Finance Management
DOI: 10.21070/ijler.2019.V4.368

The Influence of Intellectual Capital on the Financial Performance of Cosmetics Manufacturing Manufacturing Companies in the Indonesia Stock Exchange in 2013 - 2018


Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kosmetik Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2018

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Human Capital Coefficient Structural Capital Efficiency Coefficient Capital Employed Efficiency Coefficient Financial Performance

Abstract

This study aims to know the effect of human capital coefficient, structural capital efficiency coefficient, and capital employed efficiency coefficient partially and simultaneously on the performance of manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange. This study uses a quantitative, causal approach. The sampling technique uses saturated sample technique. The researcher uses secondary data, namely the company's financial statements obtained from the official website of IDX. Methods of collecting data include literature studies and indirect observations. The analysis technique uses multiple linear regression analysis, classical assumption test, and model feasibility test, the researcher tests the hypothesis by using the T test and F test. The results of this study indicate that (1) Human Capital Coefficient partially influences the performance of the company in the stock market. Indonesian securities. (2) Structural Capital Efficiency Coefficient of coefficient is partially influential on the performance of company companies manufacturing on IDX (3) Capital Employed Efficiency Coefficient partially influences the performance of company companies manufacturing on IDX. (4) Human Capital Coefficient Capital Employed, Structural Capital Efficiency Coefficient, and Efficiency Coefficient simultaneously influence the performance of manufacturing companies in the IDX.

PENDAHULUAN

Di era globalisasi mengharuskanpersaingan bisnis semakin ketat, masyarakat luas dapat mencapai tujuan yang di inginkan maka masyarakat dan pelaku bisnis dituntut untuk mengubah cara untuk menjalakan bisnis dengan baik. Perusahaan di tuntut untuk dapat tetap survive Untuk menjalankan bisnis dengan baik maka masyarakat atau pelaku bisnis harus memiliki strategi bisnis yaitu dimulai melalui tenaga kerja (labor based business)) [1] dalam [2] Tenaga kerja yang baik akan meningkatkan produktifitas perusahaan dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah dicanangkan. Kesuksesan perusahaan bukan hanya dinilai dari rasio keuangan suatu perusahaan, akan tetapi segala asset dan sumber daya yang dimiliki perusahaan sebaiknya mampu menghasilkan peningkatan kinerja financial secara kontinyu, sehingga perusahaan terjamin kelangsungan hidupnya. Kinerja financial dan kelangsungan hidup suatu perusahaan tidak hanya diperoleh dari tangible assets (aktiva yang bersifat nyata), namun yang tidak kalah berperan penting ialah intangible assets yang bewujud SDM (human resources) yang berfungsi mengelola, memenage, dan memberdayakan aset dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan [3] intellectual capital ialah cara mendapatkan competitive advantage serta mampu jadi bagian utama dari kesejahteraan, pertumbuhan, serta perkembangan suatu corporate di masa ekonomi yang berlandaskan intelektual.

Perkembangan corporate di masa ekonomi baru berlandaskan intelektual ini menciptakan intellectual capital yang merupakan aset penting bagi perusahaan. Namun laporan keuangan tradisional belum mampu mnyajikan informasi yang berkenaan dengan intellectual capital [4]. Oleh karena itu perusahaan di Indonesia bisa melakukan persaingan dengan menciptakan kebaruan-kebaruan yang hsil dari intellectual capital perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja Intellectual Capital dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) [5]. Kemampuan intellectual capital perusahaan yang sesuai dengan dengan metode VAICTM (value added intellectual coefficient). Komponen utama dari VAICTM menurut dibedakan menjadi tiga kategoti, yakni physical capital yang perhitungannya menggunakan value added capital employed(VACA), human capital yang perhitungannya menggunakan value added human capital(VAHU), serta structural capital yang perhitungannya menggunakan structural capital value added(STVA).

[6] dalam penelitiannya terhadap 4.254 sampel perusahaanterbukadi Taiwan StockExchange menghasilkan pembuktian bahwaintellectual capital memiliki pengaruh terhadap market value (nilai pasar) dan financial performance (kinerja keuangan). Variabel yang digunakan Chen adalah M/B (market to book value) dan financial performance (kinerja keuangan).Kinerja keuangan dalam penelitian tersebut diproksikan dengan ROE, ROA, pertumbuhan pendapatan, serta produktivitas pegawai (karyawan) [7].

