This study aims to analyze the factors that influence the success of the implementation of accrual-based accounting in the Sidoarjo Regency Government (Study on the Sidoarjo Regency Government). The sampling method used is the Slovin formula. The sample in this study amounted to 114 samples. The data used is primary data. The data analysis method used in this study is Multiple Linear Regression with SPSS 23. The results of this study indicate that human resource expertise has an effect on the success of accrual-based accounting implementation in the Sidoarjo Regency Government. The quality of technology and information systems affect the success of the implementation of accrual-based accounting in the Sidoarjo Regency Government. Organizational commitment affects the success of accrual-based accounting implementation in the Sidoarjo Regency Government. Organizational culture influences the success of accrual-based accounting implementation in the Sidoarjo Regency Government.
Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berhasil memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2019 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Timur[1]. Opini wajar tanpa pengecualian yang diperoleh Kabupaten Sidoarjo ini merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut bagi Kabupaten Sidoarjo sejak tahun 2015 lalu. Pada tahun 2015 itu, pemerintah menetapkan kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia untuk wajib menggunakan standar akuntansi berbasis akrual dalam menyusun laporan keuangan daerahnya. Peraturan tersebut dimuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal ini merupakan bentuk reformasi yang dilakukan pemerintah di bidang akuntansi untuk meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sebagai pedoman pengambilan keputusan. Dengan ini pula, pemerintah berharap informasi keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi unsur accountable and transparency[2].
Akuntansi berbasis akrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat, komperehensif dan relevansi untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Implementasi akuntansi berbasis akrual ini menggantikan basis kas yang sebelumnya digunakan oleh pemerintah karena dinilai lebih positif. Pada dasarnya akuntansi berbasis akrual pada sektor pemerintahan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik (cost of services) serta menentukan harga pelayanan (charging of services)[3]. Akuntansi berbasis akrual ini membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban membayar kas. Oleh karena itu, dengan penerapan pencatatan akuntansi berbasis akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat kas diterima atau dilakukannya transaksi, tanpa memperhatikan apakah kas tersebut sudah diterima atau dikeluarkan dan dicatat dalam catatan akuntansu serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode tertentu.
Pemerintah terus melakukan perbaikan kualitas penyajian informasi keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi tuntutan informasi yang harus transparan dan akuntabel, serta untuk meminimalisir terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) hingga akuntansi berbasis akrual ini diimplementasikan mulai 2015 lalu. Teknis pembuatan laporan akuntansi berbasis akrual ini dimuat dan disempurnakan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013[4]. Dalam PP No. 71 Tahun 2010 tersebut dijelaskan pula tentang batas waktu penetapan sistem akuntansi akrual secara penuh (full accrual) selambat-lambatnya diimplementasikan sampai tahun 2014. Pada saat itu, konsep akuntansi akrual di lingkungan pemerintah masih sangat baru dan juga karena tuntutan dari amanat Undang-Undang agar pemerintah segera menggunakan standart akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Tetapi, pada kenyataannya sampai dengan tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo belum menggunakan full akrual, proses perencanaa anggaran masih menggunakan kas basis sedangkan pencatatan dan pelaporan menggunakan akrual basis. Meski pengimplementasian akuntansi berbasis akrual ini dinilai lebih rumit dari pada akuntansi berbasis kas, namun pemerintah tetap pada pilihannya untuk menggunakan basis akrual tersebut. Padahal untuk pencatatan dengan basis kas yang telah lama digunakan selama ini masih banyak pemerintah daerah yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dan opini tidak wajar[5].
Kekhawatiran para pemerintah daerah muncul jika mereka tidak dapat memenuhi ekspetasi pemerintah pusat untuk menyajikan laporan keuangan berbasis akrual. Dengan adanya tuntutan publik tentang keterbukaan informasi publik yang diamahkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2008, maka pemerintah sebagai entitas publik memliki kewajiban untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas. Salah satu informasi yang wajib dipublikasikan pemerintah adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) [6]. Tuntutan-tuntutan inilah yang menjadi ketidakpercayaan pemerintah dalam pengimplementasian standar akuntansi berbasis akrual ini. Sebab penerapan standar akuntansi berbasis akrual ini membutuhkan kualitas dan komitmen pemerintah untuk dapat mengimplementasikannya dengan baik. Permasalahan inilah yang masih menjadi kendala dimana sumber daya manusia yang dimiliki belum sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga pelaksanaan standar akuntansi berbasis akrual ini dianggap perlu dipaksakan[7].
