General Background: The financial management landscape for career women has evolved significantly in the digital era, particularly with the rise of financial technology (fintech). Specific Background: The integration of fintech facilitates budgeting and expense tracking, allowing career women to manage their finances more effectively. However, while fintech offers convenience, it may also contribute to impulsive spending behavior due to easy access to funds. Knowledge Gap: Existing literature lacks a comprehensive understanding of how career women utilize fintech for financial management and the implications of this technology on their budgeting practices. Aims: This study aims to explore the financial management strategies employed by career women in the digital era, focusing on budgeting, the application of accounting in household finances, and the impacts of fintech on their financial behaviors. Results: Career women effectively manage their finances through monthly budgets, reducing stress and achieving financial goals, but the convenience of fintech can increase wasteful expenditure. Novelty: This research contributes new insights into the intersection of career women's financial management, accounting practices, and fintech, addressing a critical gap in the literature. Implications: The study emphasizes the need for financial education for career women, emphasizing balanced practices to maximize fintech benefits and reduce impulsive spending, promoting financial stability and empowerment.
Highlights:
Keywords: financial management, career women, fintech, budgeting, digital era
Sejarah fintech di dunia digital dimulai dari perkembangan teknologi di bidang finansial. Kemajuan komputer dan jaringan internet sejak tahun 1966 telah membuka kesempatan besar bagi pengusaha supaya memperluas bisnisnya di seluruh dunia. Pada 1980-an, bank mulai memakai sistem pencatatan data yang gampang diakses lewat komputer. Dari sini, asal mula fintech mulai bermunculan di back office bank serta fasilitas permodalan lainnya. Pada tahun 1982, E-Trade membawa fintech ke arah positif dengan menyetujui sistem perbankan elektronik bagi investor. Ketika bank mulai menawarkan perbankan online kepada pelanggan mereka pada tahun 1998, fintech menjadi lebih mudah digunakan dan menjadi lebih populer di kalangan masyarakat luas. Setelah krisis keuangan AS 2008, dunia menjadi erat sama istilah modern di bidang ekonomi dan bisnis. Istilah tersebut merupakan fintech, yang singkatan dari “financial technology” [1].
Perkembangan teknologi saat ini bukan lagi kata asing bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi saat ini mengalami perkembangan pesat, sehingga memudahkan dalam mengakses informasi dan mengelola keuangan. Pesatnya perkembangan internet telah menimbulkan perubahan, khususnya dalam teknologi keuangan yang memenuhi keperluan masyarakat baik dalam menyediakan akses layanan keuangan maupun dalam proses transaksi [2]. Perkembangan teknologi sekarang ini mendorong banyaknya masyarakat lebih memilih melakukan transaksi secara online [3]. Perubahan gaya transaksi masyarakat ini disebut fenomena cashless society. Sementara kebanyakan orang masih menggunakan transaksi tunai, ada juga yang mulai terbiasa menggunakan transaksi non tunai. Istilah cashless society adalah kondisi yang menandakan bahwa masyarakat modern lebih menyukai penggunaan uang elektronik daripada uang fisik [4].
Terdapat peningkatan rata-rata tingkat pemahaman dan keterampilan dalam penggunaan fintech [5]. Karena pesatnya pertumbuhan teknologi di sektor keuangan, banyak start up yang bergerak di bidang fintech. Fintech sendiri diartikan sebagai layanan keuangan digital yang menyediakan layanan seperti sistem pembayaran, layanan perbankan, layanan asuransi, dan pinjaman. Beberapa fintech terkemuka di Indonesia antara lain Ovo, Gopay, Dana, dan Shopee-Pay. Perkembangan fintech juga akan menguntungkan para pelaku UMKM, yaitu bisa mempermudah transaksi keuangan seperti metode pembayaran jual beli produk yang sudah digital, penyimpanan dana secara digital menjadi praktis dan cepat, dan juga memudahkan pelaku UMKM dalam mencari pendanaan/modal usaha [6].
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 13/POJK.02/2018 tentang inovasi keuangan digital di sektor jasa keuangan menyatakan bahwa financial technology dimaksudkan agar dapat mewujudkan perubahan financial technology yang persisten, dipercaya, memprioritaskan keamanan pemakai. Peraturan ini telah diumumkan untuk mendukung bisnis jasa keuangan modern, cepat, ekonomis dan luas serta meningkatkan inklusi keuangan, investasi, pinjaman, dan layanan keuangan lainnya [7].
Dengan perkembangan teknologi saat ini, layanan pembayaran (cashless) memakai aplikasi yang disediakan untuk pembayaran listrik, rumah sakit, isi ulang pulsa dan pembayaran tiket pesawat, telah memungkinkan untuk mengakses berbagai layanan secara digital kapan saja dan di mana saja dan transaksi menjadi lebih mudah. Awalnya, transaksi biasanya memakan waktu yang sangat lama, tetapi sekarang jauh lebih mudah karena tidak perlu membawa uang atau dompet. Namun, bahkan penggunaan uang fisik menjadi semakin jarang, dengan hanya penggunaan dompet digital (e-wallet) dalam aplikasi ponsel, aplikasi e-wallet ini mempermudah transaksi.
Di era financial technology kebutuhan dalam hidup semakin tinggi karena naiknya harga semua kebutuhan, sehingga membuat wanita yang berumah tangga tidak hanya berdiam di rumah dan memutuskan untuk berkarier. Bermacam bentuk fenomena yang muncul di dalam masyarakat saat ini adalah wanita yang berperan sebagai pencari nafkah bagi keluarganya [8]. Namun pada kenyataannya, wanita memilih berkarier karena berbagai alasan: untuk meningkatkan pendapatan, memiliki minat dan keterampilan yang ingin digunakan, memperoleh status dan pengembangan diri [9]. Di era modern ini, partisipasi perempuan dalam mengejar karir mereka sangat penting. Hampir tidak ada perbedaan antara pria dan wanita [10]. Keduanya mempunyai hak, status, peran, dan peluang dalam mengembangkan dan ikut andil pada tatanan masyarakat yang maju. Fenomena wanita karir tampaknya tak terbendung. Ini adalah sesuatu yang kerap dibicarakan di masyarakat, hingga pembebasan perempuan adalah nyata dan memanifestasikan dirinya dengan transparan dari waktu ke waktu. Mengingat sederhananya teknologi di era digital ini, diharapkan perempuan (ibu rumah tangga) akan bisa lebih gampang mengelola keuangan rumah tangganya dan memanfaatkan teknologi di era ini.