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ad merupakan replikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Bontis di Malaysia. Argumen dari upaya melakukan replikasi penelitian ini antara lain adalah : Hasil dari [8] dan [9] tidak konsisten, terutama mengenai korelasi antara customer capital dengan structural capital. Alasan lain, riset tersebut memiliki tujuan mengeksplorasi development ukuran konseptual serta model yang berkaitan pada intellectual capital serta korelainya dengan kinerja perusahaan, dengan demikian sangat penting untuk dilaksanakan berbagai uji yang sifatnya repetitif guna mendapatkan ukuran konseptual serta model intellectual capital dan korelasinya dengan kinerja perusahaan yang bisa diakomodasi. Alasan berikutnya, konsep intellectual capital di Indonesia adalah sesuatu yang dianggap langka dan baru untuk dikembangkan [10]. Berdasarkan adanya research gap yang terjadi pada hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan dan mengingat pentingnya pengetahuan publik maupun perusahaan tentang pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan, peneliti berminat melaksanakan riset tentang “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaaan Manufaktur Sub Sektor Kosmetik Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2018 ”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang bersifat kausal dimana penelitian ini juga mencari hubungan yang bersifat sebab akibat antara varaiabel independen dan variabel dependen , Metode kuantitatif sering disebut dengan metode tradisional, sebab metode ini telah mentradisi dan telah lama dipakai dalam berbagai penelitian. Penelitan dilakukan di perusahaan manufaktur sektor kosmetik yang terdaftar di BEI dari tahun 2013 – 2018, data di peneltian ini diperoleh melalui laman resmi Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammdiyah Sidoarjo

Data yang dipergunakan adalah data dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor kosmetik yang terdapat dari Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Populasi yaitu wilayah generalisasi, yang meliputi objek-objek yang mempunyai karakteristik serta kualitas khusus yang diputuskan peneliti guna dipelajari, diteliti, serta diambil kesimpulannya Populasi yang dipakai dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sub sektor kosmetik listed di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2018. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampel jenuhyaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dimana dalam populasi penelitian ini 30 penelitian.Berdasarkan metode diatas, jumlah sampel yang didapat adalah sebagai berikut :

No Nama Emiten Kode Emiten
Adesh Waters Indonesia, Tbk. ADES
Kino Indonesia, Tbk. KINO
Martina Berto,Tbk MBTO
Mustika Ratu Tbk. MRAT
Mandom Indonesia Tbk. TCID
Unilever Indonesia Tbk. UNVR
Cottonindo Ariesta Tbk. KPAS
Table 1. Sampel Penelitian

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan variabel – variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22.Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam uji asumsi klasik terdapat 4 (empat) uji yang dilakukan, yaitu : uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Tujuan dilakukannya uji statistik deskriptif adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi data berdasarkan nilai rata – rata (mean), nilai minimal, nilai maksimal dari masing masing variabel penelitian.

Variabel N Min Max Mean Std. Deviasi
Kinerja Keuangan 30 ,12403 4455784,09100 369772,5265606 989907,21975178
HCE 30 1,31922 54,81420 25,3057470 14,14080702
SCE 30 ,86481 1,00000 ,9616004 ,03184466
CEE 30 ,86486 171410,45950 11321,2315141 43080,41991832
Table 2. Hasil Statistik Deskripstif

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelsebuah regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitats memakai uji kolmogorov – smirnov test dengan hasil sebagai berikut :

Untandardized Residual Keterangan
Kolgorov-Smirnov Z 1,056 Normal
Asymp. Sig (two-tailed) 0,215 Normal
Table 3. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas di atas, menunjukkan nilai A sym.Sig adalah 0,215 > 0,05, sehingga bisa dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Dengan demikian dapat dinyatakan model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan dalam suatu model regresi. Guna mengetahui ada atau tidak adanya heteroskedastisitas, peneliti menggunakan udalam tabel berikut:

Sig (two-tailed)ABS_RS Α Keterangan
HCE 1,000 >0,05 Bebas heterokidastisitas
SCE 1,000 >0,05 Bebas heterokidastisitas
CEE 1,000 >0,05 Bebas heterokidastisitas
Table 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Mengacu pada tabel hasil uji heterokedastisitas di atas, didapatkan nilai sig ABS_RS ketiga variabel bebas(HCE, SCE, dan CEE)yaitu sebesar 1,000, yaitu> 0,05. Dengan kata lain tidak satu pun independent variable yang signifikan secara statistik mempengaruhi dependent variable nilai absolute residual (ABS_RS). Berdasarkan hal tersebut,dapat dinyatakan bahwa dalam model regresi linier berganda tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Uji Multikoleniaritas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan guna menguji apakah di dalam model regresi penelitian ini terdapat adanya korelasi antar independent variable (variabel bebas). Guna mengetahui terjadi atau tidak terjadinya multikolonieritas di dalam model regresi bisa dicermati dari nilai Variance Inflation Factor. Model regresi yang baik ditunjukkan dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel-variabel bebasnya. Nilai tolerance yang rendah menunjukkan nilai VIF tinggi. Berdasarkan teori yang dikemukakan Ghozali (2011), cut off value yang dipakai guna mendeteksi adanya multikolonieritas ialah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Suatu model regresi memenuhi asumsi bebas multikolinieritas apabila nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10.

