General background: Dysmenorrhea, or menstrual pain, is a condition that disrupts adolescents' daily activities, with prevalence ranging from 16.8% to 81%. It is commonly managed through pharmacological and non-pharmacological approaches. Specific background: High school students frequently experience dysmenorrhea, which can interfere with their school performance and well-being. Various non-pharmacological methods, such as herbal remedies and thermal therapies, have been proposed to alleviate symptoms. Knowledge gap: Despite the prevalence of dysmenorrhea, limited research focuses on the effectiveness of non-pharmacological interventions among high school students in Indonesia. Aims: This study aims to describe the severity of dysmenorrhea and the methods of pharmacological and non-pharmacological management among female students of SMA Dharma Wanita 1 Gedangan. Results: This quantitative descriptive study, involving 46 tenth-grade students, revealed that 67.4% of respondents experienced mild dysmenorrhea. Among non-pharmacological treatments, 69.6% consumed turmeric herbal remedies, 15.2% used warm compresses, and 10.9% applied warming lotions. Novelty: The study highlights that all non-pharmacological methods effectively reduced the severity of dysmenorrhea among the students, with turmeric herbal remedies being the most popular choice. Implications: These findings suggest the need for collaboration between healthcare professionals, educational authorities, and schools to provide health education on dysmenorrhea management for female adolescents.
Highlights:
Keywords: Dysmenorrhea, non-pharmacological management, high school students, turmeric herbal remedy, menstrual pain relief
Periode remaja ialah keadaan peralihan dari periode remaja munuju dewasa, meliputi kematangan emosional, mental, fisik, serta sosial. Pubertas. adalah. salah. satu. tahap. perkembangan. yang. ditandai. dengan. pematangan alat kelamin dan. tercapainya. kesuburan, dan salah satu ciri pubertas. perempuan. adalah. dimulainya menstruasi. pertama, menstruasi. sendiri. merupakan. peristiwa alami. yang. terjadi. pada. wanita. normal. yang terjadi. karena. lapisan. rahim telah terkelupas menstruasi. juga dapat diartikan dengan pendarahan yang berkala, biasanya terjadi sebulan sekali. Ada beberapa gangguan menstruasi, salah satunya ialah dismenore [1]. Dismenore merupakan kondisi nyeri yang terjadi saat haid serta dapat melumpuhkan dan memerlukan pengobatan jika gejalanya parah dan termasuk nyeri atau nyeri tekan di daerah panggul dan perut.
Menurut WHO (WorldHealthOrganization) kejadian dismenoresekitar 16,8-81 % pada remaja. Presentase yang terjadi dinegara Indonesia mencapai 64,25% terjadi pada usia yang produktif, dan dapat menghambat aktivitas sehari-hari 1-2 hari dalam sebulan dimana 30-70 % perempuan yang menstruasi disertai dismenore. Banyak wanita Indonesia yang mengalami nyeri saat haid tetapi tidak mendapatkan pengobatan atau perawatan dan cenderung membiarkannya[2] angka kejadiannya berkisar mencapai 60%. Indonesia memiliki 64,5% prevalensi pasien dismenore, dengan kasus yang terutama menyerang remaja antara usia 17 dan 24 tahun[3]. Masalah kesehatan masyarakat yang cukup signifikan adalah tingginya prevalensi dismenoredi kalangan remaja terutama. pada. tahun. pertama. masa reproduksi. yang. berdampak pada aktivitas .sehari-hari[4]..
Dismenorepada remaja. dapat menimbulkan efek negatif jangka pendek yang mengganggu aktivitas sehari- hari, proses belajar mengajar, kesulitan berkonsentrasi, konflik emosional, kecemasan, dan stres. Gangguan aktivitas sehari-hari, gangguan emosi, anemia yang disebabkan oleh pola makan yang buruk, sakit. kepala., kelelahan., dysuria (kesulitan atau. kesulitan buang. air. kecil.), perubahan. suasana hati, buang air kecil kecil, kesulitan tidur, mual, dan kram otot adalah beberapa gejala tambahan dismenore primer[5]. Efek paling fatal dari dismenore, jika tidak segera diobati, dapat menyebabkan infertilitas (kemandulan) dan disfungsi seksual di awal nyeri haid primer.
