Education Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v19i4.1245

Learning Interest and Spiritual Intelligence in Sharia Accounting Learning Outcomes


Minat Belajar dan Kecerdasan Spiritual dalam Hasil Belajar Akuntansi Syariah

Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

Learning Interest Spiritual Intelligence Learning Outcomes Motivation Sharia Accounting

Abstract

Background: Educational factors such as learning interest and spiritual intelligence are vital for academic performance. Specific Background: Understanding their impact within sharia accounting courses is crucial for improving student outcomes. Knowledge Gap: Few studies have examined the interplay of learning interest, spiritual intelligence, and motivation in this specific context. Aims: This research investigates the relationships among these factors and their effects on learning outcomes in sharia accounting courses. Results: A quantitative analysis involving 152 undergraduate accounting students revealed that both learning interest and spiritual intelligence positively influence learning outcomes. Furthermore, motivation moderates these relationships effectively. Novelty: This study offers new insights into how psychological factors interact to affect student performance in sharia accounting. Implications: Findings indicate that enhancing learning interest and spiritual intelligence can improve educational outcomes, with motivation as a critical moderator, thus guiding educators in developing effective teaching strategies.

Highlights :

 

  • Learning interest significantly enhances academic performance in sharia accounting.
  • Spiritual intelligence contributes positively to learning outcomes in the course.
  • Motivation serves as a crucial moderator between learning factors and student success.

Keywords: Learning Interest, Spiritual Intelligence, Learning Outcomes, Motivation, Sharia Accounting

 

Pendahuluan

Jenjang pendidikan pada perguruan tinggi atau universitas telah menjadi tolak ukur untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik oleh sebagian masyarakat Indonesia. Era revolusi industri yang semakin berkembang tak luput menjadi tekanan tersendiri dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan industri berbasis teknologi digital. Menurut [1], salah satu cara agar menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah dengan meningkatkan kualitas sistem pendidikannya.

Dalam dunia pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan mahasiswa yang berkualitas yang dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh dosen, terutama dalam hal sistem pengajaran yang disampaikan oleh pengajar diruangan dalam bobot pelajaran yang disampaikan. Dalam aktivitas perkuliahan seharusnya dibutuhkan konsentrasi penuh untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, dengan konsentrasi penuh kita akan mengerti dan memahami mata kuliah yang diajarkan. Akan tetapi dalam kenyataan keseharian masih banyak masalah kurangnya konsentrasi belajar mahasiswa dikelas.

Fenomena yang sering terjadi pada diri mahasiswa yaitu pengendalian diri sangat penting karena mahasiswa terkadang mengalami kesulitan dalam memahami akuntansi yang kemudian menjadi penghalang untuk naik ke jenjang berikutnya. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran akan tugas mahasiswa yaitu belajar dan menghafal pola belajar yang akan menyebabkan mahasiwa melupakan apa yang telah diajarkan oleh dosen, mahasiswa perguruan tinggi tidak hanya untuk mencapai prestasi akademik yang baik, tetapi juga memiliki koneksi yang kuat, kemampuan mental menjadi akuntan yang profesional dan mampu bersaing di dunia nyata.

Matakuliah Akuntansi Syariah adalah bidang akuntansi yang menekankan pada 2 (dua) hal, yaitu akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin dari tauhid yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Islam. Sedang pelaporan ialah bentuk pertanggungjawaban kepada Allah dan manusia. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang akuntan yang professional yang memiliki pengetahuan di bidang akuntansi. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya [2].

Peningkatan mutu pendidikan dapat ditandai dengan semakin baiknya hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai ilmu, khususnya mata pelajaran Akuntansi Syariah maka dosen dituntut untuk lebih bijaksana dan inovatif dalam menciptakan situasi dan kondisi kelas yang aktif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapakan yaitu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa minat dan rancangan pembelajaran yang dirancang oleh dosen. Hasil belajar merupakan suatu hal yang penting dalam proses pendidikan dan sering dipandang sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Sesuai pendapat [3] “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar yang diharapkan biasanya berupa prestasi belajar yang baik atau optimal. Namun dalam pencapaian hasil belajar yang baik masih saja mengalami kesulitan dan prestasi yang didapat belum dapat dicapai secara optimal.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah diantaranya Minat Belajar , Kecerdasan Spiritual dan Motivasi. Factor yang pertama yaitu Minat Belajar. Perlunya dalam mengetahui dan meningkatkan minat belajar serta perilaku belajar pada mahasiswa yang harus diketahui oleh pengajar. Dikarenakan pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal dari dalam diri mahasiswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar mahasiswa. Faktor internal berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri mahasiswa yang menunjang berhasilnya proses pembelajaran dan pemahaman, dalam hal ini yang akan dibahas yaitu pemahaman akuntansi. Pemahaman akuntansi menarik untuk diteliti karena masih adanya fenomena mengenai pemahaman akuntansi itu sendiri [4].

Minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat yang berasal dari dalam diri sendiri. Minat belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu yang baik untuk belajar maupun kegiatan lainnya. Minat belajar yang tinggi akan dapat terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiwa, sehingga mampu meningkatkan motivasi dan disiplin diri agar mampu mencapai target yang diinginkan dalam memahami suatu materi yang berhubungan dengan akuntansi [5].

Bagi seorang mahasiswa khususnya mahasiswa akuntansi dengan kesungguhan belajar, kebiasaannya mengerjakan tugas maka akan lebih baik apabila disertai minat sehingga akan menghasilkan pemahaman akuntansi yang lebih baik lagi, bukan hanya sekedar lulus dan belajar tapi memiliki rasa cinta akan menambah nilai positif pada diri orang tersebut yang menjadi paham dan dapat mempraktekannya dengan mudah [6]. Menurut [6], semakin tinggi minat seseorang, maka semakin paham orang tersebut terhadap sesuatu yang dipelajari yang dalam hal ini adalah akuntansi sehingga mahasiswa akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Variabel kedua adalah Kecerdasan Spiritual. menurut [7] kecerdasan spiritual adalah sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan value, artinya kecerdasan untuk menempatkan perilaku hidup kita dalam kontek makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran yang integralistik, serta berprinsip hanya kepada allah.

Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap hasil belajar karena apabila seorang mahasiswa memiliki kecerdasan spiritual yang baik, tentunya ia akan memiliki motivasi untuk memahami akuntansi dan meraih nilai yang baik tanpa menggunakan cara-cara yang curang. Oleh karena itu hasil belajar akan meningkat seiring dengan kecerdasan spiritual yang dimiliki.

Factor ketiga yaitu Motivasi. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar motivasi merupakan faktor yang sangat penting. Semakin tinggi motivasi seseorang maka intensitas usaha dan upaya yang dilakukannya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sebaliknya jika seseorang yang memiliki motivasi rendah dalam belajar akan melemahkan kegiatan seseorang, sehingga memungkinkan tingkat pemahaman pada mahasiswa juga rendah. Motivasi yang dimiliki seorang mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman seorang mahasiswa. Melihat pentingnya kepercayaan diri dan motivasi belajar bagi mahasiswa, maka mahasiswa diharapkan selalu percaya diri, berperan aktif dalam pembelajaran dan memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman akuntansi [8].

