Education Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v19i3.1232

Overcoming the Challenges of Learning Al-Qur'an with the Tilawati Method at MI Ma'arif.


Mengatasi Tantangan Pembelajaran Al-Qur'an dengan Metode Tilawati di MI Ma'arif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Tilawati Method Qur'an Learning Qualitative Research Student Performance Education Challenges

Abstract

General Background: The Tilawati method, a systematic approach to Qur'anic recitation, is a crucial teaching method for enhancing students' religious values and literacy skills. Specific Background: The study examines the Tilawati method's implementation in MI Ma'arif Pagerwojo Sidoarjo's 3A class, observing diverse student abilities in Qur'anic recitation. Knowledge Gap: The Tilawati method, despite its potential, has limited research on its practical application and challenges faced by teachers, especially in terms of student engagement and parental support. Aims: This research aims to describe the implementation of the Tilawati method in Qur'anic learning, identify obstacles encountered by teachers, and assess student performance in recitation. Results: Out of 27 students, 6 had incomplete recitation achievement, despite an overall class average of 4 at Tilawati 3, indicating significant gaps due to parental involvement and external support. Novelty: The study provides new insights into the Tilawati method's effectiveness in boosting student engagement in Qur'anic learning, emphasizing the crucial role of familial support. Implications: The study emphasizes the need for strategies to enhance parental engagement and create a conducive learning environment, suggesting future research should focus on enhancing students' commitment to Qur'anic studies.

Highlights:

 

  1. Enhanced Learning: Tilawati method boosts students' Qur'an recitation enthusiasm.
  2. Performance Gaps: Six students need additional support for mastery.
  3. Parental Involvement: Lack of parental support hinders student progress.

 

Keywords: Tilawati Method, Qur'an Learning, Qualitative Research, Student Performance, Education Challenges

Introduction

Salah satu kewajiban bagi setiap muslim adalah membaca al Qur’an. Dan sebagai muslim yang baik harus mengetahui cara membaca al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah / aturan yang berlaku. Al Qur’an merupakan kalam Allah yang bisa menjadi pedoman hidup manusia, petunjuk bagi setiap muslim, dan kelak yang akan menjadi syafaat / penolong bagi orang-orang yang bertakwa[1]. Oleh karena itu dari usia sedini mungkin perlu ditanamkan kecintaan terhadap al Qur’an agar anak mengetahui betapa pentingnya mempelajari al Qur’an, untuk kelanjutan hidup manusia kelak. Dan untuk memudahkan anak dalam mempelajari al-Qur’an dengan baik, tentunya diperlukan metode yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai [2]. Oleh karena itu dalam membaca al Qur’an diperlukan pembelajaran terlebih dahulu, dan hal ini sudah diatur dalam islam, bahwa al Qur’an itu diciptakan oleh Allah untuk bisa dibaca dengan mudah jika dipelajari dengan benar [3].

Mengaji al-Qur'an merupakan kesempatan untuk mengenalkan al-Qur'an kepada anak. Selain itu, mengaji juga menjadi ajang pembentukan karakter anak[4] Kemampuan membaca al Qur’an bukan tentang kesanggupan atau ketidakmampuan, melainkan apakah ada niat yang kuat dalam belajar. Sekarang ini ada banyak metode baru dalam mempelajari membaca al-Qur’an yang dirancang agar anak – anak bisa belajar dengan mudah dan menyenangkan. Diantaranya adalah metode Iqra’, metode Tilawati, metode UMMI, metode Qiroati, metode Tartil, metode Yanbu’a,metode An Nahdliyah, dan metode al Barqy. Dan salah satu metode pembelajaran al-Qur’an yang saat ini sedang dikembangkan adalah tilawati.Metode ini sudah banyak diterapkan di beberapa sekolah / lembaga pendidikan. Metode tilawati adalah metode pembelajaran al Qur’an yang diberikan secara seimbang yaitu penyesuaian melalui klasikal alat peraga dan ketepatan membaca melalui individual dengan teknik baca simak. Dengan bantuan nada rost yang mudah dan menyenangkan, di harapkan dapat menambah semangat siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an dan menumbuhkan kecintaan anak terhadap al-Qur’an[5].

