Human Resource Management
DOI: 10.21070/ijler.2019.V5.308

The Impact of Laissez Faire Leadership Style and Communication on Employee Performance at Retail Companies in Sidoarjo, Indonesia


Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez Faire dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Retail di Sidoarjo, Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Employee Performance Communication Work Discipline Laissez Faire Leadership Style

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of laisse faire leadership style, work discipline and communication on the performance of the employees of PT. Trans Retail Sidoarjo partially and simultaneously and to find out the most significant influence among variables laissez faire leadership style, workadiscipline andacommunication. This study took 86 samples with non-probability samplingatechniques, especially saturated samplingausing multiple linear regression analysis and classic assumption tests withaSPSS version 18. Thissstudy uses quantitative methods, surveys and explanatory research. The results of this study indicate that there is an influence of laissez faire leadership style, work discipline and a communication simultaneously and partially on employee performance and the laissez faire leadership stylea variable is the most influential variable on employee performance.

Pendahuluan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang berpengaruh dalam Pengembangan sebuah organisasi. Suatu organisasi didirikan berdasarkan visi untuk kepentingan bersama, dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Karyawan bukan hanya sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa aset bagi perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya sumber daya yang berkualitas supaya tujuan organisasi tercapai dengan baik.

Pada dasarnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial yang perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan dan pengembangan dirinya[1].

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya[2]. kinerja karyawan dianggap seperti apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan karyawan.untuk memuaskan pelanggan, perusahaan melakukan banyak upaya akan tetapi tidak memperhatikan kepuasan karyawan tetapi faktanya bahwa pelanggan tidak akan puas sampai karyawan puas. Karena jika karyawan puas maka mereka akan melakukan lebih banyak pekerjaan yang membuat pelanggan puas. Kinerja yang baik akan berdampak pada efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Pola perilaku tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai – nilai, asusmi, persepsi, harapan,maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin[3]. Gaya kepemimpinan laisserfaire (bebas), dimana Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. Ciri – ciri gaya kepemimpinan laissez faire (bebas): 1)Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksana pekerjaan kepada bawahan, 2)Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengemukakan ide, saran dan pendapat, 3)Pemimpin menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada bawahan, 4)Pemimpin percaya bawahannya mampu melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik, 5)Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara – cara yang dikehendaki dalam menyelesaikan tugas.

Disiplin kerja adalah kesadaran dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku[4] Ada 3 bentuk disiplin kerja yaitu: 1)Disiplin preventif, merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. 2)Disiplin korektif, merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. 3)Disiplin progresif, merupakan kegiatan yang memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.

komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau maksud yang dilakukan melaui satu pihak kepada pihak lainaik dilakukan secara langsung maupun melalui media. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan keinginannya yang terpendam di dalam hatinya kepada orang lain, baik melalui suara atau gerak maupun isyarat anggota tubuh[5]. fungsi komunikasi diantaranya yaitu : 1)Fungsi perintah, dimana komunikasi memperbolehkan setiap anggota organisasi untuk membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. 2)Fungsi relasional, dimana komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan hubungan personal dengan anggota lain. 3)Fungsi manajemen ambigu, komunikasi berfungsi sebagai alat untuk mengatasi dan mengurangi ke tidak jelasan yang melekat dalam suatu organisasi.

PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak dibidang dagang yaitu hypermarket yang berasal dari perancis, Carrefour termasuk kedalam kelompok supermarket internasional. PT Trans Retail bermitra dengan lebih dari 4.000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70% dari jumlah tersebut termasuk dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Melalui Carrefour, para pemasok ini dapat memberikan akses kepada pelanggan ke puluhan ribu jenis produk yang 90% nya merupakan produk lokal. PT. Trans Retail Indonesia saat ini didukung oleh kurang lebih dari 107 gerai (paserba) yang tersebar di indonesia. Salah satunya di Sidoarjo, PT. Trans Retail membuka gerai di sidoarjo pada 20 desember 2017. PT Trans Retail sidoarjo ini mengusung konsep 4 in 1 dimana pengunjung diajak merasakan pengalaman berbelanja, bersantap, bermain dan menonton dalam satu tempat. PT Trans Retail sidoarjo juga memberikan diskon sebesar 5% bagi pemegang kartu debit Bank Mega dan diskon 10% bagi pemegang kartu kredit Bank Mega untuk pembelanjaan seluruh produk yang ada di dalam PT Trans Retail Sidoarjo.