Var. Collinearity Statistics Keterangan
Tol. VIF.
HCE 0,598 1,673 Bebas Multikolinieritas
SCE 0,714 1,400 Bebas Multikolinieritas
CEE 0,742 1,348 Bebas Multikolinieritas
Table 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Pada t Pada tabel hasil uji multikolinieritas di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance dan VIF variabel bebas ialah : 1) Variabel HCE dengan nilai tolerence 0,598 > 0,1 dan nilai VIF 1,673 < 10, sehingga bisa diartikan bahwa antar independent variable (variabel bebas) tidak terjadi multikolinieritas; 2) Variabel SCE dengan nilai tolerence 0,714 > 0,1 dan nilai VIF 0,1400 < 10, sehingga dapat diartikan bahwa antar independent variable (variabel bebas) tidak terjadi multikolinieritas; 3) Variabel CEE dengan nilai tolerence 0,742 > 0,1 dan nilai VIF 1,348 < 10, sehingga bisa diartikan bahwa antar independent variable (variabel bebas) tidak terjadi multikolinieritas. Mengacu pada hasil pengujian multikolinieritas di atas, maka model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi bebas multikolinieritas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regreasi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya

Batas Min Dw Batas Max Keterangan
-2 1,712 2 Tidak terjadi Autokorelasi
Table 6. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi Durbin Watson menunjukkan hasil sebesar 1,820, hal ini berarti -2 < dw < 2, atau -2 < 1,712 < 2. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari autokorelasi.

Uji Hipotesis

Uji Statistik (Uji t)

Uji statistik t bertujuan guna mencari tahu apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.Hasil pengujian statistik parsial (uji t) disajikan pada tabel di bawah ini. Ketentuan yang berlaku adalah bila nilai sig. (nilai probabilitas) < 0,05, maka bisa dibuktikan adanya pengaruh signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat

Variabel t-hitung Nilai sig. α Keterangan
HCE 2,695 0,012 0,05 H1: Diterima
SCE 2,211 0,034 0,05 H2: Diterima
CEE 1,996 0,049 0,05 H3: Diterima
Table 7. Hasil Uji t

Berdasarkan hasil uji statistik parsial (uji t) di atas, menunjukkan hasil bahwa pengaruh secara individu (parsial) masing-masing independent variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel terikat) adalah sebagai berikut:

Pengaruh HCE terhadap Kinerja Keuangan Secara Parsial, Sesuai hasil uji t pada tabel 4.8, menunjukkan diketahui bahwasannya variabel bebas HCEmempunyai nilai sig. yaitu 0,012 < 0,05. Hal ini mengartikan bahwa secara individu (parsial) terdapat pengaruh signifikan dari variabel HCE terhadap financal performance.

Pengaruh SCE terhadap HCE terhadap Kinerja Keuangan Secara Parsial, Merujuk pada hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8, menjukkan variabel SCEmempunyai nilai sig. yaitu 0,034 < 0,05. Hal ini mengartikan bahwa secara individu (parsial) terdapat adanya pengaruh yang signifikan dari variabel SCE terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh CEE terhadap HCE terhadap Kinerja Keuangan Secara Parsial, Merujuk pada hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8, ,menunjukkan ariabel CEE mempunyai nilai sig. 0,049 < 0,05. Hal ini mengartikan bahwa secara individu (parsial) terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel CEE terhadap financial performance.

Uji Statistik (Uji F)

ANOVA a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7221947461222,054 3 2407315820407,351 5,953 ,001b
Residual 21195625346562,293 26 815216359483,165
Total 28417572807784,348 29
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
b. Predictors: (Constant), CEE, SCE, HCE
Table 8. Hasil Uji F

Merujuk pada hasil uji statistik F di atas, maka didapatkan nilai signifikan sebesar 0,001< 0,05. Hasil tersebut mengartikan bahwa terdapat adanya pengaruh signifikan secara serempak antara HCE, SCE, dan CEE terhadap financial performance..Hal ini membuktikan bahwa secara bersama-sama (serentak)variabel HCE, SCE, dan CEE berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

KESIMPULAN

Human Capital Efficiency Cooeficient (HCE) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan manufaktur di BEI. Structural Capital Efficiency Coefficient (SCE) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan manufaktur di BEI. Capital Employed Efficiency Coefficient (CEE) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan manufaktur di BEI. Human Capital Efficiency Cooeficient, Structural Capital Efficiency Coefficient,dan Capital Employed Efficiency Coefficient secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan manufaktur di BEI.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih diucapkan kepada oraang tua dan teman – teman yang telah membantu dalam penyelesaian artkel ini. Khususnya kepada saudari Dinda Ayu dan rekan Kerja di Kantor

References

  1. Baroroh. Analisis pengaruh modal intellectual terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di indonesia. Wacana Vol. 5 No.2, September 2013, pp. 172-182.
  2. Edvinsson. (1997). Developping intellectual capital at skandia. Vol. 30 No.3, pp. 366-373.
  3. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta
  4. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung
  5. Fahmi. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta, Bandung
  6. Hanafi,M.M (2008). Analis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta
  7. Imam Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan program SPSS 23.Badan Penerbit Undip. Semarang
  8. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung
  9. Hermawan.2012. Peran pengeloaan dan pemberdayaan intelektual kapital serta perbankan praktek bisnis industri farmasi. Universitas Air Langga
  10. Hadi wijaya. 2013 . Pengaruh Intelektual kapital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagi variabel intervening. Universitas Diponegoro Malang