Management Accounting
DOI: 10.21070/ijler.v19i1.1051

Enhancing Accounting Use in MSMEs through Experience, Knowledge, and Education


Meningkatkan Penggunaan Akuntansi di UMKM melalui Pengalaman, Pengetahuan, dan Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

Length of Business Accounting Knowledge Education Level Accounting Information MSMEs

Abstract

This study examines the influence of length of business, accounting knowledge, and level of education on the use of accounting information in micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in Ponti Sidoarjo. Using a descriptive quantitative approach and multiple linear regression analysis on data collected from 50 respondents through questionnaires, the research finds that the length of business significantly affects the use of accounting information, indicating longer-established businesses are more likely to utilize it effectively. Additionally, accounting knowledge and level of education positively influence the use of accounting information in these MSMEs. The findings highlight the importance of considering these factors collectively in enhancing accounting practices and decision-making in Ponti Sidoarjo's MSME sector, offering insights for policymakers and stakeholders to develop targeted interventions and educational programs for economic growth and sustainability.

Highlight :

  1. Length of Business: Experience significantly influences accounting information use in MSMEs.
  2. Accounting Knowledge: Expertise enhances effective use of accounting information in MSMEs.
  3. Education Level: Higher education positively impacts accounting information utilization in MSMEs.

Keyword : Length of Business, Accounting Knowledge, Education Level, Accounting Information, MSMEs

Pendahuluan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang diartikan sebagai Usaha Kecil dan Menengah adalahhusaha milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang mencukupi standar usaha mikro dengan aktiva maksimal 50 juta dan pendapatan 300 juta sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang. Usaha kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor yang berperan dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat pemerataan pendapatan melalui kesempatan usaha.[1] Usaha kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor riil yang banyak dijalankan oleh pengusaha di Indonesia, hal ini dikarenakan UMKM mudah dikelola oleh pihak manapun, tidak banyak mengeluarkan biaya, dan dapat menyerap tenaga kerja dari berbagai kalangan.[2] Tahun 2015, Negara Indonesia sudah menduduki Masyarakat Ekonomi ASEAN atau dikenal dengan MEA. Berjalannya MEA adalah kesempatan besar bagi pelaku usaha Indonesia. Kanal pasar semakin terhampar luas, modal usaha mudah diperoleh, dan jumlah modal semakin besar, teknologi informasi lebih canggih juga mampu menyokong efisiensi usaha, sehingga dapat mempermudah pelaku usaha UMKM untuk menjalankan usahanya.[3]

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi penopang ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia, menjadi pijakan untuk menghasilkan pendapatan serta menopang kebutuhan.[4] UMKM menjadi salah satu sektor yang. berkontribusi tinggi bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Total UMKM hampir sekitar 99% dari populasi unit usaha, dan memberi wadah lebih dari 92% jumlah tenaga kerja. Dari tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,0%, UMKM menyokong laju pertumbuhan sekitar 3,0% lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan usaha besar.[5] Fungsi lain UMKM bagi bidang perekonomian Indoesia dengan mengamankan Negara yang sedang dilanda krisis ekonomi, diantaranya pada kejadian krisis ekonomi eropa dimana berbagai negara belahan dunia terkena imbasnya. UMKM menjadi penyokong bidang usaha hingga melampaui 99,99% dari berbagai jenis usaha, maka pengembangan UMKM perlu diperhatikan. Dengan mengembangkan UMKM yang baik dapat membantu penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan perekonomian Negara.

Selain berperan dalam menjamin kemajuan Negara, UMKM juga mendapat berbagai tantangan dalam mengembangkan usahanya. Dalam menjalankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi pelaku usaha menjadi salah satu pekerjaan yang tidak mudah, karena masyarakat dalam menjalankan usaha yang digeluti tidak sedikit dari usaha mereka yang mampu bersaing dalam pasar.[4] Informasi akuntansi mampu digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menjalankan usaha dengan tepat (Irfan, 2017). Informasi, akuntansi,berperan penting bagi tercapainya keberhasilan usaha, diantaranya bagi pelaku usaha kecil.[6] Pemahaman mengenai informasi, akuntansi ,oleh pelaku usaha menjadi suatu hal yang penting bagi pelaku usaha UMKM untuk mampu mempertahankan, menjalankan, memahami usaha dengan baik, serta kemampuan dalam memahami dasar mengenai akuntansi.[7] Informasi yang disediakan oleh catatan-catatan akuntansi berguna bagi para pelaku usaha dalam menentukan keputusan usaha, sehingga mampu menciptakan pengelolaan perusahaan informasi akuntansi yang baik dalam UMKM.[8]

Sidoarjo merupakan satu dari sekian banyak daerah yang berperan sebagai penyokong pendapatan di Indonesia dengan adanya UMKM yang menjadi sorotan Nasional. Berhasilnya Sidoarjo dalam mengembangkan koperasi dan UMKM menjadikan Sidoarjo dikenal dengan sebutan kota UMKM. Perkembangan UMKM di Kota Sidoarjo mengalami perkembangan yang signifikan, hal tersebut berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi di Kabuaten Sidoarjo. UMKM di Ponti Sidoarjo adalah salah satu UMKM yang berkembang di Sidoarjo dimana banyak dari sekumpulan pedagang kaki lima yang menjajahkan usahanya. Berbagai jenis barang/produk yang dihasilkan/dijual mulai dari makanan dan minuman, baju dan celana, aksesoris, barang pecah belah, maninan, dan lainnya. UMKM di Ponti sidoarjo memliki organisasi sebagai pengelola pedagang yang ada. Banyak para pelaku UMKM yang mendaftarkan usahanya untuk berjualan di Ponti sidoarjo, menurut penjelasan kepala organisasi sebagian besar pemilik usaha yang ada di Ponti Sidoarjo adalah seorang karyawan. Namun dari latar belakang tersebut banyak pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan dengan benar, mayoritas pelaku usaha hanya menghitung pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang terjadi, sehingga kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya informasiAakuntansi. InformasiAakuntansi menjadi dasar para pelaku usaha untuk menjadi bahan mengambil keputusan. Pemilik usaha atau pelaku usaha membutuhkan informasiAakuntansi guna menyusun sebuah keputusan yang tepat bagi perusahaan. Begitu pula dalam UMKM, pemilik usaha secara langsung menjadi pengelola usahanya, situasi ini membentuk informasi akuntansi sebagai sarana dalam pengambilan keputusan. Penelitian [9] menunjukkan bahwa sebanyak 266 dari 380 UMKM yang ada di Kecamatan Ciawigebang belum menerapkan informasi akuntansi dengan baik hal ini merupakan salah satu faktor kendala UMKM dalam meningkatkan operasional usahanya karena mayoritas masih menggunakan akuntansi sederhana. Berdasarkan penelitian [10] 15 UMKM di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang mana pelaku usaha yang menjalankan usaha lebih dari 3 tahun namun masih mengunakan akuntansi sederhana untuk mengembangkan usahanya hal ini didukung dengan kurang pemahaman pengetahuan akuntansi yang hanya keputusan arus kas saja. Dari fenomena yang terjadi akan mengakibatkan sulit untuk mengetahui laba bersih dikarenakan kurangnya pelaku usaha memahami dan menerapkan informasi akuntansi, hal ini juga akan mempengaruhi dalam pengajuan kredit ke bank untuk modal usaha.[9] Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pemilik usaha dalam penggunaan informasi akuntansi, yaitu lama usaha, pengetahuan akuntansi, dan tingkat pendidikan.[11]