Alasan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel moderasi yaitu dikarenakan masih adanya riset yang kontradiktif. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran yang integralistik, serta berprinsip hanya kepada allah. Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi karena apabila seorang mahasiswa memiliki kecerdasan spiritual yang baik, tentunya ia akan memiliki motivasi untuk memahami akuntansi dan meraih nilai yang baik tanpa menggunakan cara-cara yang curang. Motivasi belajar merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar motivasi merupakan faktor yang sangat penting. Dengan demikian juga, motivasi belajar akuntansi yang dirasakan mahasiswa mencerminkan tingkat dari penguasaan mahasiswa atas pengetahuan tentang konsep dasar akuntansi yang diterimanya. Peneliti juga memilih motivasi sebagai variabel moderating karena motivasi terbentuk sikap kesadaran diri dalam pemahaman pentingnya belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Sudah banyak penelitian yang meneliti tentang hasil belajar, diantaranya [9] yang meneliti tentang “Hubungan Kecerdasan Spritual Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan spritual dengan hasil belajar pada mata pelajaran akidah akhlak di MAS Al-Washliyah 22 Tembung.

[10] yang meneliti tentang “Pengaruh Minat dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Insert Ekonomi Syariah dengan Intervening Kecerdasan Spiritual Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Kota Malang”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dan motivasi memiliki pengaruh positif baik langsung maupun melalui variabel kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar insert ekonomi syariah pada MA Nurul Ulum Malang, MA Alhayatul Islamiyah Kota Malang, dan MA Hamid Rusydi Kota Malang.

[11] meneliti tentang “Pengaruh Kecerdasan Spritual terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat religius siswa maka semakin tinggi hasil belajar siswa. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis diperoleh bahwa kecerdasan spritual siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Diharapkan guru-guru matematika mampu dan selalu mengembangkan kecerdasan spritual siswa dengan pembelajaran matematika yang terintegrasi Islam.

[12] meneliti tentang “Pengaruh Virtual Meeting, Edulearning, Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Virtual meeting, edulearning dan minat belajar memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa secara simultan sebesar 10,2 %. Virtual meeting tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa secara parsial. Edulearning tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa secara parsial. Minat belajar memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa secara parsial. Virtual meeting, edulearning dan minat belajar terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar siswa meskipun pengaruh yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan.

[13] meneliti tentang “Pengaruh Gaya Belajar, Minat, Dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Syariah”. Hasil uji t variabel Minat Belajar dipenelitian ini memiliki hasil 3,314 dan hasil signifikansinya 0,000 atau bisa dibilang dibawah 0,05 sehingga peneliti simpuIkan H0 tidak diterima sedangakn Ha tidak ditolak. Hasil uji t variabel Motivasi Belajar sebagai Variabel moderating pada penelitian ini memiliki hasil 2,114 diikuti niIai signifikansinya sise besar 0,37 atau dapat dikatakan dibawah 0,05. Pengujian validitas menggunakan signifikansi 5% dengan ketentuan pada seluruh variabel r hitung lebih besar dari r tabel 0,361 yang berarti dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek gaya belajar, terdapat efek minat belajar, terdapat efek motivasi belajar sebagai variabel moderating, terdapat efek hasil belajar siswa kelas XI perbankan syariah SMK Negeri 2 Mojokerto.

[14] meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Bidang Akuntansi”.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang pengaruh hasil belajar siswa dalam akuntansi adalah siswa minat dan kesukaan, latar belakang pendidikan, kualitas pembelajaran yang meliputi cara penyampaian materi oleh dosen, fasilitas media pembelajaran, dan waktu pembelajaran.

[15] meneliti tentang “Pengaruh Motivasi, Minat dan Kesiapan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X OTKP (Studi Kasus Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital Metode Blended Learning)”.Hasil riset mengindikasikan bahwa motivasi belajar, minat belajar dan kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa secara simultan dengan persentase 40,7%. Secara positif motivasi belajar berpengaruh terhadapphasil belajar siswa. Secara positif minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Secara positif kesiapan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena dalam fenomena di atas dan juga berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Maka dari itu pada penelitian ini akan mengidentifikasi Pengaruh Minat Belajar dan Kecerdasan Spiritual Terjadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating dengan menggunakan periode waktu dan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, sehingga akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya . Perbedaannya pada populasi, waktu dan sampel yang digunakan yaitu Pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dari uraian latar belakang diatas, peneliti mengambil judul “PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI SYARIAH DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah Minat Belajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah?
  2. Apakah Kecerdasan Spiritual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah?
  3. Apakah Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah?
  4. Apakah Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah?Metode

Metode

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu [16]. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga kesimpulan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan, baik pengumpulan data, analisa data maupun kesimpulan. Berhasil tidaknya suatu penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang tepat, relevan dan objektif, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data primer sebagai sumber data, karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistic [17]. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel dan mengembangkan teori serta hipotesis yang berkaitan dengan dengan fenomena alam yang terjadi.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti dalam hal ini melakukan penelitian pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Mojopahit No.666 B, Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61215.

3. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

A. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (terikat) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah (Y). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setela menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasi belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akann menunjukkan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Indicator Hasil Belajar adalah:

  1. Adanya catatan aktivitas pembelajaran mahasiswa
  2. Adanya kriteria penilaian yang jelas
  3. Adanya tindak lanjut dari hasil penilaian

2) Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Minat Belajar (X1) dan Kecerdasan Spiritual (X2).

1. Minat Belajar (X1)

Minat Belajar merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Indicator minat belajar adalah sebagai berikut :

  1. Perasaan senang
  2. Perhatian
  3. Ketertarikan
  4. Motivasi dan Manfaat

2. Kecerdasan Spiritual (X2)

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan manusia memaknai bagaimana arti dari kehidupan serta memahami nilai tersebut dari setiap perbuatan yang dilakukan dan kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan, sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki.

Indicator Kecerdasan spiritual yaitu sebagai berikut :

  1. Bersifat fleksibel
  2. Tingkat Kesadaran tinggi
  3. Menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
  4. Menghadapi dan melampaui perasaan sakit.
  5. Kualitas hidup
  6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian
  7. Berpandangan holistic
  8. Kecenderungan bertanya
  9. Bekerja melawan konvensi

3) Variabel moderasi

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel moderating adalah Motivasi (Z). motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang dapat mendorong mahasiswa untuk belajar dengan senang hati dan belajar dengan sungguh-sungguh, yang pada gilirannya mereka akan terbentuk cara belajar yang sistematis, dengan penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatannya.