Dismenore disebabkan oleh radang dipanggul, rahim yang mengalami kelainan, tumor, kelainan pada vagina, kecemasan, stres yang mendorong lapisan, tidak seimbangnya hormon, kontraksi otot yang diinduksi oleh prostaglandin merupakan Faktor lainnya berhubungan dengan dismenore antara lain haid pertama di usia muda, lama haid, status gizi, dan obesitas. Menstruasi akan terasa nyeri pada usia menarche dini (<12 tahun), saat serviks masih menyempit dan organ reproduksi belum tumbuh sempurna[6]. Selanjutnya ialah stres berpengaruh terhadap dismenoreprimer, stres yang timbul bisa karena banyaknya tugas, kegiatan extrakulikuler, dan pelajaran. Hal ini disebabkan karena stres itu sendiri menyebabkan stres memicu berbagai respons fisiologis dalam tubuh[7]. Energi. yang. dimiliki. tubuh. akan. lebih. banyak. digunakan. untuk. merespon. stres. dan. beberapa. hormon. yang. keluar. sebagai. respons. terhadap. stres. mengakibatkan. sistem. kekebalan. tubuh. menurun. sehingga. berpotensi. menimbulkan. nyeri saat haid[8].
Perawatan farmasi dan non-farmakologis tersedia untuk dismenore, dengan terapi farmasi termasuk obat antinflamasi nonsteroid seperti asam mefenamat, naproxen, dan ibuprofen. Generasi prostaglandin dapat dihambat oleh obat ini. Dapat mengurangi kontraksi rahim, mengurangi rasa sakit, dan membantu segera menghilangkan rasa sakit dengan mencegah pembentukan prostaglandin[9]. Penelitian. yang. dilakukan. oleh. Wulan. (2018) dengan. judul. “Prevalensi. Penggunaan. Obat. Anti-Inflamasi. non. Steroid. (OAINS) Pereda. dismenoredi. Fakultas. Kedokteran Universitas. Sriwijaya. Palembang.” menyimpulkan bahwa penggunaan OAINS pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya angkatan 2014-2016 jenis. OAINS. yang. paling. banyak. digunakan. berupa. asam. mefenama.t (74,8%), ibuprofen. (1.8,3%), dan Naproxen (.6,9%) dapat mengurangi nyeri saat dismenore. Namun, penggunaan obat- obatan dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan, termasuk masalah gastrointestinal dan usus, reaksi hipersensitivitas, kerusakan ginjal, dan kerusakan hati bila digunakan dalam dosis berlebih[10] dan tanpa pengawasan dokter .
Sedangkan nonfarmakologi, yaitu dengan jamu/obat tradisional dan terapi alternatif. Obat tradisional seperti jamu kunyit serta extra jahe merah asam jawa. Pada Curcuma longa, juga dikenal sebagai kunyit, adalah salah satu dari beberapa tanaman rempah yang telah lama tumbuh di negara-negara Asia Tenggara. Kunyit diduga memiliki senyawa aktif yang dapat berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan antiradang. Kunyit memiliki manfaat obat sebagai obat herbal dan obat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Juga, disebutkan bahwa minuman kunyit meredakan nyeri dismenore primer. memiliki efek samping minimal[11].
Jahe merah merupakan bumbu kuliner yang mengandung pereda nyeri dan stimulan yang membantu merasa lebih berenergi (analgesik). Jahe merah mengandung sejumlah senyawa kimia, antara lain gingerol, shogaol, dan zingerone, yang memiliki efek farmakologis dan fisiologis pada tubuh, termasuk sifat antioksidan, antiinflamasi, dan analgesik. Menjadi komponen utama, molekul gingerol merupakan antioksidan kuat. yang. efektif. mengurangi peradangan. Jahe.. merah.. merupakan.. komponen dalam lebih. dari. 50%. obat. konvensional yang. digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Infeksi, mual., kram. perut., demam., dan. lainnya. Jahe. merah. bisa dipadukan dengan asam jawa. Namun, asam jawa sendiri memiliki banyak khasiat obat, salah satunya adalah antosianin. Hal ini karena antosianin dapat menghambat aktivitas enzim siklooksigenase(COX) yang memungkinkan untuk menghambat produksi prostaglandin saponin,sesquiterpene,alkaloid, dan phlobatamin, yang semuanya bermanfaat untuk meningkatkan mood dan mengurangi psikis[12]
Senam. merupakan. salah. satu. teknik. relaksasi. yang. dapat. digunakan. untuk. mengurangi. rasa tidak nyaman, dan juga merupakan salah satu alternatif dalam pengobatan dismenorekarena menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon endorphin. Otak. dan. sumsum. tulang. belakang. membuat hormon. ini., yang berfungsi. sebagai. obat. penenang. alami. yang. meredakan ketidaknyamanan dan penderitaan yang terkait dengan dismenore[13], Hormon endorphin, zat kimia mirip morfin yang diproduksi tubuh untuk meredakan nyeri, dapat dirangsang dengan mendengarkan musik. Endorphin dapat memblokir transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, yang dapat mengurangi pengalaman dismenore[14].