Lama usaha yaitu kurun waktu pedagang dalam berproses pada usaha perdagangan yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lama usaha berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha, ukuran lama pelaku bisnis dalam menjalani usahanya dapat berpengaruh terhadap produktivitasnya baik kemampuan profesional maupun keahliannya.[9] Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen (Wicaksono, 2011). Menurut penelitian [9] dari hasil yang diteliti menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal ini relavan bahwa lama usia usaha yang dijalankan pelaku usaha maka berpengaruh penting pada penggunaan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Lama pelaku usaha dalam menjalani usahanya akan menjadikan informasi akuntansi sebagai sarana penting dalam mendukung aktivitas bisnisnya menjadi semakin besar.

Pengetahuan akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklarifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari kejadian kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Pengetahuan akuntansi juga memiliki andil besar dalam kemajuan usaha yang dikelola. Pemilik usaha UMKM yang memiliki pengetahuan akuntansi dapat membantu ketika melakukan pengambilan keputusan. Rendahnya pengetahuan akuntansi seorang pelaku usaha akan mengakibatkan kesungkaran dalam memutuskan kebijakan apa yang akan diambil (Hudha, 2017). Menurut penelitian [12] Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Semakin baik pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha, maka semakin baik juga kemampuan dalam menggunakan informasi akuntansi. Namun dalam penelitian [5] menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi hal ini menunjukan bahwa para pelaku UMKM yang tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu akuntansi namun tetap mempergunakan akuntansi sebagai pencatatan keuangan usahanya secara baik.

Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan yang ditetapkan menurut tingkat perkembangan peserta didik.[13] Tingkat pendidikan akan mempengaruhi penerapan informasi akuntansi seorang pelaku usaha. Pengusaha dengan jenjang pendidikan formal yang rendah akan minim dengan pengetahuan dan bekal mengenai informasi akuntansi yang memadai dari pada dengan pelaku usaha yang memiliki bekal dan tingkat pendidikan yang tinggi. [8] Pelaku usaha yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi akan lebih banyak mendapat pengalaman intelektual dimana pengalaman tersebut digunakan sebagai pintu dalam menggali lebih dalam mengenai penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh [4] menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh dalam penggunaan informasi akuntansi. Namun penelitian menurut [14] menyatakan bahwa tingkat pedidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari peneliti sebelumnya mengacu pada [15] peneliti menggunakan variabel pengetahuan akuntansi dan skala usaha dimana pengetahuan akuntansi dan skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada penggunaan variabel independen pengetahuan akuntansi, akan tetapi disini peneliti tidak menggunakan skala usaha dan menambahkan pembaharuan variabel lama usaha yang merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh [16] yang menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi sehingga semakin lama usaha yang dijalankan akan mempengaruhi dalam penerapan akuntansi. Peneliti juga menambahkan pembaharuan variabel independen tingkat pendidikan penambahan variabel ini didukung oleh peneliti terdahulu [8] yang menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Jenjang pendidikan yang tinggi akan menunjukkan tingginya penggunaan informasi akuntansi dalam usaha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengidentifiasi apakah lama usaha, pengetahuan akuntansi dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

Menurut Stakeholder Theory mempunyai hak untuk memperoleh informasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat berpengaruh terhadap perusahaan. Eratnya hubungan antar stakeholder, akan menghasilkan hubungan baik yang berdampak tehadap bisnis perusahaan. Tidak adanya stakeholder sebagai penyokong bisnis maka mengakibatkan kegiatan usaha tidak akan berjalan dengan lancar, maka dari itu penggunaan informasi akuntansi pada pelaku UMKM adalah sebuah upaya dalam mengelola dan menjaga kerja sama antara pihak-pihak yang bersangkutan agar membuahkan komunikasi yang simultan antara pelaku UMKM dengan stakeholder. Jenjang pendidikan yang semakin tinggi ditempuh oleh pelaku usaha akan menghasilkan kemampuan intelektual dimana kemampuan intelektual digunakan sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang penggunaan informasi akuntansi. Hal ini timbul karena pembelajaran mengenai informasi akuntansi akan semakin dipahami dan dipelajari pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sehingga pelaku usaha akan lebih menerapkan informasi akuntansi dan mempermudah dalam pengambilan sebuah keputusan usaha. Dengan umur suatu usaha yang dijalankan yang semakin lama maka akan semakin banyak tantangan yang dihadapi perusahaan sehingga pelaku usaha memerlukan informasi yang sesuai untuk membuat keputusan yang akan diambil dimasa yang akan datang. Pengetahuan akuntansi merupakan ilmu pengetahuan atau kemampuan yang telah dimiliki dan dipahami oleh pelaku usaha dalam mengoperasikan usahanya. Pada saat pelaku usaha memberikan pelayanan dan menghasilkan suatu harmonisasi dengan stakeholdernya, akan mempengaruhi kelangsungan usahanya sehingga mampu berjalan dengan baik dan mendapatkan kepercayaan stakeholdernya.

Pengembangan Hipotesis

Lama Usaha Pelaku UMKM

Hubungan antara variabel lama usaha pelaku UMKM dalam penelitian ini memberikan pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Menurut penelitian [17] yang berasumsikan bahwa adanya perkembangan usaha yang signifikan kearah yang positif maupun negatif ditunjukkan dari lama tidaknya usaha tersebut dijalankan. Pada umumnya pelaku usaha yang sudah lama berdiri akan lebih berkembang dan tumbuh karena telah melewati berbagai proses dan pengalaman dalam menjalankan usahanya. Selain itu, usaha yang sudah konsisten dan lebih mapan akan mudah bersaing dengan usaha/pelaku UMKM lainnya. Penelitian telah di dukung oleh [17] yang menunjukkan lama usaha berpengaruh dalam penggunaan informasi akuntansi. Menurut [3] juga menjelaskan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

H1: Lama usaha pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pengetahuan Akuntansi Pelaku UMKM

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan mengenai mengelompokkan, menganalisis, mencatat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan perusahaan. [11] Pentingnya pengetahuan akuntansi bagi pelaku usaha yang dapat membantu mendapati suatu modal yang dibutuhkan pelaku usaha, dan dapat dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan atau keputusan yang akan diambil oleh pelaku usaha. Pengetahuan akuntansi akan mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi, sebab dengan semakin pelaku UMKM memahami atas fakta, kebenaran dan informasi tentang proses pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi akan melahirkan penerapan informasi akuntansi yang semakin tinggi sehingga data mendukung dalam pengambilan keputusan.[18] penelitian [2] dan [19] menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

H2 : Pengetahuan akuntansi pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Tingkat Pendidikan Pelaku UMKM