Keahlian sumber daya manusia dalam penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini dianggap menjadi salah satu kondisi yang perlu ditingkatkan, kondisi yang harus disiapkan untuk mencapai keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual. Dan dalam penelitian yang dilakukan BKD Sidoarjo pada bahan diklatnya menyatakan bahwa tingkat pendidikan sumber daya manusia pemerintahan dan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah berpengaruh signifikan pada keberhasilan pemerintah dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. tingkat pendidikan sumber daya manusia berpengaruh terhadap penerapan standar akuntansi akrual yang baik dan pelatihan yang diberikan akan menambah keahlian sumber daya manusia dalam penerapan akuntansi berbasis akrual di SKPD Kota Bandung. Banyak lulusan dari program studi akuntansi atau Sarjana Akuntansi dari berbagai universitas tetapi kurang berminat untuk masuk dalam lembaga pemerintahan.
Kualitas teknologi dan sistem informasi yang digunakan juga menjadi perbincangan dalam kalangan peneliti, sebab dalam era ini teknologi dan informasi sudah sangat maju dan berkembang pesat dengan mengusung efisiensi waktu tanpa peduli jarak jauh. Saat itu, pemerintah sudah menyiapkan sistem informasi akuntansi secara cuma-cuma untuk dipergunakan oleh pemerintah daerah dalam rangka keselarasan dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Namun tidak menutup kemungkinan jika masih terdapat kelemahan dalam sistem tersebut, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2013 menyampaikan bahwa terdapat 1.918 kasus kelemahan sistem akuntansi dan pelaporan dari tiga kelompok temuan SPI.
[8] memuat bahwa salah satu komponen yang derekomendasikan sebagai langkah penerapan akuntansi berbasis akrual adalah komitmen politik pemerintah itu sendiri. Dalam makalah berjudul “Accrual Budgeting and Accounting in Government and Relevance For Developing Member Countries”, Surepno menyimpulkan esensialitas pada negara berkembang dapat diterapkan dalam langkah menerapkan akuntansi berbasis akrual karena komitmen politik sangat perlu untuk menggantikan dan menghilangkan terjadinya prioritas kepentingan pribadi yang tidak sejalan.
Atas kebijakan yang sudah dibuat, pada tahun 2015 pemerintah mulai mengimplementasikan pembuatan laporan keuangan berbasis akrual penuh di daerahnya masing-masing. Dalam hal ini penelitian difokuskan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Sidoarjo. Jika diamati data saat ini dari hasil evaluasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Sidoarjo sudah mengalami peningkatan dengan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam lima tahun terakhir ini. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mampu memenuhi tuntutan pemerintah pusat untuk menerapkan dan mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangan daerahnya. Hasilnya adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mampu mematahkan pendapat akan tidak terpenuhinya tuntutan dari pemerintah pusat.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian akuntansi berbasis akrual tentunya tidak lepas dari peran organisasi yang ada di dalamnya. Dalam berbagai organisasi baik pemerintahan maupun swasta pasti mempunyai pemimpin dan anggota yang memiliki tujuan yang sama yaitu mendapambakan suatu perubahan yang pastinya jauh lebih baik. Dalam hal budaya organisasi ini terdapat dua pandangan bahwa perubahan budaya tergantung pada eksekutif dan perubahan budaya hanya dilakukan jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Adanya perubahan tentang peraturan perundang-undangan tentang pengimplementasian SAP menimbulkan respon positif dan negatif bagi masing-masing individu dalam suatu organisasi pemerintahan.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka pada penelitian kali ini peneliti tertarik untuk meeneliti kesuksesan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengimplementasian akuntansi berbasis akrual dan mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKSESNYA IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif sebab pada penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan uji analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh keahlian sumber daya manusia, kualitas teknologi dan sistem informasi, komitmen organisasi dan budaya organisasi terhadap kesuksesan implementasi akuntansi akrual di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo [9].
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lingkup Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang tersebar baik dinas-dinas pemerintahan, kecamatan, badan pelayanan dan pengelolaan serta bagian-bagian lainnya yang termasuk dalam Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjo.
