Financial Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v2i1.80

The Effect of Deferred Tax and Tax To Book Ratio on the Company's Financial Performance


Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax To Book Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Deferred Tax Tax to Book Ratio Corporate Financial Performance

Abstract

This study aims to determine the effect of Deferred Taxes and Tax to Book Ratio on Corporate Financial Performance in chemical sub-sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) either partially or simultaneously. This study uses quantitative data with secondary data collection techniques. The population in this study is the chemical sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2016. While the sample of this study was determined by purposive sampling method and obtained 10 sample companies. The analytical method used is multiple linear regression analysis. Based on the results of this study, the results of (1) Deferred Tax have an effect on the Company's Financial Performance, with the results of the t test amounting to 0.014. (2) Tax to Book Ratio affects the Company's Financial Performance, with the results of the t test equal to 0.008. (3) and deferred tax and tax to book ratio have a significant effect on the company's financial performance with the results of the F statistic test of 0.001.

Pendahuluan

Disetiap periode kegiatan perekonomian sering terjadi adanya gejolak ekonomi yang mengakibatkan perubahan perekonomian. Perubahan tersebut sangat berdampak terhadap kegiatan - kegiatan serta kinerja dari perusahaan kecil, menengah dan besar. Karena itu, perusahaan diwajibkan mampu menggunakan sumber daya perusahaan baik secara efektif juga efisien agar dapat mempertahankan serta meningkatkan sebuah kinerja suatu perusahaan. Kinerja sebuah perusahaan dinilai baik jika terdapat informasi dengan transparasi dan khususnya dalam informasi keuangan juga non keuangan serta ekonomi perusahaan dalam periode tertentu yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dapat dilihat di laporan keuangan adalah mengenai informasi laba yang

akan menjadi kunci dalam pengambilan sebuah keputusan yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan Rasio keuangan adalah salah satu alat yang dapat digunakan sebagai sebuah tolak ukur untuk mengetauhi tingkat prestasi yang baik dan buruk kinerja perusahaan.

Laporan keuangan terdiri dari dua macam, diantaranya yaitu laporan keuangan komersial serta laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan komersial digunakan sebagai penilaian kinerja ekonomi serta keadaan dari finansial sebuah sektor swasta yang disusun berdasarkan prinsip yang berlaku umum yaitu sesuai dengan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan laporan keuangan fiskal digunakan sebagai perhitungan pajak yang dibuat berdasarkan dari peraturan perpajakan yaitu Undang - undang Pajak

Penghasilan (UU PPh). Karena perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut menimbulkan perbedaan perhitungan laba dan rugi entitas yang mengharuskan untuk melakukan rekonsiliasi fiskal Perbedaan antara laba akuntansi / laba sebelum pajak (Book Income)dengan jumlah laba fiskal / laba kena pajak (Taxabel Income) disebut booktaxdifferencesdimanapadaakhirnyaakan meningkatkan jumah beban pajak tangguhan Dalam pelaporan akuntansi dan pajak memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, hal ini memungkinkan manajer mempunyai sebuah kebijakan yang berbeda baik dalam menghitung penghasilan perusahaan secara penghasilan kena pajak ataupun akuntansi Manajer/pimpinan mempunyai kebijakan dalam melaporkan pendapatan yang lebih tinggi untuk pelaporan keuangan yang berkaitan dengan perjanjian, kontrak kompensasi, persyaratan modal, dll. Sedangkan untuk kepentingan pajak, pimpinan/ manajer mempunyai kebijakan untuk melaporkan penghasilan kena pajak yang lebih rendah. Karena menerapkan kebijakan yang berbeda dalam pelaporan secara akuntansi dan fiskal, maka akan memicu adanya asimetri informasi dalam laporan keuangan. Dengan adanya asimetri tersebut dapat mengindikasikan adanyapraktekmanajemenlabaoleh pimpinan/manajer perusahaan, dimana laba yang besar digunakan untuk menarik minat pasar atau menarik investor dan laba yang kecil digunakan untuk pelaporan kewajiban dari perpajakanperusahaandengancara meminimalisir beban pajak yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan.

Untuk meminimalisir beban pajak bisa dengan cara menghindari pajak atau penggelapan pajak atau disebut dengan perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah tahap awal dari manajemen pajak yang merupakan bagian dari manajemen strategi suatu perusahaan Oleh karena itu perencaan pajak turut andil dalam menentukan berhasil tidaknya manajemen startegi dan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Perusahaan yang melakukan perencaan pajak dengan baik dapat dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan atau tidak telalu besar antara laba perusahaan dengan laba fiskal, dimana dapat dilihat pada rasio laba pajak terhadap laba akuntansi atau biasa disebut

Tax to Book Ratio.