Selain lama usaha, dan pengetahuan akuntansi tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi seorang pelaku usaha, dengan tingkat pendidikan formal yang rendah seseorang akan condong tidak adanya kemampuan dalam penggunaan informasi akuntansi secara baik daripada pelaku usaha yang jenjang pendidikannya lebih tinggi. Oleh karena itu, ilmu akuntansi hanya ada pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau dapat diperoleh dari sebuah pelatihan khusus. Penelitian tersebut didukung [8], dan [20] yang menunjukkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Namun pada penelitian [21] menunjukkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi

H3 : Tingkat pendidikan pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini antara lain: H1 : Lama usaha pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. H2 : Pengetahuan akuntansi pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. H3 : Tingkat pendidikan pelaku UMKM berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Figure 1. Rerangka Konseptual Penelitian

Metode

Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai metode penelitian pada penelitian ini. Penelitian ini Menguji pengaruh variabel independen (lama usaha, pengetahuan akuntansi, dan tingkat pendidikan) terhadap variabel dependen (penggunaan informasi akuntansi).[23] Data yang didapatkan berupa angka atau bilangan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Peneliti ini memakai rancangan penelitian kuantitatif dengan data primer sebab kejadian ini merupakan kejadian yang bersifat sosial. Dimana iobjek pada kejadian tersebut ialah para pemilik UMKM di Ponti Sidoarjo dalam menerapkan dan penggunaan sisitem informasi akuntansi. Pada proses pengumpulan data-datanya mengharuskan peneliti melakukan wawancara atau observasi langsung ke informan serta tidak dapat memberikan dugaan sementara terkait kejadian tersebut.[24] Skala yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu Skala Likert. Skala Likert adalah diantara dari jenis dari itemized rating scales yang dipergunakan sebagai cara untuk mengetahui tingkat setuju atau tidak setuju responden pada suatu pernyataan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 5 rating skala Likert, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS) Tidak Setuju, (R) Ragu-ragu, (S) Setuju, (SS) Sangat Setuju.[25]

No Variabel Indikator Sumber
1. Lama Usaha 1. Umur perusahaan cukup untuk menggunakan informasi akuntansi.2. Perusahaan telah lama menggunakan informasi akuntansi sebagai dasar kebijakan.3. Informasi akuntansi cukup lama digunakan perusahaan [16]
2. Pengetahuan Akuntansi 1. Pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural [23]
3. Tingkat Pendidikan 1. Jenjang Pendidikan (SD, SMP,SMA/SMK, Pendidikan Tinggi (Diploma/Sarjana)2. Pengetahuan teknis untuk mampu memahami informasi akuntansi. 3. Kemampuan organisasi yang berpengaruh terhadap keputusan dalam penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar membuat keputusan. 4. Pengetahuan tentang produk informasi akuntansi penunjang perkembangan. [20][4][4][4]
4. Penggunaan Informasi Akuntansi 1. Informasi statutory, informasi anggaran dan informasi tambahan.2. Pencatatan/pembukuan akuntansi atas semua transaksi yang terjadi.3. Membuat informasi dan penilaian guna pengambilan keputusan 4. menghasilkan laporan keuangan yaitu: laporan laba rugi, neraca, dan CLAK [20][4][4][4]
Table 1.Indikator Variabel

Populasi dan Sampel

Menurut [6] populasi adalah keseluruhan subyek menurut perhitungan yang digunakan penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di Ponti Sidoarjo dengan populasi pedangang kaki lima dengan berbagai kategori pedagang kaki lima. Populasi pada pedagang kaki lima terdapat 500 pedagang kaki lima.[26] Dari 500 penjual yang terdaftar dalam organisasi UMKM Ponti Sidoarjo, terdapat 50 penjual yang aktif berjualan setiap hari disepanjang jalan ponti Sidoarjo. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling yaitu purposive sampling, [27] Dari penjual yang aktif tersebut peneliti mengambil 50 sampel dari pedagang kaki lima di Ponti Sidoarjo untuk dilakukan analisis apakah lama usahaPpengetahuanAakuntansi, danTtingkat pendidikan berpengaruh pada penggunaan informasi akuntansi.

NO NAMA PEMILIK USAHA JENIS USAHA
1 Anam Sapariyanto Pakaian
2 Anggraini Aprilia Baju sport
3 Ani Pakaian Gamis Dewasa
4 Anita Purwanti Gamis
5 Astutik Pakaian
6 Ayunda Dwi Tnisia Nurkurnia Baju muslim
7 Bambang Hadi Suroso Baju
8 Bella Novitsari Pakaian
9 Chariro Celana
10 Defi Nurfiana Pakaian
11 Deni Akhmad Reza Baju sport
12 Dialova Pakaian
13 Diny Rooswita Tuarita Baju Anak
14 Eko Harwono Daster
15 elfinda Rahmania Mirza Fashion dan mukena
16 Fatimatul Zuhroh Pakaian Anak
17 Fatmin Lailia baju
18 Gilang Setiono Baju
19 Hesti Wijayanti Baju
20 Setiasih Pakaian
21 Ida Ernawati Pakaian
22 Ika Nurmalasari Baju Anak
23 Irma Desy Kurniawati Baju
24 Izzatul Aini Pakaian
25 Jumaroh Baju anak
26 Khoirul Anam Baju anak
27 Lika Hardani Nurbaningrum Baju
28 Mochammad Mustofa Fashion
29 Monica Baju
30 Ninik Dyah Mitasari Baju
31 Nova Arlisa Pakaian
32 Pipit Sumardiyanti Celana,Masker, Conector, Bros, dll
33 Sutrisno Surjadari Aneka Busana
34 Usi Rukiyati Baju anak
35 Yetty Indrasari Pakaian branded
36 Nur Khasanah Baju Tiedye dan barang online
37 Hera Baju anak
38 Selvi Gamis Anak
39 Azizah Pakaian
40 Zulaekah Baju
41 Agus pakaian
42 Lina Hari Pakaian
43 Lisa citra (Cici) Baju
44 Lisha Violeta Baju Anak dan Dewasa
45 M Amirul Mukmin Kaos
46 Miatus Zuhro Baju Muslimah
47 purwaningsih Pakaian
48 Sinta Natalia Baju anak
49 Turi Arlinda Baju
50 Widya Lesmanawati Pakaian
Table 2.Data Responden

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel yang diteliti apakah llama usahaaa pengetahuan akuntansii, dan tingkat pendidikann berpengaruh padappenggunaan iinformasi akuntansi.,sehingga dapat melihat nilai dugaan dan hubungan antara kedua variabel tersebut. Hubungan sebab akibat (searah) baik secara parsial maupun secara simultan. Uji data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 26.

Rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ƹ

Keterangan:

Y = PenggunaanN,InformasiAAkuntansi..