Metode Penelitian

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada karyawan PT Trans Retail sidoarjo, dengan banyaknya tawaran menarik yang ditawarkan oleh PT Trans Retail sidoarjo untuk menarik dan memuaskan pelanggan akan tercipta kinerja karyawan yang baik, akan tetapi ditemukan adanya indikasi kinerja yang kurang maksimal disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dan tingkat kedisiplinan yang rendah, sehingga terjadi complain dari beberapa pelanggan yang merasa tidak puas dalam pelayanan yang diberikan karyawan.

Lokasi penelitian berada di PT Trans Retail, Jl Mayjend Sungkono Pagerwojo Sidoarjo. Sampling khususnya sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi dijadikan sample.

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah[6].

Variabel Item Variabel Correlation (r-hitung) r-tabel Keterangan
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X1) X1_1 ,746 0,2120 Valid
X1_2 ,809 0,2120 Valid
X1_3 ,759 0,2120 Valid
X1_4 ,738 0,2120 Valid
X1_5 ,538 0,2120 Valid
Disiplin kerja(X2) X2_1 ,764 0,2120 Valid
X2_2 ,780 0,2120 Valid
X2_3 ,635 0,2120 Valid
X2_4 ,677 0,2120 Valid
X2_5 ,594 0,2120 Valid
Komunikasi(X3) X3_1 ,729 0,2120 Valid
X3_2 ,669 0,2120 Valid
X3_3 ,571 0,2120 Valid
X3_4 ,650 0,2120 Valid
X3_5 ,576 0,2120 Valid
Kinerja karyawan (Y) Y_1 ,691 0,2120 Valid
Y_2 ,744 0,2120 Valid
Y_3 ,590 0,2120 Valid
Y_4 ,737 0,2120 Valid
Y_5 ,669 0,2120 Valid
Table 1.Uji Validitas

Dari hasil uji validitas diatas instrument dikatakan valid Bila hasil korelasi r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf sig. 0,5 dikatakan valid dan apabila nilai r hitung lebih kecil r tabel pada taraf sig. 0,5 maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid [7]. Dari hasil uji validitas dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

Uji Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument yang reliabel diambil beberapa kalipun hasilnya tetap sama [8].

Variabel Nilai Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
Gaya kepemimpinan laissez faire 0,794 0,6 Reliabel
Disiplin kerja 0,773 0,6 Reliabel
Komunikasi 0,627 0,6 Reliabel
Kinerja karyawan 0,720 0,6 Reliabel
Table 2.Uji Reliabilitas

Dari semua variabel nilai koefisienya Cronbach Alpha melebihi 0,60 artinya kuisioner dapat digunakan atau Reliabel[8].

Gambar1. Uji Normalitas

Berdasarkan grafik diatas sebaran data mengikuti garis diagonal sehingga data dinyatakan berdistribusi Normal.

Variabel Sig. Linearity Kondisi Keterangan
Kinerja karyawan *Gaya Kepemimpinan Laissez Faire 0,000 Sig. < 0,05 Linear
Kinerja karyawan * Disiplin kerja 0,000 Sig. < 0,05 Linear
Kinerja karyawan * Komunikasi 0,000 Sig. < 0,05 Linear
Table 3.Uji Linearitas

Berdasarkan hasil test for linearity nilai linearity semua variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) menunjukkan nilai < 0,05. Artinya hubungan antar variabel x terhadap variabel y bersifat Linear.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3,711 2,168 -1,711 ,091
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ,492 ,053 ,605 9,255 ,000 ,992 1,008
Disiplin kerja ,271 ,056 ,316 4,826 ,000 ,986 1,014
Komunikasi ,442 ,076 ,382 5,848 ,000 ,993 1,007
Table 4.Uji Multikolinieritas

Dari hasil pengujian diperoleh nilai VIF untuk variabel Gaya Kepemimpinan Laissez Faire sebesar 1,008 (<10), variabel disiplin kerja sebesar 1,014 (<10) dan variabel komunikasi sebesar 1,007 (<10). Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinieritas.