Wanita karier memiliki peran ganda dimana selain mengurus urusan rumah tangga sebagai istri dan ibu, wanita karier juga bekerja mencari nafkah [11]. Peran ganda tersebut mewajibkan seorang wanita karier harus mampu mengelola keuangan pribadi maupun rumah tangga secara lebih baik. Setiap wanita karir dengan peran ganda harus bisa menata hidupnya dengan rapi kemudian membuatnya terbagi empat macam management, yaitu time management, conflict management, self management dan education management [12]. Apabila wanita karier bisa mengatur keempat management tersebut dengan teratur, kehidupan rumah tangga dan kariernya bakal teratur dengan sangat baik. Akuntansi dan wanita karier saling berkaitan, dimana seorang wanita karier yang juga berperan menjadi ibu rumah tangga sudah pasti tidak asing dengan pengelolaan keuangan. Penerapan akuntansi dan pengelolaan keuangan bisa dilakukan oleh wanita karier karena dalam keluarga, seorang wanita (istri) menjadi manajer keuangan yang mengatur keuangan keluarga. Maka dari itu, penerapan akuntansi juga sangat penting dilakukan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Kehidupan rumah tangga memiliki banyak keperluan yang harus dipenuhi dan terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari keperluan sehari-hari sampai keperluan yang tak terduga seperti pendidikan, kesehatan, keinginan, dan lain-lain. Uang memang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Pendapatan dan pengeluaran yang terjadi harus dikelola dan digunakan dengan baik dan bijaksana. Kondisi keuangan yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga baik itu masalah finansial maupun psikologis anggota keluarga. Terlebih bagi rumah tangga para wanita karier yang cenderung memiliki lingkungan sosial dengan tingkat gaya hidup yang lumayan tinggi. Kurangnya pengetahuan terkait manajemen kas dalam rumah tangga bisa menimbulkan kegagalan keuangan rumah tangga (family financial distress) [13]. Hal ini mengungkapkan pentingnya peran akuntansi dalam rumah tangga bagi keluarga untuk dapat merencanakan setiap anggaran dalam rumah tangga seperti pencatatan, pengambilan keputusan serta perencanaan jangka panjang di dalam rumah tangga [14].
Pengelolaan keuangan masih sangat penting untuk dilakukan, karena sebagai upaya literasi pengelolaan keuangan sehingga mampu membedakan pengeluaran konsumtif dan produktif [15]. Tujuan dari pengelolaan keuangan adalah untuk menghindari situasi ketika lebih banyak hutang dari pada pendapatan. Ketika pengeluaran konsumsi yakni pengeluaran rumah tangga, itu adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang dibelanjakan untuk makanan dan lainnya. Kemampuan dalam pengelolaan keuangan akan berpengaruh terhadap kesejahteraan dan keharmonisan keluarga [16].Tingkat literasi keuangan sangat penting karena membantu masyarakat untuk memahami bagaimana mengelola keuangan keluarga mereka dan mengembangkan kebiasaan menabung. Seseorang harus memiliki pemahaman yang kuat tentang keuangan untuk menghindari pengambilan keputusan keuangan yang buruk dikemudian hari.
Pengelolaan keuangan rumah tangga akan lebih baik apabila memiliki sistem yang tertata dengan rinci dan teratur. Hal tersebut dimaksudkan agar pemasukkan dan pengeluaran dalam rumah tangga dapat dipantau dan terkontrol dengan baik. Dalam hal ini akuntansi dapat menjadi bagian dalam menciptakan sistem pengelolaan keuangan dalam rumah tangga [17]. Pengetahuan tentang keuangan sangat penting bagi setiap orang untuk menjadi makmur secara finansial, pengetahuan keuangan yang baik cenderung berperilaku baik dibandingkan dengan pengetahuan keuangan yang kurang [18]. Ibu rumah tangga yang melacak rekening mereka lebih suka menggunakan bank sebagai penyimpanan uang karena m-banking sangat mudah diproses [19].
Pengelolaan keuangan rumah tangga adalah hal penting yang menunjang kebahagiaan setiap orang. Ibu rumah tangga memegang peranan penting dalam mengelola penghasilan keluarga. Penghasilan perlu dikelola untuk memenuhi keperluan/kepentingan hari ini dan hari yang akan datang. Manajemen keuangan membutuhkan rencana supaya bisa memperoleh tujuan jangka pendek atau jangka panjang [20]. Sarana untuk memperoleh tujuan ini termasuk menabung, berinvestasi, dan mengalokasikan dana. Manajemen yang tepat membantu meringankan risiko konflik yang mungkin timbul dalam keluarga.
Penelitian terdahulu menunjukkan hasil bahwa peran fintech dalam meningkatkan kualitas pelayanan sangat penting karena membantu untuk melakukan transaksi keuangan [21]. Hasil yang diperoleh dari penelitian lainnya menunjukkan bahwa akuntansi berperan penting dalam rumah tangga [22]. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai urgensi dan keterampilan mengelola keuangan rumah tangga, 65% peserta menggunakan aplikasi manajemen rumah tangga melalui handphone [23]. Bertambahnya pengetahuan tentang pengelolaan anggaran rumah tangga di kalangan ibu rumah tangga dapat memastikan setiap rumah tangga mematuhi anggaran [24].
Berdasarkan penjelasan penelitian terdahulu, penelitiannya memilih informan dengan latar belakang yang sama sehingga hasil diperoleh hanya mencerminkan rumah tangga wanita karier dengan latar belakang dengan tingkat yang sama. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengkaji ulang dan mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh [25] dengan memilih informan dengan latar belakang yang bervariasi.