Penelitian yang sudah dilakukan oleh Nurmala pada tahun 2022 dengan judul “Efektivitas Senam dismenore dan Musik Klasik Terhadap Penurunan dismenore Pada Remaja” menyimpulkan senam dismenore dan music klasik efektif menurunkan dismenore. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai penanganan dismenore dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi
Penelitian ini menggunakan desain Kuantitatif dengan deskriptif. Populasi yang digunakan adalah siswi kelas X di SMA Dharma Wanita yang berjumlah sebanyak 46 siswi, sedangkan sampel sejumlah 46 siswi dengan teknik total sampling. Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah siswi remaja kelas X di SMA Dharma. Wanita 1 Gedangan yang sedang mengalami. Dismenoreatau pernah mengalami dismenore, hadir disekolah saat pengambilan sampel, bersedia menjadi responden, tidak memiliki riwayat ginekologi sekunder, sedangkan kriteria ekslusinya ialah siswi remaja kelas X di SMA Dharma Wanita 1 Gedangan yang tidak mengalami dismenore saat haid, memiliki riwayat ginekologi sekunder, tidak berada di sekolah saat pengambilan sampel, menolak sebagai koresponden. Kuesioner yang telah melalui uji Validitas dan reliabilitas serta NRS (Numeric Rating Scale) digunakan untuk mengumpulkan data. Skala NRS mencakup rentang intensitas 0-10, dengan 0 menunjukkan tidak ada nyeri, 1-3 menunjukkan nyeri ringan, 4-6 menunjukkan nyeri sedang, 7-9 menunjukkan nyeri berat, dan 10 menunjukkan penderitaan yang tak tertahankan. Data dianalisis secara deskriptif.
A. Karakteristik Responden
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik siswi Remaja Putri kelas X di SMA Dhrama Wanita 1 Gedangan.
Usia | Frekuensi. | %. | Cumulative Percent |
10-11 Tahun | 4 | 8,7 | 8,7 |
12-13 Tahun | 16 | 34,8 | 43,5 |
14-15 Tahun16-17 Tahun | 521 | 10,945,7 | 54,3 |
Total | 46 | 100.0 | 100.0 |
Tabel 3.1 Menjelaskan bahwa siswi. kelas. X. (sepuluh.) SMA Dharma Wanita 1 Gedangan mengalami. derajat. dismenore. ringan. sebanyak. 31 orang. (67,4%), derajat dismenoresedang. sebanyak. 10 orang. (21,7%.), dan. derajat dismenoreberat. sebanyak. 5 orang. (10,8%). responden hampir seluruhnya usia 20-35 tahun dengan persentase 83,3%, dan sebagian kecil < 20 tahun (16,7%). Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar siswi merasakan derajat dismenoreringan. hal tersebut. bisa. terjadi. karena. pada. hasil. pengisian .kuesioner siswi. lebih.. banyak. berusia. 16. tahun. sehingga. berdasarkan. faktor. resiko. terjadinya. dismenore.. bisa. disebabkan. karena .alat-alat. reproduksi. sudah. mulai. berfungsi. secara. optimal. seperti. vagina. dan. rahim. sudah. mulai. tumbuh. dan. berkembang dengan. baik. dan mulai. siap. untuk. mengalami. perubahan.-perubahan. sehingga. hanya. menimbulkan. nyeri. ringan. ketika. menstruasi. Analisis. ini. sesuai. dengan. pendapat. depkes (2015) bahwa remaja muda didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 12 dan 16 tahun. Masa remaja awal ditandai dengan pubertas yang hampir sempurna dimana masih. terjadi. penyempitan. pada. leher. lahir. maka. akan. timbul. rasa. nyeri. yang. berlebih. ketika menstruasi[15], perkembangan kemampuan berpikir baru, kesadaran yang lebih besar akan datangnya kedewasaan yang akan datang, dan keinginan .untuk .meningkatkan
.jarak .emosional .dan jarak .psikologis dari .orang .tua.Temuan penelitian ini. sejalan dengan penelitian Astrida (2019) yang melibatkan siswi.. Sekolah.. Menengah.. Kejuruan (SMK) Arjuna Depok. dari. sampel. 129. siswa, 6.0 (46,. 5%) dari mereka .mengalami dismenoren. yeri .ringan, 44. (34,1.%) siswi. mengalami.dismenoredengan tingkat ketidaknyamanan .sedang, dan. 2.5 (.19,3%) .siswi .mengalami dismenoredengan tingkat nyeri. berat. Pada sampel 16 siswa .Sekolah .Menengah ..Kejuruan (SMK) .Yayasan .Pendidikan .dan .Keterampilan I. Sleman, penelitian Paramita (2020) tentang skala skala frekuensi nyeri dismenorepada remaja didapatkan .11 (.68,75%) .mengalami .nyeri r. ingan,
.5 (.31,25%) .mengalami n. yeri s.edang .dan .tidak a.da .yang .mengalami n. yeri .berat.