Indicator motivasi adalah sebagai berikut :

a. faktor internal

  1. cita-cita
  2. kemampuan siswa
  3. kondisi peserta didik

b. faktor eksternal

  1. lingkungan sosial
  2. lingkungan non sosial

B. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel pada penelitian ini bertujuan untuk memahami seputar variabel yang akan diteliti. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini bersifat kausalitas yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat untuk menganalisis pengaruh antara 2 variabel bebas terhadap 1 variabel terikat dan 1 varibal moderasi, dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variable Minat Belajar (X1), dan Kecerdasan Spiritual (X2). Variabel terikat atau disebut dengan variabel dependen yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas [19]. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah (Y). Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel moderating adalah Motivasi (Z).

C. Indikator Variabel

No Variabel Indikator Skala Pengukuran
1 Minat Belajar (X1) a. Perasaan senang b. Perhatian c. Ketertarikan d. Motivasi dan Manfaat Skala Likert
2 Kecerdasan Spiritual (X2) a. Bersifat fleksibel b. Tingkat Kesadaran tinggi c. Menghadapi dan memanfaatkan penderitaan d. Menghadapi dan melampaui perasaan sakit. e. Kualitas hidup f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian g. Berpandangan holistic h. Kecenderungan bertanya i. Bekerja melawan konvensi Skala Likert
3 Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah (Y) a) Adanya catatan aktivitas pembelajaran mahasiswa b) Adanya kriteria penilaian yang jelas c) Adanya tindak lanjut dari hasil penilaian Skala Likert
4 Motivasi (Z) a. faktor internal 1) cita-cita 2) kemampuan siswa 3) kondisi peserta didik b. faktor eksternal 1) lingkungan sosial 2) lingkungan non sosial Skala Likert
Table 1. Indikator Variabel

4. Populasi dan Sampel

A. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan karakteristik atau hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan [20]. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jurusan Akuntansi yang sudah menempuh matakuliah akuntansi syariah.

Angkatan Semester Jumlah
2021 5 108
2020 7 162
TOTAL 270
Table 2. Populasi Penelitian

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif S1 Jurusan Akuntansi yang sudah menempuh matakuliah akuntansi syariah yaitu semester 5 (Angkatan 2021) dan semester 7 (Angkatan 2020). penentuan jumlah sampel yang representatif tergantung pada jumlah indikator dikali 5 hingga 10, sehingga jumlah sampel yang represeentatif pada penelitian ini :

a) Sampel yang diinginkan = Jumlah Indikator × 8

= 19 × 8

= 152

Dengan mengacu pada pendapat tersebut pertimbangan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 152 orang.

5. Jenis dan Sumber Data

A. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif, data kuantitatif adalah data penelitian yang berupa angka yang di analisis dengan menggunakan statistik. Data yang diperoleh dari penelitian ini juga berupa data kualitatif karena beberapa informasi menerangkan dalam bentuk uraian dimana data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka melainkan penjelasan yang menggambarkan keadaan, pendapat, persepsi dan diukur secara tidak langsung.

B. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam Penelitian ini menggunakan sumber data yang terdiri dari dua jenis, antara lain:

1) Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data [21]. Data primer pada penelitian ini berasal dari data responden mengenai variabel Pengaruh Minat Belajar (X1), Kecerdasan Spiritual (X2), Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah (Y) dan Motivasi (Z).

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber kedua dari data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari Website Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang meliputi struktur organiasasi, profil kampus, dan visi misi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menjelaskan mengenai bagaimana pengambilan data penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertulis untuk pengumpulan data yang diperlukan, tidak melalui wawancara terhadap responden karena responden khawatir identitasnya akan terungkap. Kuesioner tersebut berisi daftar pernyataan yang telah dibuat dan disusun oleh peneliti yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner tersebut bersifat tertutup, yang berarti bahwa responden tidak bisa memberikan jawaban atau pendapat sendiri melainkan cukup memilih jawaban yang telah tersedia.

Pada penelitian ini menggunakan 5 poin skala likert, untuk menghilangkan sifat keragu-raguan responden dalam memberikan jawaban pada kuesioner. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek atau fenomena tertentu [22].

Adapun untuk keperluan analisis kuantitatif, skor yang diberikan dari setiap skala sebagai berikut :

Pilihan Jawaban Bobot Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak setuju 1
Table 3. Bobot Skor Jawaban Variabel

7. Teknik Analisis

Untuk melakukan analisis dan membuktikan hipotesis dan memberikan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis penelitian kuantitatif inferensial. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pengujian secara empiris terhadap hipotesis yang sudah dikembangkan adalah dengan Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-PLS). Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode fisrt order construct dan second order construct. First order construct adalah konstruk yang didefinisikan dapat diukur langsung oleh indikator-indikatornya. Sedangkan second order construct adalah konstruk tidak diukur langsung oleh indikator akan tetapi melalui dimensi-dimensi atau komponen dari masing-masing konstruk untuk selanjutnya dimensi tersebut baru diukur oleh indikator-indikatornya [23].

Tekhnik analisis SEM-PLS menjadi pilihan dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini karena:

1. Penelitian ini bersifat eksplorasi atau perluasan teori yang sudah ada dengan tujuan mengidentifikasi variabel determinan utama atau memprediksi dan menjelaskan konstruk atau variabel laten yang menjadi target [24].

2. Dalam penelitian ini adanya asumsi data yang relatif longgar tidak memerlukan normalitas data dan model pengukuran yang dianalisis seluruhnya adalah pengukuran reflektif. Asumsi distribusi data dalam SEM PLS lebih longgar dalam arti tidak mensyaratkan variabel-variabelnya untuk memenuhi kriteria analisis parametrik seperti normalitas multivariat.

3. Model struktural penelitian ini cukup kompleks (memiliki banyak indikator). Penelitian ini hanya mengestimasi model satu arah (recursive).

4. Mampu menguji model penelitian yang kompleks (variabel eksogen dan variabel endogen dengan mediating) secara simultan sehingga mampu mengestimasi model secara serempak (simultan) dan lebih tepat dalam pengujian teori. SEM dapat menganalisis model secara keseluruhan sehingga membantu peneliti menyimpulkan apakah model menurut teori didukung oleh data.

5. SEM-PLS mampu menganalisis variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (unobserved variables) dan memperhitungkan kesalahan pengukuran karena secara konsep variabel telah diukur secara sempurna dengan menggunakan indikator atau item pertanyaan. Variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dalam terminolgi SEM disebut variabel laten atau konstruk yang harus diukur dengan indikator atau manifest.

6. SEM-PLS sebagai teknik yang sudah mapan dan telah digunakan oleh para peneliti di berbagai bidang ilmu. [25] melaporkan perkembangan pengguna SEM-PLS yang semakin meningkat secara signifikan pada 5 tahun terakhir melalui pantauan publikasi jurnal internasional. Teknik ini mampu menghitung kooefisin jalur (path coefficient), dapat memprediksi konstruk, menganalisis data multivariat, mengembangkan dan menguji hubungan antar variabel berdasarkan teori dan metode yang beragam dalam penelitian manajemen strategi. SEM-PLS sangat tepat digunakan untuk menganalisis data multivariat dalam bidang manajemen dan strategi [26].