Penelitian ini penting dilakukan karena setiap rumah tangga perlu menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangan melalui kegiatan perencanaan, penganggaran, dan pencatatan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier di era digital. Dengan pesatnya perkembangan zaman, akuntansi tidak lagi digunakan hanya sebagai akar informasi utama dalam perusahaan. Saat ini, akuntansi tidak hanya mengacu pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Akuntansi juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kehidupan rumah tangga. Akuntansi dalam rumah tangga adalah praktik-praktik pengelolaan keuangan dalam rumah tangga dengan menggunakan aspek-aspek akuntansi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca terutama wanita karier yang sudah berumah tangga untuk dapat mengelola keuangan dengan baik di era digital.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif adalah pendekatan penelitian yang fokus pada pemahaman makna dan interpretasi dari pengalaman manusia. Jenis penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman mendalam tentang fenomena sosial atau budaya, dengan cara menginterpretasikan pengalaman, tindakan, dan perspektif individu atau kelompok. Metode ini diambil karena arah buat mendalami masalah atau peristiwa yang timbul secara akurat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian dengan maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh partisipan misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara keseluruhan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan konteks khusus dan metode yang alamiah [26]. Semua yang dikumpulkan adalah menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.
Fokus dalam penelitian perlu diatur karena merupakan pedoman arah kerja penelitian dalam mengumpulkan informasi yang kemudian disusun menjadi pembahasan agar tepat sasaran sesuai yang diinginkan. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier di era digital, penerapan akuntansi dalam rumah tangga wanita karier di era digital dan dampak penggunaan fintech.
Informan merupakan seseorang yang dianggap mengetahui masalah yang sedang diselidiki serta sebagai basis pengumpulan data yang dapat memberikan informasi yang akurat bagi peneliti [27]. Teknik yang digunakan peneliti dalam menentukan informan yaitu dengan terjun secara langsung untuk menentukan siapa saja yang dianggap memenuhi kriteria dalam penelitian. Kriteria yang menjadi dasar dalam penentuan informan penelitian ini adalah pertama, menggunakan layanan keuangan secara digital. Informan yang menggunakan layanan keuangan secara digital dianggap akan memberikan informasi lebih akurat dan detail tentang penerapan akuntansi selama menggunakan pencatatan keuangan digital. Kedua, Informan harus wanita karier karena fokus penelitian ini pada wanita karier supaya memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan data. Ketiga, informan bersedia untuk meluangkan waktu berbagi pengalaman tentang penerapan akuntansi di era digital. Keempat, pegawai wanita yang masih muda, untuk mendalami bagaimana penerapan akuntansi dalam rumah tangga di era digital. Maka, peneliti akan lebih fokus pada informan yang lebih muda, karena yang muda lebih mengikuti tren teknologi di zaman sekarang. Alasan peneliti memilih informan ini karena peneliti memiliki akses informasi terhadap informan tersebut untuk menyusun penelitian yang diajukan.
No | Nama | Profesi | Tempat Kerja |
---|---|---|---|
1 | Ibu Elin | Dosen Akuntansi | Universitas Mataram |
2 | Ibu Mirnah | Bidan | RSUD Bima |
3 | Ibu Endra | Laboran FBHIS | Umsida |
4 | Ibu Pudji | Marketing | CV Pradista |
Perilaku dan ucapan sesorang merupakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif disamping dokumen. Data kualitatif yang disajikan berupa tulisan gambaran objek penelitian bukan angka. Sumber data yang digunakan bersifat primer, karena diperoleh langsung dari informan melalui wawancara, observasi lapangan, dan dokumen.
Pengumpulan data penelitian kualitatif tidak terpaku pada teori melainkan fakta yang ada di lapangan [28]. Teknik pengumpulan data adalah langkah yang tepat dalam penelitian karena tujuan utama dari sebuah penelitian untuk mendapatkan data [29]. Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif terdiri dari: Observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan [29]. Dengan mengacu pada pernyataan ini, peneliti memilih teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk penelitian ini.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan visual terhadap suatu objek untuk menggali sebuah makna. Terdapat 2 jenis observasi yaitu observasi partisipatif dan observasi nonpartisipatif. Jika seseorang peneliti ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya maka disebut observasi partisipatif sedangkan observasi nonpartisipatif peneliti hanya mengamati saja tanpa ikut berperan. Observasi merupakan teknik paling baik karena dapat mengg abungkan dua metode yakni wawancara dan dokumentasi, sekaligus mengkonfirmasi kebenaran pernyataan yang diberikan.
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan bertemunya dua atau lebih orang untuk mendiskusikan tentang suatu topik masalah dengan bertukar informasi melalui kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan informan. Dengan wawancara peneliti dapat menggali informasi sedalam mungkin. Dengan melakukan wawancara kita dapat mendapatkan data yang akurat karena langsung diperoleh dari sumber pertama sebagai pelengkap teknik pengumpulan lainnya untuk menguji kevalidan data.
Umumnya wawancara terbagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terstruktrur dan wawancara tidak terstruktur [26]. Wawancara terstruktur berisi pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Peneliti sedangkan wawancara tidak terstruktur bentuknya seperti percakapan pada umumnya. Jadi peneliti memilih jenis wawancara terstruktur.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam beberapa sumber disebut sebagai cara yang paling mudah karena merupakan kegiatan pengambilan data melalui dokumen-dokumen tertulis yang sudah ada disamping biayanya murah, hemat dan efisien [30]. Bentuk dokumentasi yang dapat kita temui antara lain buku, foto, dokumen, nomor font, dan gambar dalam bentuk laporan dan informasi yang dapat mendukung penelitian. Dalam penelitian ini sumber dokumen yang diperlukan dapat berupa bukti penggunaan fintech. Penelitian juga akan mendokumentasi kegiatan wawancara untuk membuktikan bahwa semua kegiatan benar-benar dilakukan bukan direkayasa. Dokumen juga merupakan catatan yang terbukti otentik dan dapat digunakan sebagai bukti hukum selama berisi data yang lengkap dan aktual.
Pengecekan keabsahan data merupakan proses verifikasi keakuratan hasil data sehingga bisa dipertimbangkan. Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk menguji validitas data. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pemeriksaan data dari bermacam-macam sumber, cara dan waktu. Karena itu ada triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu [29].
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data. Tringulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber [30]. Triangulasi sumber dipilih oleh peneliti karena merupakan cara untuk memeriksa validitas data dan dapat memberikan data yang valid dan kredibel. Data yang diperoleh dari satu sumber diperiksa ulang dan dibandingkan dengan sumber lain untuk menguji tingkat kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti memilih lebih dari satu narasumber wanita karier.
Analisis data merupakan penjabaran atas fakta-fakta untuk kemudian diinterprestasikan menjadi hipotesis (teori) [28]. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis.