α = KonstantaAA

b1 b2 b3 = KoefisienRregresiVvariabelIIindependen

X1= VariabelLLama Usaha

X2 = Variabel Pengetahuan Akuntansi

X3= VariabelTTingkat Pendidikan

£= standar error

Uji keabsahan yang digunakan untuk menganalisis pada penelitian ini yaitu uji validitas. Uji validitas menjelaskan real atau tidaknya suatutpengujian mengukurtapa yangtseharusnya diukur. [8] Validitas masing-masing poin dikorelasi dengan skor tiap butir dan skor total yang dikatakan sebagai jumlah setiap skor butir. Hasil r hitung dibandingkantdengan r tabel di mana df = n - 2 dengan Sig. 0,05. Jika r tabel < r hitung, maka valid.[8]

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabel atau tidaknya suatu variabel yang ada pada kuesioner suatu penelitian[8]. Supaya data yang dihasilkan dari kuesioner yang disebar tersebut valid dan reliabel, peneliti melakukan uji validitas membandingkan r hitung dengan r tabel dan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. [8]

Uji hipotesis dilakukannya pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan fakta mengenai pernyataan berdasarkan statistik dan membuat kesimpulan mengenai setuju atau tidak setuju pernyataan yang telah dibuat. Untuk menjawab hipotesis penelitian dilakukan uji koefisien determinasi (R²) Jika nilai dari koefisien determinasi semakin tinggi maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi juga kemampuan variabel independen menjelaskan variasi perubahan variabel dependen.[23] Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat maka dilakukan menggunakan metode analisis. Uji statistik t (t-test) bertujuan untuk menunjukkan ada. atau. tidaknya. pengaruh satu variabel independen, terhadap variabel dependen (secara parsial) dengan menganggap variabel independen yang lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t yang ditunjukkan oleh Sig dari t. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai Sig dari t < 0,05 maka variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

Hasil dan Pembahasan

Hasil

UMKM menjadi posisi strategi bagi perekonomian Negara. UMKM tidak membutuhkan modal yang besar seperti perusahaan besar pada umumnya sehingga mendirikan usaha UMKM lebih mudah daripada mendirikan perusahaan besar. Kedua, pendidikan karyawan atau tenaga kerja tidak dituntut untuk memiliki spesifikasi tertentu sehingga mudah bagi semua kalangan untuk menjadi tenaga kerja UMKM. Ketiga, beberapa pelaku UMKM berada dipedesaan sehingga tidak membutuhkan infrastruktur seperti perusahaan besar. Keempat, UMKM mampu bertahan pada krisis ekonomi dan sudah terbukti di Indonesia ketika terjadinya Covid-19 UMKM mampu bertahan dan mendorong perekonomian Indonesia tetap berjalan.[28]

Perekonomian Jawa Timur Tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.730,91 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp1.757,82 triliun.[28] Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu kota yang menjadi pusat UMKM terdapat 171.264 pelaku usaha yang terbagi menjadi usaha besar 16.000 usaha, 154.891 usaha mikro dan usaha kecil menengah sebanyak 154. Selain itu terdapat 82 sentra industri yang berkembang dan ditambah lagi sekitar 11 kampung. Sidoarjo menjadi pusat UMKM di Indonesia yang menjadi sorotan Nasional.[29]

Pada Penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Ponti Sidoarjo, Ponti Sidoarjo adalah sebuah tempat para pelaku usaha UMKM. Ponti Sidoarjo telah berjalan cukup lama dari tahun 2015 dengan berbagai rintangan termasuk saat pandemic covid 19 dimana para pelaku uaaha mampu bertahan dalam kondisi yang sulit. UMKM ponti Sidoarjo atau biasa disebut dengan Ponti Festival telah mendapatkan ijin dari pihak pemerintah Kab. Sidoarjo dan memiliki perserikatan atau organisasi resmi. Tercatat sebanyak 500 orang telah terdaftar dan aktif berjualan di ponti Sidoarjo dengan beragam pelaku usaha mulai dari makanan dan minuman, mainan anak-anak, baju, peralatan rumah tangga dan masih banyak lainnya. Kegiatan Ponti Festival hanya dilaksanakan saat hari Minggu dan berada di Jalan Ponti sekitar area GOR Sidoarjo. Pada penelitian kali ini peneliti mengambil sampel para pelaku usaha yang bergerak di bidang pakaian dan baju dikarenaka populasi penjual mendominasi. Dari 500 pelaku usaha yang terdaftar peneliti mengambil 50 sampel untuk dilakukan penelitian dengan melakukan penyebaran kuesioner pada pelaku usaha. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara dan observasi dengan penyebaran kuesioner kepada para informan. Berikut adalah hasil dari datan penyebaran kuesioner :

Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebarkan 50
Koesioner yang kembali 50
Kuesioner yang tidak dapat digunakan 0
Kuesioner yang digunakan 50
Table 3. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menunjukkan deskripsi tentang data-data yang diriskas penelitiansseperti mean, standar deviasi, varian, minimum dan maksimum. Pada penelitian statistik deskriptif dipakai sebagai alat agar mengetahui deskriptif karakteristik dari variabel-variabel Lama Usaha, Pengetaahuan Akuntansi, dan Tingkat Pendidikan. [4]

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Lama Usaha 50 8 17 11.70 2.823 7.969
Pengetahuan Akuntansi 50 17 46 25.04 5.123 26.243
Tingkat Pendidikan 50 14 34 24.72 4.907 24.083
Penggunaan Informasi Akuntansi 50 18 38 26.76 5.133 26.349
Table 4. Analisis . Statistik . Deskriptif .

Berdasarkan pada tabel 4.3 didapati pada penelitian total sampel (N) sebesar 50 narasumber. Deskripsi statistik pada table 4.2 menampakkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean dan nilai standar deviasi dari tiap tiap variabel. Jumlah masing masing variabel didapat melalui total data (N) sebesar 50 yang bermakna data tersebut telah valid dan tidak ada data yang hilang. [16] Didapati bahwasanya variabel lama usaha terhadaptpenggunaantsistemtinformasitakuntansi mempunyai nilaitterkecil 8 dan nilai terbesar sebesar 17. Rata-rata variabel lama usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 11,53. Sementara itu, nilaisstandartndeviasinsebesar 2,823. nilai rata-rata lebih besar dari nilai standart deviasi, mengikhtisarkan data tersebut tersebar dengan baik. Variabel pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi mendapati nilai terkecil 17 dan nilai terbesar sebesar 46. Rata-rata variabel pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 25,04. Sedangkan nilai standart deviasi sebesar 5,123. Nilai rata-rata lebih besar dari nilai standart deviasi, menghasilkan data tersebut tersebar dengan baik. Variabel tingkat pendidikan terhadap penggunaan sitem informasi akuntansi mendapati nilai terkecil 14 dan nilai terbesar sebesar 34. Rata-rata variabel tingkat pendidikan terhadap penggunaan sitem informasi akuntansi sebesar 24,72. Sedangkan nilai standart deviasi sebesar 4,907. Nilai rata-rata lebih besar nilai standart deviasi, menghasilkan bahwa data tersebut terdistribusi dengan baik. Variabel penggunaan informasi akuntansi memiliki nilai terkecil 18 dan nilai terbesar sebesar 38. Rata-rata variabel penggunaan informasi akuntansi sebesar 26,76. Sedangkan nilai standart deviasi sebesar 5,133. Nilai rata-rata lebih besar dari nilai standart deviasi, menghasilkan bahwa data tersebut tersebar dengan baik.[4]

Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden berdasarkan umur usaha dan pendidikan terakhir. Karakteristik tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut. Dari hasil observasi pada responden, berikut data hasil statistik deskriptif untuk karakteristik lama usaha yang disajikan :

Umur_Usaha .
Frequency. Percentt ValiddPercentt Cumulativee Percentt
Validd < 1 TH 6 12.0 12.0 12.0
1-5 TH 21 42.0 42.0 54.0
6-10 TH 13 26.0 26.0 80.0
> 10 TH 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Table 5. Analisis Statistik Deskriptif lama usaha responden

Pada hasil statistik deskriptif karakteristik responden lama usaha. Dari jumlah 50 responden, didapati responden yang menjalankan usaha kurang dari 1tahun sebanyak 6 responden dengan presentase 12%, responden yang menjalankan usaha 1-5 tahun sebanyak 21 responden dengan presentase 42% dan menjadi yang tertinggi, responden yang menjalankan usaha 6-10 tahun sebanyak 13 responden dengan presentase 26%, dan responden yang menjalankan usahanya lebih dari 10 tahun sebanyak 10 responden dengan presentase 10%. Selanjutnya, pada tabel 4.5 dihasilkan karateristik responden menurut pendidikan terakhir responden adalah berikut :

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 1 2.0 2.0 2.0
SMA/SMK 31 62.0 62.0 64.0
D3 1 2.0 2.0 66.0
S1 17 34.0 34.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Table 6. Analisis Statistik Deskriptif pendidikan responden

Berdasarkan hasil statistik deskriptif karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden diketahui bahwa responden dengan pendidikan terakhir SMP sejumlah 1 orang dengan presentase 2%, responden dengan pendidikan SMA/SMK sebanyak 31 orang dengan presentase 62% dan tingkat pendidikan SMA/SMK paling banyak atau paling mendominasi pala peraku usaha di Ponti Sidoarjo, selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan D3 sejumlah 1 orang dengan presentase 2% , dan tingkat pendidikan S1 sejumlah 17 orang dengan presentase 34%.

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Pengujian validasi dijalankan dengan mengkorelasikan tiap-tiap angka dengan jumlah angka dengan rumus r hitung lebih besar dari r tabel di signifikansi 0.05 sehingga dikatakan valid, kebalikannya jika r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dikatakan tidak valid. [22] Hasil pengolahan r tabel didapati nilai sebesar 0,2787 yang dihasilkan dari N-2, yang mana N=50 sehingga df = 48 (50- 2) di signifikasi 0,05.

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
Lama Usaha X1.1 0,286 0,2787 Valid.
X1.2 0,785 0,2787 Valid.
X1.3 0,877 0,2787 Valid.
X1.4 0,836 0,2787 Valid.
Pengetahuan Akuntansi X2.1 0,758 0,2787 Valid.
X2.2 0,689 0,2787 Valid.
X2.3 0,712 0,2787 Valid.
X2.4 0,281 0,2787 Valid.
X2.5 0,547 0,2787 Valid.
X2.6 0,709 0,2787 Valid.
X2.7 0,567 0,2787 Valid.
X2.8 0,466 0,2787 Valid.
X2.9 0,743 0,2787 Valid.
X2.10 0,803 0,2787 Valid.
X2.11 0,708 0,2787 Valid.
X2.12 0,865 0,2787 Valid.
Tingkat Pendidikan X3.1 0,676 0,2787 Valid.
X3.2 0,450 0,2787 Valid.
X3.3 0,628 0,2787 Valid.
X3.4 0,546 0,2787 Valid.
X3.5 0,790 0,2787 Valid.
X3.6 0,551 0,2787 Valid.
X3.7 0,379 0,2787 Valid.
Penggunaan Informasi Akuntansi Y1.1 0,661 0,2787 Valid.
Y1.2 0,576 0,2787 Valid.
Y1.3 0,77 0,2787 Valid.
Y1.4 0,773 0,2787 Valid.
Y1.5 0,735 0,2787 Valid.
Y1.6 0,557 0,2787 Valid.
Y1.7 0,627 0,2787 Valid.
Y1.8 0,304 0,2787 Valid.
Y1.9 0,357 0,2787 Valid.
Table 7. Hasil Uji Validitas

Dari table 4.5 menunjukkan bahwa variabel X1 lama usaha pada pernyataan tiap – tiap pernyataan lebih besar dari r table 0,2787 dari N-2 (50-2) pada signifikan 0.05. Variabel X2 pengetahuan akuntansi pada pernyataan tiap - tiap pernyataan lebih besar dari r table 0,2787 dari N-2 (50-2) pada signifikan 0.05. Variabel X3 tingkat pendidikan pada pernyataan tiap - tiap pernyataan lebih besar dari r table 0,2787 dari N-2 (50-2) pada signifikan 0.05. Variabel Y1 penggunan informasi akuntansi pada tiap-tiap pernyataan menunjukkan > r table 0,2787 dari N-2 (50-2) pada signifikan 0.05. Dengan begitu semua pernyataan variabel lama usaha, pengetahuan akuntansi, tingkat pendidikan, penggunaan informasi akuntansi dapat dinyatakan valid. Cronbach’s Alpha dapat diterima jika lebih besar dari 0,6. Semakin dekat Cronbach’s Alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsisten internal. Selanjutnya disajikan tabel yang memperlihatkan hasil reliabilitas ketiga variabel yang akan diteliti. [30]

Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Lama Usaha 0,657 Reliabel
Pengetahuan Akuntansi 0,857 Reliabel
Tingkat Pendidikan 0,669 Reliabel
Penggunaan Informasi Akuntansi 0,776 Reliabel
Table 8. Hasil Uji Realibilitas

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel 4.6 diatas didapati bahwa Cronbach’s Alpha pada tiap - tiap variabel lebih besar dari 0,6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel lama usaha, pengetahuan akuntansi, tingkat pendidikan, penggunaan informasi akuntansi mampu dikemukakan reliabel sehingga bisa dipakai untuk penelitian selanjutnya.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh lama usaha, pengetahuan akuntansi, dan tingkat pendidikan pada pedagang kaki lima di Ponti Sidoarjo. Berikut ditunjukkan tabel analisis regresi berganda dengan SPSS versi 26.0 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.637 3.932 .925 .360
Lama Usaha .576 .225 .317 2.553 .014
Pengetahuan Akuntansi .398 .112 .397 3.565 .001
Tingkat Pendidikan .261 .127 .252 2.063 .045
Table 9. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi yang dihasilkan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ƹ

Y = 3,637 + 0,576X1 + 0,398X2 + 0,261X3 + ƹ

Hasil dan pembahasan regresi tabel 4.7 adalah nilai konstanta (a) sebesar 3,637 adalah apabila variabel-variabel independen yaitu lama usaha, pengetahuan akuntansi, dan tingkat pendidikan bernilai 0 (nol) sehingga penggunaan informasi akuntansi naik sebesar 3,637.

a. Nilai koefisien regresi variabel lama usaha (X1) bernilai 0,576 yang dijelaskan pada tiap peningkatan lama usaha sejumlah 1 maka penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi naik sebesar 0,576 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

b. Nilai koefisien regresi variabel pengetahuan akuntansi (X2) bernilai 0,398 yang dijelaskan pada tiap peningkatan pengetahuan akuntansi sejumlah 1 maka penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi naik sebesar 0,398 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

c. Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan (X1) bernilai 0,261 yang dijelaskan pada tiap peningkatan tingkat pendidikan sejumlah 1 maka penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi naik sebesar 0,261 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Uji Parsial (uji t)

Pengujian uji parsial (uji t) digunakan untuk mengamati dari tingkat signifikan tiap - tiap variabel. Bilamana signifikansi < 0,05 dihasilkan hipotesis diterima dan bilamana signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Dari hasil tabel 4.7 bisa dilihat pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen pada hasil dan pembahasan berikut.