Tax to Book Ratio merupakan perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak / laba fiskal (Taxable Income) terhadap laba sebelum pajak / laba akuntansi (Book Income) yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan (CALK) suatu perusahaan Selain tax to book ratio, besarnya perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak maka semakin besar pajak tangguhan bernilai positif menunjukkan semakin besar pula kemungkinan pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba Yang mana akan mengakibatkan laba akuntansi yang dilaporkan menjadi tidak berkualitas, sehingga kinerja keuangan dikhawatirkan akan mengalami penurunan di masa yang akan datang. Tetapi, jika semakin kecil perbedaan antara laba akuntansi dengan laba pajak maka semakin besar pajak tangguhan bernilai negatif yang menunjukkan semakin rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mengakibatkan kemungkinan perusahaan mengalami default dikarenakan ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang di masa mendatang.

Karena uraian diatas peneliti jadi tertarik untuk mengambil penelitian mengenai perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal serta perbandingan laba fiskal dengan laba akuntansi yang dimana akan mempengaruhi laba dari sebuah perusahaan yang berdampak pada hasil kinerja perusaahan pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur sub sektor kimia pada 2 tahun terakhir ini mengalami gejolak perekonomian yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja keungan perusahaan, sehingga mereka dituntut untuk mampu bangkit, mempertahankan terlebih meningkatkan kinerja keuangan mereka agar dapat dan mampu bersaing kembali dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu untuk meneliti perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di BEI. Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, makapenulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax to Book Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”.

Metode Penelitian

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada pengujian teori melalui mengukuran variabel penelitian dengan menggunakan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan analisis data meliputi pengolahan dan penyajian data, melakukanperhitunganuntuk mendeskripsikan data serta melakukan pengujian hipotesis demgan menggunakan uji statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif memiliki tujuan akhir yaitu untuk membangun fakta, menguji teori, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta perbandingan antar variabel, menaksir dan meramalkan hasil serta memberikan deskripsi statistik. Dalam penelitian ini, variabel yang diamati adalah pajak tangguhan dan tax to book ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Secara Parsial Secara Simultan

Gambar 1. Rerangka Konseptual

B. Hipotesis

Berdasarkan gambar rerangka konseptual diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1: Pajak Tangguhan (Deferred Tax) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

H2: Tax to Book Ratio (Rasio Pajak) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

H3: Pajak Tangguhan (Deferred Tax) dan Tax to Book Ratio (Rasio Pajak) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

C. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan pada penelitian ini meliputi jangka waktu 5 tahun yaitu pada tahun 2012-2016, perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI)Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya karenapengambilansampel menggunakan purposive sampling.

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel

1. Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan merupakan dampak PPh di masa mendatang yang disebabkan oleh perbedaan waktu (temporer) antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian kerugian fiskal (Nugroho, 2010). Besarnya pajak tangguhan dapat dilihat di Laporan Keuangan (Neraca) perusahaan pada tahun berjalan. Perhitungan pajak tangguhan yaitu menyesuaikan pada PSAK no. 46 tentang Pajak Penghasilan. Pajak tangguhan dapat dirumuskan sebagi berikut (Hadimukti, 2012):

2. Tax to Book

Tax to book ratio merupakan perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak (Taxable Income) terhadap laba akuntansi (Book Income) Perhitungan Tax to Book Ratio sebagai berikut (Harmana dan Suardana, 2014):

3.Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerjakeuanganperusahaan menunjukkan kaitan yang cukup erat dengan penilaian mengenai sehat atau tidaknya suatu perusahaan, sehingga jika kinerjanya baik maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Net Profir Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan yang menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan. NPM dapat dirumuskan sbb (Kasmir, 2011):

Hasil dan Pembahasan

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pajak tangguhan (x1) 50 -.0630 .06655 .0004 .0129873
tax to book ratio (x2) 50 -26.663 5.0101 .2371 .6056193
NPM (y) 50 -56.6529 50.8731 3.6695 10.972088
Valid N (listwise) 50
Table 1.Descriptive StatisticsOutput SPSS

Pajak Tangguhan

Hasil perhitungan variabel Pajak Tangguhan menunjukkan pengukuran variabel dari N sebanyak 50 dalam masa periode 2012-2016 memiliki mean .0004, minimum -.0630, maximum .06655 dengan standar deviasi .0129873.

Tax to Book Ratio

Hasil perhitungan variabel tax to book ratio menunjukkan pengukuran variabel dari N sebanyak 50 dalam masa periode 2012- 2016 memiliki mean .2371, minimum - 26.663, maximum 5.0101 dengan standar deviasi .6056193.

2. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan gambar 1 dan 2 diatas, hasil uji Normal P-Plots menunjukan data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau N sebanyak 50 dalam masa periode 2012- 2016 memiliki mean .2371, minimum - 26.663, maximum 5.0101 dengan standar deviasi .6056193.

Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil perhitungan variabel NPM menunjukkan pengukuran variabel dari N sebanyak 50 dalam masa periode 2012-2016 memiliki mean 3.6695, minimum . - 56.6529, maximum 50.8731 dengan standar deviasi 10.972088.