Analisis data adalah cara merangkai dan menyajikan data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi secara sistematis menjadi sebuah kesimpulan yang mudah dipahami oleh orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat indukatif artinya hal yang bersifat khusus dikaji menjadi hal yang umum [28]. Analisis yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Urutan kerja dari penelitian kualitatif tidak boleh bertukar dan dilakukan secara berurutan. Langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain redukasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi data (Data reduction)
Data kualitatif yang berbentuk narasi tidak dapat dihitung secara statistik seperti halnya dalam penelitian kuantitatif sehingga penelitian harus mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaannya atas informasi yang diperoleh. Pada tahapan ini terjadilah proses meringkas, mengkode, dan membuat catatan sehingga diperoleh data yang lebih sederhana. Selanjutnya proses ini dapat dilakukan secara berulang ulang hingga dutemukan fakta-fakta sesungguhnya yang bersifat menyeluruh [28].
b. Penyajian data (Data Display)
Kegiatan ini merupakan tahap penyusunan informasi yang memberikan peluang untuk ditarik kesimpulan dan pengambilan keputusan. Data yang disajikan bisa berupa teks, flowchart dan grafik. Bentuk-bentuk ini merupakan transformasi gabungan dari beberapa informasi yang sebelumnya diredukasi sehingga mempermudah untuk mengamati apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah akurat atau sebaliknya [28].
c. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan awal yang terjadi dalam proses reduksi belum pasti karena sifatnya tentatif serta dapat berubah kalau bukti yang lebih kuat ditemukan dalam pengumpulan data selanjutnya. Akan tetapi, kalau deduksi awal sudah memenuhi bukti yang sah dan tetap maka kesimpulan tersebut sudah bersifat kredibel. Kesimpulan adalah inti dari penelitian yang menggambarkan hasil dari proses berpikir kritis. Kesimpulan yang ditarik harus berhubungan sama inti penelitian, maksud penelitian dan temuan penelitian yang telah dilakukan interpretasi dan pembahasan. Kesimpulan penelitian bukan rangkuman penelitian. Kesimpulan merupakan penemuan baru dari seluruh proses awal hingga akhir yang dapat barupa gambaran objek, hubungan kausal interaktif serta hipotesis maupun teori [30].
1. Gambaran Objek
Secara etimologis, wanita karier adalah gabungan dari dua kata, yaitu “wanita” dan “karier”. Kata “wanita” berarti perempuan dewasa. Sementara “karier” memiliki dua pengertian, yaitu: Pertama, perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan jabatan. Kedua, pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju [31]. Kata karier “sendiri” sering dihubungkan dengan tingkat jenis atau pekerjaan seseorang. Misalnya, wanita karier bisa dikatakan sebagai wanita yang bergulat dalam kegiatan profesi [32]. Dari sini bisa disimpulkan bahwa konsep wanita karier meliputi: Pertama, wanita yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu kemajuan. Kedua, kegiatan itu berupa kegiatan professional sesuai bidang yang ditekuninya. Ketiga, bidang pekerjaan itu dapat mendatangkan kemajuan. Sehingga bisa dikatakan bahwa wanita karier merupakan wanita yang menekuni satu atau beberapa bidang pekerjaan berdasarkan keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai kamajuan dan kesejahteraan dalam hidup, pekerjaan, atau jabatan serta membantu keuangan keluarga [33].
2. Pengelolaan Keuangan di Era Digital Fintech
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Pertama disampaikan oleh Ibu Endra Laboran FBHIS Umsida
“Saya mengelola keuangan di era fintech dengan cara memanage antara pengeluaran dan pemasukan dan saya mengutamakan yang namanya kebutuhan hidup dari pada gaya hidup, apalagi saat ini sangat mudah sekali kalau mau berbelanja. Karena banyak sekali aplikasi berbelanja online, sekali klik sudah bisa. Apalagi ada yang namanya m-banking. Karena itu saya harus menahan diri supaya tidak berbelanja untuk gaya hidup” (Petikan wawancara dengan Ibu Endra Laboran FBHIS UMSIDA, 29 Desember 2023, di Kampus UMSIDA)
Ibu Endra seorang yang sudah memanage pengeluaran dan pemasukan keuangannya dengan baik, itu sangat bijaksana dari Ibu Endra untuk mengelola keuangan dengan memprioritaskan kebutuhan hidup daripada gaya hidup. Pemantauanya yang cermat antara pengeluaran dan pemasukan akan membantu menjaga keseimbangan keuangan. Beliau berhati-hati dalam hal berbelanja online karena hal tersebut bisa menimbulkan pemborosan apalagi ada yang namanya mbanking yang mudah untuk melakukan pembayaran berbelanja.
Kemudian peneliti juga mendapat penjelasan dari informan ibu Mirnah, berikut tanggapan beliau:
“Saya melakukan pengelolaan keuangan di era digital financial technology ini yaitu mengatur bagaimana pengeluaran dan pemasukan saya tertata dengan baik, dan membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Karena di era digital ini sangat mempermudah transaksi sehingga tinggal klik-klik aja. Jadi, saya harus bisa menahan diri untuk tidak mengklik-klik apa aja yang menjadi keinginan, kecuali kebutuhan secara kabutuhan itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda” (Petikan wawancara dengan Ibu Mirnah Bidan RSUD Bima, 7 Januari 2024, via voice call)
Sama halnya denga Ibu Endra, bahwa Ibu Mirnah juga memanage pengeluaran dan pemasukan keuangannya dengan baik. Kemudian beliau membedakan antara kebutuhan dan keinginan karena itu adalah langkah yang penting dalam mengelola keuangan rumah tangga diera digital ini.
Selanjutnya informasi mengenai pengelolaan keuangan di era digital fintech juga ditanyakan kepada ibu Elin, berikut tanggapan beliau:
“ Pengelolaan keuangan yang saya lakukan itu kalau dulu si terima uang secara langsung, kalau sekarangkan untuk penerimaan uang bisa masuk ke m-banking jadi semua saya bisa melakukan pembayaran melalui m-banking, kalau untuk pengeluaran saya juga menggunakan m-banking dikarenakan itu memudahkan bagi saya” (Petikan wawancara dengan Ibu Elin Dosen dari Unram, 5 Januari 2024, via voice call)
Untuk pengelolaan keuangan Ibu Elin sebelum mengenal fintech beliau menerima uang secara langsung. Kemudian setelah mengenal fintech beliau mulai menggunakannya seperti mbanking. Beliau juga mengatakan semenjak adanya fintech ini untuk pembayaran lebih mudah.