Tabel 5.

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,808a ,652 ,639 1,258 ,652 51,249 3 82 ,000 1,800
Table 5.Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel diatas diketahui nilai DW (Durbin Watson) sebesar 1,867. Nilai tersebut menunjukan bahwa du < d < 4 – du atau 1,7221 < 1,800 < 2,2779 tidak terjadi autokorelasi.

Gambar2. Uji Heteroskedasitas

Pada gambar scatterplot terlihat bahwa data yang menyebar tersebar secara acak baik diatas, dibawah dan disekitaran angka 0 serta data menyebar tidak membentuk pola sehingga model regresi ini tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3,711 2,168 -1,711 ,091
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ,492 ,053 ,605 9,255 ,000 ,992 1,008
Disiplin kerja ,271 ,056 ,316 4,826 ,000 ,986 1,014
Komunikasi ,442 ,076 ,382 5,848 ,000 ,993 1,007
Dependent Variable: Kinerja karyawanSumber : Output data SPSS, 18.0
Table 6.Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel diatas dapat diketahui model regresinya dari keempat variabel sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Y = -3,711 + 0,492 X1 + 0,271 X2 + 0,442 X3)

  1. Analisis Regrasi Linear Berganda
  2. Pengujian Hipotesis
    1. Dependent Variable: Kinerja karyawan
ANOVA b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 243,214 3 81,071 51,249 ,000a
Residual 129,716 82 1,582
Total 372,930 85
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin kerja
Dependent Variable: Kinerja karyawan
Table 7.Hasil Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil dari tabel yang ada diatas didapatkan nilai Fhitung sebesar 51,249 sedangkan untuk nilai Ftabel sebesar 2,72. Sehingga dapat dikatakan Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 51,249 > 2,72 dan tabel yang ada diatas juga menunjukkan jika nilai sig. = 0,000, yang berarti lebih kecil dari α= 0,05 (0,000 < 0,05). Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak Ha diterima, yang berarti variabel bebas yang meliputi gaya kepemimpinan laissez faire (X1), disiplin kerja (X2), dan komunikasi (X3) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

  1. Uji Simultan (Uji F)
  2. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 8.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3,711 2,168 -1,711 ,091
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ,492 ,053 ,605 9,255 ,000 ,992 1,008
Disiplin kerja ,271 ,056 ,316 4,826 ,000 ,986 1,014
Komunikasi ,442 ,076 ,382 5,848 ,000 ,993 1,007
Table 8.Hasil Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan tabel uji t diperoleh nilai thitung untuk variabelGaya Kepemimpinan Laissez Fairesebesar 9,255 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dimana diketahui ttabel sebesar 1,663. Sehingga dapat disimpulkan jika thitung lebih besar dari ttabel yaitu 9,255 > 1,663 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Berdasarkan tabel uji t diperoleh nilai thitung untuk variabel disiplin kerja sebesar 4,826 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dimana diketahui ttabel sebesar 1,663. Sehingga dapat disimpulkan jika thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,826>1,663 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Berdasarkan tabel uji t diperoleh nilai thitung untuk variabel komunikasi sebesar 5,848 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dimana diketahui ttabel sebesar 1,663. Sehingga dapat disimpulkan jika thitung lebih besar dari ttabel yaitu 5,848 > 1,663 dengan nilai signifikan 0,000< 0,05.

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,808a ,652 ,639 1,258 ,652 51,249 3 82 ,000 1,800
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin kerja
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Table 9.Hasil Uji R (Uji Koefisien Korelasi Berganda)

Bisa dilihat pada tabel uji R, nilai R sebesar 0,808(80,8%) hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) sangat kuat karena nilai dari uji R tersebut lebih dari 50%.