Data untuk setiap indikator dalam analisis kuantitatif dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala likert mulai skala 1 (sangat tidak setuju) hingga skala 5 (sangat setuju). Dengan demikian perbedaan atas sikap atau persepsi responden dapat diakomodasikan sesuai dengan daftar isian pernyataan dalam instrumen penelitian.

A. Analisis Data dengan SEM-PLS

tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penggunaan teknik analisis dengan model SEM-PLS adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi model pengukuran (Outer Model)

Tahap evaluasi model pengukuran (outer model) ini adalah mengevaluasi validitas dan reliabilitas setiap konstruk atau variabel laten (model). Pengukuran model dengan indikator reflektif dilakukan evaluasi melalui validitas convergent dan discriminant untuk indikator pembentuk konstruk laten, serta melalui composite reliability dan cronbach alpha untuk blok indikatornya. Validitas convergent berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas ini dapat dilihat dari nilai loading factor untuk setiap konstruk. Nilai loading factor yang dipersyaratkan harus lebih besar dari 0,7 dan nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0,5. Validitas discriminant adalah berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari kontruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Menguji validitas ini dilakukan dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus lebih besar dari 0,70 dan juga bisa dilakukan dengan membandingkan akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model. Persyaratan uji validitas tersebut dapat diringkas dalam Tabel sebagai berikut:

Validitas Parameter Persyaratan
Validitas Convergent Loading Factor > 0,70
Communality > 0,50
AVE (Average Variance Extraced) > 0,50
Validitas Discriminant Cross loading > 0,70
Akar kuadrat AVE dan korelasi antar konstruk laten Akar kuadrat AVE > korelasi antar konstruk laten
Table 4. Ringkasan Persyaratan Uji Validitas Convergent dan Discriminant

Tahap berikutnya dalam pengukuran model yaitu menguji reliabilitas (keakuratan) setiap konstruk. Uji ini dilakukan untuk membuktikan tingkat akurasi, konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Menguji reliabilitas konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Composite Reliability 0,70 dan Cronbach Alpha dengan nilainya harus lebih besar dari 0,70.

2. Mengevaluasi model struktural (Inner Model)

Setelah evaluasi model pengukuran terpenuhi maka dilakukan evaluasi terhadap model struktural yang menghubungkan antar variabel laten (konstruk) yang dilambangkan dengan lingkaran atau oval. Dalam tahap ini akan diperoleh hasil estimasi koefisien jalur dan tingkat signifikansi yang berguna dalam pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian hipotesis. Selain itu diperoleh juga indikator-indikator goodness of fit untuk mengevaluasi model secara keseluruhan.

Mengevaluasi model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Squares untuk setiap variabel lanten endogen sebagai kekuatan prediksi dan model struktural. Nilai ini juga merupakan uji goodness of fit model. Perubahan nilai R-Squares digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen, apakah mempunyai pengaruh substantif. Nilai R-Squares: 0,67 untuk variabel laten endogen dalam model struktural menunjukkan model kiat, 0,33 menunjukkan model moderat, dan 0,19 menunjukkan model lemah [27].

3. Moderated Regression Analysis

Diagram jalur yang sudah terkonstruksi pada langkah diatas dapat diformulasikan ke dalam sebuah bentuk persamaan, yang kemudian persamaan pengukuran masing-masing variabel laten dapat dijabarkan ke dalam masing-masing model pengukuran untuk variabel eksoen dan variabel endogen.

Model matematis hubungan antar variabel adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e ……………………………………………………….… (1)

Y = a + b1X1*Z + b2X2*Z + e …………………………………………………… (2)

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :

  1. Melakukan estimasi direct effect. Untuk menguji Pengaruh Minat Belajar dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah.
  2. Analisis Variabel Moderasi, Pengujian hipotesis moderasi dilakukan dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang diestimasi dengan SEM-PLS untuk menguji dampak Minat Belajar dan Kecerdasan Spiritual Terjadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating.
  3. Uji hipotesis di lihat dengan tingkat signifikasi 5% atau 0,05. Jika nilai Pvalue di bawah 5% atau 0,05 maka hipotesis diterima. Begitu juga sebaliknya jika P value di atas 5% atau 0,05 maka hipotesis di tolak. Tahap berikutnya adalah evaluasi model struktural dilakukan dengan melihat nilai signifikansi untuk mengetahui pengaruh antar variabel melalui prosedur bootstrapping. Prosedur ini menggunakan seluruh sampel asli untuk dilakukan resampling kembali. Nilai signifikansi yang digunakan 1,96 (signifikan level 5%).

Hasil dan Pembahasan

1. Evaluasi Outer Model ( Measurement Model)

Evaluasi model pengukuran dilakukan bertujuan untuk melihat hubungan antar variable laten dengan indicator-indikatornya akan memvaliditasi model dan menguji reliabilitas kontruksnya sebagaimana teori yang digunakan dari riset-riset terdahulu. Dalam melakukan uji Outer model dengan menggunakan SEM berbasis PLS, terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan, yaitu: Composite Reliability, Discriminant Validity dan Convergent Validity. Tahapan dalam evaluasi ini dimulai dengan menguji relaibilitas konstruk yaitu menggunakan composite reliability (CR) kemudian dengan melihat average variable extacted (AVE), dan melalui alpha cronbach’s. Jika nilai CR lebih besar dari 0.7. Nilai AVE minimum adalah 0,5 dan nilai alpha cronbach’s minimum nilai 0,6, maka konstruk dianggap reliabel. Menguji validitas konstruk dengan menggunakan convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity menguji hubungan antar manifes variable dalam sebuah kontruk dengan ukuran AVE, sedangkan discriminant validity untuk menguji hubungan manifes variable dalam sebuah konstruk berhubungan dengan manifes variable konstruk yang lain dalam sebuah model struktur. Hair dkk (2014) menjelaskan bahwa discriminant validity diukur dengan cross loadings konstruk yang diterima jika outer loading setiap item konstruk lebih besar 0,70 dan AVE sebesar 0,5 atau lebih.

A. Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk

Untuk konstruk dengan indicator reflektif, uji reliabilitas indicator dalam PLS dilakukan dengan melihat nilai loading factor dari masing-masing indicator yang mengukur konstruk tersebut yang menunjukkan korelasi antar skor item atau skor komponen dengan skor konstruk. Uji validitas ini dapat dilihat dari loading factor untuk setiap konstruk. Nilai loading factor yang dipersyaratkan harus lebih dari 0,7 dan nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0,5. Validitas discriminant adalah berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari konstruk yang berbeda. Seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Menguji validitas ini dilakukan dengan melihat cross loadings untuk setiap variable harus lebih besar dari 0,70 dan juga bisa dilakukan dengan membandingkan akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model (Ghozali, 2012). Hasil dari pengolahan data dengan SmartPLS dapat dilihat pada tabel 5.