Kemudian yang terakhir peneliti mendapatkan tanggapan dari Ibu Pudji juga mengenai pengelolaan keuangan di era digita fintech, berikut tanggapan beliau:
“Kalau kelola secara pembukuan si gak ada, kalau untuk pengeluaran dan pemasukan si ada tapi tidak terperinci. Kalau berurusan dengan digital itu anakku kan posisi ada di nganjuk, jadi otomatis kalau untuk digital ya perlu sekali. Aku biasanya kalau transfer pake aplikasi DANA jadi sangat mendukung. Aku kan punya warung favorite kalau seumpama hujan atau gak ada sepeda aku ya pake gojek, karena gojek sekarang kalau sering dipakaikan dapat gratis ongkir. Kalau untuk pembayaran aku pake tunai si tapi kadang-kadang kalau ada saldo ATM aku pake gopay” ( Petikan wawancara dengan Ibu Pudji Marketing CV Pradista Sidoarjo, 18 Januari 2024, via voice call)
Pengelolaan keuangan Ibu Pudji di era digital tidak ada pembukuan, yang ada hanya pengeluaran dan pemasukan saja itupun tidak terperinci. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya fintech ini sangat membantu transaksi sama anaknya menggunakan DANA. Ketika belanja kebutuhan rumah tangga beliau menggunakan gojek kalau tidak ada motor sendiri, sedangkan untuk pembayarannya secara tunai, tapi kadang-kadang kalau saldo ATMnya ada beliau menggunakan gopay untuk melakukan transaksi pembayaran.
Dari wawancara keempat informan tersebut bisa disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan wanita karier di era digital fintech adalah dengan cara memanajemen antara pengeluaran dan pemasukan dengan membuat anggaran bulanan untuk memantau dan mengendalikan pengeluarannya. Masing-masing informan memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, kebutuhan kesehatan dan lain-lain.
3. Penerapan Akuntan si dalam Pengelolaan Keuangan d i Era Digital Fintech
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Pertama disampaikan oleh Ibu Endra laboran FBHIS UMSIDA yaitu:
“ Kalau dalam rumah tangga saya, penggunaan fintech itu hanya untuk pembelian saja. Jadi, pembeliannya itu dalam perlengkapan rumah tangga misalnya peralatan keperluan dapur, kalau untuk sembako-sembako saya tidak menggunakan fintech . Jadi dalam penerapan akuntansinya, kalau saya sudah melakukan perencanaan apa-apa saja yang perlu dikeluarkan dalam 1 bulan itu. Tetapi kalau ada keperluan mendadak yang ada di luar yang saya planning, jadi itu masuk ke keuangan darurat dan tidak masuk ke keuangan yang utama. Kalau untuk pencatatannya saya mencatat secara manual. Penerapan akuntansi dalam rumah tangga itu sangat penting sekali karena kita tuh harus memanage pengeluaran sama pemasukan kita” ( Petikan wawancara dengan Ibu Endra Laboran FBHIS UMSIDA, 29 Desember 2023, di Kampus UMSIDA)
Dalam rumah tangga Ibu Endra, penggunaan fintech hanya digunakan untuk pembelian saja seperti pembelian perlengkapan rumah tangga, sedangkan untuk kebutuhan seperti sembako beliau tidak menggunakan fintech. Dalam penerapan akuntansi beliau sudah melakukan perencanaan apa saja yang perlu dikeluarkan dalam 1 bulan. Beliau juga mengatakan kalau ada keperluan mendadak maka akan masuk ke keuangan darurat dan tidak masuk ke keuangan utama. Kemudian untuk pencatatan pengeluaran/pemasukan beliau mencatat secara manual.
Kemudian peneliti juga mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Mirnah, berikut tanggapan beliau:
“Jadi untuk penerapan akuntansi rumah tangga di era digital ini, saya hanya melakukan pembelian sih, seperti pembelian kebutuhan sekunder dan transaksinya saya menggunakan shopeepay dan m-banking. Tapi kalau untuk kebutuhan primer saya tidak menggunakan fintech. Kalau untuk perencanaan saya melakukan untuk 1 bulan dan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan selama 1 bulan itu. Sedangkan untuk pencatatan saya mencatat dengan manual. Penerapan akuntansi dalam rumah tangga itu sangat pening karena dengan penerapan akuntansi saya bisa mengelola pemasukan dan pengeluaran saya dengan baik dan menatanya dengan teratur” ( Petikan wawancara dengan Ibu Mirnah Bidan RSUD Bima, 7 Januari 2024, via voice call)
Dalam rumah tangga Ibu Mirnah penerapan akuntansinya hanya melakukan pembelian kebutuhan sekunder, kemudian untuk transaksi pembayarannya menggunakan shoppepay dan mbanking. Beliau juga sudah melakukan perencanaan dan pencatatan. Kalau untuk perencanaanya beliau memanage apa saja yang perlu dikeluarkan selama 1 bulan dan untuk pencatatannya beliau mencatat secara manual.
Selanjutnya peneliti juga mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Elin, berikut tanggapan beliau:
“ Penerapan akuntansinya kalau dalam hal untuk perencanaan keuangan saya sudah bagi-bagi untuk tiap kebutuhan kalau ada sisanya bisa di investasi kecil sih. Kalau untuk pencatatan saya mencatat secara manual, penerapan akuntansi dalam rumah tangga itu sangat penting karena pentingnya untuk melakukan perencanaan keluar masuknya uang” ( Petikan wawancara dengan Ibu Elin Dosen dari Unram, 5 Januari 2024, via voice call)
Penerapan akuntansi dalam rumah tangga Ibu Elin sudah melakukan perencanaan tiap kebutuhannya kalau ada uang yang tersisa dari perencanaanya tersebut beliau melakukan investasi kecil.sedangkan untuk pencatatannya secara manual.