  1. Uji Korelasi Berganda (Uji R)
  2. Uji Determinasi Berganda (R 2 )
Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,808a ,652 ,639 1,258 ,652 51,249 3 82 ,000 1,800
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin kerja
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Table 10.Hasil Uji Determinasi Berganda (R2)

Berdasarkan tabel uji R square dapat dijelaskan bahwa koefisien determinan yang ada pada penelitian ini adalah sebesar 0,652 atau sebesar 65,2% sehingga Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X1), disiplin kerja (X2), dan komunikasi (X3) dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan (Y). Dan sisa 34,8 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil analisis data yang sudah diolah membuktikan bahwagaya kepemimpinan laissez faire, disiplin kerja dan komunikasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Karena dengan gaya kepemimpinan yang tepat akan membentuk individu yang disiplin dan mengerti akan tanggung jawabnya juga komunikasi yang baik kan antara atasan dan bawahan maupun antar karyawan lain pada PT Trans Retai Sidoarjo divisi Deptstore.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap peningkatan nilai variabel gaya kepemimpinan laissez faire, disiplin kerja dan komunikasisecara bersama – sama, maka akan meningkatkan nilai kinerja karyawan. Dengan gaya kepemimpinan yang baik dan disiplin kerja baik serta komunikasi antar pimpinan dan karyawa baik, maka kinerja karyawan pada PT. Trans Retail Indonesia akan meningkat. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh [9] yang membuktikan bahwa Gaya Kepemimpinan Laissez Faire secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan berdasarkan penelitian dari [10] yang membuktikan bahwa disiplin kerjaberpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan. Selain itu juga didukung oleh penelitian dari [11]dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah komunikasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan.

Hasil analisis data membuktikan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire secara parsial berpengaruh paling signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Trans Retail Indonesia, sehingga dapat dinyatakan bahwa cara pimpinan memimpin sudah memberikan kebijakan yang baik maka dapat membuat kinerja karyawan akan semakin baik juga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire bisa memberikan dampak yang positif bagi kinerja karyawan.gaya kepemimpinan laissez faire berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Trans Retail Indonesia karena pemimpin telah memberikan kebijakan yang baik pada karyawan, pimpinan memberikan masukan pada karyawan supaya karyawan terdorong untuk meningkatkan kinerjannya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan [12] membuktikan bahwa Gaya Kepemimpinan Laissez Faireberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan demikian semakin baik sikap dan perilaku pimpinan keada bawahan atau karyawan akan semakin tinggi atau meningkat kinerja pegawai tersebut.

Hasil analisis data membuktikan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Trans Retail Indonesia karena disiplin kerja yang baik berpengaruh terhadap hasil kerja terutama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan. Dengan mengutamakan kedisiplinan, maka tugas karyawan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, kemampuan dan waktunya digunakan secara bersungguh sungguh tanpa bermalas malasan, karyawan juga taat dalam aturan yang diterapkan perusahaan, pemimpin juga ikut serta dalam pengendalian kedisiplinan karyawan, kerelaan karyawan dalam manjalankan kinerjanya dan juga komitmen yang tinggi tertanam dalam individu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh[11] yang mengatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.Dengan demikian bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk dan sebaliknya.

Hasil analisis data membuktikan bahwa komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan demikian dapat dikatakan pada PT Trans Retil Indonesia dapat dinyatakan bahwa semakin baik komunikasi dalam setiap pekerjaan maka kinerja karyawan juga semakin baik. Sehinga bisa dikatakan bahwa semakin baik kontribusi komunikasi maka semakin memberikan dampak yang positif bagi kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman pesan dan arahan dari atasan tersampaikan dengan baik, kesenangan dalam penyampaian pesan kepada atasan maupun karyawan lain, komunikasi juga mempengaruhi sikap dari penerima pesan, dan sebagai pembina hubungan antar karyawan dan atasan, dan komunikasi juga menentukan tindakan antara kedua belah pihak. Komunikasi yang tinggi memudahkan karyawan bekerja dengan hasil yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan [11] bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya komunikasi dalam suatu perusahaan akan mendorong kinerja karyawan, sehingga lebih mempermudah tercapainya tujuan perusahaan. Dengan adanya komunikasi dapat memudahkan, melaksanakan, dan melancarkan jalannya organisasi dengan cara menyampaikan informasi. Sehingga kesalahan dalam pekerjaan akan semakin berkurang karena setiap permasalahan dapat dikomunikasikan dengan baik.