Upaya Penanganan. | Frekuensi. | %. | Cumulative Percent |
Kompres Hangat | 7 | 15.2 | 15.2 |
Jamu Kunyit | 34 | 73.9 | 73.9 |
Lotion Penghangat | 5 | 10,9 | 10,9 |
Total | 46 | 100.0 | 100.0 |
Tabel 2, didapatkan bahwa. upaya. penangan dismenore. yang. sering. dilakukan. siswa. tepatnya 46 siswi ialah penanganan non farmakologi (100,00%). Saat dismenore seluruh siswi melakukan upaya penangan baik secara farmakologi maupun farmakologi. Upaya. penanganan. dismenore. yang. dilakukan. oleh. siswi. kelas. X. (sepuluh.) di SMA Dharma Wanita 1 Gedangan antara lain mengkonsumsi jamu kunyit sebanyak 34 siswi (73,9%), melakukan kompres hangat sebanyak 7 siswi (15,2%), serta mengoleskan lotion penghangat sebanyak 5 siswi (10,9%). 34 siswi (73,9%) melakukan upaya penanganan dengan mengkonsumsi jamu kunyit hasil yang didapatkan dejarat nyeri turun. Jamu kunyit yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri. haid. ini mengandung. .banyak .simplisia.yang berkhasiat sebagai. pereda .nyeri, antiradang, dan antispasmodik (anti. kejang otot). Bumbu untuk masakan seperti kunyit mengandung simplia. Menurut penelitian Susilawati (2017), pemberian minuman kunyit kepada mahasiswi Program Studi D III Kebidanan Jember Poltekkes Kemenkes Malang berdampak mengurangi keparahan dismenore. Kunyit (Curcuma longa) yang sering dikenal dengan nama kunyit herbal merupakan salah satu anggota keluarga tumbuhan rempah-rempah yang telah lama dibudidayakan di negara-negara Asia Tenggara dan dipelajari oleh mahasiswa tingkat III Program Studi Keperawatan Stikes Padang. Kunyit diduga memiliki senyawa aktif yang dapat berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan antiradang. Kunyit memiliki manfaat obat sebagai obat herbal dan obat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Disebutkan juga bahwa mengkonsumsi kunyit sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik. Disebutkan juga bahwa tidak banyak efek samping dari mengonsumsi kunyit sebagai pereda nyeri dismenore primer[16]
B. Analisis Univariat
Derajat Nyeri | Upaya Penanganan Dismenore | Lotion Penghangat | Total | |
Kompres Hangat | Jamu Kunyit | |||
Nyeri Ringan | 1 | 29 | 1 | 31 |
Nyeri Sedang | 5 | 5 | 0 | 10 |
Nyeri Berat | 1 | 0 | 4 | 5 |
Total | 7 | 34 | 5 | 46 |
% | 15,2 | 73,9 | 10,9 | 100 |
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa siswi melakukan upaya penanganan saat dismenoredengan cara mengkonsumsi jamu kunyit 73,9% . kompres hangat 15,2 %, dan lotion penghangat 10,9 %.
