana keuangan bisa dikelola lebih cakap dan pengontrolan diri lebih seimbang sesuai dengan perencanaan keuangan yang telah dilakukan. Masalah keuangan yang tidak stabil dapat di tangani dengan membenahi masalah keuangan dan terus memantaui pembenahan keuangan yang dilakukan. Hal ini diperlukan mengingat bagaimana kondisi ekonomi yang terjadi saat masa pandemi sekarang sehingga rumah tangga dapat melakukan adaptasi pada segala kondisi yang ada dan siap menghadapi ketidakpastian.

Kehidupan rumah tangga dari dulu hingga sekarang sudah dihadapkan pada upaya dalam memenuhi kebutuhan sebagai tindak lanjut untuk mempertahankan kehidupan, jenis dan keragam kebutuhan itu disesuaikan dengan perkembangan peradaban yang meliputi: kebutuhan dasar (makan-minum, pakaian, tempat tinggal), kebutuhan tersier, kebutuhan sekunder, kebutuhan leisure, dan tingkatan kebutuhan lainnya di dalam kehidupan rumah tangga.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala keluarga mengenai keuangan keluarga selama sebulan lamanya, agar keuangan rumah tangga menjadi terperinci dan terorganisir dengan baik sehingga seluruh kebutuhan dalam rumah tangga dapat dipenuhi dan mengetahui rincian pemasukan serta pengeluaran sehingga dapat terhindar dari aktivitas hutang[13].

Sedangkan hasil wawancara dalam penelitian ini menunjukkan kesesuaian bahwa masing – masing keluarga memiliki tipe ideal jenis hutang. Tergantung sebesar apa kebutuhan serta kemampuan melakukan pembayaran hutang. Adanya pandemi COVID-19 ternyata berdampak pada pola konsumsi, pengambilan prioritas dan manajemen hutang yang dilakukan. Yang mana pengelolaan secara menyeluruh diambil alih oleh Ibu rumah tangga dan kepala keluarga hanya sebagai pekerja.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil bahwa akuntansi dalam pengelolaan keuangan tidak selalu sejalan dengan teori yang ada. Kurangnya pemahaman mengenai pencatatan ataupun akuntansi dalam rumah tangga menjadi persoalan yang utama, sehingga masih banyak ditemukan kesulitan dalam mengelola keuangan. Apalagi dengan adanya pandemi COVID-19. Perubahan besaran pemasukan menuntut pengelolaan keuangan keluarga agar membuat skala prioritas. Dalam berbagai aspek yang menjadi rumusan masalah penelitian ini diketahui pencatatan pengelolaan keuangan yang baik tidak memberikan kesulitan yang berarti untuk pengelolaan keuangan di masa mendatang. Kemudahan pengelolaan keuangan hanya bisa dicapai oleh informan kunci yang bekerja sebagai akuntan, selain mengerti bagaimana sistem akuntasi juga menerapkan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Hal ini berbeda dengan informan yang lain tidak mengerti dan enggan melakukan pencatatan keuangan rumah tangga. Sehingga pengelolaan keuangan mengacu pada kebutuhan saat itu juga.

References

  1. L. M. Iswari, “Pengaruh COVID-19 Terhadap Investasi di Indonesia,” J. Ilm. Mhs. Ekon. Syariah, vol. 1, no. 1, pp. 13–20, 2021, [Online]. Available: https://doi.org/10.36908/jimesha.
  2. B. Davies et al., “Community factors and excess mortality in first wave of the COVID-19 pandemic,” medRxiv, p. 2020.11.19.20234849, 2020, [Online]. Available: http://medrxiv.org/content/early/2020/11/22/2020.11.19.20234849.abstract.
  3. D. D. Atmojo, ANALISIS LITERASI KEUANGAN IBU RUMAH TANGGA (Studi Kasus Pada Guru PNS SDN 3 Buyut Ilir Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah), vol. 1, no. 2. 2019.
  4. A. W. Astutik, “Fenomenologi akuntansi rumah tangga: Studi kasus pada keluarga TNI-AD Kota Malang,” 2018.
  5. F. Savira et al., “Analisis Manajemen Keuangan rumah sakit,” J. Chem. Inf. Model., vol. 21, no. 2, pp. 1689–1699, 2017, [Online]. Available: https://www.oecd.org/dac/accountable-effective-institutions/Governance Notebook 2.6 Smoke.pdf.
  6. S. Mulyani and N. A. Budiman, “Pentingnya Akuntansi Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Hidup Islami,” Equilib. J. Ekon. Syariah, vol. 6, no. 2, p. 206, 2018, doi: 10.21043/equilibrium.v6i2.3707.
  7. S. Hermawan and A. Amirullah, Metode Penelitian Bisnis. Malang: Media Nusa, 1996.
  8. S. Hermawan, S. Biduri, W. Hariyanto, and E. W. Ningdiyah, “Kualitas Corporate Internet Reporting di Indonesia dan Malaysia,” J. Akunt. Multiparadigma, vol. 10, no. 1, pp. 176–187, 2019.
  9. H. Wijayanto, “Transparansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Melalui Penerapan E-Budgeting (dalam Perspektif Teori Good Governance),” Indones. J. Public Adm., vol. 1, no. 1, pp. 72–88, 2015, [Online]. Available: http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/admpublik/article/view/79/61.
  10. J. Miles, Huberman, & Saldana, Qualitative Data Analysis. California: SAGE Publication, 2014.
  11. Eldora Reva Sanchia, “Penerapan Akuntansi Keluarga dan Pengelolaan Keuangan Wanita Karier dalam Rumah Tangga,” 2019.
  12. N. M. Fahlihi, “Penerapan Akuntansi dalam Rumah Tangga (Fenomena pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pamolokan Kabupaten Sumenep),” 2018.
  13. A. W. Astutik, “Fenomenologi Akuntansi Rumah Tangga (Studi Kasus pada Keluarga TNI-AD Kota Malang),” 2018.