  1. Hipotesis Pertama : gaya kepemimpinan laissez faire , disiplin kerja dan komunikasi yang berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan
  2. Hipotesis Kedua : Gaya kepemimpinan laissez faire Secara Parsial Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan.
  3. Hipotesis Kedua : Disiplin kerja secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
  4. Hipotesis Kedua : Komunikasi Secara Parsial Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan.
  5. Hipotesis Ketiga : Gaya K epemimpinan Laissez Faire Berpengaruh P aling Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan.

Hasil analisis data membuktikan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire secara parsial berpengaruh paling signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Trans Retail Indonesia, sehingga dapat dinyatakan bahwa cara pimpinan memimpin sudah memberikan kebijakan yang baik maka dapat membuat kinerja karyawan akan semakin baik juga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire bisa memberikan dampak yang positif bagi kinerja karyawan.gaya kepemimpinan laissez faire berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Trans Retail sidoarjo. Hal ini dibuktikan dengan pimpinan telah memberikan dorongan kepada karyawan yaitu pemimpin memberikan kebebasan penuh terhadap penyelesaian kerja bawahan, pemimpin memberikan komentar atau masukan pada bawahannya, hubungan antara pimpinan dan bawahan tidak terdapat kesenjangan atau perbedaan status, pimpinan bijaksanaan dalam mengambil keputusan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan [12] membuktikan bahwa Gaya Kepemimpinan Laissez Faire berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan demikian semakin baik sikap dan perilaku pimpinan keada bawahan atau karyawan akan semakin tinggi atau meningkat kinerja pegawai tersebut.

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis terhadap hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka akhirnya penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

  1. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin Kerja, dan Komunikasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada PT Trans Retail Indonesia.
  2. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin Kerja, dan Komunikasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT Trans Retail Indonesia.
  3. Diantara variabel Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, Disiplin Kerja, dan Komunikasi yang pengaruhnya paling signifikan terhadap kinerja PT Trans Retail Sidoarjo divisi Deptstore adalah Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Sebagaimana dengan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa hal yang dijadikan saran bagi peneliti selanjutnya dan bagi perusahaan demi terciptanya kinerja karyawan, antara lain sebagai berikut :

  1. Penambahan jumlah sampel dalam penelitian selanjutnya juga diperlukan agar di dapat hasil yang lebih akurat dan lebih baik.
  2. Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa variabelgaya kepemimpinan laissez faire yang mempunyai pengaruh paling signifikan, ada baiknya jika perusahan diharapkan dapat mempertahankan ataupun meningkatkan bagaimana caranya untuk memimpin yang lebih baik lagi dengan begitu kinerja karyawan akan mengalami peningkatan

References

  1. Ardana, I Komang, dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu.
  2. Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
  3. Moeheriono.2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.Jakarta. Cetakan ke-2, PT. Raja Grafindo Persada.
  4. Nawawi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Gajahmada University Press, Yogyakarta.
  5. Mangkunegara, A Prabu. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
  6. Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara: jakarta
  7. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
  8. Santoso. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Gramedia.
  9. Leoni, Citra dkk. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik dan Laissez Faire Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada KPP Pratama Manado. Jurnal EMBA. Vol.2 No. 1
  10. Srimiatun, Triana Prihatinta. 2017. Pengaruh Komunikasi dan Konflik terhadap Kinerja Karyawan Tenaga Kependidikan Politeknik Negeri Madiun. Journal Epicheirisi. Vol. 1 No. 1.
  11. Ilham Arizal, Sutopo, Anggraeni Rahmasari. 2017. Pengaruh Komunikasi, Disiplin dan Pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Manajemen Branchmark Vol. 3 Issue 3.
  12. Talahatu, Imelda. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (Otokratis, Demokratis dan Laissez Faire) Terhadap Kinerja Karyawan PT Kimia Farma Trading dan Distribution Cabang Ambon. Jurnal Ekonomi. Vol. IX No. 1