Indikator Hasil Validitas Valitidas Yang Baik Keterangan
X1.1 0,876 0,7 Valid
X1.2 0,878 0,7 Valid
X1.3 0,848 0,7 Valid
X1.4 0,802 0,7 Valid
X1.5 0,833 0,7 Valid
X1.6 0,826 0,7 Valid
X1.7 0,917 0,7 Valid
X1.8 0,877 0,7 Valid
X1.9 0,992 0,7 Valid
X1.10 0,872 0,7 Valid
X1.11 0,903 0,7 Valid
X1.12 0,940 0,7 Valid
X1.13 0,997 0,7 Valid
X1.14 0,838 0,7 Valid
X1.15 0,808 0,7 Valid
X2.1 0,867 0,7 Valid
X2.2 0,866 0,7 Valid
X2.3 0,883 0,7 Valid
X2.4 0,810 0,7 Valid
X2.5 0,854 0,7 Valid
X2.6 0,872 0,7 Valid
X2.7 0,800 0,7 Valid
X2.8 0,843 0,7 Valid
X2.9 0,816 0,7 Valid
Y1.1 0,896 0,7 Valid
Y1.2 0,741 0,7 Valid
Y1.3 0,783 0,7 Valid
Y1.4 0,850 0,7 Valid
Y1.5 0,875 0,7 Valid
Y1.6 0,799 0,7 Valid
Z1.1 0,836 0,7 Valid
Z1.2 0,885 0,7 Valid
Z1.3 0,726 0,7 Valid
Z1.4 0,716 0,7 Valid
Z1.5 0,742 0,7 Valid
Table 5. Validitas Convergent

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS yang ditampilkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh indikator telah memiliki valitidas yang baik karena memiliki loading faktor diatas 0,7. Oleh karena itu, pengujian validitas dengan outer loadings telah terpenuhi. Hal ini menunjukkan juga bahwa model pengukuran mempunyai potensi untuk diuji lebih lanjut.

Selanjutnya untuk menguji reliabilitas konstruk yang bersifat reflektif dalam penelitian ini menggunakan dasar alpha croncbach, composite reliability dan average extracted (AVE) dengan hasil yang menunjukkan bahwa composite reliability lebih besar atau sama dengan 0.70. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Reliabilitas Komposit Nilai Reliabilitas Komposit Keterangan
Hasil Belajar 0,869 0,7 Reliabel
Kecerdasan Spiritual 0,912 0,7 Reliabel
Minat Belajar 0,899 0,7 Reliabel
Motivasi 0,832 0,7 Reliabel
Table 6. Composite Reliability dan Average Variance Extracted

Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk adalah lebih besar dari 0,7. Dengan demikian semua kontruk pada model yang diestimasi sudah memenuhi persyaratan internal consistensi reliability.

Selanjutnya mengukur validitas diskriminan yang berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Uji validitas diskriminan dilakukan dengan melihat nilai cross loading. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai cross loading sebagaimana di tabel berikut.

Efek Moderasi 1 Efek Moderasi 2 Hasil Belajar Kecerdasan Spiritual Minat Belajar Motivasi
Kecerdasan Spiritual * Motivasi 0,305 1,000 0,090 0,034 0,050 -0,006
Minat Belajar * Motivasi 1,000 0,305 0,142 0,054 -0,034 0,039
X1.1 0,047 -0,083 0,249 0,336 0,576 -0,026
X1.10 -0,011 0,072 0,024 -0,532 0,272 0,145
X1.11 -0,071 -0,016 -0,021 -0,197 0,203 0,150
X1.12 0,031 -0,021 0,204 0,074 0,440 0,027
X1.13 -0,007 0,037 0,153 -0,055 0,497 0,203
X1.14 0,112 -0,053 0,041 0,136 0,138 -0,106
X1.15 0,051 0,014 -0,007 0,083 -0,008 -0,047
X1.2 -0,141 0,118 0,180 0,215 0,578 0,089
X1.3 -0,053 -0,033 0,200 0,077 0,648 0,273
X1.4 0,000 -0,051 0,027 0,240 0,402 -0,071
X1.5 -0,083 0,155 0,056 0,158 0,233 0,060
X1.6 -0,065 0,198 0,205 0,195 0,526 0,237
X1.7 -0,165 0,013 -0,072 -0,118 0,117 0,361
X1.8 -0,022 -0,029 0,123 0,124 0,277 0,270
X1.9 -0,027 -0,002 0,146 -0,062 0,492 0,224
X2.1 -0,031 0,118 0,094 0,267 0,423 0,155
X2.2 -0,163 0,009 -0,081 -0,166 0,157 0,346
X2.3 -0,015 -0,094 0,052 0,183 0,096 0,222
X2.4 -0,078 -0,007 -0,013 -0,110 0,277 0,107
X2.5 -0,018 0,073 -0,173 -0,654 0,036 0,013
X2.6 -0,087 -0,057 -0,032 -0,272 0,026 0,044
X2.7 -0,086 -0,056 0,004 0,000 0,246 -0,143
X2.8 -0,073 0,019 0,085 0,543 0,247 -0,081
X2.9 0,043 0,106 0,128 0,516 0,260 -0,033
Y1.1 0,222 0,106 0,696 0,266 0,267 0,096
Y1.2 0,074 0,063 0,741 0,277 0,260 0,126
Y1.3 0,179 0,082 0,783 0,204 0,382 0,247
Y1.4 0,039 0,000 0,650 0,017 0,132 0,368
Y1.5 0,001 0,073 0,675 0,070 0,204 0,247
Y1.6 0,061 0,055 0,799 0,235 0,309 0,162
Z1.1 -0,103 -0,068 -0,100 0,112 0,119 -0,136
Z1.2 -0,047 0,083 0,070 0,135 -0,039 0,185
Z1.3 0,001 0,034 0,144 -0,078 0,207 0,526
Z1.4 0,036 -0,067 0,151 -0,024 0,144 0,716
Z1.5 -0,018 -0,071 0,123 -0,008 0,215 0,442
Table 7. Nilai Cross Loading

Dengan melihat tabel 7 diatas menunjukkan bahwa setiap indicator memiliki nilai loading factor tertinggi ketika dihubungkan dengan konstruk yang lain. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid atau sudah memenuhi persyaratan validitas diskriminan.