Indikator Variabel
No | Variabel | Pengukuran | Skala Pengukuran |
1 | Kesuksesan implementasi akuntansi akrual (Y) | 1) penerapan atas pengakuan pendapatan. 2) penerapan atas pengakuan beban. | Likert |
2 | Keahlian Sumber Daya Manusia(X1) | a)Kemampuan pengetahuan. b)Latarbelakang pendidikan. c) Pelatihan dengan peningkatan kemampuan | Likert |
3 | Kualitas Teknologi Dan Sistem Informasi (X2) | a) Perangkat Keras (Komputer) b) Perangkat Lunak (Aplikasi Sistem Informasi) c) Akses jaringan internet untuk proses pengin- putan data keaplikasi. | Likert |
4 | Komitmen Organisasi (X3) | a) Kepatuhan atas hukum dan peraturan. b) Tanggung jawab dari pelaksanaan peraturan. c) Keyakinan bahwa tujuan dan sasaran akan berhasil dicapai. | Likert |
5 | Budaya Organisasi (X4) | NormaNilai-nilaiSikap dan Kepercayaan | Likert |
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pemerintahan yang melaksanakan fungsi akuntansi atau tata usaha keuangan yaitu Pengguna Anggaran (PA) dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) seperti Kepala Sub Bagian Keuangan, Akuntan dan Bendahara (Pemasukan dan Pengeluaran) yang ada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjo. SKPD Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 48 SKPD sesuai dengan Perda Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo.
Berikut ini adalah jumlah populasi yang akan menjadi subjek penelitian pada 48 SKPD Kabupaten Sidoarjo sejumlah 160 orang pengguna anggaran yang terdiri dari 2 Sekretariat, 1 Inspektorat, 19 Dinas, 6 Badan, 1 Rumah Sakit Daerah, 18 Kecamatan dan 1 Satuan Polisi Pamong Praja. Dengan ketentuan pengguna anggaran yang terdiri dari :
Penelitian ini menggunakan penentuan ukuran sampel dari suatu populasi dengan rumus Slovin, yaitu:
n = N / (N ( + 1)
n = 160 / (160 ( + 1 )
n = 114
Berdasarkan rumus tersebut, sampel pada penelitian ini berjumlah 114 sampel dengan toleransi ketidaktelitian sebesar 5% (0.05). teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang terpilih menjadi anggota sampel tidak diketahui peluangnya/kesempatannya [10].
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuisioner. Pada penelitian ini menggunakan 5 poin skala likert, untuk menghilangkan sifat keragu-raguan responden dalam memberikan jawaban pada kuesioner [11].
Pilihan Jawaban | Bobot Skor |
Sangat Setuju | 5 |
Setuju | 4 |
Netral | 3 |
Tidak Setuju | 2 |
Sangat Tidak setuju | 1 |
Teknik Analisis
Dengan analisis deskriptif ini akan dihasilkan nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum yang akan tersaji dalam bentuk table/histogram/pie chart untuk setiap variabelnya.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Koefisien korelasi Pearson correlation adalah teknik yang digunakan untuk melakukan uji validitas. Data dikatakan valid apabila korelasi antar skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor setiap kostruknya signifikasn pada level 0,05 atau 0,01 [12].
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuisioner yang menjadi indikator dari variabel. Kuisioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji statistik Cronbach’s Alpha (a) digunakan sebagai alat ukur uji reliabilitas. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 .
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan analisis statistik, yaitu dengan :
Persamaan regresi linear berganda untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah :
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
Dimana:
Y: Kesuksesan implementasi akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
α: Konstanta
b1X1: Koefisien Regresi Keahlian Sumber Daya Manusia
b2X2: Koefisien Regresi Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi
b3X3: Koefisien Regresi Komitmen Organisasi
b4X4: Koefisien Regresi Budaya Organisasi
Uji T (uji parsial) yaitu untuk menguji apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis ini adalah jika Ho ditolak dan Ha diterima atau uji F yang nilainya kurang dari 0,05 (α = 5%).
Hasil
Pengujian Kualitas Data
Variabel | Item Variabel | Correlation (r-hitung) | r-kritis | Keterangan |
Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y) | Y1.1 | .488 | 0.30 | Valid |
Y1.2 | .486 | 0.30 | Valid | |
Y1.3 | .553 | 0.30 | Valid | |
Y1.4 | .431 | 0.30 | Valid | |
Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) | X1.1 | .491 | 0.30 | Valid |
X1.2 | .328 | 0.30 | Valid | |
X1.3 | .409 | 0.30 | Valid | |
X1.4 | .584 | 0.30 | Valid | |
X1.5 | .498 | 0.30 | Valid | |
Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2) | X2.1 | .353 | 0.30 | Valid |
X2.2 | .675 | 0.30 | Valid | |
X2.3 | .321 | 0.30 | Valid | |
X2.4 | .402 | 0.30 | Valid | |
Komitmen Organisasi (X3) | X3.1 | .559 | 0.30 | Valid |
X3.2 | .434 | 0.30 | Valid | |
X3.3 | .357 | 0.30 | Valid | |
X3.4 | .458 | 0.30 | Valid | |
X3.5 | .777 | 0.30 | Valid | |
Budaya Organisasi (X4) | X4.1 | .680 | 0.30 | Valid |
X4.2 | .888 | 0.30 | Valid | |
X4.3 | .545 | 0.30 | Valid | |
X4.4 | .524 | 0.30 | Valid |
Pada hasil pengujian validitas diatas menyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuisioner variable (X) dan variable (Y) memiliki nilai koefesien korelasi diatas 0,30 (>0,30), sehingga dari variable (X) dan variable (Y) keseluruhan dapat dinyatakan valid.