Guru adalah pemimpin pendidikan yang bisa menentukan dan menghasilkan mutu pendidikan yang terbaik. Dalam melaksanakan tugasnya, untuk bisa menghasilkan pendidikan yang berkualitas maka guru perlu mengandalkan siswa. Pendidikan dapat dikatakan bermutu, apabila tercipta lingkungan belajar yang kuat, inovatif, kreatif, dan menyenangkan agar berhasil mencapai tujuan pendidikan[6]. Oleh karena itu sebagai guru al Qur’an dituntut untuk bisa menentukan metode pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan dalam mengajar dan juga perlunya menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, agar siswa mampu berkonsentrasi dalam belajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan [7]

Salah satu cara yang bisa diterapkan dalam usaha untuk meningkatkan konsentrasi belajar pada siswa salah satunya adalah lingkungan belajar yang nyaman[8]. Lingkungan belajar yang nyaman menjadi penentu tercapainya tujuan siswa dalam belajar. Dan salah satu komponen penunjang tercapainya tujuan belajar siswa dalam belajar al Qur’an adalah metode pembelajaran yang diterapkan ketika belajar. Hasil observasi menunjukkan siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar apabila metode pembelajaran yang digunakan tidak menarik bagi siswa. Karena itu guru dituntut untuk lebih terampil, dan efektif dalam melakukan pembelajaran.

Metode tilawati memiliki keunikan dan keistimewaan dalam setiap bagiannya yaitu terdapat alat peraga untuk memudahkan pembelajaran. Metode tilawati ini terdiri dari 6 jilid dan kemudian dilanjutkan dengan kelas al Qur’an, hampir sama dengan metode pembelajaran al Qur’an yang lainnya, dimana didalamnya terdapat materi tentang pengenalan huruf, teori tajwid, hingga lantunan ayat al Qur’an dan hukum – hukumnya,juga terdapat pembahasan kelas gharib. Dan ini sangat cocok diterapkan pada siswa tingkat dasar ataupun usia dini dalam belajar pengenalan huruf - huruf hijaiyah yang ada di dalam al Qur’an. Selain itu metode tilawati dikenal juga sebagai salah satu pembelajaran dengan menggunakan strategi klasikal yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan dapat memacu siswa untuk lebih semangat dalam mengaji. Dengan metode yang dibaca bersama – sama ini secara tidak langsung memaksa siswa untuk selalu memperhatikan guru yang ada di hadapannya. Karena jika tidak memperhatikan siswa akan melewatkan halaman jilid, yang nantinya akan menyulitkan proses belajar al Qur’an siswa tersebut[9].

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh [10]. Tercapainya tujuan pembelajaran ditentukan oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang menunjang, perlunya strategi pembelajaran yang tepat dan metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan materi yang akan dipelajari agar siswa dapat berperan serta aktif ketika pembelajaran berlangsung. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh [11].disebutkan bahwa keberhasilan metode Tilawati dalam pembelajaran al-Qur’an antara lain disebabkan oleh faktor pendukung yaitu: adanya pengajaran dan pelatihan khusus guru Al-Qur’an, waktu belajar yang intensif dan kerjasama yang baik antar guru, agar kegiatan belajar bisaberjalan lancar karena jika salah satu guru berhalangan hadir maka guru lain bisa segera menggantikannya. Dan berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh [12]. penerapan metode tilawati dalam pembelajaran al Qur’an mampu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an pada siswa, terlihat dari hasil siswa ketika munaqsyah mereka tidak hanya lancar membaca al Qur’an, tetapi juga mengetahui nama – nama huruf, dan juga memiliki efek meningkatkan kepercayaan diri pada siswa.

Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti pada salah satu sekolah MI di Sidoarjo diketahui bahwa penerapan metode tilawati pada pembelajaran al Qur’an di sekolah tersebut sudah berjalan lebih dari 10 tahun hingga sekarang. Sebelum menggunakan metode tilawati sekolah tersebut telah lebih dulu menggunakan metode at Tartiil. Namun karena berbagai alasan, salah satunya adalah bahwa metode at Tartiil dianggap kurang efektif pelaksanaanya pada pembelajaran al Qur’an dan juga karena pertimbangan dari berbagai pihak akhirnya metode tilawati lah yang diterapkan di sekolah MIPA sampai sekarang. Selain itu juga karena metode tilawati dianggap sebagai metode yang sangat mudah, praktis, menyenangkan dan cocok untuk diterapkan di usia anak SD, terutama berpengaruh pada hasil evaluasi belajar siswa dalam membaca dan menulis al Qur’an. Fokus penelitian ini adalah bagaimana cara guru BTQ dalam mengimplementasikan metode tilawati pada pembelajaran al Qur’an sehingga dapat dikatakan efektif bagi siswa, dan kendala / permasalahan apa saja yang dihadapi guru pada saat pembelajaram BTQ di kelas.