Untuk memenuhi validitas diskriminan berikutnya dapat dilakukan dengan membandingkan akar AVE (square root of average varians extracted) terhadap setiap konstruk dengan korelasi antara kontruk dengan konstruk lainnya dalam suatu model. Setiap model dikatakan memenuhi syarat validitas diskriminan apabila akar AVE setiap konstruk lebih besar dapada korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam suatu model. Hasil penelitian ini terkait validitas diskriminan dapat dilihat pada tabel berikut :

Efek Moderasi 1 Efek Moderasi 2 Hasil Belajar Kecerdasan Spiritual Minat Belajar Motivasi
Efek Moderasi 1 1,000
Efek Moderasi 2 0,305 1,000
Hasil Belajar 0,142 0,090 0,726
Kecerdasan Spiritual 0,054 0,034 0,257 0,366
Minat Belajar -0,034 0,050 0,371 0,271 0,407
Motivasi 0,039 -0,006 0,278 -0,066 0,239 0,456
Table 8. Nilai Akar AVE Kriteria Fornell-Larcker

Tabel 8 tersebut menunjukkan bahwa nilai akar AVE pada diagonal lebih besar dari pada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model ini. Dengan demikian hasil perhitungan tersebut dapat dinyatakan bahwa model dengan indikatornya telah memenuhi syarat validitas diskriminan.

B. Evaluasi Inner model (model Struktural)

Evaluasi inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat estimasi koefisien jalur pengaruh antar konstruk. Nilai yang dihasilkan dalam analisis path coeffsient menjadi dasar saat melaksanakan estimasi. Hasil nilai positif menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan jika hasil nilainya negative maka pengaruh yang terkadi negative atau tidak berpengaruh. Nilai path coeffsient yang dicapai positif dan semakin tinggi maka pengaruhnya semakin tinggi pula.

Menguji hubungan dan tingkat signifikansi antar variable dalam evaluasi inner model dengan PLS dalam penelitian ini menggunakan Coefficient of Determinant (R2). Hair dkk (2014) menjelaskan bahwa parameter Coefficient of Determinant (R2) menunjukkan kombinasi pengaruh atas variable eksogen terhadap variable endogen. Sebagaimana persyaratan sebelumnya bahwa nilai R-square (R2) yang memenuhi kreteria adalah nilai 0,75 atau lebih termasuk dalam kategori model kuat, nilai 0,50 sebagai kriteria model sedang dan nilai 0,25 termasuk kriteria model lemah. Penelitian ini menunjukkan hasil analisis R-square (R2) seperti pada tebel berikut;

R Square Adjusted R Square
HASIL BELAJAR 0,831 0,804
Table 9. Nilai R-Square

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil menunjukkan sebagai model yang kuat dengan nilai R-square 0,831 diatas 0,75.

C. Hasil Analisis Koefisien Jalur Inner Model

No Hubungan Variabel Koefisien Jalur
1 Minat Belajar Hasil Belajar 0,269
2 Kecerdasan Spiritual Hasil Belajar 0,191
Table 10. Hasil Pengujian Koefisien Jalur Inner Model

Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah mempunyai koefisien dengan arah positif. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur sebesar 0,269. Koefisien bernilai positif memiliki arti hubungan searah antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah.

Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah mempunyai koefisien dengan arah positif. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur sebesar 0,191. Koefisien bernilai positif memiliki arti hubungan searah antara Kecerdasan Spiritual dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah.

D. Pengujian Hipotesis

1) Pengaruh Langsung (Direct Effect) Antar Variabel

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini dengan PLS adalah melakukan pengujian hipotesis pengaruh langsung antar variabel dengan melihat tabel 11 seluruh sampel dengan menggunakan SmartPLS 3.2, sebagai berikut:

Sampel Asli (O) Rata-rata Sampel (M) Standar Deviasi (STDEV) T Statistik (| O/STDEV |) P Values
Kecerdasan Spiritual - > Hasil Belajar 0,191 0,013 0,232 2,824 0,001
Minat Belajar - > Hasil Belajar 0,269 0,323 0,088 3,058 0,003
Table 11. Result for Inner Weight

Hasil pengujian tersebut dapat diinterpretasikan berdasarkan pengaruh langsung (direct effect) antar variabel sebagai berikut:

1. Minat Belajar Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Pada tabel hasil pengujian Minat Belajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah menunjukkan bahwa t-statistics dengan nilai 3,058 yang berarti bahwa Minat Belajar mempengaruhi Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah secara positif. Dengan P Values 0,003, hal ini dapat dijelaskan bahwa Minat Belajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Semakin tinggi Minat Belajar yang di miliki akan berdampak pada meningkatnya Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian ini didukung.

2. Kecerdasan Spiritual Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Pada tabel hasil pengujian Kecerdasan Spiritual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah menunjukkan bahwa t-statistics dengan nilai 2,824 yang berarti bahwa Kecerdasan Spiritual mempengaruhi Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah secara positif. Dengan P Values 0,001 , hal ini dapat dijelaskan bahwa Kecerdasan Spiritual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Semakin tinggi Kecerdasan Spiritual yang di hadapi akan berdampak pada meningkatnya Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Dengan demikian hipotesis kedua penelitian ini didukung.

No. Hipotesis Hasil Statistik
1 H1 : Minat Belajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Diterima 3,058 > 1,960,003 < 0,05
2 H2 : Kecerdasan Spiritual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Diterima 2,824 > 1,960,001 < 0,05
Table 12. Hasil Pengujian Hipotesis Langsung

2) Moderated Regression Analysis (MRA)

Pengujian selanjutnya dalam penelitian ini yaitu pengujian hipotesis dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan melakukan proses bootstraping Smart PLS 3.2:

Sampel Asli (O) Rata-rata Sampel (M) Standar Deviasi (STDEV) T Statistik (| O/STDEV |) P Values
Efek Moderasi 1 -> Hasil Belajar 0,127 0,074 0,102 2,251 0,003
Efek Moderasi 2 -> Hasil Belajar 0,033 0,019 0,126 2,259 0,006
Table 13. Result For Inderect Effect

Analisis selanjutnya adalah uji hipotesis peran mediasi dengan variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Pada tabel hasil pengujian Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah menunjukkan bahwa t-statistics dengan nilai 2,251 dan P Values 0,003 yang berarti bahwa Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Dengan, hal ini dapat dijelaskan bahwa Semakin tinggi Motivasi yang di hadapi akan memperkuat pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Dengan demikian hipotesis keempat penelitian ini didukung.

2. Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Pada tabel hasil pengujian Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah menunjukkan bahwa t-statistics dengan nilai 2,259 dan P Values 0,006 yang berarti bahwa Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah, hal ini dapat dijelaskan bahwa Semakin tinggi Motivasi akan Memperkuat pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah. Dengan demikian hipotesis kelima penelitian ini didukung.