Kemudian peneliti mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Pudji, berikut tanggapannya:
“Aku gak terlalu kayak pembukuan gitu mba,cuman adanya pemasukan aja terus belanja itu aja. Gak terlalu khusus cuma umum. Jadi kalau aku pake pembukuan pemasukan segini, terus untuk belanja segini, dan bayar sekolah segini itu gak ada. Kalau untuk perencanaan saya sudah melakukannya untuk bayar listrik dan wifi. Kalau perencanaan untuk bulanan si cuma pokoknya aku bisa bayar kebutuhan anak-anak seperti kebutuhan sekolah, makan dan jajan itu aja si mba maksudnya gak ada pengeluaran khusus gitu. karena gak ada pembukuan tiba-tiba sudah bayar listrik dan ini itu akhirnya belum sampai akhir bulan sebe lum gajian , sudah habis . Nanti kedepannya aku akan pake perincian keuangan , kalau ada pembukuan pastinya bisa memanage sampai akhir bulan ” ( Petikan wawancara dengan Ibu Pudji Marketing CV Pradista Sidoarjo, 18 Januari 2024, via voice call)
Penerapan akuntansi dalam rumah tangga Ibu Pudji tidak melakukan pembukuan, beliau juga mengatakan dari tidak adanya pembukuan tiba-tiba sudah bayar listrik dan lain-lain. Kemudian beliau sudah melakukan perencanaan akan tetapi keuangan yang direncanakan untuk 1 bulan tersebut tidak sampai memenuhi kebutuhan sampai akhir bulan karena tidak adanya pembukuan.
Dari wawancara dengan keempat informan tersebut bisa disimpulkan bahwa penerapan akuntansi dilakukan melalui kegiatan perencanaan dan pencatatan. Beberapa informan sudah melakukan perencanaan apa-apa saja yang diperlukan dan satu informan lainnya belum melakukan pembukuan/pencatatan sehingga akhirnya kalau saatnya pembayaran listik dan lainnya menunggu gajian karena memang gak ada pembukuan. Setelah itu ada satu informan yang menginvestasikan sisa uang dari kebutuhan yang telah direncanakan. Untuk penggunaan fintechnya informan menggunakan m-banking, dana dan shopeepay, sedangkan untuk pencatatanya dilakukan secara manual.
4. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Fintech
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Pertama disampaikan oleh Ibu Endra laboran FBHIS UMSIDA yaitu:
“Penggunaan fintech ini ada dampak negatif dan positifnya. Dampak positifnya yaitu memudahkan kita untuk membeli sesuatu dan bertransaksi. Dampak negatifnya lebih boros karena dengan adanya layanan keuangan ini gampang sekali tinggal klik-klik. Tapi kalau enggak bisa mengontrol diri jadi boros” ( Petikan wawancara dengan Ibu Endra Laboran FBHIS UMSIDA, 29 Desember 2023, di Kampus UMSIDA)
Dalam pernyataan Ibu Endra bahwa penggunaan fintech ini ada dampak negatif dan positifnya. Dampak positifnya yaitu memudahkan untuk melakukan transaksi, sedangkan untuk dampak negatifnya yaitu lebih ke boros. Jadi beliau mengatakan harus bisa mengendalikan diri dalam penggunaan fintech tersebut.
Kemudian peneliti juga mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Mirnah, berikut tanggapan beliau:
“ Pasti ada dampak positif negatifnya, kalau dampak positifnya itu saya bisa melakukan transaksi dengan mudah dan cepat kalau membeli perlatan rumah tangga, saya tinggal pencet-pencet gitu ya selesai. Itu sangat memudahkan sekali bagi saya. Kalau untuk dampak negatifnya lebih ke ketagihan si, soalnya dari ketagihan ini munculah boros-boros karena tinggal pencet ” ( Petikan wawancara dengan Ibu Mirnah Bidan RSUD Bima, 7 Januari 2024, via voice call)
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Endra, bahwa Ibu Mirnah mengatakan dalam penggunaan fintech ini memilik dampak negatif dan positif. dampak positifnya yaitu mempermudah dalam bertransaksi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu boros, karena sekali pencet sudah selesai.
Selanjutnya peneliti juga mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Elin, berikut tanggapan beliau:
“Dampak positifnya itu menghemat waktu karena kalau mau beli makanan dan lainya bisa pake grab dan langsung bayar pakai gopay dan gak harus ketemu orang. Kalau untuk dampak negatifnya pada biaya administrasinya karena setiap transaksi ada biaya adminnya jadi lama-lama jadi banyak gitu lebih ke boros” ( Petikan wawancara dengan Ibu Elin Dosen dari Unram, 5 Januari 2024, via voice call)
Dalam pernyataan Ibu Elin penggunaan fintech ada dampak positif negatifnya. Dampak posifnya yaitu menghemat waktu ketika mau membeli makanan dan lainnya bisa menggunakan grab, kemudian dalam wawancara beliau juga mengatakan dampak negatifnya yaitu terletak pada biaya administrasinya karena setiap transaksi ada biaya adminnya.
Kemudian yang terakhir peneliti juga mendapatkan penjelasan dari informan Ibu Pudji, berikut tanggapan beliau:
“Kalau bagi saya yang tidak satu daerah sama anak saya, ada dampak positifnya karena tinggal transfer, biasanya saya menggunakan DANA. Kalau untuk dampak negatifnya sih gak ada kalau di era ini kan kita mengikuti perkembangan zamannya” (Petikan wawancara dengan Ibu Pudji Marketing CV Pradista Sidoarjo, 18 Januari 2024, via voice call)
Lain halnya dengan Ibu Pudji beliau menyatakan dalam penggunaan fintech ini tidak ada dampak negatifnya karena beliau mengikuti perkembangan zaman. Sedangan untuk dampak positifnya mempermudah untuk mentransfer uang kepada anaknya yang tidak berada di wilayah yang sama dapat memberi banyak manfaat. Dengan adanya layanan transfer uang melalui fintech, beliau dapat dengan mudah dan cepat mengirim uang kepada anaknya atau orang lain di lokasi yang berbeda tanpa harus melalui proses yang rumit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam penggunaan fintech ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya termasuk kemudahan dalam bertransaksi dan membeli sesuatu, serta meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi banyak orang. Namun, dampak negatifnya adalah risiko meningkatnya perilaku boros dan kurangnya kontrol atas pengeluaran karena kemudahan dalam melakukan transaksi secara impulsif. Oleh karena itu, penting untuk mempraktikkan disiplin keuangan dan menggunakan fitur-fitur pengelolaan keuangan yang disediakan oleh fintech untuk membantu mengontrol pengeluaran dan memastikan keuangan tetap sehat.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai akuntansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier di era digital finance technology ada tiga pokok bahasan yaitu bagaimana wanita karier mengelola keuangan rumah tangganya di era digital fintech, kedua bagaimana wanita karier menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangganya, ketiga bagaimana dampak positf dan negatif dari penggunaan fintech terhadap wanita karier.
1. Pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier
Pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier di era digital memang menjadi lebih efisien. Dengan memudahkan berbelanja online, penting untuk membuat anggaran, memantau pengeluaran, dan memanfaatkan aplikasi keuangan untuk mengelola keuangan dengan baik. Tujuan pengelolaan keuangan rumah tangga di era digital adalah meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan. Dengan layanan keuangan digital, rumah tangga dapat memantau secara real time, membuat anggaran dan berinvestasi secara lebih mudah. Meskipun layanan keuangan digital dapat memudahkan, penting untuk tetap waspada terhadap pengeluaran boros dan mengutamakan perencanaan keuangan jangka panjang.
Sikap keuangan adalah penerapan prinsip-prinsip keuangan guna membuat dan mempertahankan nilai dengan pengambilan keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat. Sikap keuangan diartikan sebagai keadaan pikiran, pendapatan maupun penilaian individu terhadap keuangan keluarga yang diterapkan pada sikap. Indikator yang terdapat pada variabel sikap keuangan yaitu: orientasi terhadap keuangan pribadi/keluarga, keamanan keuangan, filsafat utang dan menilai keuangan pribadi/keluarga [34]. Hasil ini sesuai dengan theory of planned behavior yaitu niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku. Hal ini berarti, perilaku individu pada umumnya didasari oleh adanya niat seseorang untuk berperilaku. Niat untuk melakukan perilaku self-control dalam mengelola keuangan merupakan kecenderungan yang akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tersebut atau sebaliknya [35].
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier dapat diketahui bahwa dalam pengelolaan keuangan rumah tangga wanita karier di era digital ini dengan cara memanajemen antara pengeluaran dan pemasukan dengan membuat anggaran bulanan untuk memantau dan mengendalikan pengeluarannya. Seperti yang dikatakan informan penelitian ini, mereka mengutamakan kebutuhan hidup dari pada gaya hidup, karena ini adalah strategi yang bijak dalam pengelolaan keuangan. Dengan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan maka mereka dapat fokus memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan esensial seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Ini membantu menjaga stabilitas keuangan dan membangun dasar keuangan yang kuat.
Selaras dengan hasil penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa manajemen keuangan keluarga yaitu mengelola semua pendapatan atau penerimaan baik penerimaan rutin maupun penerimaan insedentil dan pengeluaran rutin dan pengeluarn insedentil [36]. Manajemen keuangan rumah tangga merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang ibu sebagai pemegang keuangan keluarga. Melalui menajemen yang baik dan cermat maka pendapatan yang diperoleh keluarga diharapkan dapat digunakan tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga dan tepat kualitas [37]. Apabila diamati, sebenarnya dalam mengelola keuangan keluarga, prinsip operasional secara umum hampir selalu sama dengan pengelolaan keuangan di perusahaan, misalnya aktivitas-aktivitas pencatatan uang kas yang masuk dan keluar, mengumpulkan bukti-bukti transaksi, membuat anggaran pendapatan dan belanja, mengelola hutang/piutang, laporan kekayaan atau neraca dan laba rugi di akhir periode [37]. Memanage keuangan rumah tangga penting karena keuangan rumah tangga secara kuantitas dan kualitas dapat bermanfaat bagi keluarga secara maksimal untuk mencapai keluarga yang sejahtera yaitu tercukupi secara material dan spritual, dan semua anggota keluarga bisa mengembangkan potensi sesuai dengan bakat serta kemampuan masing-masing [38].
2. Penerapan akuntansi dalam rumah tangga wanita karier
Dalam era digital saat ini, wanita karier dapat menerapkan prinsip akuntansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Merekam pendapatan, membuat anggaran dan memantau pengeluaran secara teratur dapat membantu mencapai keseimbangan keuangan yang sehat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap keempat informan wanita karier, penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yang dilakukan yaitu melalui kegiatan perencanaan dan pencatatan. Individu yang memiliki sikap positif terhadap pentingnya mengelola keuangan pribadi/rumah tangga dengan baik cenderung lebih condong untuk mencatat transaksi keuangan, menyusun anggaran, dan memantau pengeluaran mereka secara rutin.
Perencanaan keuangan rumah tangga yang dilakukan informan penelitian yaitu merencanakan keuanganya dalam jangka waktu periode bulanan dan harian serta digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anaknya. Dalam perencanaan keuangan, setiap rumah tangga memiliki perencanaan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami dalam rumah tangga tersebut [39]. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam menyusun perencanaan keuangan rumah tangga agar dapat dikelola dengan baik dan benar. Dari total empat informan yang diwawancarai, tiga orang informan sudah bertindak mengatur keuangan dalam rumah tangganya. Satu dari seluruh informan tidak melakukan pembukuan ataupun perencanaan secara detail untuk satu bulan karena informan itu berpikir yang penting bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tidak melakukan pembukuan atau perencanaan keuangan dalam rumah tangga bisa menyebabkan berbagai masalah. Tanpa pembukuan, sulit untuk melacak pengeluaran dan pendapatan, yang dapat mengarah pada hutang yang tidak terkendali atau kekurangan dana di masadepan. Perencanaan keuangan juga penting untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang serta menghadapi situasi darurat dengan lebih siap. Perencanaan tersebut sudah sesuai dengan theory of planned behavior karena hasil dari perencanaan keuangan dalam jangka waktu bulanan dapat mencermikan penerapan theory of planned behavior jika individu secara konsisten mengikuti rencana keuangan yang mereka buat. Teori perilaku direncanakan ini menggunakan tiga konstruk sebagai anteseden dari intensi, yaitu sikap kita terhadap perilaku tersebut, norma subjektif, dan perasaan kita mengenai kemampuan mengontrol segala sesuatu yang mempengaruhi apabila hendak melakukan perilaku tersebut [40].