Sumber : Output SPSS

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

a. Dependent Variable: NPM (y)

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat dilihat bahwa variable Pajak Tangguhan dan Tax to Book Ratio memiliki nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan seluruh variable independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolonieritas.

Gambar 4. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas melalui uji grafik plot pada gambar diatas, dapat dlihat bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik- titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini. Maka variabel-variabel independen dapat dinyatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b

Sumber: Output spss

Hasil yang ditampilkan pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai DW yang dihasilkan sebesar 1,632. Apabila nilai tersebutdibandingkandengan menggunakan tabel DW dengan tingkat kepercayaan 5% dengan jumlah sampel (n) 50 dengan variabel independen (k) sebanyak 2, maka diperoleh nilai du 1.6283. Dengan demikian model regresi tidakmengindikasikanadanya autokorelasi karena nilai Durbin Watson (r) terletak pada batas antara du dan 4-du (1,6283 ≤ 1.632 ≤ 2,3717).

Hasil Uji Autokorelasi Coefficients a

a. Dependent Variable: NPM (y)

Sumber: Output SPSS

Y = -0.957 + 275,110 X1 + 6,349 X2 + e

semakin naik pajak tangguhan maka semakin tinggi nilai NPM.

  1. Konstanta sebesar -0.957; artinya jika X1 dan X2 nilainya adalah 0, maka NPM (Y) adalah sebesar -0.957
  2. Koefisien regresi variabel Pajak Tangguhan (X1) sebesar 275,110; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan pajak tangguhan mengalami kenaikan 1%, maka nilai NPM (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 275,110. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pajak tangguhan dengan NPM,
  3. Koefisien regresi variabel Pajak Tangguhan (X1) sebesar 6,349; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan pajak tangguhan mengalami kenaikan 1%, maka nilai NPM (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 6,349. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pajak tangguhan dengan NPM, semakin naik pajak tangguhan maka semakin tinggi nilai NPM.

1. Pengujian Hipotesis

a) Uji Koefisien Determinasi (R²)

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b

  1. Predictors: (Constant), tax to book ratio (x2), pajak tangguhan (x1)
  2. Dependent Variable: NPM (y)

Sumber: Output SPSS

Pada koefisien determinasi model regresi diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0.256 atau 25,6%. Hal ini berarti bahwa variabel independen pajak tangguhan dan tax to book ratio mampu menjelaskan perubahan variabel manajemen laba sebesar 25.6% sedangkan sisanya sebesar 74,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

b) Uji Parsial (Uji t)

Hasil Uji t Coefficients a

a. Dependent Variable: NPM (y)

Sumber: Output SPSS

Pajak tangguhan – Nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,562>2,01063 dengan tingkat signifikan 0.014<0.05.

Tax to Book Ratio – Nilai t hitung lebiih besar dari t tabel yaitu2,757>2,01063 dengan tingkat signifikan 0.008<0.05.

c) Uji Simultan (Uji F)

Hasil Uji F ANOVA b

  1. Predictors: (Constant), tax to book ratio (x2), pajak tangguhan (x1)
  2. Dependent Variable: NPM (y)

Sumber: Output SPSS

Dari hasil tampilan output SPSS tabel 7 dapat dilihat bahwa : F hitung sebesar 8,069 dengan tingkat signifikan 0,001 dibawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variable independen yaitu Pajak

Tangguhan dan Tax to Book Ratio secara simultanmempengaruhivariable dependennya yakni Kinerja Keuangan Perusahaan.

Kesimpulan

1. Pengaruh Pajak Tangguhan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan, dapa dilihat bahwa variabel Pajak Tangguhan memiliki nilai signifikan 0.014 < alpha 0.05 dan diperoleh nilai t hitung 2,562 dan t tabel 2,01063. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,562 > 2,01063 dengan tingkat signifikan 0.014 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pajak tangguhan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Pengaruh Tax to Book Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Dari hasil uji t, diperoleh hasil signifikan 0.008< α 0.05 dan diperoleh nilai t hitung 2,757 dan t tabel 2,01063. Karena nilai t hitung > dari t tabel yaitu 2,757 > 2,01063 dengan tingkat signifikan 0.008<0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tax to book ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

References

  1. Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Resiko. Bandung: Alfabeta
  2. Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta
  3. Christina, Vinna; Abbas, Yulianti; dan Tjen, Christine. 2010. Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Peringkat Obligasi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 7 No.2.
  4. Suardana, Ketut Alit dan I Made Dwi Harmana. 2014. Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax To Book Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2011. Skripsi. Universitas Udayana.
  5. Hadimukti, Fathony. 2012. Pengaruh Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak Terhadap Peringkat Obligasi di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
  6. Septyana, Festy Vita. 2011. Pengaruh Alokasi Pajak Anntar Periode Berdasarkan PSAK No. 46 terhadap Koefisien Respon Laba Akuntansi. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
  7. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
  8. Suparman, Raden Agus. 2011. Pemeriksanaan Perpajakan. 10 Maret. http://pajaktaxes.blogspot.com/
  9. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.