Variabel | Nilai alpha cronbach | Nilai Kritis | Keterangan |
Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y) | 0.774 | 0.7 | Reliabel |
Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) | 0.781 | 0.7 | Reliabel |
Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2) | 0.769 | 0.7 | Reliabel |
Komitmen Organisasi (X3) | 0.767 | 0.7 | Reliabel |
Budaya Organisasi (X4) | 0.774 | 0.7 | Reliabel |
Dari data table diatas, dapat dilihat terdapat nilai koefisien reliabilitas cronbach alpha pada variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)sebesar 0.774, variable Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)sebesar 0.781, sedangkan variable Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2)memiliki nilai 0.769, Komitmen Organisasi (X3) memiliki nilai 0.767dan variable Budaya Organisasi (X4)memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.774. Dari hasil penelitian tersebut maka dari pernyataan instrument variable Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2), Komitmen Organisasi (X3), Budaya Organisasi (X4)dan Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)ini bahwa instrument kuisioner yang digunakan dikatakan memiliki reliabilitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 5.384 | 4.800 | 1.122 | .264 | |
Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) | 7.116 | .098 | .111 | 11.183 | .009 | |
Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2) | 3.341 | .145 | .222 | 2.356 | .000 | |
Komitmen Organisasi (X3) | 2.063 | .137 | .045 | 3.459 | .007 | |
Budaya Organisasi (X4) | 3.257 | .210 | .117 | 4.227 | .003 | |
a. Dependent Variable: Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual |
Berdasarkan hasil table diatas dapat dilihat dan dijelaskan bahwa persamaan yang diperoleh sebagai berikut :
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e
Y = 5.384+ 7.116X 1 + 3.341 X 2 + 2.063 X 3 + 3.257X 4 + e
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam perasamaan diatas dapat dijelaskan makna dari koefisien regresi sebagai berikut :
Nilai konstanta adalah 5.384. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh variable bebas yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2), Komitmen Organisasi (X3), dan Budaya Organisasi (X4), maka nilai dalam variable terikatnya yaitu Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)tetap konstan sebesar 5.384.
Koefisien bernilai positif 7.116antara variable Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)dengan variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 7.116satuan.
Koefisien bernilai positif 3.341 antara variable Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2)dengan variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2)mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 3.341 satuan.
Koefisien bernilai positif 2.063 antara variable Komitmen Organisasi (X3)dengan variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Komitmen Organisasi (X3)mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 2.063 satuan.
Koefisien bernilai positif 3.257 antara variable Budaya Organisasi (X4)dengan variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Budaya Organisasi (X4)mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 3.257 satuan.
Pengujian Hipotesis
Model Summary b | ||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | |
dimension0 | 1 | .978a | .977 | .944 | 2.925 | 1.949 |
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi (X4), Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2), Komitmen Organisasi (X3) | ||||||
b. Dependent Variable: Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual |
Pada table diatas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R adalah 0,978 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel bebas yang meliputi Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2), Komitmen Organisasi (X3), Budaya Organisasi (X4)dan terhadap variabel terikat yaitu Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y).
Adapun analisis determinasi berganda, dari tabel diatas diketahui presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditujukan oleh nilai R square adalah 0,977 maka koefisien determinasi berganda 0,977 x 100%= 97,7% dan sisanya 100%-97,7%= 2,3%. Hal ini berarti naik turunnya variabel terikat yaitu Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual (Y) dipengaruhi oleh veriabel bebas yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2), Komitmen Organisasi (X3), Budaya Organisasi (X4)sebesar 97,7%. Sedangkan sisanya sebesar 2,3%dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 5.384 | 4.800 | 1.122 | .264 | |
Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) | 7.116 | .098 | .111 | 11.183 | .009 | |
Kualitas Teknologi dan Sistem Informasi (X2) | 3.341 | .145 | .222 | 2.356 | .000 | |
Komitmen Organisasi (X3) | 2.063 | .137 | .045 | 3.459 | .007 | |
Budaya Organisasi (X4) | 3.257 | .210 | .117 | 4.227 | .003 | |
a. Dependent Variable: Kesuksesan Penerapan Akuntansi Akrual |
Pembahasan
Hasil pengujian Regresi Linear Berganda variabel Keahlian Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrualpada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjomenunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi probabilitas dan nilai t hitung di atas nilai t tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Keahlian Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
kinerja sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitasnya harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) dan hasil-hasil (outcomes).