Dalam rumah tangga penting untuk melakukan pembukuan secara detail dalam pengelolaan keuangan rumah tangga agar dapat memantau dengan baik pemasukan dan pengeluaran. Ini membantu menciptakan pemahaman yang jelas tentang kondisi keuangan serta membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Selain adanya sikap dan norma subjektif seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan, terdapat pula persepsi kontrol perilaku yang juga mempengaruhi atau dipertimbangkan seseorang dalam kemampuannya melakukan tindakan. Seluruh informan yang diwawancarai sudah melakukan pencatatan atas transaksi keuangan rumah tangganya. Proses pencatatan dalam rumah tangga juga sangat diperlukan karena itu merupakan bagian dari setiap perencanaan penganggaran. Pencatatan disini merupakan bentuk akan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang paling utama didalam rumah tangga. Dengan melakukan pencatatan maka proses keuangan keluarga akan dapat dikendalikan dengan baik dan ibu rumah tangga pun akan mengetahui seberapa besar uang yang menjadi pemasukan baik itu harian, mingguan, atau bulanan, serta dapat mengetahui seberapa besar pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selaras dengan hasil penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa ibu-ibu rumah tangga sudah merencanakan keuangannya dengan jangka waktu periode perbulan dan mencatat sebagian transaksi keuangannya [41]. Peran penting akuntansi dan manfaat penerapan akuntansi dalam kehidupan berumah tangga yaitu berguna untuk mengetahui distribusi pendapatan dan pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, menjadikan keuangan rumah tangga menjadi terperinci dan terorganisir dengan baik serta meminimalisir terjadinya hutang.
3 Dampak penggunaan fintech
Informan dalam penelitian ini mengartikan bahwa fintech adalah sebagai suatu sistem pembayaran online yang memudahkan dalam bertransaksi. Kemunculan fintech ini memberikan respon positif dan negatif. Dari sisi positif tentu adanya fintech sangat membantu dan mempermudah dalam bertransaksi, lebih cepat, lebih praktis, efektif dan efisien. Kehadiran fintech tentunya membuat proses transaksi keuangan menjadi lebih mudah. Pemakai layanan ini juga akan mendapatkan layanan finansial yang meliputi proses pembayaran, kredit uang, transfer, ataupun instrumen alternatif investasi yang lebih mudah dan praktis. Sedangkan dari sisi negatif, menimbulkan boros karena dengan sekali klik sudah bisa membeli apa aja yang diinginkan. Penting untuk melakukan kontrol perilaku dalam penggunaan fintech, karena melakukan kontrol perilaku tersebut membantu individu untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif, mengurangi risiko keuangan, dan mencapai tujuan keuangan dengan lebih baik.
Adanya fintech di Indonesia pasti memberikan dampak yang sangat besar apalagi berhubungan dengan sistem keuangan [42]. Kemajuan teknologi digital yang kita alami bersama memang membawa dampak yang baik bagi semua lapisan masyarakat. Proses pelayanan yang ada, mulai dari memesan makanan dan membaca berita hingga pelayanan dana cepat menjadi sangat sederhana dan cepat, serta telah disesuaikan dengan kemajuan teknologi.
Selain itu juga, fintech memberikan manfaat bagi penggunanyaterutama bagi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga lebih memilih menggunakan fintech dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional secara langsung [42]. Bukan tanpa alasan, tapi banyak masyarakat yang merasakan banyak sekali manfaat fintech, salah satunya yaitu kemudahan layanan finansial. Sepuluh tahun yang lalu ketika akan mentransfer sejumlah dana, masyarakat diharuskan untuk mendatangi teller atau mesin ATM. Nyatanya, kedua hal tersebut cukup merepotkan karena membutuhkan waktu yang agak lama. Selain itu, masyarakat juga harus antre yang membuat waktu semakin banyak terbuang. Akan tetapi, saat ini hal tersebut sudah bisa diminimalisir dengan adanya fintech, karena penggunanya dengan mudah dapat mentransfer sejumlah uang hanya dengan smartphone yang memiliki data internet.
Dari hasil wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan fintech lebih banyak memberikan dampak yang positif pada perilaku keuangannya dibandingkan dampak negatifnya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang mengungkapkan adanya kepercayaan, manfaat, dan kemudahan pada layanan fintech memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan seseorang [43].
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan Pengelolaan keuangan wanita karier di era digital, terutama dengan adanya fintech, dapat dilakukan dengan cara memanajemen antara pengeluaran dan pemasukan melalui pembuatan anggaran bulanan. Dengan menggunakan anggaran bulanan sebagai alat manajemen keuangan utama, wanita karier dapat lebih efektif dalam mengendalikan pengeluaran mereka, mencapai tujuan keuangan, dan membangun keamanan keuangan di masa depan. Penerapan akuntansi dalam rumah tangga, terutama bagi wanita karier juga melibatkan kegiatan perencanaan dan pencatatan untuk mengelola keuangan dengan efisien. Dengan melakukan perencanaan dan pencatatan keuangan secara teratur, wanita karier dapat mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih baik, mengurangi stres, dan mencapai tujuan keuangan mereka secara efektif. Penggunaan fintech atau teknologi keuangan membawa sejumlah dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah kemudahan bertransaksi. Fintech menyediakan platfrom yang mudah digunakan untuk melakukan berbagai transaksi keuangan, seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan pembelian produk atau layanan. Dampak negatifnya kemudahan dalam bertransaksi melalui fintech yaitu dapat meningkatkan risiko perilaku boros. Orang dapat tergoda untuk menghabiskan lebih banyak uang secara impulsif karena kemudahan akses ke uang mereka melalui aplikasi dan kartu pembayaran digital.
Keterbatasan dan Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih jauh dari kata sempurna. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, sebagian Informan dalam penelitian ini hanya bisa diwawancarai secara online, karena kendala tempat dan waktu. Maka dari itu peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya memilih semua informan dalam penelitian yang bisa di wawancarai secara langsung dan yang benar-benar bisa meluangkan waktunya. Penelitian ini hanya dilakukan pada wanita karier, jadi saran untuk penelitian selanjutnya bisa memilih informan dengan latar belakang ibu rumah tangga agar dapat direalisasikan. Dengan memasukkan informan dari latar belakang ibu rumah tangga, penelitian bisa menjadi lebih inklusif dan mencakup berbagai perspektif yang berbeda. Hal itu akan membuat hasil penelitian menjadi lebih beragam dan relevan bagi masyarakat secara umum.