No. Hipotesis Hasil Statistik
1 H3 : Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Diterima 2,251 > 1,960,003 < 0,05
2 H4 : Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah Diterima 2,259 > 1,960,006 < 0,05
Table 14. Hasil Pengujian Hipotesis Tidak Langsung

Pembahasan

1. Minat Belajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Adanya minat belajar yang tinggi pada diri mahasiswa dalam mata kuliah akuntansi syariah membuat mahasiswa terdorong untuk mempelajari secara mendalam materi perkuliahan akuntansi syariah yang diajarkan oleh dosen selama kegiatan perkuliahan. Jika di dalam diri mahasiswa terdapat minat belajar yang besar maka akan membuat mahasiswa menjadi fokus terhadap materi perkuliahan dan tidak malu untuk berdiskusi kepada dosen terkait materi yang kurang dimengerti. Beberapa hal pokok yang berhubungan dengan minat belajar antara lain perasaan senang pada diri seseorang untuk memberikan perhatian pada objek tertentu, keinginan untuk berhasil, kemauan untuk sukses, serta bersedia melakukan suatu kegiatan pembelajaran.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah memiliki pengaruh sehingga memberikan manfaat dan wawasan yang baru terkait dengan matakuliah akuntansi syariah. Minat memberikan pengaruh positif, yang artinya mahasiswa yang menempuh mata kuliah akuntansi syariah berdasarkan keinginan untuk menempuh mata kuliah akuntansi syariah. Sehingga semakin tinggi minat mahasiswa menempuh mata kuliah akuntasi syariah, maka akan semakin tinggi hasil belajar mahasiswa yang menempuh mata kuliah akuntansi syariah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ([28]; [29]; [30]) yang menunjukkan bahwa minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah.

2 . Kecerdasan Spiritual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.

Adapun ketiadaan kecerdasan ruh akan mengakibatkan hilangnya ketenangan bathin dan pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya kebahagiaan pada diri orang tersebut. Besarnya kecerdasan ruh lebih besar dari pada kecerdasan hati dan kecerdasan otak atau kecerdasan ruh cendrung meliputi kecerdasan hati dan kecerdasan otak.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Ia dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual ini berada di bagian diri yang paling dalam yang berhubungan langsung dengan kearifan dan kesadaran yang dengannya manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada tetapi manusia secara kreatif menemukan nilai-nilai yang baru.

Setiap manusia pada prinsipnya membutuhkan kekuatan spiritual ini, karena kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mempertahankan/ mengembangkan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan mencintai, menjalin hubungan dan penuh rasa percaya dengan sang penciptanya.

Apabila kecerdasan spiritual dimiliki oleh mahasiswa, mereka akan lebih mampu memahami berbagai masalah yang timbul selama proses belajar mengajar berlangsung disekolah. Tidak hanya itu dengan kecerdasan spritual ini mahasiswa akan lebih mampu memotivasi diri untuk lebih giat belajar atau menuntut ilmu sehingga dapat menemukan makna (arti) dari pelajaran yang diberikan dosen. Kecerdasan spiritual juga mendorong mahasiswa untuk lebih kreatif yaitu memiliki daya cipta dan kreasi yang tinggi sehinggga hasil belajar disekolah meningkat.

Dengan demikian peningkatan kecerdasan spritual merupakan sarana yang efektif untuk mengembalikan citra pribadi belajar kearah positif. Penanaman nilai-nilai spritual yang merupakan dasar yang dapat memperkokoh tujuan pendidikan sekaligus menunjang pencapaian hasil yang maksimal melalui proses belajar disekolah, dirumah maupun dimasyarakat luas. Oleh karena itu, anak didik yang di harapkan dan anak didik yang berhasil adalah mereka yang tidak hanya berhasil dalam prestasi (IQ), hubungan dengan diri sendiri dan orang lain (EQ), alam sekitar, tetapi anak yang menyandarkan segala usahanya untuk Allah (SQ).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ([31]) yang menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah.

3. Motivasi memoderasi pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Minat belajar merupakan ketertarikan dan kesukaan pada sesuatu atau kegiatan tanpa ada rasa paksaan. Minat timbul dalam individu dengan sendirinya, memunculkan minat pada sesuatu yang singkron dengan pelajaran bisa merigankan beban peserata didik pada saat mempelajari bahan ajar sebelum proses di dalam kelas diadakan. minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. minat berkesinambungan dengan cara bergerak yang berakibat terdorongnya seseorang untuk berhadapan atau bertatap dengan orang lain, benda, aktivitas, pengaIaman bisa terangsang dikarenakan akivias itu. Teori yang telah disampaikan menjelaskan bahwa minat individu pada suatu kegiatan atau suatu hal dapat menimbulkan koonsistensi dalam melakukan minat tersebut dikarenakan minat timbul dari diri individu siswa tanpa ada paksaan dari pihak manapun, dan sangat berpengaruh bagi proses pencapaian peserta didik bila salah satu peserta didik memiIiki minat belajar, itu mengarah pada intensitas terhadap suatu pelajaran paling diminati.

Motivasi belajar sebagai variabel moderating yang berarti dapat secara tidak langsung mempengaruhi (memperkuat ataupun memperlemah) metode pembelajaran yang sudah ditentukan pendidik. Motivasi juga sangat berakibat pada pencapian akhir dan nilai individu mahasiswa yang mempunyai motivasi cenderung untuk memberikan usaha dan seganap kapasitas yang dimiliki peserta didik dalam memperoleh tingkat pemcapaian yang maksimal seperti apa yang telah ditargetkan. Tingginya motivasi mahasiswa sebanding lurus dengan frekuensi belajar mahasiswa. motivasi adalah perubahan energi dalam diri sendiri, seseorang yang ditandai dengan timbuInya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar, selain itu motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat dari efek motivasi adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya dalam memperoleh nilai yang telah ditetapkan.

4. Motivasi memoderasi pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Data penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar yang dimoderasi oleh motivasi belajar. Koefisien jalur menunjukkan pengaruh positif, artinya semakin baik motivasi belajar maka semakin baik hasil belajar. Sedangkan Koefisien jalur kecerdasan spiritual juga menunjukkan pengaruh positif, artinya semakin baik kecerdasan spiritual maka semakin baik hasil belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya hubungan positif antara variabel motivasi belajar, hasil belajar, dan kecerdasan spiritual. Maksud dari temuan tersebut adalah semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh peserta didik, maka semakin tinggi hasil belajar atau prestasi yang dapat dicapai oleh peserta didik dan pengaruh tersebut tidak lepas dari peran kecerdasan spiritual yang melandasi kecerdasan intelektulnya.

kurangnya kecerdasan spiritual dalam diri seorang mahasiswa akan mengakibatkan kurang termotivasi untuk belajar dan sulit berkonsentrasi, sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami suatu kursus. Berdasarkan pernyataan tersebut jelas bahwa kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang besar terhadap tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa yang akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar.

Penutup

1. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah karena jika di dalam diri mahasiswa terdapat minat belajar yang besar maka akan membuat mahasiswa menjadi fokus terhadap materi perkuliahan dan tidak malu untuk berdiskusi kepada dosen terkait materi yang kurang dimengerti dengan begitu akan meningkatkan hasil belajar.

Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah karena Apabila mahasiswa memiliki kecerdasan spiritual maka mereka akan lebih mampu memahami berbagai masalah yang timbul selama proses belajar mengajar berlangsung dikampus sehinggga hasil belajar dikampus juga akan meningkat.