Hubungan sumber daya manusia dengan teori agensi yaitu sumber daya manusia merupakan pelaksana atau objek dalam menjalankan serta tanggung jawab terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Pusat (principal). Sumber daya manusia akan bertindak dengan kopetensinya yang sesuai dengan kepentingan Pemerintah Pusat (principal), karena sumber daya manusia penting untuk menunjangkegiatan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, termasuk dalam penerapan standar akuntansi berbasis akrual.
sumber daya manusia adalah kesatuan tenaga manusia dalam suatu organisasi dan untuk mencapai tujuan organisasi, yang meliputi latar belakang pendidikan, pemahaman tentang tugasnya, kesiapan dalam melakukan perubahan dalam proses penyusunan laporan keuangan. Menurutnya pencapaian dalam tujuan organisasi tepatnya mengenai sumber daya manusia maka dibutuhkanlah perencanaan sumber daya manusia dan analisis jabatan sumber daya manusia.
Hasil pengujian Regresi Linear Berganda variabel Kualitas Teknologi Dan Sistem Informasi Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi probabilitas dan nilai t hitung di atas nilai t tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Kualitas Teknologi Dan Sistem Informasi Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup adanya (a) pengolahan data, dan pengolahan informasi, Sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negeri ini. Perangkat pendukung utama yang dibutuhkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah perangkat pendukung teknis. Perangkat pendukung teknis adalah perangkat keras (hardware) berupa unit computer dan jaringan.
Hubungan teknologi informasi dengan teori agensi yaitu kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan peran pemerintahan dalam mengelola tata keuangan yang baik, teknologi informasi merupakan perangkat teknis yang berfungsi sebagai pendukung utama yang dibutuhkan dalam penyususnan dan penyajian laporan keuaganan yang sesuai apa yang diamanatkan oleh Pemerintah Pusat (principal) dalam menerapkan standar akuntansi akrual, systempengendalian internal penting untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah.
Hasil pengujian Regresi Linear BergandavariableKomitmen Organisasi Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi probabilitas dan nilai t hitung di atas nilai t tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Komitmen Organisasi Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Komitmen Organisasi adalah Komitmen berarti kemauan dari penerimaan. Seorang individu mau bekerja keras untuk objek, sasaran-sasaran dan nilai-nilai tertentu, atau dia menjadi anggota dalam sebuah sistem. Konsep komitmen organisasi telah didefinisikan dan diukur dengan berbagai cara yang berbeda. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen organisasi menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi .
Hubungan komitmen organisasi dengan teori agensi yaitu kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan peran pemerintahan dalam mengelola tata keuangan yang baik, maka diyakini komitmen organisasi yang menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan Pemerintah Pusat (principal) dalam menjalankan standar pemerintah berbasis akrual, komitmen organisasi penting untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah.
Perlu komitmen yang sunguh-sungguh dari seluruh sumberdaya yang ada untuk melaksanakan atau mengimplementasikan SAP basis akrual sehingga implementasi SAP basis akrual yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku disamping itu peningkatan kompetensi sumber daya manusia perlu ditingkatkan.
Hasil pengujian Regresi Linear BergandavariableBudaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi probabilitas dan nilai t hitung di atas nilai t tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Budaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Kesuksesan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Budaya organisasi merupakan keyakinan, tata nilai dan persepsi umum yang dianut secara luas dalam membentuk dan memberi arti kepada perilaku pegawai sehingga menjadi kebiasaan yang relatif sulit diubah. Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh anggota organisasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi dalam melakukan tugasnya.
Hubungan budaya organisasi dengan teori agensi yaitu kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan peran pemerintahan dalam mengelola tata keuangan yang baik, maka diyakini budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh anggota organisasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi dalam melakukan tugasnya akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan Pemerintah Pusat (principal), sistem pengendalian internal penting untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah.
Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
Keterbatasan
Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti diantaranya :
Saran
UCAPAN TERIMA KASIH