Methods

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif adalah merupakan suatu metode untuk mempelajari keadaan sekelompok orang, suatu benda, sekumpulan kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu golongan peristiwa. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk menciptakan suatu gambaran atau lukisan yang sistematis, berdasarkan fakta dan akurat mengenai fakta, ciri – ciri dan hubungan fenomena yang diselidiki [13]. Lokasi penelitian dilakukan di sekolah MIPA ( MI Ma’arif Pagerwojo ), terutama di kelas 3A, dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak. Terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk data primer berupa wawancara langsung dengan informan : guru wali kelas, guru BTQ, waka kurikulum, dan siswa di kelas 3A. Sedangkan data sekundernya berupa dokumen” tertulis penting seperti raport hasil evaluasi BTQ, foto kegiatan, / rekaman sejarah kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini : Observasi, peneliti mengumpulkan informasi dan mengamati fakta yang ada di lapangan, yaitu dengan mengamati langsung kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran BTQ. Dokumentasi, peneliti melakukan kegiatan dengan cara memfoto dokumen tertulis / surat” penting, merekam kejadian / sejarah peristiwa yang ada, yang berkaitan dengan tujuan penelitian

Result and Discussion

A. Implementasi Metode Tilawati

MI Ma’arif Pagerwojo / MIPA merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit di Sidoarjo. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau oleh masyarakat dan merupakan salah satu sekolah terlama, yang memiliki beberapa keunggulan dan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik, sehingga karena alasan inilah banyak masyarakat sekitar yang menyekolahkan anaknya di sana. MI Ma’arif Pagerwojo memiliki visi “ Terwujudnya lulusan madrasah yang beriman, berilmu dan berakhlaqul karimah”. Di sekolah MIPA ada pembelajaran keislaman dimana salah satu pelajaran nya adalah Qurdist ( al Qur’an dan hadist ), ketika guru menerangkan materi dan ada bacaan yang berbahasa arab karena merupakan potongan dari ayat al Qur’an, ternyata masih banyak anak – anak yang belum bisa membaca ayat al Qur’an tersebut, dan karena alasan inilah yang menjadi keputusan dari waka kurikulum dan juga kepsek memperjuangkan untuk mengadakan pembelajaran baca tulis al Qur’an / BTQ. Dulu di awal pembelajaran al Qur’an metode yang diterapkan ketika KBM adalah at Tartiil namun karena dianggap masih minimnya hasil dari evaluasi pembelajaran al Qur’an anak - anak yang belum bisa maksimal, kemudian diganti dengan menggunakan metode tilawati. Metode tilawati yang diterapkan menggunakan penyusunan kurikulum juga, sehingga guru yang mengajar BTQ ada rencana pelaksanaan sebelum memulai pembelajaran sehingga lebih terinci dan terstruktur, tidak asal mengajar saja. Dan hal ini dianggap perlu, guna untuk menyusun, dan sebagai persiapan dalam kepentingan pendidikan, terutama untuk mempersiapkan pelajar atau siswa supaya dapat bersosialisasi dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran [14].

Dalam metode tilawati di setiap pembelajaran tentu ada beberapa tahap kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sebelum pembelajaran dimulai seperti biasa diawali dengan membaca doa bersama, kemudian melakukan murojaah surat – surat pendek dan membaca ulang materi yang terakhir dipelajari di hari sebelumnya. Tehnik pembelajaran dalam metode tilawati yang diterapkan ketika KBM adalah dengan metode klasikal baca simak, jadi ketika guru membacakan materi dengan menggunakan alat peraga siswa menyimak, lalu guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca materi secara bergiliran, sedangkan yang lainnya ikut menyimak, namun karena terbatasnya waktu masing – masing siswa tidak bisa membaca secara individu, hanya sebagian siswa saja. Namun meskipun demikian, antara siswa yang datang duluan dengan yang datang belakangan mendapatkan alokasi waktu yang sama ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Inilah yang menjadi pembeda dan alasan metode tilawati dianggap sangat efektif diterapkan di sekolah SD / MI karena dengan waktu yang terbatas itu pembelajaran al Qur’an tetap bisa berjalan dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