Uji variabel lama usaha (X1)

Pada hasil uji t (parsial) didapati nilai signifikansitvariabel lama usaha sebesar 0,014 < 0,05 (taraf

nyata signifikansi penelitian). Bisa terlihat pada hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel yang menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,553, sedangkan t tabel sebesar 2,01174. Berdasarkan hasil tersebut artinya adalah t hitung > t tabel yaitu 2,553 > ,01174, sehingga bisa disimpulkan bahwa H1 diterima artinyatsecaratparsialtvariabeltlama usahatberpengaruhtterhadaptpengunaan informasi akuntansi.

Uji variabel pengetahuan akuntansi (X2)

Pada hasil uji t (parsial) didapati nilaitsignifikansitvariabel pengetahuan akuntansi sebesar 0,001 < 0,05 (taraf nyata signifikansi penelitian). Bisa dilihat pada dari hasiltperbandingan antara t hitung dan t tabel yang menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,565, sedangkan t tabel sebesar 2,01174. Berdasarkan hasilttersebut artinya adalah t hitung > t tabel yaitu 3,565 > ,01174, sehingga bisa disimpulkan bahwa H2 diterima artinya secara parsial variabel pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap pengunaan informasi akuntansi.

Uji variabel tingkat pendidikan (X3)

Pada hasil uji t (parsial) didapati nilaitsignifikansitvariabelttingkat pendidikantsebesar 0,045 < 0,05 (taraftnyata signifikansitpenelitian). Bisa dilihat pada dari hasil perbandingan antara t hitung dan t tabeltyang menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,063, sedangkantt tabel sebesar 2,01174. Berdasarkan hasilttersebut artinya adalah t hitung > t tabel yaitu 2,063 > ,01174, sehingga bisa disimpulkan bahwa H3 diterima artinya secara parsial variabel tingkat pendidikantberpengaruhtterhadap pengunaan informasitakuntansi.

Pembahasan

Pengaruh Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi.

Dari hasil pengujian hipotesis lama usaha, diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,014 < 0,05, yang berarti lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Umur usaha berkorelasi pada teori siklus hidup produk. Siklus hidup produk berupa perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. [3] Tingginya umur usaha, maka kedewasaan pelaku usaha akan meningkat. Pelaku usaha mampu menganalisis menggunakan informasiaakuntansi supaya mengetahui bagaimana keadaan pasang surut pasar. Oleh karena itu, semakin lama masa usaha yang dijalan maka semakin penting mengenai informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Semakin lama menjalankan usaha akan semakin berkembang usahanya sehingga pelaku usaha mampu menerapkan informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas bisnisnya. Dalam hal ini, UMKM di Ponti Sidoarjo memiliki jangka lama usaha berkisar diatas 1-5 tahun yang mendominasi dengan presentase 62%. Menurut pelaku usaha di Ponti Sidoarjo lamanya usaha yag dijalakan dapat membantu dalam bersaing dengan pelaku usaha lain dan akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya baik secara umum maupun dalam memanfaatkan informasi akuntansi.

HubunganndenganiStakeholder Theoryimemiki hak untukimendapatkaniinformasiiterkait aktifitas-aktifitasiperusahaaniyang mempengaruhi usahaimereka. Kuatnya hubungan antar stakeholder akan berdampak baiknya dalam hubungan bisnis. Tidak adanya dukungan dari pihak-pihak yang berkepentingan akan mengakibatkan menurunnnya tingkat produktifitas sebuah usaha. Maka dari itu, lamanya usaha parappelaku UMKMimerupakan waktuuuntukimenghasilkan pengakuan dari para pihak yang berkepentingan sehingga membuahkanhhubunganhbaik antara pembeli dan penjual (stakeholdernya), sehingga dapat diartikan bahwasanya lama usaha adalah proses terbentuknya jalinan kerjasama antara stakeholder dengan pelaku usaha yang menjadikan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Pemilik usaha yang mampu menjaga relasi baik bersama stakeholdernya, menjadikan bisnis yang berjalan jadi baik, dan konsumen bisa memberikan kepercayaanya kepada pelaku usaha terhadap usahanya yang betul-betul kentara kemampuan dan produktifitasnya. [4] Hal ini sesuai dengan penelitian [17] bahwa lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, dan juga penelitian yang dilakukan oleh [9] dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dimana lama usaha mempengaruhi pelaku usaha dalam memahami informasi akuntansi. Namun, bertentangan dari hasil [31] dimana hasil penelitian menunjukkan lama usaha tidak berpengaruh parsial terhadap penggunaan informasi akuntansi. Karena adanya minimarket yang bermunculan dan lebih modern dan hanya bermodalkan nama yang sudah populer sehingga tidak perlu membangun usahanya dari nol.

Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengetahuan akuntansi, diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,001 < 0,05, yang berarti pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. HubunganndenganiStakeholder Theoryimemiki hak untukimendapatkan informasiiterkait aktifitas-aktifitasiperusahaaniyang mempengaruhi usahaimereka. [4] Pelaku usaha setidaknya memiliki jiwa kewirausahaan dan pengetahuan akuntansi yang baik untuk berjalannya bisnis yang ditekuni. Mampu memahami cara pencatatan transaksi keuangan dan pelaporan akuntansi karena usahanya berlangsung lama dan terus menerus sehingga diperlukan pencatatan yang sistematis, maka dari itu pengetahuan akuntansi dibutuhkan dalam membuat suatu informasi akuntansi pada sebuah usaha. Tingginya motivasi untuk mengenal akuntansi, menjadikan lebih baik pengetahuan akuntansi yang diperoleh, yang menjadikan penggunaan informasi akuntansi oleh pelaku UMKM penting untuk usahanya. Sebaliknya, rendahnya motivasi untuk mengenal akuntansi, menjadikan rendah pula pengetahuan akuntansi yang didapati, maka penggunaan informasi akuntansi menjadi kurang. Dari penelitian yang telah dilakukan pengetahuan akuntansi mempengaruhi pelaku UMKM di Ponti Sidoarjo bagaimana cara pelaku usaha menjalankan usahanya, dari pembelajaran antar pelaku usaha yang saling memberikan ilmu. Sebagian besar para pelaku UMKM telah melakukan pencatatan terhadap usahanya dengan menerapkan informasi akuntansi yang sederhana melalui aplikasi keuangan yang mudah dpahami yang mereka dapatkan dari playstore dan diimplementasikan terhadap usahanya. Bagi para pelaku usaha dengan adanya informasi akuntansi sangat membantu dalam melakukan sebuah tindakan baik dalam strategi bisnis maupun untuk keberhasilan produk penjualan. Adanya beberapa pelatihan yang dilakukan pelaku UMKM di Ponti Sidoarjo juga membantu dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan akuntansi pelaku usaha.