Sebanyak 7 siswi (15,2%) melakukan upaya penanganan saat terjadi dismenoredengan cara kompres hangat sebaiknya diberikan pada pe.rut bagian. . bawah. karena. dapat. membantu. otot. dan. sistem. saraf. menjadi rileks. hasil yang didapatkan derajat nyeri yang dirasakan turun setelah melakukan upaya kompres hangat. Sejalan dengan penelitian Dwi (2022) yang menemukan bahwa penerapan kompres hangat berdampak pada penurunan keparahan nyeri.. dismenore.pada. remaja putri di SMP Negeri 278 . Jakarta, tujuh siswi (15,2%) di SMA Dharma Wanita 1 Gedangan menggunakan kompres. hangat. Prinsip. mengompres hangat. dengan. konduksi. melibatkan .menempelkan kompres. ke kantong. karet. berisi. . air hangat. Setelah ini selesai, . buli-buli. berisi air. hangat. akan. berpindah. ke. area perut. tempatnya berada. Panas dapat melebarkan pembuluh darah, yang memungkinkan aliran darah dan pengiriman oksigen yang lebih baik ke area tubuh yang terkena dampak. Ini membantu mengendurkan otot, mengurangi kejang otot, dan mengurangi ketegangan otot[17].
Sebanyak 5 siswi (10,9%) yang mengalami dismenore diobati dengan mengoleskan lotion penghangat hasil yangdiperoleh derajat nyeri yang dirasakan siswi turun. Mengoleskan balsem atau lotion penghangat ke area bawah perutjuga dapat membantu mengurangi rasa sakit. Vasodilatasi, atau dilatasi pembuluh darah, adalah reaksi fisiologis yang dihasilkan dari pendekatan ini. Respons ini dapat meningkatkan aliran darah ke area tubuh. yang terkena dan menurunkan viskositas, yang dapat meredakan ketegangan otot. Itu juga dapat meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi rasa sakit [18].
Deraj at Nyeri Dism enore | Upaya Penanganan Dismenore dengan Kompres Hangat | Upaya Penanganan Dismenore Jamu Kunyit | Upaya Penanganan Dismenore dengan Lotion Penghangat | Total | ||||
Pretest | Posttest | Pretest | Posttest | Pretest | Posttest | Pretest | Posttest | |
Tidak Nyeri | 0 | 5 | 0 | 32 | 0 | 4 | 0 | 41 |
Nyeri Ringan | 1 | 2 | 29 | 2 | 1 | 1 | 31 | 5 |
Nyeri sedang | 5 | 0 | 5 | 0 | 0 | 0 | 10 | 0 |
Nyeri berat | 1 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | 5 | 0 |
Total | 7 | 7 | 34 | 34 | 5 | 5 | 46 | 46 |
% | 15,2 | 15,2 | 73,9 | 73,9 | 10,9 | 10,9 | 100 | 100 |
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa derajat nyeri dismenore setelah dilakukan upaya penangan dengan mengkonsumsi jamu kunyit 34 siswi, 29 siswi awal derajat nyerinya ringan menjadi tidak merasakan nyeri, 5 siswi yang awal derajat nyerinya sedang turun menjadi 3 siswi tidak nyeri, serta 2 siswi derajat nyerinya turun menjadi nyeri ringan. Upaya dismenore dengan menggunakan kompres hangat dilakukan oleh 7 siswi, 1 siswi yang semula derajat nyerinya berat turun menjadi derajat nyeri ringan, 5 siswi yang awal derajat nyerinya sedang turun menjadi 4 siswi yang tidak merasakan nyeri, serta 1 siswi merasakan nyeri ringan. 1 siswi yang awal derajat nyerinya ringan turun menjadi tidak merasakan nyeri. Selanjutnya yaitu upaya penangan dengan mengoleskan lotion penghangat yaitu sebanyak 5 siswi, 1 siswi derajat awal nyerinya berat turun menjadi nyeri ringan, 3 siswi tidak merasakan nyeri, dan 1 siswi yanag awal derajat nyerinya ringan turun menjadi tidak merasakan nyeri
Simpulan yang didapat dari artikel ini adalah adanya penurunan derajat dismenore pada remaja siswi SMA setelah melakukan upaya penanganan secara nonfarmakologi yang mengalami dismenore saat haid di Indonesia, terutama pada kota Sidoarjo. Diharapkan tenagakesehatan dapat bekerjasama dengan dinas pendidikan dan pihak sekolah dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada remaja putri terkait dengan dismenoredan upaya penangannya.