Berdasarkan penelitian, diperolah data yaitu hasil evaluasi belajar siswa mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 rata – rata untuk capaian pembelajaran al Qur’annya sudah sesuai dengan target di masing – masing jenjang. Capaian pembelajaran al Qur’an di sekolah tersebut adalah sebagai berikut : di kelas 1 capaiannya di tilawati 1 dan 2, di kelas 2 capaiannya di tilawati 2 dan 3, di kelas 3 capaiannya di tilawati 4 dan 5 begitu seterusnya, sehingga di kelas 5 anak – anak sudah mulai belajar membaca al Qur’an, bahkan ada juga beberapa siswa di jenjang bawah terutama di kelas 3 yang capaiannya sudah sampai di al Qur’an. Dan untuk kelas 6 hampir lebih dari 75 % capaiannya sudah tuntas di al Qur’an, terbukti ketika ada evaluasi harian dengan tehnik baca simak secara individual masing – masing siswa sudah bisa membaca al Qur’an dengan baik. Dan rata – rata nilai raport BTQ siswa juga sangat bagus. Meski sebenarnya masih saja ditemukan ada beberapa siswa yang capaian tilawatinya belum sesuai target di kelasnya namun prosentasinya sangat kecil sekali, berdasarkan data dari hasil wawancara awal ditemukan ada satu kelas yang jumlah siswanya 27 anak yang seharusnya capaian tilawatinya di jilid 4, tetapi ternyata masih ada 6 siswa yang capaiannya masih di tilawati 2 dan 3. Inilah yang menjadi salah satu alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah itu. Namun secara keseluruhan capaian pembelajaran al Qur’an di sekolah tersebut sudah bisa dikatakan tuntas dan sesuai target.

B. Kendala – kendala dalam Implementasi Metode Tilawati

Metode tilawati adalah merupakan salah satu metode / cara belajar membaca al Qur’an dengan menggunakan tehnik pendekatan dan strategi pembelajaran yang seimbang antara pembiasaan membaca secara klasikal menggunakan alat peraga dan juga dengan tehnik pembiasaan membaca dengan cara baca simak individual. Dan dengan bantuan nada rost yang mudah dan menyenangkan, mampu menambah semangat siswa dalam membaca dan menulis al Qur’an dan menumbuhkan kecintaan anaknya terhadap al Qur’an. Dengan menggunakan strategi klasikal inilah yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan secara tidak langsung memaksa siswa untuk selalu memperhatikan guru yang ada di hadapannya. Karena jika tidak memperhatikan siswa tersebut akan melewatkan halaman jilid, yang nantinya akan menyulitkan proses belajar al Qur’an nya. Inilah salah satu keistimewaan atau kelebihan pada metode tilawati.

Dalam kegiatan pembelajaran tentu saja ada kendala – kendala yang ditemukan seorang guru. Salah satu kendala guru dalam pembelajaran al Qur’an adalah memerlukan kesabaran dari pihak guru terutama pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung karena pastinya sangat melelahkan, dan juga kurangnya pembiasaan yaitu mengenai pembelajaran huruf hijaiyah yang tanpa harokat masih perlu pengulangan sampai siswa benar – benar faham dengan materinya dan benar juga dalam pengucapannya [15]. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh [16] salah satu permasalahan guru Alquran adalah mengatasi permasalahan siswa dalam belajar mengajar dan permasalahan dalam pemahaman..Selain itu permasalahan yang dihadapi guru BTQ dalam menggunakan metode Tilawati adalah kurangnya wadah pembelajaran yang memungkinkan siswa mengulangi pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara individu [17]. Pada penelitian sebelumnya menurut [18]. tentang problematika implementasi pembelajaran Al Qur’an metode tilawati ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan siswa, terkait dengan pengelolaan materi dan juga dalam hal pengelolaan kelas dan metode pengajaran yang digunakan. Solusi yang bisa diterapkan guru adalah dengan cara berusaha mengetahui karakteristik dari masing – masing siswa, berusaha mencari bahan pembanding sebagai sumber belajar dan merancang kelas sebaik mungkin, menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan dibahas / dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya oleh [19]. sikap siswa dan ketidakmampuan siswa dalam berkonsentrasi selama pembelajaran menjadi penentu dalam keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran karena itu diperlukan kerjasama dari guru, siswa dan juga orang tua. Guru bisa memberikan PR pada siswa setelah pembelajaran berakhir dengan menyuruh membaca ulang materi dan membaca al Qur’an dengan disimak orang tua, menghafal surat – surat pendek dengan begitu orang tua juga tahu capaian mengaji anak dan turut membantu belajar siswa dirumah agar anak bisa terkontrol belajarnya ketika di rumah.

Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh [20]. Tercapainya tujuan pembelajaran ditentukan oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang menunjang, perlunya strategi pembelajaran yang tepat dan metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan materi yang akan dipelajari agar siswa dapat berperan serta aktif ketika pembelajaran berlangsung. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh disebutkan bahwa keberhasilan metode Tilawati dalam pembelajaran al-Qur’an antara lain disebabkan oleh faktor pendukung yaitu: adanya pengajaran dan pelatihan khusus guru Al-Qur’an, waktu belajar yang intensif dan kerjasama yang baik antar guru, agar kegiatan belajar bisa berjalan lancar karena jika salah satu guru berhalangan hadir maka guru lain bisa segera menggantikannya. Dan berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh penerapan metode tilawati dalam pembelajaran al Qur’an mampu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an pada siswa, terlihat dari hasil siswa ketika munaqsyah mereka tidak hanya lancar membaca al Qur’an, tetapi juga mengetahui nama – nama huruf, dan juga memiliki efek meningkatkan kepercayaan diri pada siswa

Conlusion

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaan al Qur’an itu diperlukan adanya suatu metode, dan salah satu metode yang dianggap cocok dan tepat untuk anak usia SD adalah metode tilawati. Metode tilawati merupakan salah satu metode / cara belajar membaca al Qur’an dengan menggunakan tehnik pendekatan dan strategi pembelajaran yang seimbang antara pembiasaan membaca secara klasikal menggunakan alat peraga dan juga dengan tehnik pembiasaan membaca dengan cara baca simak individual. Dengan bantuan nada rost yang mudah dan menyenangkan, mampu menambah semangat siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an dan menumbuhkan kecintaan anak terhadap al-Qur’an. Dan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena secara tidak langsung memaksa siswa untuk selalu memperhatikan guru yang ada di hadapannya. Dan jika tidak memperhatikan siswa akan melewatkan halaman jilid yang nantinya akan menyulitkan proses belajar siswa tersebut. Inilah salah satu keistimewaan atau kelebihan pada metode tilawati. Dan untuk guru BTQ dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mengajar di kelas karena seringkali dijumpai sikap siswa yang belum bisa konsentrasi dan fokus ketika pembelajaran berlangsung, sehingga waktu guru untuk menjelaskan materi menjadi sedikit berkurang akibat sikap siswa yang mungkin dianggap kurang baik.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ditemukan ada satu kelas yang jumlah siswanya 27 anak yang seharusnya capaian tilawatinya di jilid 4, tetapi ternyata masih ada 6 siswa yang capaiannya masih di tilawati 2 dan 3, ternyata hal ini dikarenakan kurangnya dukungan dan perhatian orang tua akan mengajinya anak, rata – rata siswa yang tuntas di capaian mengajinya dikarenakan mereka mengaji di TPQ dekat dengan rumah. Oleh karena itu jelaslah bagaimana hasil evaluasi mengaji anak – anak yang terbiasa mengaji dan yang hanya belajar mengaji ketika di sekolah saja. Meski demikian, secara keseluruhan hasil evaluasi belajar siswa di sekolah MI Ma’arif dianggap tuntas dan sesuai dengan kurikulum pembelajaran BTQ yang ada. Diharapkan di penelitian berikutnya akan ada solusi yang terbaik dalam meningkatkan kesadaran anak dalam mengaji, dan solusi lain dalam pengkondisian siswa ketika pembelajaran di kelas agar tercipta suasana kelas yang kondusif dan nyaman.