Hasil penelitian ini didukung berdasarkan penelitian [11] bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, hasil dari [7] menejelaskan juga dalam penelitiannya bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap pengunaan informasi akuntansi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan akuntansi maka akan semakin bermanfaat bagi pelaku usaha untuk meningkatkan produk, dan memajukan usahanya. Hasil ini bertentangan dengan penelitian [32] bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi ini artinya adalah para pengelola merasa bahwa memiliki pengetahuan akuntansi tidak terlalu penting.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengetahuan akuntansi, diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,045 < 0,05, yang berarti pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Rata-rata pendidikan terakhir peddagang kaki lima di Ponti Sidoarjo diperoleh yaitu 2% untuk tingkat SMP, 62% untukttingkattSMA/SMK/sederajat, 2% untukttingkatdDiploma, dan 34% S1/Sarjana. Pendidikanfformallyangdditempuhhpelaku usahaasangattberpengaruhhterhadappkemahiran dan kecakapan yang dimiliki pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. HubunganndenganiStakeholder Theoryimemiki hak untukimendapatkan informasiiterkait aktifitas-aktifitasiperusahaaniyang mempengaruhi usahaimereka. Tidak adanya sokongan dari stakeholder membuat usaha tidak mampu bertahan lama, maka dari itu adanya pendidikan yang dijalankan pelaku usaha dapat membantu pelaku usaha menerima informasi-informasi dan ilmu-ilmu yang baru untuk dapat berhubungan baik dengan stakeholdernya.[4] Tingkat pendidikan formal yang rendah menjadikan rendahnya penggunaan informasi akuntansi sedangkan dengan tingginya tingkat pendidikan formal dapat mempengaruhi pelaku usaha untuk mendapatkan informasi akuntansi. Dengan tingkat pendidikan yang diperhatikan oleh pelaku usaha akan menjadikan pemilik usaha mendapatkan pengalaman intelektual, dimana pengalaman tersebut dapat menjadi kesempatan agar dapat mencari lebih dalam tentang penggunaaniinformasi akuntansippada pelaku UMKM yang ada di Ponti Sidoarjo. Pengetahuan mengenai informasi akuntansi menjadi lebih dimengerti dan dipahami padajjenjangppendidikannyangllebihttinggi, maka semakinttinggiipendidikan yang diserap pengelola UMKM maka menjadikan lancar dan dapat diterima dalamtpenggunaantinformasitakuntansi. Pelaku usaha di Ponti Sidoarjo didominasi dengan tingkat pendidikan SMA/SMK dimana tingkat pendidikan ini sudah cukup menjadi bekal bagi para pelaku untuk menerima informasi akuntansi. Dasar ilmu akuntansi yang diterima saat berada di tingkat pendidikan akan mempermudah para pelaku usaha untuk lebih mendalami dan mengimplementasikan informasi akuntansi dalam dunia nyata. Pengimplementasian ini telah dijalankan oleh para pelaku UMKM di Ponti Sidoarjo secara sederhana dari sisi finansial supaya usaha para pelaku mampu berlangsung secara baik dan lebih mudah mengambil keputusan dalam usaha yang dijalankan.

Hasil penelitian ini sesuaiidenganipenelitianyyangidilakukanioleh [6] yang menunjukkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunan informasi akuntansi, dan hasil penelitian [8] menjelaskan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh maka semakin banyak pula pengetahuan akuntansi yang diperoleh sehingga mampu diaplikasikan dan diterapkan oleh pelaku usahanya untuk menjalankan dan membuat stategi bisnis. Namun menurut penelitian [33] tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi.

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lama usaha, pngetahuan akuntansi, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM Ponti Sidoarjo. Dari hasil analisa data dan pembahasan maka diperoleh data sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,014 < 0,05, yang berarti variabel lama usaha (X1) berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM di Ponti Sidoarjo. Secara teoritis semakin lama usaha yang dijalankan akan mempengaruhi pengetahuan terhadap informasi akuntansi dan ini dibuktikan juga dalam penelitian ini dimana pelaku UMKM di Ponti Sidoarjo dalam mengimplementasikan informasi akuntansi dipengaruhi dengan lama usahanya, dengan kurung waktu tersebut pelaku usaha mampumengupgrade atau meningkatkan usahanya.

2. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,001 < 0,05, yang berarti variabel pengetahuan akuntansi (X2) berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM di Ponti Sidoarjo. Pada dasarrnya tingkat pengetahuan akuntansi kembali lagi kepada para pelaku usaha yang mau untuk mempelajari tentang ilmu akuntansi. Pada penelitian ini para pelaku sadar dan mau untuk memahami pentingnya pengetahuan akuntansi sehingga mampu mempengaruhi dalam pengimplementasikan informasi akuntansi dalam usahanya.

3. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh pada uji parsial (uji t) dimana nilai signifikan adalah 0,045 < 0,05, yang berarti variabel tingkat pendidikan (X3) berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM di Ponti Sidoarjo. Artinya tingkat pendidikan yang dimiliki pelaku usaha mampu membantu dan mempengaruhi pelaku usaha dalam memahami dan mengimplementasikan informasi akuntansi pada usahanya.