Motivasi memoderasi pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah karena motivasi sangat berakibat pada pencapain akhir dan nilai mahasiswa sehingga motivasi cenderung dapat memberikan usaha yang dimiliki mahasiswa dalam memperoleh tingkat pencapaian yang maksimal seperti apa yang telah ditargetkan sehingga tingginya motivasi mahasiswa sebanding lurus dengan frekuensi belajar mahasiswa.

Motivasi memoderasi pengaruh kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar mata kuliah akuntansi syariah karena kurangnya kecerdasan spiritual dalam diri mahasiswa akan mengakibatkan kurangnya motivasi untuk belajar dan sulit berkonsentrasi, sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami matakuliah sehingga hal tersebut mengakibatkan naiknya hasil belajar.

2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel Independen, 1 variabel moderasi dan 1 variabel dependen, Penelitian ini hanya menggunakan objek di mahasiswa aktif S1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jurusan Akuntansi yang sudah menempuh matakuliah akuntansi syariah yaitu semester 5 dan semester 7, dan Hanya menggunakan penyebaran kuesioner saja.

3. Saran

Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti untuk peneliti selanjutnya yaitu: Sebaiknya tidak hanya menggunakan metode kuesioner tetapi juga metode wawancara sehingga memperoleh jawaban yang lebih luas dan mendalam selain itu peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menggunakan alat analisis terbaru, agar penelitian ini berkelanjutan maka disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti Virtual Meeting, Edulearning dan lain sebagainya dengan skala penelitian yang lebih luas sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat, dan Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi pada perguruan tinggi swasta dan penguruan tinggi negeri lainnya dikarenakan penelitian ini hanya menggunakan satu perguruan tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

References

  1. A. N. Dinia and I. Nurmawati, “Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Masa Pandemi di Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Tanggul Jember Tahun Pelajaran 2021/2022,” Alveoli J. Pendidik. Biol., vol. 3, no. 2, pp. 55–65, 2022.
  2. A. Tanjung, “Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak,” J. Sci. Soc. Res., vol. 5, no. 3, p. 638, 2022, doi: 10.54314/Jssr.V5i3.1011.
  3. A. Afrianti and M. Imamuddin, “Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa,” Lattice J. Math. Educ. Appl., vol. 2, no. 2, p. 131, 2022, doi: 10.30983/Lattice.V2i2.6013.
  4. B. F. Aldina, “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa,” J. Sains Ris., vol. 9, no. 3, pp. 28–34, 2019, doi: 10.47647/Jsr.V9i3.165.
  5. E. B. Waluya, L. Hakim, and N. C. Sakti, “Pengaruh Minat dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Insert Ekonomi Syariah dengan Intervening Kecerdasan Spiritual pada Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Kota Malang,” J. Penelit., vol. 13, no. 2, pp. 325–352, 2019.
  6. E. L. Sari and A. Listiadi, “Pengaruh Virtual Meeting, Edulearning, dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa,” 2022.
  7. E. Apridasari, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Bidang Akuntansi,” J. Ilm. Kaji. Pendidik. Univ. Negri Yogyakarta, vol. 2, no. 1, pp. 230–240, 2016.
  8. I. Ghozali, “Metode Penelitian,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.
  9. J. Hair, “Multivariate Data Analysis,” Food Chemistry, vol. 232, pp. 135–144, 2014.
  10. H. Anwar, M. Amin, and S. A. Anwar, “Persepsi dan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Mata Kuliah Akuntansi Syariah,” E-Jra, vol. 09, no. 02, pp. 107–119, 2020.
  11. I. P. Alfiando and L. Hakim, “Pengaruh Gaya Belajar, Minat, dan Motivasi sebagai Variabel Moderating terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Syariah,” J. Pendidik. Akunt., vol. 9, no. 1, pp. 123–130, 2021, doi: 10.26740/Jpak.V9n1.P123-130.
  12. I. Ghozali, *Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi*, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
  13. J. H. Mustakini, *Metode Penelitian Bisnis*, 6th ed. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2014.
  14. Khairunnisak, “Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Tambang,” 2021.
  15. K. T. N. Rohman and R. N. A. Wulandari, “Pengaruh Motivasi, Minat dan Kesiapan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X OTKP (Studi Kasus Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital Metode Blended Learning),” J. Pendidik. Tambusai, vol. 6, no. 2, pp. 13067–13080, 2022.
  16. Murniati, “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Motivasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII Pondok Pesantren Abnaul Amir Moncobalang Kabupaten Gowa,” 2016.
  17. M. Sholihin and D. Ratmono, *Analisis SEM-PLS dengan WrapPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis*, Andi, pp. 1–290, 2013.
  18. Nana Sudjana, *Dasar-Dasar Proses Belajar*, Bandung: Sinar Baru, 2010.
  19. N. Valaei, “Organizational Structure, Sense Making Activities and SMEs’ Competitiveness: An Application of Confirmatory Tetrad Analysis-Partial Least Squares (CTA-PLS),” Vine J. Inf. Knowl. Manag. Syst., vol. 47, no. 1, pp. 16–41, 2017, doi: 10.1108/VJIKMS-04-2016-0015.
  20. P. Rahayu, “Pengaruh Minat Belajar, Perilaku Belajar, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Keuangan (Studi Empiris pada Mahasiswa Konsentrasi Akuntansi Keuangan Angkatan 2018-2019),” 2023.
  21. P. Ishak, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Minat Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi,” *J. Chem. Inf. Model.*, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2017.
  22. S. Syofian, *Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Ed. 1, Cet. 2*, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
  23. R. S. P. Sitorus, “Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Selama Proses Pembelajaran Online Kelas XI IPS di SMA Negeri 8 Kota Jambi,” *J. Pendidik. Mat.,* vol. 3, no. 2, p. 6, 2021.
  24. Rusdi, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Murid Kelas IV SD Negeri 193 Jenna Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai,” *J. Pendidik. Dasar,* pp. 1–14, 2017.
  25. R. Atmaja, I. W. Ramantha, and I. W. Suartana, “Pengaruh Minat Belajar pada Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual sebagai Pemoderasi,” *E-Jurnal Akunt.,* vol. 5, no. 2017, pp. 2021–2046, 2017.
  26. Sugiyono, *Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D*, Bandung: Alfabeta, 2018.
  27. Sugiyono, “Metode Penelitian,” *J. Penelitian,* vol. 2017, 2017.
  28. Sugiyono, *Metode Penelitian Bisnis*, Bandung: CV Alfabeta, 2017.
  29. T. Widiarsih and Sukanti, “Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Jasa,” *Kaji. Pendidik. Akunt. Indones.*, vol. 2, pp. 1–13, 2017.
  30. U. Sekaran and R. Bogie, *Metode Penelitian untuk Bisnis*, Jakarta: Salemba Empat, 2017.
  31. Y. Mulyani, Sumartini, and S. Kurniawati, “Moderasi Motivasi Berprestasi pada Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar,” *J. Pendidik. Mat.*, vol. 2, no. 1, pp. 129–141, 2022.