References

  1. L. Handayani, "Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Quran pada Kelompok B di TK Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta," 2018.
  2. M. Miftahul Azis, "Penerapan Metode UMMI Dalam Pembelajaran Al Qur’an di SDIT As Salamah Batu Retno Wonogiri," 2018.
  3. M. Faisal, S. N. Marisa, T. Fisa, A. Amiruddin, and R. A. Rahim, "Optimalisasi Metode Tahsin Al-Qur’an Bagi Pelajar pada MAN 1 Meulaboh," Meuseuraya - Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2, pp. 1–7, 2023. doi: 10.47498/meuseuraya.v2i1.1839.
  4. H. Fajrussalam, S. Nur Istighna, L. Nurjanah, and C. Risnandar Angga Widjaya, "Program Maghrib Mengaji Sebagai Sarana Pembelajaran Al-Quran pada Anak Usia Dini," Media Informasi Pendidikan Islam, vol. 22, no. 2, pp. 259–268, 2023. doi: 10.29300/attalim.v22i2.5817.
  5. K. Nuril, "Upaya Penerapan Pembelajaran Al Qur’an Metode Tilawati di MINU Maudlu’ul Ulum Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang," 2020.
  6. F. Aprilianti and I. Rindaningsih, "Evaluation of Supervision Teacher Performance in Early Childhood Education," Academic Journal Research, vol. 2, no. 1, pp. 40–47, 2024. doi: 10.61796/acjoure.v2i1.60.
  7. A. Albar Waris, "Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Baca Al Qur’an Santri RA Al-Mujtama’ Plakpak Pegantenan Pamekasan," vol. 6, no. 1, 2022. [Online]. Available: http://jurnal.umk.ac.id/index.php/pendas/index.
  8. I. Rindaningsih, W. D. Hastuti, and Y. Findawati, "Desain Lingkungan Belajar yang Menyenangkan Berbasis Flipped Classroom di Sekolah Dasar," Proceedings of the ICECRS, vol. 2, no. 1, pp. 41–47, 2019. doi: 10.21070/picecrs.v2i1.2452.
  9. I. A. M. D. Gushaini, "Analisis Penggunaan Metode Tilawati Dalam Mengoptimalkan Kemampuan Baca Tulis Al Qur’an pada Siswa di MI Insan Mulia Tahun Pelajaran 2020/2021," Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ekonomi, vol. 6, no. 2, pp. 305–316, 2021.
  10. Z. Khoirul, "Pengaruh Penerapan Metode Tilawati Terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an Siswa Kelas III MI Fathul Huda Sidorejo Sayung Demak Tahun Ajaran 2019/2020," 2020.
  11. F. D. Mukti and A. Sholina, "Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca Al Qur’an pada Santri TPQ Ababil Sentani Kabupaten Jayapura," Al-Fahim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 1, no. 2, pp. 58–69, 2019. doi: 10.54396/alfahim.v1i2.58.
  12. A. N. Ernawati, "Implementasi Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al Quran di TPA Baitur-Rohman Cantel Pitu Ngawi," 2023.
  13. E. Hujaemah, "Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al Qur’an di Madrasah," Penelitian Deskriptif di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, 2017.
  14. O. I. Rindaningsih, "Buku Ajar Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran MI," UMSIDA PRESS, 2019.
  15. M. Syaikhon, "Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca Al Qur’an pada Anak Usia Dini di KB Taam Adinda Menganti Gresik," Education and Human Development Journal, vol. 2, no. 1, 2017.
  16. S. F. Rohmah, I. N. Y. Pesha, and R. Triwoelandari, "Implementasi Metode Tilawati dengan Nada Rost Terhadap Kualitas Tahfizh Juz Amma," Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 16, no. 2, pp. 333–348, 2023. doi: 10.32832/tawazun.v16i2.9820.
  17. A. Aminudin, Z. Sari, and S. Basuki, "Aplikasi Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran Metode Tilawati Berbasis Web Responsive," JRST (Jurnal Riset Sains Dan Teknologi), vol. 3, no. 1, 2019. doi: 10.30595/jrst.v3i1.3964.
  18. M. Amin and M. Ramli, "Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al Quran pada Anak-Anak di TPA Al Falah Unit 081 Kota Banjarbaru," 2019.
  19. D. Dainuri, "Problematika Pembelajaran Al Quran dengan Metode Tilawati," 2017, pp. 167–178. [Online]. Available: http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/conference/index.php/aciece/aciece2.
  20. R. Novidatur, "Penerapan Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) di Desa Jeruk Sok Sok Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso," 2020.