References

  1. . H. D. Rejeki, SE., Ak., M.Ak. and I. Julyanda, "Pengaruh Jenjang Pendidikan, Ukuran Usaha, Lama Usaha Dan Latar Belakang Pendidikan Atas Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada UKM di PIK Pulogadung)," J. Akunt. dan Bisnis Krisnadwipayana, vol. 5, no. 1, pp. 1-15, 2018, doi: 10.35137/jabk.v5i1.179.
  2. . R. Baviga, "Pengaruh Persepsi Pemilik dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," vol. 2, no. 2, pp. 173–194, 2022.
  3. . D. Anggraini and J. Daniel Thorp, "Pengaruh Pendidikan, Ukuran Usaha, dan Lama Usaha terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," Manag. Account. Expo., vol. 3, no. 1, pp. 22–29, 2020, doi: 10.36441/mae.v3i1.134.
  4. . H. Mubarokah and C. Srimindarti, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Skala Usaha Dan Pengalaman Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," J. Akunt. Profesi, vol. 13, no. 1, pp. 163–171, 2022.
  5. . R. Afrianti and C. Halim, "Pengaruh Persepsi Pelaku UMKM Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, Dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Di Kelurahan Jalan Baru Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman Sumatera Barat Tahun 2015-2019," MABIS J. Manaj. Bisnis Syariah, vol. 1, no. 1, pp. 41–47, 2021, doi: 10.31958/mabis.v1i1.3079.
  6. . S. D. H. Sitorus, "Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pengetahuan Tentang Akuntansi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pedagang di Wilayah Kelurahan Helvetia Tengah Medan," At-Tawassuth, vol. 2, no. 2, pp. 413–436, 2017.
  7. . L. U. K. Kustina, "Pengaruh Persepsi Pelaku Usaha Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah," vol. 2, no. 1, 2022.
  8. . D. Novianti, I. W. Mustika, and L. H. Eka, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Akuntansi, Umur Usaha Dan Skala Usaha Pelaku UMKM Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Di Kecamatan Purwokerto Utara," J. Ekon. Bisnis, dan Akuntnasi, vol. 20, no. 3, pp. 1–14, 2018.
  9. . Nirwana and D. Purnama, "Pengaruh Jenjang Pendidikan, Skala Usaha Dan Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Umkm Di Kecamatan Ciawigebang," J. Ris. Keuang. Dan Akunt., vol. 5, no. 1, pp. 55–65, 2019, doi: 10.25134/jrka.v5i1.1881.
  10. . R. Amaliyyah, "Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Dan Pengalaman Usaha Terhadap Pengembangan Usaha Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Sebagai Variabel Intervening (Kajian Empiris Pada Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)," vol. VI, no. February, pp. 6, 2021.
  11. . N. D. S. Pondawa, "Pengaruh pengetahuan akuntansi, motivasi Kerja, good corporate governance, dan skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi (Studi empiris pada perusahaan spa di Kecamatan Kuta, Badung-Bali)," J. Res. Account., vol. 2, no. 1, pp. 116–131, 2020.
  12. . N. W. Y. Ida Ayu Sasmita, Ni Wayan Alit Erlinawati, "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Hindu dan Pengetahuan Akuntansi terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi dengan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Pemoderasi pada Industri Kecil dan Menengah di Kota Denpasar," Juima, vol. 9, no. 2, pp. 1–7, 2019.
  13. . P. W. Anjani, "Pengaruh Usia , Pengalaman Kerja , Tingkat Pendidikan , dan Kompleksitas Tugas terhadap Efektivitas Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Uday," E-Jurnal Akunt. Univ. Udayana, vol. 22, no. 22.3, pp. 2430–2457, 2018.
  14. . R. A. Mintarsih, S. Musdhalifah, and Y. Sudaryanto, "Pengaruh Skala Usaha, Umur Usaha, Pendidikan Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.," Prima Ekon., vol. 11, no. 2, pp. 42–59, 2021.
  15. . E. N. Lia Dwi Martika, "Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah (Ukm) Di Kabupaten Kuningan," J. Ris. Keuang. Dan Akunt., vol. 1, no. 1, pp. 29–35, 2018, doi: 10.25134/jrka.v1i01.674.
  16. . S. Kinasih, W. S. Nugroho, and N. L. Yuliani, "Pengaruh Pendidikan , Ukuran Usaha , Lama Usaha Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," J. Bus. Econ. Conf. Util. Mod. Technol., vol. 2, no. 1, pp. 411–428, 2021.
  17. . S. Dewi, "Pengaruh pengetahuan akuntansi, pelatihan akuntansi, jenjang pendidikan dan lama usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha kuliner di kabupaten subang," Prism. (Platform Ris. Mhs. Akuntansi), vol. 1, no. 3, pp. 46–54, 2020.
  18. . K. C. Firdarini, "Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Keberhasilan Usaha," J. Ris. Manaj. Sekol. Tinggi Ilmu Ekon. Widya Wiwaha Progr. Magister Manaj., vol. 6, no. 1, pp. 25–37, 2020, doi: 10.32477/jrm.v6i1.29.
  19. . M. Moshinsky, "Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Dan Pengalaman Usaha Terhadap Pengembangan Usaha Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Sebagai Variabel Intervening (Kajian Empiris Pada Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)," Nucl. Phys., vol. 13, no. 1, pp. 104–116, 1959.
  20. . C. Hudha, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Akuntansi Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Dimoderasi Ketidakpastian Lingkungan Usaha Kecil Menengah," J. Ekon. Pendidik. Dan Kewirausahaan, vol. 5, no. 1, pp. 68, 2017, doi: 10.26740/jepk.v5n1.p68-90.
  21. . U. W. S. Ayem, A. Kentari, "Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, Dan Skala Usaha Terhadap Pengguna Informasi Akuntansi," Wacana Equilib., vol. 5, no. 2, pp. 414–420, 2023, doi: https://doi.org/10.26460/ed_en.v6i1.3584.
  22. . Q. Cahyati, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pemahaman Akuntansi, dan Skala Usaha Terhadap Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Syariah (Studi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Jambi)," pp. 1–107, 2022.
  23. . S. Kaligis and C. Lumempouw, "Pengaruh Persepsi Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, dan Skala Usaha terhadap Penggunaan Infromasi Akuntansi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Dimembe," Akpem, pp. 1–16, 2021.
  24. . D. Sunaryo, D. Dadang, and L. Erdawati, "Pengaruh Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, Dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," Compet. J. Akunt. dan Keuang., vol. 5, no. 1, pp. 47, 2021, doi: 10.31000/competitive.v5i1.4049.
  25. . D. I. Listiorini, "Pengaruh Jenjang Pendidikan Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Umkm Mitra Binaan Bank Sumut Medan," vol. 4, no. 1, 2018.
  26. . Organisasi Ponti Festival Sidoarjo, "Data UMKM Ponti Sidoarjo," 2023.
  27. . D. Maulita and L. Suzan, "Analisis Pengaruh Skala Usaha, Umur Perusahaan Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi ( Survey pada UMKM Unggulan di Kabupaten Blora 2018)," vol. 6, no. 1, pp. 584–590, 2019.
  28. . R. Rahmadani, Rafidah, and Khariyani, "Pengaruh Latar Belakang Pendidikan , Lama Usaha Dan Ukuran Usaha Terhadap Kualitas Laporan Keuangan," J. Ilm. Manajemen, Ekon. Akunt., vol. 2, no. 2, pp. 23–31, 2022.
  29. . D. Karinayah, "Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten Sidoarjo," Progr. Stud. Ilmu Adm. Negara, FISIP, Univ. Airlangga, vol. 1(1), pp. 1–13, 2018.
  30. . D. A. Mouti, "Pengaruh Persepsi Pemilik Dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Barbershop Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," J. Akunt., 2020.
  31. . R. Dewantoro, "Pengaruh Ekspektasi Usaha, Tingkat Pendidikan, dan Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," vol. 561, no. 3, 2019.
  32. . R. Riyadi, "Motivasi, Pengetahuan Akuntansi Dan Penerapan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi," Akunt. dan Keuang., vol. 5, no. 1, pp. 80–95, 2016.
  33. . P. Siti Fithoriah, "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman Usaha dan Skala Usaha Terhadap Penggunan Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada pelaku UKM di Jalan Karangjati dan Jalan Pringapus Kabupaten Semarang)," Pharmacoeconomics theory Pract., vol. 5, no. 1, pp. 84–84, 2017, doi: 10.30809/phe.1.2017.21.